After Met You - Bab 260 Hanna Gu Akan Pindah Keluar

Marco Gail menganggukkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Candra Gail: "Hal ini cukup kamu yang memutuskannya, aku akan pulang terlebih dahulu."

"Ya, aku mengerti." Candra Gail tidak memberikan ekspresi yang spesial.

Setelah itu, Marco Gail beserta Hanna Gu berjalan pulang.

Pergi begitu saja?

"Halo Bos Candra Gail!"

Suara Tasya menyadarkan Yuni Lim dari lamunannya.

Ia menoleh ke Tasya, dan dia terlihat seperti anak SD yang bertemu dengan wali kelas, dia menunduk untuk menunjukkan rasa hormat, dan menutup mulutnya.

Apakah Candra Gail begitu menakutkan?

"Kamu bersiap-siap pulang, apakah perlu kami mengantarmu pulang terlebih dahulu?"

Nada bicara Candra Gail dan Tasya, kalau bisa dibilang, sudah jauh membaik.

Tetapi Tasya mengerti, Candra Gail tidak mungkin mau mengantarnya pulang, malah sebaliknya dia sedang mengusir Tasya....

"Ah, tidak usah. Aku masih harus mengurus sesuatu, Yuni sedang tidak enak badan, antarlah dia pulang terlebih dahulu."

Setelah Tasya berkata, dia bersiap untuk pergi.

Yuni Lim melihat bayangan Tasya yang menjauh, dalam hatinya mencemooh dia.

"Ayo pergi." Candra Gail tidak memerhatikan seberapa cepatnya Tasya pergi, di dalam matanya hanya ada Yuni Lim.

Yuni Lim diantarkannya ke dalam mobil, baru akhirnya dia memiliki kesempatan untuk menanyakannya sbeuah pertanyaan.

"Kakek mu, bagaimana mungkin tiba-tiba... sifatnya terasa sedikit lebih hangat kepadaku?"

"Mungkin dia sudah berpikir jernih." Candra Gail melihat Yuni Lim yang awalnya ingin berbicara tapi tidak jadi.

Yuni Lim melihat bunga persik, dia terkagum, Candra Gail sambil mengendarai mobil, sambil mencubit wajah Yuni Lim berkata: "Jangan berpikir terlalu banyak, 2 hari lagi aku akan pindah ke villa."

"Oh." Yuni Lim merasa dia seharusnya merasa senang, tetapi dia tidak tau kenapa dia merasa tidak senang.

Candra Gail berkata: "Hanna Gu akan pindah keluar."

"Sungguh?" kedua mata Yuni Lim menatap Candra Gail, nada bicaranya terdengar semangat.

Candra Gail tersenyum, Yuni Lim mengalihkan pandangannya, dan tidak berkata apa-apa.

"Apa yang kamu senyumkan?"

Yuni Lim menatapnya.

Wajah tersenyum Candra Gail kembali biasa, dan berkata: "Karena senang."

"...."

.....

Sore hari, Candra Gail tidak pergi keluar lagi.

Setelah menelpon beberapa kali, dia mematikan ponselnya, dan bersama dengan Yuni Lim menonton televisi diatas sofa.

Yuni Lim mengambil remot untuk mengganti saluran televisi, kebetulan ada sebuah iklan susu bayi.

Melihat susu dan anak bayi imut yang ada di televisi, Yuni Lim memikirkan kata-kata Tasya.

Apa mungkin dia hamil?

Dia dan Candra Gail sebelumnya, beberapa kali tidak memakai pengaman...

Dia memikirkan kemungkinan ini, dia merasa tamatlah semuanya.

Jika sungguh ia hamil, dan saat-saat ini dia tidak napsu makan, istirahat berantakan, apakah akan memberi pengaruh yang bruuk?

Tidak benar, jika dia hamil, sebelumnya Candra Gail membiarkan dokter memeriksanya, mengapa tidak ditemukan apa-apa?

"Kamu akhir-akhir ini menyukai nonton iklan ya?"

Candra Gail membangunkan Yuni Lim dari pikirannya, dia baru sadar disini, iklan anak bayi itu sudah lewat, dan telah diganti oleh iklan lain.

Dia melamun sampai lupa untuk mengganti saluran televisi.

"Sebenarnaya iklannya juga lumayan bagus, aku rasa iklan jama sekarang sama seperti film, potretnya sangat bagus..."

Candra Gail menatap Yuni Lim: "Kenapa?"

"Sebenarnya aku ingin bertanya..." Yuni Lim dengan buru-buru mengganti pertanyaannya: "Hari ini apakah kamu tidak perlu ke perusahaan?"

"Apakah tidak baik jika aku menemanimu di rumah?" Candra Gail merasa mereka asih kurang dekat, dan menariknya kedalam pelukannya.

Tangannya memegang pinggangnya, dan tangan satu lagi mengelus wajahnya: "Tasya bilang kamu tidak enak badan, yang mana yang tidak enak? Beritahu aku."

"Tidak...."

Candra Gail memotongnya: "Jika kamu berbohong maka kita akan pergi kerumah sakit."

Yuni Lim berkata: "Aku tidak memiliki napsu makan."

"Kenapa kamu tidak memberitahu aku?" Suara Candra Gail terdengar berubah rendah, dan suasanya berubah menjadi menekan Yuni Lim.

Ini menunjukkan bahwa dia sedang merasa tidak senang.

Dia adalah lelaki yang tidak tentu, tadi di mobil dia bilang bawha dia senang, sekarang perasaan dia berubah menjadi tidak senang.

Perasaan dia lebih tidak stabil dibanding wanita.

"Lambung yang tidak baik ya begitulah..." Yuni Lim berkata dengan tidak yakin.

Tidak tau apakah karena alasan yang dikatakan oleh Tasya, dia sekarang jadi tidak yakin kalau masalah dia adalah di lambung.

Selanjutnya, Candra Gail berdiri berkata: "Ayo."

"Kemana?" Yuni Lim ditarik paksa olehnya, tidak mengerti bertanya kepadanya.

"Ke rumah sakit."

"Aku tidak mau pergi, tidak perlu ke rumah sakit..."

Candra Gail menatapnya dengan dingin, dan eskpresinya terlihat dia sedang tidak ingin ditawar.

"Kamu sudah sibuk seharian, sungguh tidak mudah bagimu untuk memiliki waktu bagiku, aku tidak mau membuang waktu ini ke rumah sakit..." Yuni Lim menarik lengan baju Candra Gail, dan tatapannya terlihat memohon.

Candra Gail tidak tega pada Yuni Lim, akhirnya dia mencium Yuni Lim, dan berkata: "Kalau nanti malam kamu masih tidak napsu makan, kamu harus pergi bersamaku ke rumah sakit."

"Ya." Yuni Lim tersenyum menatap Candra Gail.

Candra Gail menatap Yuni Lim yang terenyum, dia kembali tanpa ekspresi berkata: "Lanjut menonton televisi."

....

Candra Gail memasak makan malam, beberapa lauk yang simpel memakan waktu 3 jam, bisa dilihat dia memasaknya dengan sepenuh hati.

Mungkin perasaan yang senang meningkatkan napsu makan, dan mungkin Candra Gail memasak dengan niat, Yuni Lim menjadi napsu makan.

Dengan begini Candra Gail tidak mengungkit masalah rumah sakit lagi.

Pagi hari telah tiba, Candra Gail bangun sangat pagi.

Saat Yuni Lim bangun dari tidurnya, Candra Gail sudah menyiapkan sarapan.

"Aku masih ada urusan, jadi aku tidak bisa menemanimu makan." Candra Gail berkata sambil menata piring diatas meja makan.

Setelah Candra Gail memperingati Yuni Lim untuk makan dengan baik, ia pergi.

Candra Gail akhir-akhir ini sangat sibuk, sekalinya dia memiliki waktu kosong, dia langsung memasak untuk Yuni Lim, dan dia memasaknya dengan sepenuh hati, Yuni Lim juga ingin memakannya dengan lahap.

Tapi...

"Ugh..."

Dia belum menelannya, tetapi dia sudah merasa ingin muntah.

Dia tidak ingin lanjut makan, dan dia mengeluarkan ponselnya untuk mencari indikasi kehamilan, dia semakin merasa dirinya mungkin saja hamil.

Dia belum sempat berpikir banyak, dia langsung ganti baju dan pergi keluar, dia tau dekat apartemen ada sebuah apotik.

Kemarin Candra Gail ingin membawanya ke rumah sakit, dia tidak ingin pergi karena dia sungguh tidak menyangka bahwa dia hamil, dan kadang penyakit lambung bisa hilang sendirinya.

Ada juga satu alasan lagi, yaitu, ia masih trauma dengan kejadian saat Candra Gail menurunkannya di rumah sakit.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu