Kembali Dari Kematian - Bab 556 Demyuk Menemaninya Melihat Bintang

Ketika Demyuk bilang mau lihat bintang, dia benar-benar bermaksud demikian. Namun, itu membutuhkan perjalanan selama dua jam dengan mobil.

Hari ini Naomi memang agak capek. Selain itu, emosinya naik turun dalam sepanjang hari ini. Alhasil, dia mulai tertidur di dalam mobil. Demyuk memainkan lagu Inggris yang lebih menenangkan. Menatap wajah Naomi yang tertidur, untuk pertama kalinya rasa kepuasan muncul di hatinya.

Saat mobil sampai di puncak gunung, Naomi sudah tertidur lelap. Demyuk duduk di dalam mobil, menatap wajah Naomi yang tertidur. Seolah menatap Naomi yang tertidur juga merupakan pilihan yang bagus, selain melihat bintang.

Naomi benar-benar capek banget. Jadi, saat dia bangun setelah tidur nyenyak, hari sudah subuh. Dia merasakan tatapan yang kuat. Dia masih ditatap oleh Demyuk. "Kamu ... Di mana ini?"

"Puncak gunung!"

Demyuk tersenyum ringan, mengeluarkan sebotol air dari kompartemen mobil, membuka tutupnya dan menyerahkannya kepada Naomi, "Haus? Minum air untuk melembabkan tenggorokanmu!"

Naomi mengangguk. Setelah meminum seteguk air, ekspresi terkejut melintas di matanya, “Hangat?” Pada musim ini, bagaimana Demyuk bisa mempunyai persediaan air hangat?

"Apakah kamu mau keluar untuk melihat bintang?"

Mata Naomi berbinar-binar. Begitu dia hendak membuka pintu, tangannya langsung ditarik oleh Demyuk, “Pakai syal dulu!” Pada tengah malam di musim ini, suhu di luar sangat berbeda dengan suhu di ruangan, sangat dingin.

Terlihat Demyuk melepas syal di tubuhnya, lalu melilitkan syal tersebut di leher Naomi. Sementara syal yang ada di tubuh Naomi dilepaskannya dan dililitkannya pada tangan Naomi.

Melihat ini, Naomi agak tercengang. “Sebenarnya aku tidak sedingin ini!” Dia merasa bahwa Demyuk agak berlebihan.

Demyuk mengusap wajah Naomi, "Patuh! Tubuhmu masih belum pulih total, tidak boleh kedinginan!"

Demyuk sudah bilang begitu, apa lagi yang bisa dikatakan Naomi? "Kamu tidak kedinginan?"

"Nanti kamu peluk aku biar aku tidak kedinginan!"

Naomi, "..." Cabul!

Wajah Naomi memerah, entah karena malu atau karena baru bangun tidur.

Saat ini, udara di luar benar-benar sangat segar. Begitu turun dari mobil, Naomi langsung merasakan angin dingin yang kuat menerpa tubuhnya. Dia tidak tahan untuk menggigil, berpikir bahwa pertimbangan Demyuk memang benar.

Seluruh tubuh Naomi dibaluti kehangatan. Demyuk memeluk Naomi dengan erat, sementara Naomi bersandar di pelukan Demyuk, berkedip, “Kenapa kamu tiba-tiba mau naik gunung untuk melihat bintang?” Naomi tidak pernah tahu bahwa bintang terlihat segitu terang jika dilihat dari gunung sini. Meski langit berbintang di kota tidak secemerlang yang terlihat di desa, namun tetap menyenangkan bisa melihat langit berbintang dari sini.

Mata Naomi berkilau, itu membuat Demyuk merasa perjalanan ini tidak sia-sia.

“Waktu masih kecil, aku pernah naik ke gunung bersama Kakek Mu. Saat itu aku masih sangat kecil, jalan di sini belum diperbaiki.”

"Benarkah?" Naomi tidak menyangka akan ada cerita seperti ini. "Bagaimana setelahnya?"

“Kemudian aku jarang datang ke sini lagi. Saat aku besar, aku mulai sibuk. Bagaimana mungkin aku punya waktu untuk datang ke sini?” Seandainya Hara tidak mengingatkannya bahwa Naomi suka melihat bintang, dia hampir lupa ada tempat yang bagus di sini, “Suka?"

“Iya, suka!” Kata Naomi sambil menghembuskan nafas, muncul kabut di depan mukanya, “Kalau bukan karena cuaca seperti ini, pastinya akan lebih baik. Kita bisa melihat bintang di malam hari, kemudian lihat matahari terbit di keesokan harinya. Kamu pasti tidak tahu bahwa perasaan melihat matahari terbit dari gunung sama sekali berbeda dengan perasaan melihat matahari terbit di bawah gunung. Pemandangan matahari terbit dari permukaan laut sangat mempesona!"

"Kalau kamu suka, kita bisa kembali ke sini lagi ketika ada kesempatan!"

Demyuk membelai rambut Naomi, "Mau pulang?"

“Iya!” Di sini sangat dingin pada malam hari. Setelah berdiri di luar beberapa saat, Naomi sudah merasa sangat kedinginan, apalagi Demyuk. Demyuk hanya mengenakan mantel, syalnya dipakai oleh Naomi. "Cepat masuk!"

Malam ini, Demyuk membawa Naomi mengelilingi hampir setengah bagian dari Kota Tong, mengajaknya menyaksikan bintang-bintang. Itu membuat Naomi agak terharu.

Sebelum fajar keesokan harinya, Naomi berbalik untuk menatap sisi wajah pria yang tidur di sampingnya.

Ini bukan pertama kalinya mereka berbaring di satu tempat tidur yang sama, tetapi ini adalah pertama kalinya mereka tidur bersama dan pertama kalinya Naomi melihat seperti apa tampang Demyuk ketika tidur.

Demyuk yang tidur tidak sama seperti biasanya. Dia yang sedang diam benar-benar lembut dan tidak berbahaya, tidak memancarkan aura yang menakutkan.

Naomi menatap Demyuk sambil melamun.

Merasakan ada tatapan yang tertuju pada dirinya, Demyuk tidak membuka matanya, membiarkan wanita kecil terus menatapnya.

Sepertinya dia sudah lama tidak tidur senyenyak ini. Sebelum ada Naomi, dia selalu kesulitan tidur, selalu ada banyak hal yang menjerati pikirannya. Setelah ada Naomi, dia semakin kesulitan tidur karena wanita ini membuatnya kehilangan kendali dan tidak bisa dimilikinya. Perasaan tidak terkendali menindasnya dan membuatnya tidak bisa melawan.

Sekarang, untuk pertama kalinya dia merasakan keberadaan Naomi di sisinya.

Keduanya berbaring diam seperti ini. Akhirnya Naomi tidak tahan lagi, dia berbalik ke samping untuk turun dari ranjang. Tangan besar Demyuk tiba-tiba melingkar di pinggang Naomi dan meraihnya ke dalam pelukan. "Ya!"

Naomi kaget, menekan kedua tangannya di dada Demyuk, "Kamu sudah bangun?"

Demyuk membuka mata. Apa yang masuk ke pandangannya adalah wajah Naomi yang bersih.

Naomi selalu cantik, Demyuk mengetahui hal ini dengan jelas. Tapi dia telah melihat terlalu banyak wanita cantik, Naomi bukanlah wanita tercantik di antara wanita-wanita yang pernah dilihatnya. Tapi Naomi adalah satu-satunya wanita yang diingatnya. Wanita lain bagai bayangan cermin di matanya, seperti ilusi yang tidak nyata.

“Ada apa?” Naomi menyentuh wajahnya sendiri. “Aku belum cuci muka, kotor?” Saat bangun di pagi hari, wajah memang agak berminyak. Naomi mendorong Demyuk dengan sedikit kesal. “Kalau sudah bangun, bangunlah!"

"Naomi!"

Demyuk menarik Naomi ke pelukannya lagi, lalu diikuti ciuman yang merekat.

Suara seruan Naomi tertelan bersamaan dengan ludah. Dia berubah dari pasif menjadi dipandu oleh Demyuk, perlahan-lahan merespon. Lama kemudian, barulah Demyuk melepaskan Naomi dengan enggan.

Wajah Naomi memerah, dia memalingkan matanya dengan malu-malu sambil menggigit bibir, "Aku, aku mau cuci muka dulu!"

"Tunggu aku!"

Demyuk bangkit, memeluk pinggang Naomi. Detik berikutnya, Naomi terangkat ke udara. Dia digendong oleh Demyuk, “Apa yang kamu lakukan!” Dia kaget.

Demyuk tersenyum, "Lantai dingin, biar aku yang gendong kamu!"

"Aku bisa jalan sendiri!" Naomi merangkulkan satu tangan di bahu Demyuk, satu tangannya lagi meninju dada Demyuk, "Aku bukan anak kecil, lepaskan aku, biarkan aku turun!"

Dipeluk dengan cara demikian oleh Demyuk, detak jantung Naomi mulai tidak beraturan lagi.

Demyuk menatap bibir Naomi yang menggoda, lalu membungkuk dan mengecupnya. Naomi langsung terdiam.

“Nanti pindah semua barangmu ke sini!” Demyuk menaruh handuk di wastafel, lalu menempatkan Naomi di atasnya, menumpukan satu tangan di samping Naomi, berkata dengan lembut, “Kamar ini terlalu kosong. Apa yang mau kamu tambah?"

"Meja rias? Atau kamu mau ganti tirai, atau ranjang?"

Demyuk meremas pasta gigi untuk Naomi, Naomi tertegun, "Kamu serius?"

“Bukankah kita sudah pacaran? Karena kita hidup di bawah satu atap, tentu saja kita tidak boleh tidur di kamar yang terpisah!” Demyuk berkata dengan serius, “Kenapa? Kamu tidak mau tidur bersama aku?”

“Kita belum menikah, pasangan suami istri yang tidur bersama, pacaran tidak tidur bersama!” Ujar Naomi dengan pelafalan yang tidak jelas.

Mendengar kata-kata itu, mata Demyuk sedikit menggelap. Sambil menatap wajah Naomi, dia memanggil handuk basah. Naomi merasa tidak nyaman karena dilihatnya, membuka mulut, mengeluarkan buih, "Apa yang kamu lakukan?"

"Atau kamu peduli dengan persoalan surat nikah? Bagaimana kalau kita mengurusnya sehabis ini? Biro Urusan Sipil seharusnya sudah buka pada jam sembilan!"

“Oh, apakah aku bermaksud seperti itu?” Naomi tercengang. “Aku tidak bermaksud seperti itu!” Dia hanya berpikir bahwa mereka baru saja mengkonfirmasi hubungan mereka kemarin, tampaknya tidak baik untuk langsung tinggal bersama hari ini?

“Patuh, pindah ke sini atau kita pergi ke Biro Urusan Sipil.” Pokoknya, Naomi harus pindah ke sini!

Naomi tidak tahan untuk memberi tatapan putih, "Jangan jangan jangan, aku pindah, aku pindah, oke!"

Menikah sekarang benar-benar menakutkan!

Tujuan tercapai, Demyuk pun mengelap wajah Naomi dengan suasana hati yang baik. Naomi merasa bahwa dia sama sekali tidak terlihat seperti pacar Demyuk, melainkan putrinya.

"Apa yang mau kamu makan nanti? Atau kamu mau pergi ke mana hari ini?"

“Erhm, aku ada janji dengan Hara. Kami mau mampir ke toko Heiran. Sepertinya toko Heiran akan segera dibuka. Ngomong-ngomong, kemarin aku makan kue buatan Heiran, rasanya sangat lezat. Kue buatannya lebih enak daripada yang pernah aku makan!" Kata Naomi sambil tersenyum.

Demyuk mengangguk saat melihatnya, "Baiklah. Kalau begitu, kamu ganti baju dulu. Aku buat sarapan!"

“Hei, sebenarnya kita boleh makan di luar saja!” Naomi masih sulit untuk membayangkan bahwa tuan muda seperti Demyuk bisa masak.

“Tidak apa-apa, tidak butuh lama untuk menyiapkan sarapan!” Dia membelai kepala Naomi dengan lembut, dahinya menyentuh dahi Naomi, hidung menggosok hidung Naomi dengan penuh kasih, kemudian barulah dia berbalik untuk pergi.

Naomi duduk di wastafel dengan bingung untuk waktu yang lama, lalu dia menepuk keningnya sendiri, "Budak cinta!"

Tadinya dia tergoda oleh Demyuk, benar-benar dosa!

Toko Heiran memang sudah selesai direnovasi, semuanya sudah siap. Beberapa hari yang lalu, Leheon juga telah membantu Heiran menyelesaikan semua formalitas. Sekarang apa yang perlu dilakukan hanyalah memilih hari pembukaan.

Naomi diantar kemari oleh Demyuk. Dia dan Hara tiba di toko Heiran hampir pada waktu bersamaan. Ketika kedua wanita kecil itu keluar dari mobil, mereka berpegangan tangan dan masuk ke toko dengan riang, meninggalkan dua pria di belakang.

Demyuk keluar dari mobil, sekilas melihat Siwon. Keduanya menemukan ekspresi tak terlukiskan di mata satu sama lain.

Siwon merasa lucu, bersandar di pintu mobil, agak usil, "Aku dengar seseorang gagal melamar kemarin?"

Demyuk, "..." Pepatah benar, hal baik tidak diketahui orang luar, hal buruk malah selalu tersebar sejauh ribuan mil!

“Jangan buru-buru, hari masih panjang!” Kata Siwon tanpa takut, “Sekali gagal, coba kedua kalinya. Gagal lagi, coba lagi. Demyuk, terus berusaha!”

Demyuk mengertakkan gigi, mata rubah tampak berbinar, "Kamu sepertinya sangat senang?"

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu