After Met You - Bab 59 Dimana Kolom Pasangan, Tuliskan Namaku

Pandangan mata Yessica Lim terlihat sedang memperhitungkan, dan ketika dia mengangkat kepala ke atas, wajahnya kaku.

Dia bertanya pada Yunus, "Kakek, menurutmu kenapa presiden L.K. Group mau menunjuk Yuni untuk membicarakan kontrak dengan mereka?"

"Selama dapat membicarakan kontrak dengan baik, hal yang lain tidak penting."

Yunus jelas tidak peduli tentang ini.

Yessica dengan enggan lanjut mengatakan: "Kakek, jika kontrak ini tidak ditandatangani hari ini, itu berarti ada perubahan variabel."

“Apa maksudmu?” Yunus langsung berbalik dan menatap Yessica.

"Aku lihat presiden L.K. Group tidak berpikir sesederhana itu tentang Yuni."

Beberapa kata itu segara dimengerti semua orang.

Yessica memperhatikan ekspresi Yunus dan coba mengatakan: "Jika presiden L.K. Group benar-benar tertarik pada Yuni, mengapa kita tidak mengikuti arus dan membicarakan kontrak dengan cepat?"

Yunus bersandar dengan wajah serius, menyipitkan matanya, seperti sedang memikirkan kelayakan rencana ini.

Di pandangan mata Yessica muncul senyuman.

Kakek jelas sudah terpengaruh olehnya, selama terus-menerus menghasut Kakek, mungkin Kakek akan setuju.

"Kakek, ketika aku pergi ke pesta perjamuan terakhir kali, ada banyak perusahaan yang tertarik pada L.K. Group..."

Yunus mengangkat tangan memberikan isyarat bahwa untuk berhenti bicara, lalu dia mengangguk tanpa melihat, "Masalah ini diserahkan pada kamu."

"Baik."

Yessica menggantung kepalanya, dan sekilas terlihat menyunggingkan senyum dingin.

......

Yuni dan Tasya kembali ke perusahaan keluarga Lim, dan baru ingat kalau tasnya tidak dibawa pulang.

Kunci rumah dan dompet, semua ada di dalam tas.

Begitu teringat apa yang dilakukan Candra Gail di kantor, langsung keinginan untuk pergi ke L.K. Group mengambil tas menghilang sedikit demi sedikit.

Dia takut tidak bisa menahan diri untuk pergi mencarinya dengan pisau dapur.

Ketika pulang kerja, Yuni membuat keputusan sulit: tidak masalah mengganti sebuah pintu.

Hasilnya, begitu keluar dari gedung perusahaan, Yuni langsung bertemu dengan Andrea.

Ketika Andrea melihat Yuni, dia tersenyum, "Nyonya ..."

“Diam!” Yuni berjalan mendekat dan menatapnya dengan dingin, menariknya ke tempat di mana tidak ada siapa pun, “Ada apa?”

“Bos menyuruhku untuk mengantar kembali tas Nyonya.” Kemudian dia berbalik dan mengambil tas dari mobil.

Itu memang tas milik Yuni.

"Terima kasih."

Yuni mengambil tas itu, dan mengucapkan terima kasih dengan suara dingin. Dia berbalik dan pergi.

Andrea mengikutinya dari belakang, tinggi Andrea 1.9meter, mengikuti di belakangnya, agar menyamai kecepatan Yuni, dia hanya bisa mengambil langkah kecil.

"Nyonya, aku antar pulang saja ya?"

"Apa yang aku katakan terakhir kali? Sudah tidak ingat? Kamu percaya tidak percaya, aku menempelkan nomor ponsel dan fotomu di dinding toilet umum, dan menuliskan kata-kata Mencari Jodoh'!"

Andrea segera berhenti berjalandan ekspresi di wajahnya menjadi lebih kaku: "Nona Lim, Hati-hati di jalan."

Yuni mendengus dan masuk ke mobilnya dan pulang.

......

Begitu dia berjalan ke rumah, dia menemukan ada sesuatu yang salah.

Ada orang lain di ruangan itu.

Wajah Yuni mengencang, dia melepas sepatu hak tingginya pelan-pelan dan kemudian memegang satu di tangannya.

Dia tidak menutup pintu, hanya merapatkannya.

Menempel di dinding dan masuk ke dalam.

Jalan sampai di belokan, dia melihat sekeliling dan tidak menemukan siapa pun.

Apa mungkin dia berpikir berlebihan?

Tidak, ada kamar mandi.

Dia langsung pergi ke dapur dan mengambil pisau dapur lalu pergi ke kamar mandi.

Dia baru saja berjalan ke pintu kamar mandi tapi pintu kamar mandi malah dibuka dari dalam.

Melihat pria yang berdiri di kamar mandi, Yuni sama sekali tidak bermaksud meletakkan pisau dapur yang berada di tangannya.

"Bagaimana bisa masuk?"

Candra Gail melirik pisau dapur yang bersinar di tangannya dan memeluk lengan kusen pintu. Tidak ada emosi dalam suara, "Buka pintu dan masuk."

“Kamu menduplikat kunciku!” Dalam perjalanan pulang dia seharusnya pergi mencari orang untuk mengganti pintu.

Candra Gail menganggukkan kepala sambil menatapnya, "Kunci keluarga tentu saja harus diduplikat satu, kalau tidak bagaimana pulang ke rumah?"

"Tuan Gail, saya takut Anda melakukan kesalahan. Ini rumah saya, bukan rumah Anda."

Yuni menatapnya dengan dingin, berbalik dan meletakkan pisau dapur kembali ke dapur.

Candra Gail mengikutinya, "Nyonya Gail, Anda perlu memastikan nama saya tertera di kolom suami di rekening bank Anda."

Begitu dia mendekat, Yuni mencium aroma shower gel yang sudah dikenalnya, yang dia beli ketika pergi berbelanja dengan Tasya minggu lalu.

Tidak ada garis bawah untuk rasa ketidak tahu maluan orang ini.

Mata Yuni dan matanya berhadapan, dan dia menolak untuk mundur: "Kamu bilang, kalau aku menuntutmu untuk pernipuan pernikahan, apa yang akan terjadi?"

Ini pertandingan yang tipis.

Yuni berpikir kalau bertemu Candra Gail adalah kejutan yang tak terduga, tapi dia tidak ingin ini menjadi scam.

Sejak awal, semua sengaja disembunyikan.

Ekspresi wajah Candra Gail akhirnya berubah sedikit, dan secara bertahap menjadi bermartabat.

Setelah diam lama, dia perlahan berkata, "Baik, aku berjanji padamu."

Yuni pikir ini akan menjadi pertempuran jangka panjang, tetapi tidak berpikir Candra Gail akan berjanji sesederhana itu.

Yuni melangkah mundur setengah langkah dan bersandar ke meja di belakangnya, "Kalau begitu besok pergi."

Ekspresi wajah Candra Gail kembali ke wajah tenangnya yang biasa, "Itu tergantung pada jadwalku."

......

Di dapur, panci sup direbus dengan api kecil, dan ada beberapa hidangan diletakkan di atas meja yang semuanya makanan kesukaan Yuni.

Dia terkejut selama setengah detik, lalu mengambil makanan di atas meja dan menuangkannya langsung ke tempat sampah, termasuk sup yang langsung masuk ke ke pipa air pembuangan.

Ini semua dimasak oleh Candra Gail.

Yuni tidak pernah dapat memahami apa yang dipikirkannya.

Setelah dia tahu identitasnya, tidak ada yang dijelaskan, dan masih berlaku seperti tidak ada apapun yang terjadi.

Dalam hidupnya, satu adalah satu, dua adalah dua, dan semuanya memiliki alasan yang tak terhindarkan.

Keduanya sudah mengurus prosedur perceraian, dan sudah menandatangani kontrak, berarti sudah tidak relevan lagi.

......

Dalam beberapa hari berikutnya, dia tidak pergi ke L.K. Group menemui Candra Gail untuk membicarakan tentang kontrak.

Setiap hari di perusahaan mencari hal-hal yang bisa dilakukan, pulang kerja, menelepon takeaways untuk makan malam, menonton TV setelah makan, dan kemudian tidur.

Ini persis sama dengan kehidupan yang dia bayangkan sebelum kembali.

Mengambil kembali saham ayah, berdiri teguh di perusahaan keluarga Lim, dan kemudian menemukan penjara di mana ayah berada, dia ingin bertemu dengannya.

Hari-harinya di perusahaan perlahan-lahan meningkat, kecuali Tasya, dia tidak banyak berbicara dengan yang lainnya, tetapi dia melakukan hal-hal dengan serius dan rendah hati.

Orang-orang di perusahaan secara bertahap juga mengubah pendapat mereka tentangnya.

"Orang dari L.K. Group memberitahu siang ini aku akan membicarakan kontrak. Bawa semua bahan, sepertinya pembicaraan ini akan selesai dalam sekali pertemuan."

Setelah menerima panggilan itu, Tasya pergi ke Yuni dan memberitahunya isi telepon.

“Baiklah, kalau begitu kamu siap-siap.” Perhatian Yuni semuanya ada di komputer, selagi dia berbicara dan dia mengetik di keyboard, dia bahkan tidak melihat ke arah Tasya.

"Aku bilang kamu..." Tasya secara alami sadar ada yang tidak benar dengan Yuni, tetapi dia tidak tahu harus mulai dari mana, lalu dia mengambil gelasnya, "Aku akan mengambilkanmu air."

Selesai berbicara, dia membawa cangkir Yuni ke ruang teh.

Meletakkan cangkir di bawah dispenser air untuk mengambil air. Dia mengeluarkan ponsel dan melihat celah dalam pesan teks. Seorang rekan kerja wanita berjalan masuk.

Rekan kerja wanita itu meletakkan cangkirnya sendiri di sisi yang lain, dan seluruh perhatian Tasya ada di ponselnya, sebuah pil transparan dimasukkan ke cangkir Yuni, begitu pil itu masuk ke dalam air, langsung tidak ada jejak yang tertinggal di dalamnya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu