Kembali Dari Kematian - Bab 220 Taman Blue Sea

“Buffffff......uhuk, uhuk, tidak, kamu ini bercanda kan!"

Leheon menuangkan segelas air dan baru saja meneguknya tiba-tiba mendengar ucapan Siwon. Dia tidak bisa menahan diri membelalakkan matanya menatap Siwon dengan tatapan tidak berani percaya, “Kamu pasti sedang bercanda kan. Hehe, pekerjaan di sini belum selesai jadi mana mungkin kamu tega meninggalkanku begitu saja dan pergi!”

“Tega saja kok!” kata Siwon dengan acuhnya. Dia membereskan dokumennya sambil berdiri dan tidak terlihat bercanda sama sekali, “Aku terbang pulang hari ini!”

“Bukan begitu, kamu ini terlalu tiba-tiba sekali sih. Apa kamu sudah memesan tiket pesawat?” Leheon tak berdaya. Kakak tertuanya ini bisa tidak tenang sedikit? Kenapa dulu dia tidak tahu kalau Siwon cepat sekali melakukan apa yang dia ucapkan?

“Sebentar ini bisa langsung pesan. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan urusanku. Kamu awasi dan selesaikan baik-baik masalah kerja sama projek ini. Aku memberimu waktu setengah bulan untuk menyelesaikan ini semua. Jika kamu tidak bisa menyelesaikan maka posisi presdir bagian eropa ini kamu juga tidak perlu lagi mendudukinya!”

Siwon langsung saja memberi keputusan hidup dan mati sambil melirik Leheon, “Menurutku jika dengan kemampuanmu ini, kamu pasti bisa, kamu lakukan saja dengan semaumu. Aku yang akan menanggung semua resikonya!”

“Bukan begitu. Ini pasti bukan masalah ini kan. Maksudku adalah dulu bukannya kamu baik-baik ya dalam bicara? Kenapa tiba-tiba kamu jadi terbalik dengan kata-katamu sendiri?" Leheon merasa tidak wajar.

Siwon dulu adalah pria yang sangat gila kerja. Semua masalah pekerjaan harus langsung diselesaikan saat itu juga. Walaupun seandainya tidak bisa diselesaikan saat itu juga, dia pasti akan menyelesaikan dulu kunci masalah yang paling sulit. Tidak seperti sekarang yang tiba-tiba pergi begitu saja. “Bos, sebenarnya kamu ada urusan apa sih!”

“Kakak iparmu merindukanku!” kata Siwon, sudut bibirnya melengkung tertarik ke atas. Walaupun tidak terlalu jelas tapi Leheon melihatnya.

“Astaga!” Leheon mengira matanya baru saja bermasalah tapi begitu dilihat lebih cermat Siwon masih saja tersenyum. Walaupun senyumnya tidak terlalu jelas tapi bagi Leheon sangat tidak mudah untuk melihat senyum seperti itu di wajah Siwon. Leheon merasa dirinya hampir saja berfantasi sendiri, "Bukan begitu, kakak ipar merindukanmu. Ini kan bukan berarti kalian yang sudah jadi suami istri tidak akan bertemu dan bertatap muka lagi kedepannya. Apa harus sampai begitu membara-bara seperti ini? Masalah pekerjaan ini belum selesai ditangani!”

“Em?” Siwon menoleh dan tatapannya terlihat sedikit dingin.

Leheon menelan ludahnya lalu menyeringai, “Maksudku kamu dan kakak iparkan sudah menikah cukup lama. Memang ada orang yang bilang setelah perpisahan maka begitu bertemu lagi bagaikan malam pernikahan pertama tapi kakak, kamu tidak perlu seburu-buru ini kan! apalagi, kakak ipar kan punya pekerjaannya sendiri juga!”

Leheon telah menyelidiki semuanya dengan jelas. Kakak iparnya yang punya kesan bermuka dua yang mana di depan orang lain terlihat seperti kakak ipar yang sangat penurut, sekarang telah meninggalkan penyamaran atau kepura-puraannya dulu. Karakter aslinya telah pulih kembali.

Leheon tidak ada yang tidak baik dari hal itu. Bahkan dia merasa ini baru adalah yang terbaik. Setidaknya Leheon lebih suka dan menikmati karakter yang terakhir ini. Apalagi Leheon selalu merasa inilah mengapa Siwon awalnya dulu tidak menyukai kakak iparnya. Karena jelas kalau karakter yang sebelumnya benar-benar karakter yang sangat tidak disukai orang. Dengan karakter yang sekarang, ini semua lebih baik dan membuat Siwon memandangnya penting.

Tapi sekarang ini bukan waktunya memandang penting, “Kakak, masalah yang di sini kamu tidak boleh begitu, lepas tangan dan tidak menanganinya. Kamu juga tahu klien kita ini langsung memesan namamu untuk mengerjakannya. Hal ini bukan aku yang....”

“Aku tahu bagaimana kemampuanmu. Kamu hanya tidak bersedia saja. Aku percaya kamu kok!” Siwon sudah selesai merapikan dokumennya lalu dia mengambil jasnya dan mengenakannya.

Siwon dengan cermat merapikan dasi dan kancing lengannya. Jemari panjangnya yang sedang bergelut dengan kancing lengan baju, di matanya terbesit kebahagiaan yang lebut.

Leheon tahu urusan ini sudah sampai ke tahap ini. Jadi jika bicara lebih banyak lagi tidak akan ada untungnya. Dia pun hanya bisa diam-diam menghela napas dalam hatinya, “Kalau begitu jika urusan di eropa ini sudah selesai, terus? Aku sudah sangat lama sekali tinggal di sini.”

“Kapan kamu menyelesaikan projek ini, itu juga berarti kapan juga kamu bisa pulang ke negeri sendiri. Mengenai masalah selanjutnya, aku akan mencari orang untuk mengambil pekerjaanmu ini, em?” Siwon menepuk pundak Leheon, “Sudah bertahun-tahun juga, kamu juga sudah seharusnya pulang dan membantu pekerjaanku!”

Leheon, “.....” Aku lebih baik kamu tidak datang!

“Sudahlah, aku pergi dulu ya!”

***

Hati Hara meskipun masih ada rasa tidak nyaman dan pikiran lain tapi dengan adanya ucapan Siwon yang menghibur, dia tidak terlalu cemas seperti sebelumnya.

Hara bangun pagi-pagi sekali di hari berikutnya. Dia membuka pintu dan langsung melihat Bona berdiri di depan pintunya sambil menyeringai melihat Hara. Hara memicingkan matanya, “Bona, pagi sekali?”

“Tidak pagi kok nyonya muda.” Bona tersenyum menyeringai lagi menatap Hara. Lalu dia mengeluarkan bunga dari balik punggungnya dan memberikan kepada Hara, “Nyonya muda selamat pagi!”

Hara, “...terima kasih!” Hara mengambil bunga yang diberikan Bona. Wanginya begitu segar bagaikan masih ada aroma wangi segar yang samar, “Ini? apa artinya!”

“Nyonya muda, ini adalah bunga yang dihadiahi oleh tuan. Semoga harimu ini bahagia dan selalu dalam suasana hati yang baik!” Senyum Bona itu begitu cerah bagai bulan. Bisa terlihat jelas kalau Bona sangat bahagia sekali.

“Siwon mana?” Hara sedikit curiga dan melihat ke sekelilingnya, “Apa dia...sudah kembali?”

“Belum!” Bona tersenyum menggoda Hara, “Nyonya muda, tuan benar-benar mencintaimu! Tuan sekarang masih berada di Eropa tapi pagi-pagi sekali aku menerima telepon dari Tuan. Tuan mengatakan kalau pagi ini akan ada orang yang membawakan bunga. Ini adalah bunga yang masih segar yang baru saja dipetik dari Taman Blue Sea !”

“ Taman Blue Sea ?” Hara merasa aneh, “Tempat apa itu?”

“Salah satu vila pegunungan yang dimiliki oleh Perusahaan Mu. Yang ada di dalamnya semuanya adalah bunga. Vila pegunungan ini adalah peninggalan dari nenek tuan muda tahun itu. Tempat ini sangat berarti bagi kakek tuan muda dan tuan muda sendiri!” Bona menyeringai, “Ini adalah pertama kalinya aku melihat Tuan menghadiahi nyonya muda bunga loh!”

Hara memicingkan matanya lagi lalu tersenyum. Dia juga tidak sering menerima bunga, bisa dibilang dengan serius kalau ini sepertinya memang pertama kalinya.

Suasana hati Hara langsung jadi baik dan begitu indah. Dia mendekatkan bunga itu untuk menciumnya. “Wow wangi sekali. Bunga apa ini?”

“Aku juga tidak tahu. Aku tidak terlalu tahu masalah bunga. Tapi memang wangi sekali!” Bona tidak bisa menahan diri untuk mencium aroma bunga itu juga, “Nyonya muda, ketika nanti tuan muda kembali. Kamu pasti harus meminta tuan untuk membawamu jalan-jalan dan melihat ke Taman Blue Sea. Aku dengar di sana sangat indah dan cantik sekali!”

Bona bicara sambil menatap kedepan penuh harapan.

Hara tersenyum menatap Bona lalu mengulurkan tangan menarik hidung Bona, “Sudah sudah, aku tahu kok. Kalau yang aku lihat kamu kan yang ingin melihatnya!”

“Hehehe, Nyonya muda, lihat saja tapi jangan mengatakannya sejelas itu!” Bona memang sangat mengharapkan itu. Karena bagaimana pun orang biasa tidak akan bisa masuk ke tempat itu. Yang paling utama adalah tempat itu bukanlah tempat yang bisa terbuka untuk semua orang.

Vila pegunungan itu katanya sangat cantik. kakek tuan muda mendirikan vila itu untuk istrinya, yang berarti cinta yang sangat indah dan sempurna.

Kakek tuan muda saat itu awalnya mau memberikan ke ibu Siwon yang merupakan istri sebenarnya dari Kiho untuk mengurusinya. Tapi siapa juga yang mengira kalau malah terjadi masalah seperti itu. Sehingga mengakibatkan kedua orang itu bercerai. Sehingga vila pegunungan ini juga tidak bisa diserahkan ke siapapun.

Kiho sampai hari ini tidak diijinkan oleh kakek tuan muda untuk masuk dan menginjakkan kaki di vila pegunungan ini. Jadi sejak Kiho bercerai dengan ibu Siwon, dia sangat ingin sekali mengambil dan memiliki Taman Blue Sea. Tapi selalu saja tidak berhasil. Bahkan ini malah membuat kakek tuan muda jadi lebih jijik dengannya, hingga kakek sampai sekarang tidak setuju dengan pernikahan Kino dan selingkuhannya.

Hara tidak tahu semua masalah ini awalnya, dia baru tahu dari Bona. Dia hanya bisa menghela napas. Kelihatannya Songbun dulu sangat menghargai ibu Siwon, kalau tidak mana mungkin dia mengambil langkah seperti itu.

Hara meminta Bona untuk mengambilkan vas bunga untuk memasukkan bunga yang tidak diketahui namanya ini ke dalam vas bunga itu. Setelah itu, barulah dia turun dengan senangnya.

Songbun karena sudah tua jadi bangunnya sekarang sangat pagi sekali.

Dia pagi-pagi sekali sudah berada di halaman luar rumah untuk berlatih Taichi dan terlihat sangat profesional.

Walaupun bisa dibilang Songbun telah menempatkan Kiho sekeluarga untuk tinggal di Pavilium Nanyin dan tidak mengijinkan mereka masuk ke dalam rumah utama tapi beberapa tahun ini Kino dan istri keduanya yang bernama Kanggae itu tidak pernah menyerah dengan semua keinginan mereka itu.

Maka dari itu sepagi ini datang untuk menyenangkan hati Songbun. Kino dan Kanggae dengan malunya dan khawatir akan dimaki-maki oleh kakek. Sehingga, Hesong yang datang, dia seolah telah melupakan masalah yang dulu. Dia tersenyum sambil sibuk sendiri di depan Songbun seperti lebah kecil yang bekerja keras.

“Kakek, apa kamu haus? Aku bawa minum, apa kakek mau meminumnya?”

Hesong pagi sekali sudah datang di sana dan melihat Songbun sedang berlatih Taichi. Dia menolak untuk pergi. “Kakek, istirahatlah dulu sebentar. Bukannya dokter terakhir kali bilang kalau kekebalan tubuhmu tidak terlalu baik dan butuh istirahat yang banyak ya?”

“Hesong!” Sebenarnya selama dia adalah anggota keluarga Mu dan tidak melakukan kesalahan, maka Songbun akan bersikap pura-pura tidak melihat kesalahan kecilnya.

Dalam hal ini, kakek selalu saja lebih condong kepada Siwon. Jadi selalu saja memperhitungkan dan memikirkan ide-ide dari Siwon. Dia tidak terlalu dekat dengan Hesong. Tapi Hesong tetap saja adalah cucunya. Melihat sepagi ini,Hesong datang kemari untuk menyenangkan hatinya, kakek merasa cukup senang walaupun tahu apa tujuan sebenarnya Hesong.

“Sudah kamu tidak perlu sibuk sendiri. Kakekmu ini tidak capek kok. Terlebih lagi, dokter menyuruh kakek untuk banyak olah raga dan jalan. Kakek ini sudah tua, lengan dan kaki tua ini jika tidak dibuat jalan takutnya malah tidak akan pernah bisa jalan lagi!”

“Kakek, kamu jangan bicara seperti itu!” kata Hesong panik, “Kamu pasti panjang umur sampai ratusan tahun!”

“Hei, anak ini. Mana ada hidup sampai ratusan tahun. Kakek tidak percaya hal ini, juga tidak berpikir seperti itu.” Songbun menghela napas lalu menepuk tangan Hesong dengan pelan, “Kakek sekarang hanya ingin kalian semua bisa seperti kakak tertua kalian. Aku ingin sekali melihat kalian segera menikah dan punya anak. Kakek tidak berharap apapun yang lain. Kakek hanya berharap punya cicit yang banyak sekali. Hesong, kamu juga tidak muda lagi. apa kamu sudah punya pacar!”

“Ya ampun, kakek!” Wajah Hesong tanpa sadar memerah malu. Kedua tangannya merangkul lengan Songbun lalu menarik Songbun untuk duduk. Lalu menuangkan teh untuk Songbun, “Kakek, aku masih muda. Kenapa kamu malah memikirkan semua hal ini. Apalagi kakak tertua dia...”

Hesong mengangkat kepala dan kebetulan melihat Hara yang keluar dari rumah utama. Dia kelihatan sangat ceria saat ini, warna wajahnya merah lembab dan berpakaian dengan santainya. Keseluruhan dari dirinya tampak sangat bersemangat. Dan membuatnya jadi terlihat lebih muda.

Hesong menatap ke mata Hara, tidak tahu kenapa tiba-tiba ada api emosi dan marah yang meluap dari hati kecilnya. Api emosi itu rasanya hampir saja membakar semuanya. Apalagi ketika melihat Hara yang meliriknya dengan tatapan tidak enak seperti tatapan menghina.

“Yoh, kakak ipar akhirnya mau bangun sepagi ini?”

Novel Terkait

 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu