After Met You - Bab 18 Kita Mau Melewati Waktu Bersama Selamanya

“Tidak ada.” Yuni Lim menggelengkan kepalanya, memikirkan dirinya memecahkan satu botol anggur yang sangat mahal, membuatnya merasa sedikit frustasi: “Saya menabrak satu pelayan, lalu menjatuhkan satu botol anggur ...”

Ekspresi wajah Candra perlahan berubah menjadi marah, saat ini Yuni tidak berani menatap matanya, melihatnya membuat dia merasakan perasaan takut yang tidak dapat di jelaskan.

Andrea seperti tidak melihat Candra, hanya mengelus dagunya saja, tatapannya melewati bahu Candra menuju ke Yuni : “Nona Lim?”

Yuni melihat tatapan Andrea yang terus mendesaknya, tetapi tidak tahu bagaimana mengatakannya.

Candra mengantungkan tangannya di pundak Yuni yang mengenakan blazer, saat ini dia baru melihat ke arah Andrea.

Dia membuat Yuni berdiri di belakangnya, jadi Candra yang tidak terlihat melihat ke arah Andrea,di matanya tersirat sebuah peringatan. Wanita itu hanya mendengar suara Candra yang sedikit serak terdengar sangat merdu: “Apa yang terjadi?”

Andrea melipat kedua tangan di depan dadanya, dengan sangat sabar menjelaskan: “Nona ini telah menabrak pelayan kami, lalu menumpahkan anggur tahun 1870.”

Candra mengangkat alisnya : “Berapa harganya?”

Sekali mendengar harganya, Yuni menarik-narik lengan baju Candra. Masalah ini dia yang buat, dia tidak mau melibatkan Candra untuk ikut menanggung semua ini.

Candra tidak bergerak sama sekali, dia memegang tangan wanita itu, telapak tangan yang sangat lebar, membungkus seluruh bagian tangannya, membuat wanita itu tidak dapat melakukan gerakan lain.

Yuni hanya dapat menundukan kepalanya, dan berusaha untuk mencabut tangannya, tetapi tidak dapat tercabut keluar.

Andrea melihat gerakan kecil di bawah tangan mereka. Tidak jelas karena alasan apa dia menertawakan Candra: “Maaf, sekarang harga bukan menjadi masalah. Tuan Candra seharusnya juga tahu satu botol anggur ini sangatlah berharga, jika Tuan Candra bisa mencari sebuah anggur yang sama, kami juga tidak akan mengejar lagi.”

Mata Yuni Lim terbelalak besar, mengapa dari perkataan Andrea terdengar seperti bahagia di atas penderitaan orang lain?

Tunggu sebentar...

“Bagaimana kamu bisa tahu dia Candra?” wanita itu mengingat bahwa Candra tidak menyebutkan namanya sendiri, bagaimana bisa Andrea tahu namanya.

Tiba-tiba di tempat kejadian menjadi sunyi senyap.

“Tuan Candra merupakan langanan di Istana Yurich.”

“Saya sudah pernah bertemu dengan Tuan Andrea.”

Andrea dan Candra tiba-tiba berbicara, keadaan disini terasa lebih aneh.

Yuni merasa perkataan Candra yang sekarang lebih dapat di percaya.

Andrea adalah orang dalam Istana Yurich, tentu saja dia tidak akan mempersulit mereka, karena dia dan tamu sudah saling mengenal.

“Oh, dikarenakan kita semua adalah teman, jadi masalah ini dapat kita bahas lagi. Untuk hari ini kalian boleh pergi, nanti saya akan kembali bertanya kepada bos bagaimana penyelesaiannya.”

Senyuman Andrea sungguh memiliki daya tarik, hanya saja senyuman itu terlihat sedikit aneh.

Baru saja diminta ganti rugi, sekarang sudah menjadi teman.

“Terima kasih Tuan Andrea.” Setelah Candra selesai bicara, langsung menarik tangan Yuni pergi dari sini.

Yuni dari kejauhan menolehkan kepalanya melihat Andrea, dia melihat pria itu masih berdiri di tempat itu.

Andrea memandangi kedua sosok orang tersebut jauh pergi, dia mengangkat alisnya, wajahnya terlihat khawatir dan bergumam: “Tamatlah riwayat saya.”

Ternyata benar tidak lama kemudian, pria itu mengangkat sebuah telepon: “sekali lagi, saya akan mengirim kamu ke Afrika Selatan untuk mengembangkan proyek baru.”

...

Candra menarik tangannya keluar, dan menunggu taksi di pinggir jalan.

“Saya mau menelepon seseorang.”

Dari tadi tidak ada taksi yang lewat, Candra pergi ke samping untuk menelepon.

Tidak sampai satu menit Candra kembali, Yuni merasa sedikit kebingungan, bagaimana bisa dia melakukan panggilan telepon begitu cepat?

Mereka berdua duduk di dalam mobil, Yuni hanya bisa menundukan kepala dan mengepalkan telapak tangannya.

Dia mengira kejadian siang hari ini membuat pria itu marah dan tidak memperdulikannya lagi.

Setelah menahanya begitu lama, baru Yuni katakan dengan suara yang kecil: “Terima kasih.”

“Jangan begitu sungkan, kita kan mau melewati waktu bersama selamanya.” Candra melirik ke arah dia, tatapan matanya tampak sangat serius.

Yuni seketika tidak tahu mau harus berkata apa, kebetulan taksi sudah berhenti berjalan, dia duluan turun dari mobil, berjalan ke depan.

Mereka berjalan satu orang di depan dan yang lain di belakang. Wanita itu mengambil sebuah kunci untuk membuka pintu, melangkah masuk kedalam, seketika matanya terbelalak besar, menarik kembali kakinya.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu