After Met You - Bab 253 Salahkan Saja Anak Ini Reinkarnasi Pada Tempat Yang Salah

Suasana di atas meja makan sangat aneh.

Karena Kakek Marco tumbuh dewasa di luar negeri, ia sangat menyukai makanan barat.

Namun meskipun Yuni yang telah kuliah di luar negeri, ia tetap lebih menyukai makanan Cina.

Dia memiliki selera makan yang buruk akhir-akhir ini, sehingga dia makan lebih sedikit.

Tapi dia makan dengan sangat lambat. Lagipula, ada orang tua. Dia tidak bisa seenaknya hanya makan sedikit lalu pergi beristirahat.

Dia makan dengan lambat, tidak berbicara, dan tidak melihat siapa pun.

Terdapat Hanna, ditemani Marco perlahan minum anggur merah, mereka kadang mengobrol sebentar.

Tidak lama kemudian, Candra yang duduk di sebelahnya tiba-tiba berkata, "Aku sudah selesai makan."

Setelah itu, dia menoleh ke Yuni dan berkata, "Ayo Pergi."

Pergi apa?

Yuni menatapnya dengan bingung, belum berapa lama makanan ini dimakan, bagaimana bisa sudah selesai?

Candra yang belum mendapatkan jawaban, menarik tangannya dan pergi.

Yuni terpaksa mengikutinya ke atas, dengan segera dia mendengar suara keras 'brak' dari belakangnya.

Ketika dia berbalik, dia melihat Hanna sedang membisikkan sesuatu kepada Kakek, seperti sedang menentramkannya.

Merasa Yuni seperti sedang melihat ke arahnya, Hanna menoleh dan melihat ke arahnya.

Tatapan Hanna terasa menyebalkan, namun dengan cepat dia mengalihkan tatapannya.

Hati Yuni terasa sedih.

--------

Candra membawanya kembali ke kamar tidur.

"Pergilah mandi."

Kata-katanya memang begitu diucapkannya, tetapi dia tidak melepaskan tangan Yuni.

Yuni melirik tangannya yang belum dilepas dan berkata, "Kalau begitu, lepaskan tanganku dulu."

Candra mengawasinya dengan ketat, matanya memperlihatkan perasaannya yang bercampur aduk.

Yuni tidak dapat memahami arti tatapannya. Setelah beberapa saat, dia mendengarnya berkata, "Ayo kita pindah kembali untuk tinggal di apartemen."

"Kembali ke apartemen?" Yuni terkejut, tetapi terlihat seberkas sinar di bagian bawah matanya.

Candra melihat perubahan itu, hatinya tergerak, "Iya, jika kamu bersedia, kita bisa pindah kembali tinggal di apartemen."

Dia mengulurkan tangan dan memperbaiki letak rambut di samping telinga Yuni yang terjatuh. Ini adalah gerakan sederhana, tetapi merupakan suatu bentuk perhatian dan kasih sayang.

Dia akan memperhatikan kata-katanya, terutama kepada Yuni yang sudah begitu lama bersamanya.

Di meja makan tadi, dia menyadari Yuni yang tidak mempunyai nafsu makan, tetapi tetap memaksakan diri duduk di sana dan terus makan.

Dia merasa sangat kasihan, orang yang dia tidak inginkan untuk merasa tidak nyaman, bagaimana mungkin dia izinkan untuk merasa tidak nyaman karena orang lain.

Bahkan jika orang itu adalah kakeknya sendiri, juga tidak boleh.

Cahaya di mata Yuni dengan cepat menghilang lagi. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak."

Marco baru saja pindah kemari, bagaimana dia bisa pindah keluar dengan Candra?

Dengan cara ini, bukankah itu jelas sedang menentang Marco?

Bagaimanapun, Marco adalah kakek kandung dari Candra.

Marco tidak menyukai dirinyanya, membencinya. Baginya, ini adalah sifat manusia. Bahkan dirinya sendiri, saat berhadapan dengan Marco, sesekali juga mempunyai perasaan rendah diri.

Candra dengan hati-hati menatapnya sejenak, berbisik, "Kalau begitu pergi mandilah dulu."

“Ya.” Yuni mengangguk dan tersenyum pada Candra.

Dia tahu bahwa Candra mengusulkan mereka untuk pindah kembali ke apartemen, juga demi menjaga suasana hatinya.

Mungkin dia yang terlalu serakah dan egois, Candra sudah cukup baik kepadanya, tapi dia sepertinya selalu menginginkan lebih banyak.

Sudah beberapa hari Yuni tidak tersenyum kepada Candra seperti ini lagi.

Candra sulit untuk tetap menahan Yuni di dalam pelukannya, dan setelah memberinya ciuman panas, tanpa bersuara dia membiarkannya pergi.

Setelah Melihat Yuni memasuki kamar mandi, dia segera membuka pintu dan keluar.

---------------

Tidak lama setelah Candra berada dikamar kerjanya, Vita datang.

"Tuan." Begitu dia memasuki ruangan, dengan segera dia memberi hormat.

Candra mendongak dari tumpukan dokumen dan melihat ke arah Vita, "Berikan kepadaku laporan hasil pemeriksaan."

Mendengar ini, Vita memberikan laporan pemeriksaan yang sudah diketik ulang kepada Candra.

Candra mengambilnya dan membacanya dua kali. Alisnya dengan pelan kembali tenang.

Tetapi segera, dia mengerutkan alisnya dan bertanya, "Apakah kamu yakin tidak ada kesalahan?"

Vita teringat percakapannya dengan Hanna tadi, sedikit bergetar.

Saat berada di luar negeri, Candra tidak sering tinggal di kastil keluarga Morgen Wen, tetapi ia masih secara teratur mengunjungi Marco..

Karena dia adalah seorang dokter yang telah lama mengikuti Marco, dia juga sangat akrab dengan Candra. Jelas-jelas adalah anak muda yang lebih muda belasan tahun darinya, tetapi ketika candra menatapnya dengan mata misterius dan mimik tak terduga, dia akan merasakan rasa takut yang entah darimana asalnya.

Namun ketika ia memikirkan, bahwa laporan hasil pemeriksaan yang sebenarnya mungkin akan membuat Candra dan Marco memiliki pertentangan yang lebih besar, dia dengan mantap lebih memilih untuk menyembunyikannya.

"Tuan, aku percaya bahwa alasan kamu memintaku untuk memeriksa nona Yuni adalah karena kamu percaya pada kemampuanku, kalau tidak ya pasti tidak mungkin mencariku."

Vita ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak berani kepada Candra.

Tatapan Candra kembali ke laporan ini dan tidak memperhatikan reaksi Vita.

Para pelayan yang keluar dari kastil Morgen Wen ... memiliki kesetiaan yang mutlak. Pada titik ini, dia sepenuhnya mempercayai metode pengajaran dari Marco, jadi tidak ada keraguan bahwa Vita sudah mengelabuinya.

"Kamu boleh keluar."

"Ya."

Vita keluar dari ruang kerja dan menepuk dadanya dua kali. Tuannya masih sama seperti sebelumnya, selalu mudah untuk membuat orang merasa banyak tekanan.

Vita berbalik menuruni tangga dan bertemu dengan Hanna yang sedang memegang nampan.

"Nona Hanna."

"Laporan itu sudah diperlihatkan kepada Candra?" Hanna berjalan di hadapan Vita sambil tersenyum, senyum di wajahnya sama seperti biasa, tetapi suaranya sangat kecil sehingga hanya bisa terdengar oleh dia dan Vita.

"Ya, sudah diperlihatkan kepada Tuan." setiap Vita memikirkan hal itu, hatinya selalu merasa bersalah.

Meskipun dia merasa tidak melakukan kesalahan, tetapi dia tetap merasa tidak tenang.

Wajah Hanna tersirat sebuah senyuman puas, tetapi dia menyembunyikannya dengan sangat baik.

Hanna menenangkannya dan berkata, "Jika kakek tahu bahwa kamu berpikir demi dia dan Candra, pasti akan sangat berterima kasih padamu."

Bagaimanapun, Yuni tidak boleh melahirkan anak ini.

Yang terbaik adalah membiarkan anak ini menghilang tanpa disadari, tanpa seorangpun yang mengetahuinya.

Dia bukan kejam, jika mau disalahkan maka salahkan saja anak ini ber-reinkarnasi pada tempat yang salah.

Sebelumnya sewaktu dia mencobai Yuni di meja makan, dia merasa bahwa Yuni sendiri juga mungkin tidak tahu bahwa dirinya hamil.

Jika itu benar, maka akan lebih mudah mengurusnya.

Hanna berpikir demikian di dalam hatinya, tetapi wajahnya tersenyum lembut dan mengucapkan selamat tinggal kepada Vita, dan kemudian membawa nampan menuju kantor Candra.

"Candra, masih sibuk?” Hanna mengetuk pintu lalu masuk, melihat Candra masih mengurus pekerjaan, nada bicaranya seperti mengandung rasa perhatian.

Candra mendongak, memberinya tatapan dingin, "Ada apa?"

Menghadapi tatapan dinginnya Candra, meskipun Hanna sudah terbiasa dengan itu, dia masih tidak bisa manahannya dan menggertakkan giginya diam-diam.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu