After Met You - Bab 391 Kamu Ingin Mati? Tidak Semudah Itu

Yessica Lim membuang sampah ke dalam tong sampah, kemudian dengan tatapan yang penuh arti melihat ke arah Yuni Lim, "Menurutku, pertanyaan ini lebih cocok ditanyakan kepadamu."

Yuni Lim berkata dengan datar, "Apartemenku ada di sini."

Selesai berkata, dia berbalik lalu berjalan ke atas.

Yessica Lim berlari kecil mengikuti dari belakang.

Yuni Lim mengerutkan dahi lalu menoleh ke arah wanita itu, "Sedang hamil kenapa berlari?"

"Kalau begitu kamu jalanlah lebih pelan." Yessica Lim memasukkan tangannya ke dalam kantong, kelihatannya sangat senang dan bebas.

Yuni Lim melihat ke arahnya, Yessica Lim ini terlahir kembali ya?

Karena disakiti oleh Ferry Goh, jadi wanita ini tersadar sepenuhnya?

Meskipun Yuni Lim tidak ingin bersikap baik terhadap Yessica Lim, tapi setidaknya dia berjalan dengan sedikit lebih pelan.

"Sebelum ibuku masuk penjara, dia menyerahkan uang yang selama ini ia kumpulkan kepadaku. Aku yang sekarang ini, tidak cocok kembali ke keluarga Lim. Sebenarnya kembali atau tidak sama saja, lebih baik membeli sebuah apartemen, lalu melahirkan anak dengan tenang. Juga bisa sambil belajar desain, aku ingin belajar di universitas desain luar negeri."

Yessica Lim membereskan rambutnnya yang berantakan, lalu menghela napas dan tersenyum dengan sedikit pasrah, "Sebenarnya sejak kecil, mimpiku adalah menjadi seorang desainer. Tapi ibu dan nenekku sejak kecil memberitahuku kalau aku akan meneruskan perusahaan keluarga Lim, aku hanya boleh belajar manajemen keuangan. Aku adalah putri tunggal keluarga Lim, segala milik keluarga Lim adalah milikku ..."

Saat Yuni Lim mendengar sampai sini, langkah kakinya berhenti.

Melihat senyum pasrah milik Yessica Lim, dia jadi sedikit mengerti.

"Karena sejak kecil ibu memberitahuku pemikiran seperti itu, jadi saat kamu kembali ke keluarga Lim, aku sangat membencimu. Mereka memberitahuku, kamu tidak cocok menjadi anggota keluarga Lim, kamu adalah putri dari seorang pembunuh, kamu lebih rendah dariku ... mereka tidak pernah mengatakan kepadaku, bagaimana cara berinteraksi sesungguhnya dengan saudara sepupu ..."

Yessica Lim menundukkan kepala, suaranya sedikit berat.

Semua manusia, pada awalnya adalah baik.

Begitu pun dengan Yessica Lim.

Hanya saja, sejak kecil tidak ada yang mengajarinya, harus menjadi orang yang baik hati dan lurus.

Nenek dari pihak ibunya mengajarkan dia, harus pintar mengambil hati kakek, dan merendahkan Yuni Lim, karena perusahaan keluarga Lim hanya boleh untuknya seorang.

Mereka mengajarkannya menggunakan segala cara untuk mencapai apa yang dia inginkan.

Ini adalah pelajaran yang dia pelajari pertama kali.

Tapi, pelajaran yang mereka ajarkan kepadanya, jalan yang mereka pilihkan kepadanya, membuat kehidupannya sekarang menjadi sangat menyedihkan.

Baru menyadari hal ini setelah hidup selama umur 26 tahun, tidak tahu apakah sudah terlambat atau belum.

Ekspresi Yuni Lim sedikit goyah.

Wanita memang pada dasarnya berhati lunak, meskipun yang ada di hadapannya adalah Yessica Lim, yang sudah melakukan segala macam kejahatan padanya dan sekarang tiba-tiba menyadari kesalahannya.

Karena bagaimana pun dalam tubuh mereka, mengalir sebagian darah yang sama.

Yessica Lim akhirnya tidak dapat tahan lagi dan menangis, "Yuni, maaf, benar-benar maaf ..."

Yessica Lim tahu, dia banyak melakukan hal yang kelewatan pada Yuni Lim dulu, berapa banyak pun "maaf" yang dia ucapkan, semua itu tidak akan menghapus kesalahan-kesalahan yang pernah dia buat. Tapi sekarang hanya itu yang bisa dia lakukan.

Yuni Lim melihat Yessica Lim yang menangis begitu lama, akhirnya berkata, "Semuanya sudah berlalu."

Tapi yang tidak dia kira adalah, Yessica Lim malah menangis lebih hebat lagi.

"Jangan menangis lagi, itu tidak baik untuk bayi dalam perutmu." nada Yuni Lim terdengar sedikit tidak sabar.

Yessica Lim segera menghapus air matanya.

Sambil menghapus air mata, Yessica Lim berkata, "Ayo makan di rumahku saja, tanganmu masih terluka, tidak mudah jika ingin memasak."

Yuni Lim mengangguk-anggukan kepala, tanda setuju.

.........

Apartemen Yessica Lim berada di seberang apartemen Yuni Lim, yang juga merupakan apartemen tipe studio.

Dia sedikit penasaran, Yessica Lim yang sudah terbiasa tinggal di villa, apa bisa terbiasa tinggal di apartemen kecil seperti ini.

Yuni Lim mengenakan sandal yang diberikan Yessica Lim, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, "Apartemenmu sedikit kecil."

"Memang agak kecil, tapi nyaman juga tinggal di sini." Yessica Lim tersenyum sambil menjawab.

Tampilan Yessica Lim memang sangat lembut, saat tertawa tulus seperti itu, dapat membuat orang merasa terpukau, layaknya sekuntum bunga.

Yuni Lim yang melihatnya jadi sedikit tersentak.

Yessica Lim tiba-tiba berkata yang mengandung nada bercanda, "Karena tidak usah khawatir kamu akan merebut perusahan keluarga Lim, juga tidak perlu khawatir kamu merebut pria milikku, sangat tenang bukan?"

Yuni Lim tertawa dingin, "Perusahan keluarga Lim memang pada awalnya ada bagian milikku, mengenai merebut pria-mu? Kamu sudah berpikir terlalu banyak, pria seperti itu, memberikan padaku pun aku tidak mau."

"Iya, aku tahu. Tapi dulu aku tidak percaya, aku hanya merasa kamu mau berebut pria denganku, rasanya kamu selalu mau merebut apapun denganku."

"Memangnya kepunyaan milikmu yang mana yang layak untuk kurebut?" setelah Yuni Lim bertanya ini, ia merasa berhadapan dengan Yessica Lim yang seperti ini, nada bicaranya sudah terlalu berlebihan.

Namun Yessica Lim sama sekali tidak peduli, "Iya 'kan, tapi aku selalu merasa tidak ada dari milikmu yang lebih bagus daripadaku. Padahal sebenarnya, segala milikku yang lebih buruk darimu. Mungkin karena ada pemikiran takut disakiti oleh orang lain, jadi selalu merasa kamu itu datang untuk merebut kepunyaanku."

Yessica Lim begitu terus terang, Yuni Lim malah tidak tahu harus berkata apa.

Selanjutnya, Yuni Lim menonton TV di ruang tamu, sedangkan Yessica Lim memasak di dapur, yang bahkan sesekali bersenandung kecil.

Yuni Lim melihat ke arah dapur, kemudian mengeluarkan ponsel dan mengetikkan pesan kepada Candra Gail: Apa di dunia ini ada orang yang bisa sadar dari kesalahan mereka?

Setelah mengirimkan pesan, dia baru ingat, kalau dia dan Candra Gail sudah berpisah untuk sementara waktu, saat ini juga termasuk sedang ... perang dingin 'kan?

Sedangkan di sisi lain, Candra Gail sedang dengan ekspresi datar mengurusi pekerjaannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

Candra Gail melihat ke arah ponsel, setelah melihat ada pesan dari Yuni Lim, dia segera mengambil ponselnya.

Setelah membaca isinya, dia berpikir sebentar dan langsung tahu siapa yang wanita itu bicarakan.

Ingin menelpon Yuni Lim, tapi dia ragu, akhirnya memutuskan untuk mengirim pesan saja kepada wanita itu, wanita itu belum tentu ingin bertelepon dengannya.

Terpikir akan penyelidikan waktu itu, yang tanpa sengaja menyadari pergerakan Yessica Lim, dan berdasarkan penilaiannya terhadap anak muda sekarang, dia membalas satu kata pada Yuni Lim: Mungkin.

Setelah Yuni Lim mendapat balasan ini, dia tersenyum, lalu meletakkan kembali ponselnya.

"Mungkin" yang dikirim Candra Gail, artinya "Ada kemungkinan".

.........

Candra Gail menunggu untuk waktu yang cukup lama, namun tidak mendapat balasan dari Yuni Lim.

Dia berjalan mondar-mandir dengan kesal di dalam kamar, tetap saja tidak mendapat balasan dari Yuni Lim, dari sini dia tahu kalau wanita itu tidak akan membalas pesannya.

Ya sudah kalau tidak mau membalasnya, dia masih ada banyak urusan yang harus diselesaikan.

Dia kemudian menelpon Asisten Andrea, "Bawa Yessica ke istana Yurich, tapi jangan biarkan Yuni tahu masalah ini."

Mengenai Yessica Lim, dia ingin memberi pelajaran secara langsung kepada wanita itu.

Sorenya, dia pergi ke istana Yurich.

Yessica Lim sudah menunggunya di sana selama beberapa saat.

"Tuan Gail." Yessica Lim memanggilnya terlebih dahulu.

Candra Gail duduk di hadapan Yessica Lim, lalu berkata, "Hari-hari yang nona Lim jalani saat ini pasti tidak baik 'kan."

Nada suara Candra Gail sangat ketus, bahkan mengandung nada menghina di dalamnya.

Namun ekspresi Yessica Lim tidak berubah, "Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan Tuan Gail. Tapi lumayan mirip dengan istrimu, karena aku dan dia tinggal di satu daerah yang sama, jadi kehidupanku sekarang kurang lebih sama dengannya."

Yessica Lim bukanlah orang yang bodoh, tentu saja ia dapat menebak alasan kenapa Yuni Lim pindah tinggal ke apartemen, pasti karena bertengkar dengan Candra Gail.

Wajah Candra Gail sangat gelap, ia lalu berkata dengan marah, "Kenapa tinggal satu daerah dengannya."

Yessica Lim sedikit terkejut dengan wajah Candra Gail, matanya sedikit menyipit ketakutan, "Kebetulan di daerah itu ada satu kamar kosong."

Namun, tangan Yessica Lim yang ditaruh di atas meja, sudah mengepal erat.

Hukuman Candra Gail kepada orang lain, dia pernah melihatnya. Sebenarnya dalam hatinya, dia sangat takut pada pria ini.

"Tidak mau mengatakan yang sebenarnya?"

Candra Gail tertawa sinis, tatapan yang dingin menyapu dirinya, terakhir berhenti di depan dadanya.

Yessica Lim tidak merasa Candra Gail tiba-tiba bernafsu padanya.

Karena terpisah oleh meja, Candra Gail tidak dapat melihat bagian perutnya.

Tapi dia malah tanpa sadar menutupi perutnya, lalu memandang Candra Gail dengan tatapan waspada.

"Kamu seharusnya tahu, aku sangat memahamimu. Dengar-dengar kalau nona Lim kehilangan anak ini, maka untuk selamanya tidak akan bisa melahirkan lagi. Kalau aku lihat, nona Lim ini kelihatannya sangat ingin menjadi seorang ibu." nada mengancam dalam kalimat itu sangatlah jelas terdengar.

Candra Gail tiba-tiba teringat lagi, karena Yessica Lim-lah Yuni Lim terpaksa lompat dari atas gedung.

Meskipun Hanna Gu-lah otaknya, tapi Yessica Lim juga bersalah atas masalah itu.

Dia benar-benar tidak ingin melihat lagi, orang yang membunuh anaknya, bisa dengan tenang juga melahirkan anak.

Semakin Candra Gail memikirkan hal ini, kekejaman pada wajahnya juga semakin terlihat.

Yessica Lim bergetar ketakutan.

Dalam matanya Candra Gail, dia melihat adanya keinginan untuk membunuh.

Dia selalu tahu, bahwa Candra Gail bukanlah orang yang mudah.

Pada usia yang begitu muda, sudah bisa begitu hebat. Karena pria ini sangat kejam, nyawa dan HAM, bagi pria itu semua itu bukanlah apa-apa.

"Kamu pernah menyelidiki aku, dan sangat kenal jelas dengan keadaanku sekarang. Keuanganku juga tidaklah baik ... aku hanya bisa membeli apartemen di daerah kecil itu." saat Yessica Lim mengatakan itu, seperti ada perasaan sulit untuk mengatakannya.

Candra Gail menatapnya dengan dingin, dan tiba-tiba berkata, "Kamu membuat anakku mati."

Yessica Lim mengepal tangannya erat, bahkan kukunya sudah menancap ke dalam kulitnya.

Dia tahu, bahwa hari ini dia akan mengalami hal yang buruk.

Tapi, tidak apa-apa, jika Candra Gail benar-benar tidak mau membiarkan anaknya hidup, itu memang merupakan hutangnya kepada pria itu dan Yuni Lim.

Hanya saja, jika anak ini tidak ada lagi, dia juga tidak bisa melanjutkan hidup.

Tatapan Candra Gail turun, wajahnya tenang seperti air, namun suaranya seperti berasal dari neraka, "Kamu mau mengurusnya sendiri, atau aku yang melakukannya? Buang anakmu itu, maka aku akan percaya kalau kamu benar-benar sudah menyesal."

"Aku ..."

"Lebih baik kamu saja yang melakukannya. Bagaimanapun kamu sendiri 'kan yang mau menebus kesalahanmu?" Candra Gail menatapnya dengan tatapan menantang.

Yuni Lim tidak pernah benar-benar membalaskan dendam pada Yessica Lim, jadi Candra Gail tidak ada kesabaran lagi.

Yessica Lim membuka mulutnya, namun tidak bisa mengatakan apa-apa.

Membunuh anaknya, apa bedanya dengan memotong dagingnya sendiri.

Candra Gail melihat Yessica Lim yang tidak bergerak, akhirnya buka mulut dengan tidak sabar, "Aku yakin masalah ini, pasti tidak akan menyulitkan Nona Lim. Kalau kamu masih tidak bergerak, maka aku yang akan memulainya."

Yessica Lim terpikir bahwa ada pisau di dalam tasnya. Dari bawah meja dia membuka tasnya, lalu mengeluarkan pisau dari dalam.

Namun dari sisi Candra Gail, semua itu tidak terlihat.

Yessica Lim memegang pisau dengan erat, lalu menusukkan pisau itu ke dalam dadanya.

Candra Gail tersentak, ia berdiri lalu mengambil pisau yang tertancap pada dada Yessica Lim, kemudian menendang kaki Yessica Lim dari arah depan.

Yessica Lim terjatuh ke tanah dalam sekejap.

Candra Gail menaruh kakinya ke atas perut wanita itu, lalu berkata dengan sinis, "Biarkan anakmu saja yang menemani anakku. Kamu ingin mati? Tidak semudah itu."

Novel Terkait

My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu