After Met You - Bab 252 Retakan Kecil

Para pelayan keluarga Gail sangat bangga dan setia.

Vita juga sama. Ketika dia mendengar Hanna berpikir demi Candra dan Marco, dia menjadi sepenuhnya percaya pada kata-kata Hanna.

Kedua orang itu mengobrol beberapa kata lagi, dan kemudian Vita pergi.

Hanna melihat Vita pergi sampai sosoknya menghilang dan terlihat mimik kekejaman di wajahnya.

Yuni, wanita yang hina ini, mana cocok mengandung anak Candra?

Yang harus dia lakukan sekarang adalah membuat Candra dan Marco atau siapapun itu tidak boleh sampai tahu bahwa Yuni sedang hamil.

Meskipun dia selalu merasa bahwa Candra ceroboh baru bisa bersama Yuni, tetapi sikap Candra yang sangat baik terhadap Yuni, dia menyadarinya.

Marco, bagaimanapun, mempunyai setengah darah timur didalam darahnya. Tentu saja ini juga berlaku pada darah keturunannya.

Jika Yuni benar-benar melahirkan anak ini, sangat mungkin derajatnya naik karena anaknya itu.

Tidak, selama dia masih ada, dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

.............

Yuni menuntun Sapi dan berjalan sangat lambat.

Ketika sampai di taman, dia melonggarkan tali dan membiarkan Sapi bermain sendiri.

Sapi berlarian di taman, dan setelah beberapa saat dia berlari kembali dan bermanja dengan Yuni.

Yuni mengulurkan tangan dan menyentuh kepala anjing berbulu itu, suaranya lembut, "Kotor sekali, aku tidak mau memelukmu."

"Guk guk ..."

Sapi tampaknya mengerti, setelah menggonggong dua kali, ia tiba-tiba berbalik dan berlari ke arah lain.

Yuni terkejut dan hampir berlari mengejarnya, namun dia melihat Candra datang dari jauh.

Ketika Sapi itu berlari ke depan Candra, dia berhenti dan menggelengkan ekornya ke arahnya, lalu dengan patuh mengikuti dari belakangnya.

Setelah berjalan kembali, Sapi berlari ke bangku tempat Yuni duduk, mendekap Yuni dengan erat, seolah dia takut Yuni akan direbut pergi.

Yuni tertawa, mengulurkan tangan dan menggendongnya dipangkuannya, dan dengan tangan menitik dua kali dihidungnya sebelum dia menatap Candra.

"Kenapa kamu datang kemari?"

Suaranya terdengar ringan dan lembut, namun begitu buka mulut langsung menuju intinya.

Candra berkata dengan khawatir, "Bukankah tubuhmu kurang sehat? Kenapa masih keluar untuk merasakan angin yang dingin."

"Ya, aku akan segera kembali."

Ketika Yuni selesai bicara, dia meletakkan Sapi kembali di tanah dan membiarkannya berjalan sendiri.

Sapi begitu sampai ke tanah, juga bersandar pada kaki Yuni, tampak seperti tidak bertulang.

Candra yang melihat hal itu, dengan dingin berteriak, "Sapi!"

Begitu Sapi mendengar teguran Candra, rasanya seperti seorang prajurit yang mendengar perintah militer, berdiri tegak, lalu melarikan diri ke arah vila.

Setelah berlari, dia melihat bahwa Yuni dan Candra tidak mengikutinya. Dia memiringkan kepala ke arah mereka, melihat mereka masiih terus diam, dia langsung duduk menunggu saja di atas tanah.

Yuni memasukkan tangannya ke dalam saku mantelnya dan berjalan pergi dengan kakinya, tetapi dia terperangkap dalam pelukan Candra.

"Yuni, katakan padaku, apa yang sedang kamu pikirkan?"

Sejak awal, dia merasa akan memilih Yuni seumur hidupnya. Dia bukan sengaja menyembunyikan Yuni. Dia tidak menggunakan cara apa pun untuk mencegah Marco pergi mencari tahu tentang Yuni.

Tentu saja, ada beberapa detail yang sengaja ia sembunyikan, Marco tidak mungkin dapat menemukannya.

Dia merasa segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencananya, semua berada pada tempatnya, dan tidak ada yang salah.

Marco, seperti banyak tetua keluarga, ingin mengatur jalan untuk hidup anak-anak dan cucu-cucunya. Candra telah memilih jalan yang paling sulit dan mengecewakan sejak ia berusia empat belas tahun. Selama bertahun-tahun, ia dan Marco telah saling bersaing, termasuk hal-hal tentang Yuni. Keadaan yang sama juga akan terjadi.

Dia bisa menghentikan semua kekhawatiran Yuni, tapi Marco, dia tidak bisa menghentikannya, karena dia itu adalah kakek kandungnya.

Berdasarkan sifat kakeknya, akan memilih mundur namun sebenarnya maju.

Semuanya berada di bawah kendalinya.

Namun, dia menyadari bahwa Yuni tampak semakin tidak gembira, juga tidak mengajak ribut dengannya.

Pagi tadi, Candra jelas merasa bahwa emosi Yuni sudah tidak bisa dikendalikan lagi, tetapi Yuni tidak ribut dengannya dan juga tidak mencari masalah dengannya, malah naik ke atas untuk beristirahat.

Hati Candra merasa agak cemas.

“Aku tidak memikirkan apa-apa.” Yuni berusaha melepaskan diri dua kali, dan menemukan bahwa pelukan Candra terlalu ketat, sama sekali tidak bisa bergerak, memutuskan untuk tidak lagi berjuang.

Candra mengerutkan bibir, terlihat kemarahan tipis di dalam matanya, tetapi dia tidak melampiaskannya.

Dia bahkan berharap bahwa Yuni mau bertengkar hebat bersamanya, setidaknya dia bisa tahu mengapa Yuni tidak gembira.

"Setelah akhir tahun, kakek akan kembali ke luar negeri. Sangat cepat, jika ada hal yang membuatmu tidak gembira, kamu harus memberi tahuku."

Untuk waktu yang lama, Candra membisikkan kata-kata ini.

Setelah Yuni mendengar itu, wajahnya sedikit melunak, tangan yang terletak di samping tubuhnya juga bergerak sedikit, tapi tetap tidak berbalik untuk memeluk Candra.

Wanita dilahirkan dengan naluri keibuan dengan toleransi yang tinggi kepada pria.

Yuni memang benar sangat tidak senang.

Kata orang keadaan paling tenang mampu melumpuhkan hati orang.

Dan dia adalah orang yang hatinya sudah mati rasa dan puas dengan yang sudah dimilikinya sekarang sehingga lupa dengan kenyataan yang sebenarnya.

Hanna berkata bahwa dia hanya akan menimbulkan masalah bagi Candra.

Ini memang benar, sejak dia mengenal Candra, entah sudah berapa kali, pria ini membantunya menyelesaikan kekacauan-kekacauan yang terjadi.

Kedatangan Marco secara tiba-tiba, membuat celah dalam ketenangan yang didapat Yuni selama ini.

Candra memiliki kerabat yang lebih penting, dia bahkan tidak mau mengucapkan selamat tinggal dan meninggalkannya sendirian di rumah sakit.

Ini cukup untuk membuktikan bahwa Marco lebih penting baginya daripada dirinya.

Dan Candra juga tahu bahwa Marco akan mengambil inisiatif untuk mencar dirinya, tetapi tidak mengatakan apa-apa padanya.

Apakah Candra tidak tahu bahwa dia juga bisa merasa gugup dan tidak tenang?

Kelihatannya semuanya berada dibawah kendali Candra, namun dihadapan Yuni, semuanya menjadi hasil akhir yang sudah ditentukan.

Yuni perlahan mendorongnya menjauh dan menatap matanya lalu berkata dengan serius, "Kamu tidak merasa, kita berdua masih terlalu sedikit mengenal satu dengan yang lainnya?"

"Apa lagi yang ingin kamu ketahui?" Candra bertanya dengan perasaan hampa, dengan nada tidak sabar.

"Ya." Dia benar-benar tidak perlu mengerti apapun lagi tentang Yuni. Lagipula, dia sudah tahu segalanya tentang wanita ini.

Yuni menarik pakaiannya sendiri, "Marilah kita pulang."

Setelah selesai berkata, dia berbalik dan berjalan di depan.

Candra menatap punggungnya yang ramping dan baru sadar bahwa Yuni kurusan dalam beberapa hari terakhir.

Candra tanpa sadar sedikit membenci dirinya sendiri.

Belakangan ini, dia terlalu sibuk dengan urusan kakek, akibatnya tidak terlalu memperhatikan Yuni.

-----------

Keduanya kembali ke villa bersama-sama, sudah waktunya makan malam.

Dapur yang dulu miliknya dan Candra, sekarang sudah penuh dengan koki senior.

Makan malam yang lezat diletakkan di atas meja, tetapi Yuni tidak punya nafsu makan.

Seorang pelayan berdiri dan menuangkan anggur, dan Hanna, yang duduk di seberang Yuni, tiba-tiba membuka mulutnya, "Nona Yuni, mari kita minum segelas."

"Dia merasa kurang sehat dalam beberapa hari terakhir ini dan tidak bisa minum alkohol."

Tidak menunggu Yuni berbicara, Candra sudah menolaknya.

Wajah Hanna menjadi sedikit cemberut, tetapi dengan cepat kembali menjadi semula, "Kalau begitu tidak apa-apa, aku minum sendiri saja."

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu