Kembali Dari Kematian - Bab 250 Kegilaan Bitna

Hara naik ke atas, semakin dia memikirkannya dia semakin merasa Leheon sangat aneh, dia pasti mengenal Heiran, tetapi sampai sejauh mana, Hara tidak tahu. Melihat Heiran sepertinya sama sekali tidak memiliki kesan terhadap Leheon. Tetapi kelakuan Leheon sangat aneh, untuk saat ini, Leheon bukanlah seorang musuh, jadi Hara tidak begitu memikirkannya lagi.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Hari ini adalah akhir pekan, awalnya Siwon berniat menemani Hara, tetapi kemudian perusahaan mendadak ada hal yang harus Siwon urus, sehingga Siwon sampai sekarang baru kembali.

Dia yang baru kembali melihat Hara sedang melamun menatap cermin, Siwon berjalan mendekatinya, kedua tangan memeluk pinggang Hara, dan dagunya bersandar di bahu Hara, "Baru kembali sudah melihatmu sedang melamun!"

Hara tertegun, nafas hangat di sekitar lehernya membuat Hara langsung sadar, dia menoleh dan kedua tangan memegang kedua pipi Siwon, lalu tertawa, "Tidak ada, oh iya, Leheon telah kembali!"

Siwon mengangkat alisnya, "Sudah kembali? Anak ini." Nada suara Siwon tanpa sedikit tak berdaya.

"Apa hubunganmu dengan … Leheon sangat baik?" Hara mencoba bertanya.

Kedua tangan Siwon meremas pinggang Hara yang kecil itu dan mengangkat alisnya, "Ada apa?"

"Tidak apa-apa, hari ini aku bertemu dengannya, aku bertemu dengannya ketika aku sedang makan bersama Yesica dan yang lainnya di Songji, katanya dia makan bersama temannya!" Hara tersenyum dan memeluk pinggang Siwon, menggosok kepalanya, "Katanya karena tahu aku di sana, lalu datang menyapaku! Aku dengannya … sepertinya tidak terlalu akrab!"

Mata Siwon berkedip, "Kalian seharusnya pernah bertemu sekali atau dua kali, dia tidak datang ketika kita menikah, tetapi kemudian dia ada kembali dua kali. Leheon adalah anak dari Paman ketiga, anak tunggal! Dia adalah orang yang mudah akrab, kamu akan mengetahuinya ketika sudah terbiasa!"

"Oh, mengerti!" Hara mengangguk, karena Siwon sudah berkata begitu, kalau begitu tidak ada yang perlu dikhawatirkan Hara lagi. "Oh iya, urusan kantormu sudah dibereskan?"

"Ya, bukan masalah besar, hanya saja terjadi sedikit masalah pada proyek, tidak masalah!" kata Siwon sambil menggandeng tangan Hara ke sofa lalu duduk.

Hara bangkit berdiri, "Kamu duduk, biar aku mengurutmu!"

Siwon memegang tangan Hara dan menepuk, "Tidak perlu!"

"Perlu!" Hara bersikeras, dia berjalan ke sisi belakang Siwon, jari-jari yang lentik meremas bahu Siwon, kekuatan urutnya tidak berat ataupun terlalu ringan, malah terasa sangat tepat.

Siwon sedikit memejamkan mata dan tubuhnya dengan perlahan mulai melemas. Hara pun tertawa melihat keadaan ini, "Apa kekuatannya sudah cukup tepat?"

"Ya!" Siwon mengangguk, "Sejak kapan kamu bisa melakukan ini?"

"Terkadang belajar ketika merasa bosan, juga tidak begitu sulit!" kata Hara, sebenarnya karena kondisi tubuh Nyonya Shen tidak begitu baik, dan sering sakit pinggang sakit punggung, sehingga Hara sengaja pergi belajar. Hanya saja dia belum sempat mengurut Nyonya Shen beberapa kali, dia mengalami kecelakaan dan meninggal.

Mengingat itu, hati Hara sangat sesak!

Meskipun dia membenci Seho, tetapi untuk Nyonya Shen, dia tidak membencinya sama sekali.

"Apa yang kamu pikirkan?"

"Ah? Bukan apa-apa." Hara menarik pikirannya, dengan hati-hati mengurut bahu Siwon.

Kota Jeju, Bitna melihat tumpukan foto di tangannya, semua itu dikirim oleh detektif pribadi kepadanya. Belakangan ini Seho menghindari bertemu dengannya, bahkan jika Seho sekarang kembali bekerja di Perusahaan Shen, dia juga tidak bisa bertemu Seho, bahkan Seho telah memesan pada penjaga resepsionis dan satpam Perusahaan Shen, agar tidak membiarkannya masuk.

Dan Seho biasanya selain pergi ke kantor, dia hanya ke villa ini, villa yang ditulis atas nama Hara.

Dia belum melupakan Hara, meskipun Hara telah meninggal begitu lama, tetapi Seho masih tetap belum melupakan Hara.

Hati Bitna sangat hancur ketika mendengar berita ini.

Seho tidak ingin bersamanya, bahkan jika dia harus mencintai orang mati. Apakah Bitna begitu tidak sebanding dengan Hara?

Dia tidak percaya, juga tidak mengakui nasib ini.

Seho adalah miliknya, dia yang telah menghabiskan begitu banyak cara untuk membunuh Hara dan baru bisa mendapatkan pria ini, dia tidak akan pernah kalah dari orang mati, tidak akan pernah!

Bitna meremas foto itu dengan kejam, dan dengan cahaya dingin di matanya. "Villa ini, apa tidak ada orang lain selain Seho?"

"Tidak ada, setidaknya dalam satu bulan ini, aku belum pernah melihat orang lain kecuali Seho di dalam villa ini!" detektif pribadi itu menegaskan, "Atau mungkin dia hanya mengubah tempat tinggal saja? Di sisinya sama sekali tidak ada wanita lain?"

"Tidak mungkin!" di sana pasti ada sesuatu hal, pasti ada! Kalau tidak, Seho tidak mungkin tidak pulang ke rumah dan tinggal di sana dalam waktu yang lama, "Cari cara untuk masuk ke dalam villa!"

"Ini …." Detektif pribadi itu memandang Bitna dengan serba salah, "Kamu harus tahu, ini sama saja dengan masuk ke rumah orang tanpa izin!"

"Haha, jangan katakan hal yang tidak penting denganku, kamu pun bisa diam-diam mengikuti dan memfotonya, masih takut masuk ke rumah orang tanpa izin?" Bitna tidak percaya dengan kata-kata detektif pribadi ini, dia mengambil sebuah cek dari tasnya dan mengisinya, lalu memberikan ke detektif pribadi itu, "Selama kamu bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, tentu saja aku akan memenuhi bayaranmu. Tapi kamu harus tahu, apa yang aku perlukan!"

Kata Bitna dengan dingin, detektif pribadi itu mengambil cek dengan tertawa, tapi Bitna malah memegang cek itu dengan erat, "Ingat, cari kesempatan untuk masuk, aku ingin tahu sebenarnya apa yang dia sembunyikan di dalam sana!"

"Ok, aku dan Nona Xu termasuk teman lama, apa yang diperintahkan teman, tentu saja harus diselesaikan! Nona Xu tunggu kabar baik dariku saja!"

Detektif pribadi itu mengambil cek yang diberikan Bitna dan pergi, dan Bitna terus menatap punggung belakang detektif pribadi itu, dan menendang kursi kayu dengan keras. "Tidak pernah puas!"

Tiga empat hari kemudian, ketika Bitna bertemu dengan detektif pribadi itu lagi, di tangan detektif pribadi itu ada sebuah kunci. Bitna tidak mengerti, "Untuk apa ini?"

Detektif pribadi itu menatap mata Bitna dengan dalam, tetapi menggelengkan kepalanya lagi, "Ini adalah kunci villa Tuan Seho, di sana memiliki sistem induksi elektronik, tetapi juga ada kunci untuk membuka!"

Bitna menggigit bibirnya, "Apa yang ada di dalam sana?"

Detektif pribadi itu melirik Bitna lagi, "Aku pikir kenapa Nona Xu tidak pergi sendiri untuk melihatnya?" detektif pribadi itu mengatakan dengan misterius, tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya meletakkan kunci di tangan Bitna, "Nona Bitna, aku pikir setelah kamu pergi melihat ke sana dan tidak akan membutuhkanku lagi, maka kerja sama kita selesai sampai di sini!" setelah selesai berbicara, detektif pribadi itu pun pergi.

Bitna tidak mengerti apa maksud perkataan detektif pribadi itu, dia pergi mengejar untuk bertanya lebih jelas, tetapi detektif pribadi itu berjalan sangat cepat, naik ke mobil dan menghilang di hadapan Bitna.

Bitna menatap kunci itu, tangannya sedikit gemetar.

Kunci ini seperti kunci untuk membuka kotak Pandora, dengan adanya kunci ini membuatnya bisa tahu apa yang tersembunyi di dalam villa itu.

Tetapi kemudian Bitna tidak berani untuk pergi membukanya, karena dia takut, takut pada sesuatu hal yang tidak ingin dihadapinya di dalam sana. Mungkin itu baik, mungkin juga itu buruk, tapi itu semua adalah akhirnya!

Bitna sangat tidak suka dengan perasaan seperti ini, perasaan yang tidak dapat dikendalikan ini.

Bitna dengan gemetar memasukkan kunci itu ke dalam tasnya, lalu pergi dengan tergesa-gesa.

Kembali ke rumah, Bitna merasa sangat tidak tenang, bahkan dia tidak menyadari jika Hagul dan Berta telah kembali.

Ketika Berta melewati pintu kamar Bitna, dia melihat pintu kamar Bitna tidak tertutup rapat, melihat Bitna yang berjalan mondar-mandir di dalam kamar, dan tidak tahu apa yang terus dikatakan mulutnya, dengan wajah yang tidak enak dilihat.

Dengan ponsel di tangan Bitna, berulang kali menelepon Seho, akhirnya, teleponnya pun terhubung, Bitna dengan senang berkata, "Seho, kamu … akhirnya kamu mengangkat teleponku!"

Seho menatap nomor telepon Bitna, tulang di jarinya semakin menegang, dan wajahnya sedikit tidak sabar, "Ada kepentingan?"

"Seho, kamu sudha lama tidak makan bersamku! Aku pergi ke kantor mencarimu, kata asisten kantormu … katanya kamu sangat sibuk akhir-akhir ini!"

"Ya, akhir-akhir ini aku memang sangat sibuk, jadi sebenarnya kamu ada kepentingan apa?" sejak kembali dari Kota Seoul, Seho merasa semakin tidak bisa mentolerir Bitna.

Dia juga tidak tahu mengapa, tapi setiap dia bertemu dengan Bitna, yang dilihatnya bukanlah Bitna, yang dipikirkan dalam benaknya juga bukanlah Bitna, tetapi … Hara!

Dia tidak tahu apakah itu Hara, atau mungkin Heiran?

Intinya, hatinya sangat kacau, dan tidak pernah tenang sejenak pun, kacau sampai membuatnya tidak ada hati untuk pergi bekerja dan meluangkan waktu untuk berurusan dengan Bitna.

"Seho, kamu …." Suara Seho terlalu dingin, membuat Bitna terdiam beberapa saat.

Dia yang belum bertemu Seho selama berhari-hari, dan mencoba berbagi cara untuk bertemu dengannya, tetapi dia malah menghindarinya, bahkan … bahkan sekarang dia dengan nada rendah berbicara dengannya, memohon perdamaian dengannya, tapi tampaknya Seho sama sekali tidak memperdulikannya.

"Apakah ada hal lain? Jika tidak ada lagi, aku akan sibuk!" setelah Seho selesai berbicara dan ingin menutup telepon, Bitna berkata dengan cepat, "Tunggu, tunggu, Seho, apa kamu tidak ingin tahu bahwa aku meneleponmu ini sebenarnya karena masalah apa?"

"Katakan!" Seho mencubit hidungnya dengan tidak sabar.

Tangan Bitna gemetar sambil memegang ponsel, dia menggertakkan gigi, "Seho, apa kamu pada dasarnya tidak ingin bertemu denganku? Apa kamu sudah bosan denganku? Apa kamu memiliki wanita lain di luar sana?"

"Bitna cukup." Seho memotong kata-katanya dengan dingin, "Masalahku, kehidupan pribadiku, sejak kapan menjadi urusanmu?"

"Aku … Seho, kamu bertanya pada dirimu sendiri, bagaimana aku Bitna memperlakukanmu? Bagaimana perasaanku terhadapmu? Kamu tahu itu, kamu juga tahu, kita pernah bersama-sama, dan aku pernah mengandung anakmu, kamu bilang aku tidak boleh mengurusi kehidupan pribadimu? Seho, kamu …."

"Apa aku perlu mengingatkanmu? Mengapa aku bisa menyentuhmu saat itu? Jika kamu tidak berdandan layaknya Hara, menggunakan barang yang sering dipakai Hara, apa kamu benar-benar berpikir aku akan memandangmu?"

"Seho, Hara telah meninggal, telah meninggal, sebenarnya kamu mengerti atau tidak!" Bitna mendengar Seho berkata seperti itu, dan berkata dengan sedikit histeris, "Sekarang orang yang menemani di sisimu adalah aku, aku Bitna. Apa kamu pikir Hara bisa menemanimu seumur hidup? Tidak akan, orang yang bisa menemani di sisimu hanyalah aku seorang."

Bitna berkata dengan kejam, "Hara tidak akan pernah kembali lagi, dia sudah mati."

"Tutup mulutmu! Hara belum mati, dia masih ada. Jika bukan karena kamu menggunakan hati dan rahim Hara, aku tidak akan pernah melihatmu lagi! Bitna, aku tidak akan mungkin mencintaimu sama sekali!"

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu