Kembali Dari Kematian - Bab 514 Cobaan Dari Erha

Wajah Yesica tanpa emosi kembali menjadi merah, tidak tahu kenapa, ia selalu merasa perkataan Erha ini memiliki sebuah arti, tetapi ia kembali tidak ingin berpikir berlebihan, hanya bisa mengeraskan diri untuk tenang, kemudian secara sembarangan memesan beberapa menu.

Awalnya Yesica ingin memesan kuah yang pedas, tetapi teringat bahwa Erha sepertinya makan kuah yang lebih tawar dari padanya. Berdasarkan beberapa pengalaman pergi bersama yang sebelumnya, ia merasa Erha seharusnya tidak begitu menyukai hot pot, pada akhirnya ia memesan kuah mandarin duck.

“Bukankah kamu menyukai pedas?” Erha bertanya, dengan bingung menaikkan alisnya.

“Tetapi Kak Erha kamu sepertinya tidak menyukai makanan pedas, kuah mandarin duck juga enak, keduanya ada!” Yesica tersenyum tipis, tanpa mengetahui senyumannya ini masuk kedalam mata Erha, begitu menggodanya.

Sialan!

Hanya senyuman tipis seperti ini saja, sudah dapat membuat hatinya berdegup kencang, perasaan kacau seperti ini membuatnya sedikit kebingungan apa yang harus dilakukan, bahkan saat ia masih bersama-sama dengan Sisi, Erha hanya begitu saja melaluinya, tidak pernah memiliki suatu perasaan yang seperti ini.

Jelas-jelas itu hanyalah sebuah gerakan yang biasa saja dari Yesica, tetapi Erha tidak dapat menghentikannya.

Yesica sama sekali tidak menyadari sesuatu yang berbeda dari Erha, ia sendiri malah yang merasa sangat sempit saat berhubungan dengan Erha. Ia ingin meninggalkan kesan yang baik didepan Erha karena itu ia sedikit lebih berhati-hati.

Erha melihat Yesica yang tidak bersuarapun mengerutkan keningnya.

Didalam ingatannya, Yesica meskipun bukanlah orang yang ribut, tetapi juga tidak diam seperti saat ini. Ia suka mendengarnya bersuara “Yesica, sekarang pekerjaan rumah sekolah bagaimana? Apakah ada yang tidak dapat kamu ikuti?”

Yesica dengan segera mendongakkan kepalanya “Kak Erha, apakah kamu sedang mengecek sekolahku?”

Erha menaikkan alisnya “Tidak, aku hanya ingin mengobrol saja denganmu!”

“Oh!” Yesica sedikit tidak fokus, ia menundukkan kepalanya, menatap mangkuk didepannya dan berpikir “Cukup baik, untuk saat ini tidak ada yang susah. Kata ibu jika ada sesuatu yang tidak kumengerti, aku bisa membawanya dan membicarakannya dengannya, karena itu untuk saat ini aku tidak memiliki masalah!”

“En, apakah kamu berencana setelah lulus pergi kedalam perusahaan?”

Erha menuangkan segelas teh untuk Yesica, Yesica yang melihatnya mengedip-ngedipkan matanya “Sebenarnya aku tidak ingin pergi ke perusahaan!”

“Kenapa?” Erha tidak menyangka Yesica ternyata tidak ingin bekerja di Perusahaan keluarga Qin.

Yang perlu diketahui adalah meskipun Yesica bukanlah putri kandung dari Yeongi, tetapi Yeongi tetap memperlakukan Yesica seperti putri kandungnya sendiri, bahkan dari awal telah mendidik Yesica sebagai ahli waris.

Dan juga dari awal ia pikir Yesica sendiri senang dengan hal itu, bagaimanapun juga tidak ada orang yang menolak penawaran yang seperti ini.

Mendengar jawaban yang seperti ini, Erha merasa cukup aneh “Tekanan besar? Takut kamu tidak dapat melakukannya dengan baik?”

“Bukan semua!” Yesica menggeleng-gelengkan kepalanya “Aku bukanlah anak dari keluarga Qin, Kak Erha aku rasa kamu juga mengetahuinya kan! Sebenarnya selain aku, keluarga Qin masih memiliki ahli waris yang lain, aku juga tahu mereka semua tidak berharap aku untuk menjadi ahli waris. Keluarga Qin memiliki orangnya sendiri, kenapa haru menyuruh aku yang tidak memiliki hubungan darah ini untuk menjadi ahli waris?”

“Ini tidak percaya diri?” Erha membuka mulut dan tepat.

Meskipun dari luar terlihat semua orang memanggilnya dan memperlakukannya sebagai nona besar keluarga Qin, tetapi dibalik itu semua perkataan yang tidak enak didengar pun juga ada, ini semua juga diketahui oleh Yesica.

Ia sebenarnya tidak begitu tertarik dengan harta kekayaan keluarga Qin, hanya saja Yeongi telah membesarkannya, Yeongilah yang mengajarkannya beberapa hal, Yeongiadalah orang tua keduanya. Jika itu adalah permintaan dari Yeongi, maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya.

Seperti dulu, sebenarnya Yesica sama sekali tidak ingin mendaftar ke Sekolah Bisnis, akan tetapi pada akhirnya demi Yeongi, ia akhirnya memilih untuk memilih Sekolah Bisnis yang tidak disukainya.

“ Yesica, tidak ada orang didunia ini yang dilahirkan mulia, semua orang itu sama saja, ok?”

Erha tiba-tiba merasa sedikit kasihan dengan gadis kecil yang selalu optimis dan berpikiran positif ini, kesan yang diberikannya kepadanya selama ini adalah optimis, positif dan semangat, tidak disangkanya dibalik semua ini ternyata masih ada perasaan tersembunyi seperti ini.

“Aku tahu Kak Erha!” Yesica melengkungkan sudut bibirnya “Tidak membicarakan hal tentangku lagi deh, Kak Erha, kamu akhir-akhir ini apakah ada mencari pacar yang baru!” Yesica dengan licik mengedipkan matanya, dengan sempurna menyembunyikan rasa cinta yang ada dibalik matanya.

Erha yang melihat itu seketika tercengang “Kalau kamu?”

“Aku?” Yesica menggigit bibirnya “Aku yang bertanya terlebih dahulu kepada Kak Erha!”

Erha tertawa “Untuk saat ini tidak!” Saat mengatakan hal ini Erha dengan lembut menatap Yesica.

Hati Yesica seketika dug-dug berdegup kencang “Sementara ini tidak?” Ia menggigit bibirnya mengulang perkataanya “Kalau begitu sebenarnya sudah ada orang yang disukai?” Kedua matanya yang penuh dengan rasa penasaran bertatapan dengan Erha.

Erha menyipitkan matanya, tatapan matanya yang lembut hampir saja meneteskan air “Ada, ada 1!”

“Benarkah!” Hati Yesica sebenarnya benar-benar sakit, seketika seperti ditusuk oleh seseorang dengan sebuah pisau, kemudian disobek dan darah mengalir deras.

Yesica dengan sekuat tenaga melengkungkan sudut bibirnya “Baguslah kalau begitu, Kak Erha umurmu juga sudah tidak kecil, memang sudah waktunya untuk mencari gadis yang kamu sukai. Oya Kak Erha, apakah wanita itu cantik?”

“Cantik!” Erha melihati Yesica “Sangat cantik.”

“Seberapa cantiknya?” Wajah Yesica sedang tertawa, tetapi didalam hatinya ia menangis.

Ia hanya sembarangan bertanya, tidak disangkanya Erha ternyata benar-benar memiliki orang yang disukainya.

Sebelumnya adalah Sisi, kalau begitu sekarang siapa?

Kenapa ia tidak pernah melihat dirinya, bahkan hanya untuk mempertimbangkannya saja juga sudah cukup.

Yesica menunjukkan sebuah senyuman yang lebih jelek daripada tangisan, tangannya yang terletak dibawah taplak meja itu tergenggam erat “Lebih cantik daripada Sisi kah?”

Erha sedikit termenung, terpikirkan dirinya bahkan saat ini sudah tidak seberapa ingat bagaimana rupa Sisi, sepertinya hanyalah sebuah bayangan yang samar. Ia terhenti sejenak “En, lebih cantik daripadanya.”

Yesica sama sekali tidak dapat tersenyum “Baguslah kalau begitu.”

“Memang bagus, tetapi wanita itu sampai sekarang masih belum tahu jika aku menyukainya.” Erha berkata, matanya menunjukkan sedikit senyuman, senyuman yang sepertinya sangat penuh dengan rasa sayang seperti itu.

Yesica bersumpah, ia dari dulu tidak pernah melihat Erha yang tertawa seperti ini, bahkan saat berhadapan dengan Sisi pun, ekspresi Erha beberapa saat terlihat seperti kayu.

Tetapi sekarang Erha malah saat membicarakan gadis itu terus menerus dengan tawa, sebuah tawa yang sepertinya berasal dari dalam hati itu, itu tidak dapat ditutup-tutupi.

“Wanita itu pasti sangat sempurna, jika tidak, Kak Erha tidak mungkin akan menyukainya. Kak Erha, kamu harus berusaha loh, berusaha untuk mengejarnya. Aku percaya ketulusan pasti akan meretakkan batu, kamu begitu sempurna, ia pasti akan menyukaimu!”

“Benarkah?” Erha tersenyum, melengkungkan bibirnya menatap Yesica “Menurutmu aku bisa mengejarnya?”

“En!” Yesica mengangguk-anggukkan kepalanya dengan sekuat tenaga “Pasti bisa! Kak Erha, siapa sebenarnya gadis yang kamu sukai, umur berapa, apa pekerjaannya?”

“Dia, masih seorang mahasiswi, kurang lebih sama denganmu. Bersemangat dan manis, seorang pembawa kebahagiaan. Saat tidak bersama dengannya, aku menjadi lebih ingin sering bertemu dengannya, saat bersama dengannya, dimataku hanya ada dirinya seorang. Akan tetapi gadis itu sepertinya tidak menyukaiku, juga tidak menyukaiku mendekat kepadanya!”

“Hah?” Yesica kebingungan, tetapi juga sedikit cemburu dengan gadis itu “Dia…… dia yang tidak memiliki selera, Kak Erha kamu begitu sempurna, ada berapa banyak gadis yang menyukaimu, matanya yang buta!” Hati Yesica mengalirkan darah, ia sangat cemburu dengan gadis itu.

Erha yang begitu sempurnanya, ia masih tidak menghargai Erha.

Jika orang yang disukai Erha adalah dirinya pasti sangat bagus, ia tidak mungkin tidak menghargai Erha.

Tetapi teringat Erha ternyata tidak menjadikan umurnya yang begitu kecil sebagai sebuah alasan untuk mengecualikannya, tetapi ia tidak pernah mempertimbangkan dirinya, Yesica secara tidak disadarinya merasa sedih.

“Iya, dia memang sedikit buta.” Erha yang melihatnya, tidak dapat menahan diri untuk tertawa.

“Kak Erha, karena kamu menyukainya, kalau begitu kamu berusahalah, ia pasti akan tergerakkan oleh ketulusan hatimu.

“En, aku sekarang sedang berusaha!” Erha menganggukkan kepalanya, mengerutkan keningnya seperti ada suatu masalah dan berkata “Jadi Yesica, kamu memiliki saran yang baguskah? Kalian para gadis seharusnya kurang lebih sama, jika dia adalah kamu, seorang pria sedang mengejarmu, kamu akan berharap dia akan melakukannya seperti apa baru bisa mendapatkan hatimu?

“Aku?”

Benar-benar menyedihkan, sekarang, ia sudah terjatuh hingga harus memberikan saran untuk pria yang dicintainya mengejar lawannya kah?

Yesica tiba-tiba merasa makanan hari ini akan susah untuk dicerna, seperti melihat ikan yang masuk kedalam jala, ia melihat pelayan yang menyajikan hot pot masuk kedala, Yesica dengan segera mengalihkan pandangannya “Wah, lapar sekali, akhirnya datang juga, aku mau makan hot pot!”

Erha menyipitkan matanya, bola matanya yang sipit itu jatuh keatas tubuh Yesica, seolah-olah ingin menatap tembus Yesica.

Yesica dengan panik memutar kepalanya, mengambil piringnya kemudian duduk disisi yang jauh, menjaga jarak dengan Erha.

Erha “……” Apa-apaan bocah ini? Apakah jangan-jangan ia kembali mengatakan sesuatu yang salah?

Aish, sepertinya jarak umur diantaranya dan Yesica terlalu besar, kesenjangan 3 generasi yang disebut itu, ia dan Yesica hampir bersenjang 4 generasi, tentu saja ia tidak dapat melihat pemikiran hati gadis-gadis muda ini.

“Kak Erha, kamu terus-menerus menatapku untuk apa, cepat makan!”

Yesica sedikit tidak tahan dengan suasana yang seperti ini, ia sekarang benar-benar ingin mencari cara untuk melepaskan diri, kemudian dengan cepat makan dan pergi dan juga lebih baik adalah dalam waktu dekat ini jangan melakukan kontak dua orang saja dengan Erha.

Ia benar-benar takut dirinya tidak tahan dan menunjukkan ekspresinya.

Ia tidak dapat menahan Erha menyukai wanita lain, ia berpikir pasti ini adalah kecemburuannya. Cemburu adalah sesuatu yang sangat menakutkan, dapat membuat seseorang menjadi sepenuhnya berbeda, ia tidak mau menjadi seseorang yang seperti itu.

“Benar-benar lezat sekali Kak Erha!”

Panas, panas masuk kedalam paru-parunya, juga sangat pedas, pedas hingga membutnya mengalirkan air mata. Ia menundukkan kepalanya, tidak melihat mata Erha, hanya makan makan dan makan.

“Pelan-pelan, diatas meja ini semuanya milikmu, tidak ada orang yang akan berebut denganmu.” Erha sedikit tidak berdaya, terpikirkan bahwa pesonanya ternyata tidak sepenting sepanci hot pot ini. Kemudian tidak dapat menahan diri dan mengeluarkan beberapa omelan “Yesica, aku ingin makan udang.”

“Ah? Oh, kalau begitu kamu masukkan sendiri!” Kata Yesica.

“Tetapi aku ingin makan milikmu!” Erha berkata, saat Yesica belum memberikan reaksi, ia berdiri dan tubuhnya yang tinggi menekan kemari. Tangannya yang besar menggenggam tangan Yesica, dengan perlahan mengangkat udang yang dicapit disumpit Yesica itu dan memakannya.

“Eh……” Yesica dengan segera berdiri “Kak Erha, itu pedas!”

Ternyata memang pedas, saat Erha menelannya masuk ia langsung merasakan panas dan sakit ditenggorokannya, bocah ini, sebenarnya memasukkan berapa banyak cabai kedalamnya?

“Tidak apa-apa, aku suka pedas!”

Erha berkata dengan suara rendah, mendekat ke Yesica dan bernafas dengan perlahan, tetapi tetap dengan senyuman yang bahagia berkata “Yesica, udang itu memang sangat enak, aku ingin makan lagi!”

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu