After Met You - Bab 517 Menarik Tali Dengan Cepat

Kata-kata Andrea membuat Yuni Lim diam.

Dia terkejut sekaligus bingung.

Namun, bahkan jika itu seperti kata Andrea, dia hanya bisa melakukannya.

Setelah beberapa lama, Yuni Lim tersenyum dan berkata, “Tapi kenyataannya adalah, kita tidak punya cara lain sekarang.”

Tersirat kelemahan dalam senyumnya.

Andrea menggerakkan bibirnya, tetapi tidak mengatakan sepatah kata pun. Dalam sosok tingginya, tersirat kesedihan.

“Ketika semuanya belum terjadi, kita hanya bisa meramalkan, tetapi ketika segala sesuatu telah muncul di mata kita dan mengancam hidup kita saat ini, kita tidak dapat mengambil tindakan karena sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Sekarang kita mengusahakan Candra Gail keluar, dan jika terus ditunda akan semakin kacau, kalau kita harus memikirkan segala aspek, apa yang masih bisa kita lakukan?”

Kata-kata Yuni Lim melembut.

Tapi di telinga Andrea, ia seperti tuli.

Dia mengenal Yuni Lim lumayan lama, karena dia adalah orang penting bagi Candra Gail, jadi dia juga menghormatinya.

Setelah mendengar kata-kataYuni Lim ini, dia tidak bisa membantah.

Karena semua yang dia katakan adalah fakta.

Dia sekarang tidak punya waktu menunda, Marco Gail adalah pembunuh yang handal, ia memanfaatkan internet, membuat mereka tak bisa melawan, dan menunggu Candra Gail menyerah

Namun, tidak mungkin bagi Candra Gail untuk menyerah.

Kelihatannya, Candra Gail sudah terlibat dalam kasus kriminal. Tapi sebenarnya itu adalah perang antara Candra Gail dan Marco Gail.

Kedua orang ini mereka berjuang peran secarag psikologis.

Jelas, semakin urusan Candra Gail berlarut-larut, maka semakin buruk pengaruhnya.

Candra Gail sudah dirugikan.

Andrea menarik napas dalam-dalam dan berbalik untuk melihat ke samping.

“Temuilah Gilbert Gail. Dia tidak melihatmu selama beberapa hari, mungkin dia tidak ingat paman sepertimu lagi.” kata Yuni Lim padanya dengan santai.

“Ya.” Andrea tidak banyak bicara. Setelah mengembalikan teleponnya, dia berbalik dan keluar.

Dia tergerak oleh kata-kata Yuni Lim, setuju terhadap apa yang ia lakukan.

Ketika pintu ditutup Yuni Lim mulai menghubungi Marco Gail lagi.

Harus Dikatakan bahwa Marco Gail benar-benar orang yang dapat memainkan taktik psikologis. Sebelum panggilan itu dijawab, dan berdering beberapa kali sampai akhirnya suara deringan hendak putus ia baru mengangkatnya.

Yuni Lim berpikir, dia pasti sangat sengaja melakukan ini.

Setelah panggilan tersambung, Yuni Lim mulai bicara, “Kakek”

Suara Marco Gail penuh wibawa, dan ada sedikit kejutan di nadaya:”Oh? kamu?”

Ini adalah nada tak terduga yang jelas-jelas pura-pura.

“Aku belum melihat kakek baru-baru ini, bagaimana kabarmu?” Yuni Lim menoleh ke luar jendela, suaranya lembut.

Marco Gail berkata: “Aku sudah tua, pasti tidak bisa lebih dari orang muda, tapi sekarang suasana hatiku bagus.”

Tangan Yuni Lim di atas meja mengepal tanpa sadar.

Apa yang dipikirkan Marco Gail? Di dalam hatinya, selama Candra Gail bersedia hidup dalam kendalinya, apakah ini sangat penting?

Sangat penting untuk melakukannya dengan risiko kehilangan reputasinya.

Tapi dia tidak bisa menahan untuk mengingat bahwa ketika Marco Gail dirawat di rumah sakit karena penyakit serius dua tahun lalu, Candra Gail sangat khawatir tentang dia ...

Jika Marco Gail yang melakukan semua itu terhadap pembantu itu, lalu melampiaskannya pada Candra Gail, Takutnya Marco Gail sendiri tak punya kesempatan untuk melakukan itu.

“Kapan Kakek punya waktu, aku ingin datang dan menemuimu, mari kita bicara tentang Candra Gail.” Yuni Lim tidak bertele-tele.

Ketika Marco Gail menerima panggilannya, dia tahu tujuannya.Jika dia masih berpura-pura tenang di depan Marco Gail, dia hanya akan membiarkan dirinya menjadi lelucon.

Lebih baik mengatakannya secara langsung dan terlihat lebih baik.

Apa yang tidak dia duga adalah bahwa Marco Gail menolaknya begitu dia berkata, “Tunggu dua hari lagi. Aku memiliki sesuatu yang lain dalam dua hari ini.”

Yuni Lim sedikit terkejut.

Dia berpikir bahwa Marco Gail sekarang menunggu mereka untuk datang kepadanya, dan sekarang dia telah mengambil inisiatif untuk menghubunginya. Tujuan Marco Gail telah tercapai, dan dia pasti akan menerimanya ketika dia melihatnya.

Namun, dia masih meremehkan Marco Gail.

Dia ingin menunda, tetapi dia tidak bisa menunggu lebih lama.

“Aku tidak tahu apakah kakek saya suka memancing atau tidak. Ketika ikan itu memakan kait, lebih baik menarik tali sesegera mungkin. Kalau tidak, menunda terlalu lama membuat tali itu terlalu panjang dan hilang.”

Yuni Lim mengatakan ini hanya pertaruhan.

Dia diam-diam menduga bahwa Marco Gail juga harus memiliki kekhawatiran.

“Benarkah? Kalau begitu, temani aku untuk pergi memancing sore ini.” Nada suara Marco Gail berubah secara signifikan.

Yuni Lim merasa lega: “Oke.”

“Aku akan memberitahumu kapan dan di mana.'”

Setelah Marco Gail selesai berbicara, dia menutup telepon.

Yuni Lim mendengar telepon ditutup. Ia menjadi lega dan bersandar di kursi.

Untungnya, Marco Gail juga memiliki kekhawatiran.

Sepertinya Marco Gail yang senang memainkan orang lain, juga memiliki kekhawatirannya sendiri akan itu.

Karena dia berada di posisi kemenangan mutlak, ia tidak mengantisipasi serangan langsung dari Yuni Lim. Orang dengan pikiran terdalam adalah orang yang memiliki keraguan terbesar.

Karena itu, setelah mendengarkan kata-kata Yuni Lim, ia mengubah waktunya menjadi sore hari.

Ini adalah pertama kalinya dia benar-benar menyadari perbuatan Marco Gail. Membuat panggilan ini membuatnya ketakutan.

Memikirkan apa yang dia katakan kepada Marco Gail terakhir kali, dia tidak bisa menahan tawa pada ketidakbersalahan dan ketidaktahuannya.

...

Dia duduk di ruang kerja untuk sementara waktu, sampai Gilbert Gail datang kepadanya, dia baru kembali sadar.

“Bu.”

Gilbert Gail memanggilnya sambil berlari ke arahnya.

Yuni Lim bangkit untuk menangkapnya.

“Dimana paman Andrea?” Yuni Lim bertanya kepadanya.

Gilbert Gail mengedipkan matanya dan berkata, “Di bawah.”

Dia berkata, dan menunjukan jarinya kebawah.

Yuni Lim tahu bahwa dia mengatakan bahwa Andrea ada di lantai bawah, dan dia tidak mengatakan apa-apa lagi, memeluk Gilbert Gail dan turun ke lantai bawah.

Andrea masih berada di lantai bawah, dia sedang menelepon, dia tidak tahu apa yang dikatakan di telepon, raut wajahnya suram, setelah beberapa kata, dia menutup telepon.

Melihat ini, Yuni Lim berhenti, dan menunggu sampai panggilan telepon Andrea selesai sebelum dia menggandeng Gilbert Gail untuk berjalan.

“Andrea, Gilbert Gail kutitipkan padamu. Aku dan kakek pergi memancing bersama di sore hari,” kata Yuni Lim dengan senyum di wajahnya, seolah-olah dia memang hanya sekedar pergi memancing dengan kakek suaminya.

Raut wajah Andrea semakin muram. Dia merenungkannya sejenak, lalu menjawab sambil mendesah, “Oke, kamu bisa menghubungi aku bila ada apa-apa.”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu