After Met You - Bab 506 Akur

Kali ini, sebelum Marco Gail meluapkan amarahnya, Darwin yang berdiri dengan diam dari tadi pun langsung membuka suara dengan wajah yang penuh emosi: "Nona Yuni. Hati-hati akan ucapanmu."

Seketika itu juga Yuni Lim mengangkat kepalanya dan melihat ke arahnya, dengan kasar berkata: "Tahu diri sedikit. Terlebih, aku adalah istri dari Candra Gail. Panggil aku sebagai Nyonya Gail."

Dia tahu, di negara J, dalam Keluarga Morgen Wen, derajat sangatlah penting.

Dia adalah istri Candra Gail. Bahkan jika Darwin tidak mengakuinya pun dia masih merupakan majikannya. Saat dia berbicara dengan Marco Gail, sebagai seorang pembantu, Darwin tidak memiliki hak untuk berkata seperti itu.

Meskipun Marco Gail tidak begitu menyukai Yuni Lim, namun dalam suatu aspek, tanpa kuasa dia telah mengenali identitasnya. Hanya saja dalam lubuk hatinya dia masih enggan. Maka dia sama sekali tidak memiliki alasan untuk menolak jika Yuni Lim memanggilnya dengan sebutan kakek. Dia juga membiarkan Darwin untuk memanggil dia sebagai "Nona Yuni."

Darwin selalu mengikuti arahan Marco Gail, dia memahami betul pemikiran Marco Gail makanya dia selalu memanggilnya sebagai Yuni Lim.

Maka dari itu, dia juga sama sekali tidak menganggap Yuni Lim sebagai majikannya.

Lagipula dalam keluarga besar dari Keluarga Morgen Wen yang sangat memandang tinggi derajat, persyaratan sebagai pembantu juga sangatlah ketat. Bagaimanapun juga pembantu harus mematuhi arahan majikan, tak peduli itu masuk akal ataupun tidak.

Mengenai hal ini, Yuni Lim juga pernah membahas dan menanyakannya secara spesifik dengan Candra Gail.

Dia hanya merasa sedikit penasaran.

Sebelumnya dia pernah mendengar bahwa dalam keluarga bangsawan, mereka memiliki peraturan yang ketat, begitu juga terhadap para pembantu.

Karena selalu diizinkan Marco Gail untuk memanggilnya sebagai "Yuni Lim", terlebih Darwin tidak menganggapnya sebagai majikan. Selama ini dia hanya sekedar bersikap sopan dan hormat dihadapannya, nyatanya dia sama sekali tidak menganggapnya apa-apa.

Namun, perkataan Yuni Lim barusan seperti sebuah tamparan pada wajahnya yang membuatnya geram.

Dia berdiri disana dengan ekspresi yang mengerikan, menundukkan kepala dan tak mengatakan sepatah katapun.

Marco Gail juga malu, menatap Yuni Lim dengan marah.

Kemudian, pintu dibuka.

Belum sempat Yuni Lim berpaling ke belakang, terdengar suara Candra Gail yang familiar: "Kebetulan sekali, kakek juga disini?"

Mendengar suara Candra Gail, Yuni Lim menatap ke belakang dengan kaget, melihat bahwa Canda Gail sudah berjalan mengarah ke tempatnya.

Pandangannya hanya menatap sekilas kepada yang lainnya, lalu pandangannya jatuh pada wajah Yuni Lim.

Pandangannya yang tenang berubah menjadi kebingungan, Yuni Lim berpaling dengan tidak nyaman.

Di pagi hari, dia tidak senang dengannya karena masalah pembantu.

Dia yang langsung pergi begitu saja, Yuni masih memikirkan hal tersebut.

Melihat kedatangan Candra Gail, Marco Gail terkejut, memandang rendah Yuni Lim.

Yuni Lim heran, lagipula bukan dia yang memanggil Candra Gail datang, kenapa menatapnya seperti itu?

Lagian, kalau memang dia yang memanggil Candra Gail kemari, kenapa rupanya?

Dalam hubungan pernikahan, apabila istri tidak akur dengan keluarga suami, lantas bukankah Candra Gail penengah yang paling tepat?

Oh, dia sudah lupa, tujuan Marco Gail adalah mengontrol Candra Gail, mengenai bagaimana jadinya Candra Gail, sepertinya dia tidak peduli.

"Gilbert Lin sudah tidur?" Candra Gail berjalan mendekat, melihat Gilbert Lin yang sedang tertidur dalam pelukan Yuni Lim, dia tidak terkejut, hanya bertanya saja lalu duduk di sampingnya.

Yuni Lim malah menangkap maksud lain dari perkataan simpelnya.

Sepertinya dia menelepon ke rumah, lalu pembantu memberitahunya bahwa Yuni Lim membawa Gilbert Lin ke kantor makanya dia sengaja datang kemari.

"Hm, mungkin merasa bosan di kantor." Yuni Lim menjelaskan, dia hanya melihat Candra Gail sekilas lalu mengalihkan pandangannya.

"Bagaimana dengan kakek? Juga merasa bosan di hotel makanya kemari mencari menantu perempuan cucu dan cicit?" Candra Gail mengangkat alisnya, pandangannya sedikit menyebalkan.

"Aku datang untuk melihat cicitku, apakah aneh?" ekspresi Marco Gail sangat biasa, amarahnya sudah menghilang dari tadi.

Selesai berkata, dia menatap ke arah Yuni Lim: "Menurutmu?"

Yuni Lim terkejut, ujung bibirnya terangkat-angkat dan berkata: "Tentu saja, karena kakek menyukai Gilbert Lin makanya datang menemuinya."

Perkataan ini, bahkan dia sendiri tidak mempercayainya.

Namun, dia mengalihkan pandangannya ke Candra Gail, malah melihat alisnya sedikit terangkat, lalu menatap Marco Gail, seperti sedang memikirkan akan kebenaran dalam perkataan tersebut.

Perasaan Yuni Lim sedikit kacau, seperti yang diduga Candra Gail masih berekspektasi pada Marco Gail.

Marco Gail menatap sekilas, pandangannya mengarah pada jam tangannya sendiri, lalu membuka suara: "Sudahlah, sudah siang, ayo makan bersama."

Selesai berkata, pandangannya jatuh pada Yuni Lim.

Yuni Lim sendiri juga tidak tahu mengapa ia ikut dalam permainan Marco Gail di hadapan Candra Gail.

Dengan kaku dia menyela: "Benar, aku juga sudah sedikit lapar, ayo makan bersama."

Melihat Yuni Lim berkata seperti itu, Candra Gail juga tidak keberatan, kemudian meraih Gilbert Lin dari pelukan Yuni Lim kemudian dia menggendongnya.

Sesampainya di tempat makan, dia membangunkan Gilbert Lin.

Gilbert Lin yang baru bangun, dirinya masih sedikit kebingungan.

Pandangannya yang kosong menatap sekeliling, lalu pandangannya jatuh pada wajah Yuni Lim, dan bersuara "Hm" sekejap, dia meronta-ronta dalam pelukan Candra Gail, sangat jelas bahwa dia ingin digendong oleh Yuni Lim.

Melihat kondisi tersebut, Yuni Lim bergegas merentangkan tangannya bermaksud untuk menggendongnya.

Akhirnya, bertepatan dengan pelayan yang sudah membawa kursi anak kemari.

Candra Gail merentangkan tangannya, mengangkat Gilbert Lin dengan tinggi, kemudian memasukkannya dalam kursi anak dan berkata dengan diam: "Ibu mau makan, sudah umur berapa masih mau digendong mama, masih bisa tumbuh besar?"

Mendengar perkataannya, hati Yuni Lim tersontak. Ada apa dengan Candra Gail?

Dia ingat saat Gilbert Lin barusan kembali, dia juga sangat kesakitan. sekarang Gilbert Lin hanya ingin membiarkannya berkata-kata, dia pun memperbolehkannya?

Merasa sedang dilihat oleh Yuni Lim, Candra Gail juga mengangkat kepala dan melihat ke arahnya: "Kenapa?"

"Tidak apa." Yuni Lim terbegong sebentar lalu menundukkan kepala.

Untuk pertama kalinya mereka bertiga makan bersama antara leluhur dan cucu, ditambah lagi dengan menantu perempuan cucu, Yuni Lim. Ini juga bisa dianggap sebagai pesta makan keluarga.

Dan perjamuan kali ini juga termasuk sangat memuaskan.

Selama makan, mereka sangat sedikit berbicara, bahkan Gilbert Lin yang paling kecil pun tidak membuat keributan, hanya makan dengan tenang.

Selesai makan, Marco Gail membawa Darwin dan juga beberapa pengawal untuk pergi. Kemudian Yuni Lim baru menghela nafas.

Candra Gail merentangkan tangannya dan mengelap noda saus yang ada di ujung bibir Yuni Lim, dengan nada yang gembira dan berkata: "Kenapa begitu gugup, kelihatannya kalian cukup akur."

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu