After Met You - Bab 14 Jangan Disini Menghalangi Pandanganku

"Eng."

Dengan suara yang malas dia menjawabnya.

Yuni Lim duduk disana dengan kaku, perlukah dia berbohong padanya?

Candra mengangkat kepala dan melihat ke arahnya, dia sedikit mengerutkan dahinya, kemudian dia melihat meja makan yang ada di sampingnya, tatapan Yuni juga menuju kesana, dia baru melihat terdapat seporsi sarapan yang tertutup rapi disana.

Segelas susu, 2 lembar roti tawar, 1 telur goreng, sangat sederhana, tapi juga sarapan yang menyehatkan.

Ternyata dia sebelum keluar rumah telah menyiapkan sarapan, pantas saja dia tau bahwa Yuni belum bangun.

Seketika Yuni merasa sangat tidak enak.

Candra dengan dingin berkata, "Di kantor masih ada urusan, aku pergi dulu."

Yuni langsung berdiri, hanya melihat sosoknya yang menghilang di belakang pintu.

Ia melihat 2 porsi daging 1 porsi sayur, dan seporsi kuah di atas meja.

Dia tidak mungkin sengaja pulang hanya untuk mengantar makanan untuk aku?

Di kantor, istirahat saat siang hari tidak panjang, dia sengaja pulang mengantar makanan untuknya?

Berpikir sampai sini, hati Yuni penuh dengan perasaan yang aneh.

Pertanyaan ini di dalam otak Yuni hanya sekejap, kemudian ia lemparkan di otak belakangnya.

Dia tidak lupa perkataan Yunus, apabila ada orang yang ingin menikahinya, dia akan mendapatkan saham yang diberikan ayahnya kepadanya.

.........

Sekali lagi berdiri di depan pintu villa keluarga Lim, Yuni memegang erat-erat surat nikah yang ada di tangannya, lalu dengan langkah yang lebar masuk ke dalam.

Di hall, terlihat Mei dan Lina sedang duduk di sofa dan bercakap-cakap, tidak tau apa yang telah dikatakan Lina, sehingga membuat Mei tertawa terbahak-bahak.

Lina adalah ibu Yessica, dia juga licik, selalu membujuk Mei ibu mertuanya dengan sangat baik.

Yuni berdiri di depan mintu, tidak ada orang yang menyadari kedatangannya, dia berjalan kedalam beberapa langkah lagi, dengan penuh aturan dia memanggil, "Nenek, bibi."

Mei menolehkan kepalanya melihatnya sekilas, tatapannya penuh dengan sikap merendahkan Yuni, "Masih tahu pulang ya."

"Bu, Yuni jarang pulang ke rumah, mau bagaimana pun, dia juga cucu dari keluarga Lim." Lina dengan tersenyum membujuk Mei.

Kemudian ia menolehkan kepalanya melihat Yuni, "Kemarin Yessica bilang, di luar bertemu denganmu, kamu juga begitu, hidup dengan orang yang tidak jelas melakukan apa....."

Perkataan yang belakang, Yuni tidak terlalu mendengar, dia sudah biasa dengan Mei dan Lina kedua orang ini, yang 1 berkata yang baik-baik yang 1 lagi berkata yang jahat, yang pasti tidak bertemu dengan Yuni adalah hal yang benar.

"Aku datang mencari kakek." Yuni memotong perkataan Lina.

Lina mendengar perkataan Yuni langsung mengangkat alisnya, bibirnya terdapat sebuah senyuman sinis, bukan hal yang baik.

"Dia tidak ada di rumah, cepat kamu pergi, jangan disini mengganggu mata saja!" Tatapan mata Mei penuh dengan kebencian, dia mengusir Yuni seperti memgusir pengemis.

Yuni menggertakkan giginya, kalau bukan ingin meminta saham yang diberikan ayah kepadanya, dia juga tidak ingin sedikitpun pulang ke rumah ini.

"Kalau begitu, dimana dia?" Apabila Yuni tidak bertanya jelas, dia tidak akan keluar dari tempat ini.

Mei melihat Yuni yang tidak ada habis-habisnya bertanya, dengan nada dingin dia melontarkan 2 patah kata, "Istana Yurich."

"Terima kasih nenek." Yuni dengan terpaksa mengeluarkan senyumnya, dan sebelum Mei memuramkan muka untuk sekali lagi, dia memutar badannya dan pergi.

Mei bukan nenek kandungnya, nenek kandungnya setelah melahirkan ayahnya, tidak lama kemudian meninggal dunia, Mei adalah istri kedua Yunus, nenek kandung Yessica, wajar juga dia tidak menyukai Yuni. Lim

Yuni Lim naik taksi menuju ke Istana Yurich, dan kemudian bertanya ruangan VIP tempat Yunus berada.

Yuni berpikir, atau menelpon Yunus terlebih dahulu saja, hanya saja setiap kali panggilannya terputus, dia menelponnya terus menerus juga berakhir seperti ini.

Akhirnya dia tidak bisa menahan diri, dan langsung menuju ke ruangan VIP.

Saat membuka pintu ruangan itu, dia melihat Yunus, Yessica Lim juga berada disana, beberapa orang lainnya dia tidak kenal.

Semua orang yang ada di dalam melihat ke arahnya, Yuni seketika mengepalkan tangannya, dan berkata, "Kakek."

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu