After Met You - Bab 8 Wajah Yang Terlihat Seperti Nenek Sihir

Mengingat sepasang sandal pria ini, Yuni terkejut, mengambilnya dan membuangnya ke dalam tong sampah, lalu pergi mencuci tangannya dan mengisi air untuk Candra: "Itu...."

"Keluar beli barang." Candra memotong perkataannya, seperti benar-benar tidak mau mendengar penjelasan darinya.

Yuni Lim langsung meletakkan botol airnya di meja dengan keras, terdengar suara yang tidak senang itu, tidak ingin mendengarnya? Dia masih tidak mau mendengar penjelasanku!

Suara itu membuat Candra menatapnya, tatapan yang tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, bahkan tidak mengedipkan matanya, yang membuat Yuni merasa aneh.

Perasaan ini hanya muncul ketika bertemu dengan Kakek.

Muncul perasaan aneh di hati Yuni , dan merasa Candra bukanlah orang biasa, juga tidak tahu jelas apakah di adalah orang kaya atau bukan.

Seketika, menikah dengannya adalah pilihan yang tepat, mungkin karena mereka berdua sudah pernah melewati malam itu, sudah akrab dengan hal tersebut.... tetapi, Yuni Lim masih merasa malu dan canggung.

Dibanding dengan Yessica Lim, dia lebih terlihat orang yang baik, karena di pagi itu, dia membantunya menghindari para wartawan.

Saat dia hendak pergi, Candra sudah siap dan menunggunya di depan pintu, menatapnya lalu berkata: "Yuni Lim."

Yuni Lim tersadar, sambil memakai heels dan berjalan keluar.

.....

Candra mendorong kereta belanjanya di samping Yuni Lim, menjalani semua daerah pembelajaan, tak lama, semua barang pun sudah dibelinya.

Cangkir, sikat gigi, sandal....

Setelah selesai membeli semua barang, akhirnya pergi membayarnya di kasir.

"Dengan kartu kredit."

Orang yang bekerja di kasir itu melihat adanya 2 kartu di depanya, wajahnya menunjukkan sedikit keraguan, pada akhirnya masih dengan tatapan mata yang seperti itu mengambil kartunya dari tangan Candra.

Bukankah dia tidak mempunyai uang? Sudahlah, pria memang suka menjaga reputasi mereka.

Yuni Lim menatapnya sebentar, lalu menyimpan kembali kartunya.

Saat kembali ke mobil, Yuni Lim bertanya kepadanya, "Kamu sebelumnya dimana? Apakah kamu mau pulang untuk mengambil baju?"

"Tidak perlu." Candar menjawabnya sambil menyalakan mesin mobilnya.

Tak lama, berhenti di depan pintu sebuah mall

Yuni Lim melihat ke atas, mall ini menjual pakaian-pakaian yang mahal, yang bermerek internasional, yang harga bajunya mencapai jutaan, dan yang paling murah pun sudah mencapai ratusan ribu.

Memegang dompetnya sendiri, Yuni Lim merasa khawatir, saat dia baru kembali ke sini, bahkan rumah itu pun dibeli dengan uang sisa dari uang jajannya.

Pada awalnya saat dia di rumah keluarga Lim, Yunus masih lumayan baik dengannya, memberinya baju yang bagus, tetapi pada akhirnya ketika Yessica Lim datang, Yunus semakin membencinya.

Uang jajan Yuni Lim selalu lebih sedikit dari uang jajan Yessica Lim, baju baru saat pergantian musim, dan selalu dipilih terlebih dahulu oleh Yessica Lim, setelah itu Yuni Lim baru bisa memilihnya.

Jika dibanding dengan keluarga pada umumnya, uang sehari-harinya untuk satu bulan sekitar puluh jutaan, dan itu pun masih belum cukup, tetapi untuk keluarga Lim di Kota Malaysia, termasuk sedikit kecil.

Kedua orang ini pun berjalan masuk ke dalam mall, karena mereka terlihat sedikit berbeda, mereka pun diihat oleh orang-orang.

Ada beberapa orang kaya dan istrinya mulai menggosipnya secara diam-diam.

"Pria itu dari keluarga yang mana? Tidak pernah melihatnya dulu.."

"Tidak tahu, terlihat ganteng."

"Apakah tidak melihat wanita yang ada di sampingnya! telihat seperti nenek sihir, bagaimana dia bisa menyukainya!"

Nenek sihir?

Yuni Lim memegang wajahnya sendiri, apa urusannya jika telihat cantik?

Hanya karena dia tidak bisa memakan buah anggur lalu mengatakan bahwa anggur itu asem.

Dia mendekat ke Candra, menggandeng tanggannya, posisi yang terlihat mesra, lalu berkata dengan lembut: "Suami, kamu merasa sedikit capek, istirahat sebentar."

"Kalau begitu kamu istirahat disini, aku pergi sendiri." Candra berkata dengan sangat jujur, tatapannya matanya pun langsung melihat ke arah lain.

"......" Pria seperti apa ini! Dia bahkan tidak mengerti dengan maksudku?

Yuni Lim menegakkan badanya, wajahnya tersenyum, menghadap ke Candra, dan tidak melepas gandengan tangannya: "Capek pun tetap akan menemani suami berbelanja."

Meskipun ini adalah perasaan demi sebuah surat, tetapi tetap suami dari Yuni Lim.

"Yuni?"

Sebuah suara yang lembut dan mengejutkan itu pun terdengar.

Yuni Lim melihat ke atas, terlihat seseorang yang dikenal, dan dengan cepat melepaskan gandengan tangannya dari lengan Candra.

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu