Kembali Dari Kematian - Bab 582 Jangan Memainkan Trik Licik, Kamu Tidak Sanggup Bermain

“Apakah pikiranmu penting bagiku?”

Ucapan Demyuk selalu begitu begitu lugas, seolah-olah tidak pernah menganggap Chunli itu penting.

Chunli merasa agak tidak tahan, hanya didikan biasa membuat Chunli tidak bisa melakukan tindakan dan ucapan yang berlebihan, hanya menatap Demyuk dengan canggung, “Kakak pertama, aku hanya ingin mengatakan aku tidak bermaksud begitu, tidak ingin kakak salah paham.”

“Aku salah paham apa?” Demyuk mematahkan rokok, tampaknya agak tidak sabar, “Sudahlah, hari ini datang mencariku, demi menunjukkan tekad.”

“Kakak, kamu tahu, aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya takut kakak dan calon kakak ipar salah paham saja.”

Mata Demyuk agak dingin, langsung menekan rokok ke dalam asbak, melirik Chunli dengan mata dinginnya, “Tidak bermaksud begitu padaku, lalu ada maksud sama siapa?”

“Kakak.”

“Aku tidak keberatan kamu pulang.” Demyuk berdiri, dengan santai dan malas duduk di atas meja kerja, kedua kaki disilangkan, sangat tidak peduli melihat ke arah Chunli, “Kamu boleh memiliki trikmu sendiri, juga boleh memikili pemikiran licik. Bagaimanapun keluarga Yan tidak menghidupi orang tidak berguna, tapi kamu juga harus mengerti, trik dan pemikiran licikmu harus digunakan pada tempat yang benar.”

“Kakak, kamu sudah salah paham.”

“Salah paham atau tidak aku bisa menilainya sendiri. Jangan melakukan trik licik di depanku, aku takut kamu tidak sanggup bermain.” Demyuk berdiri, melihat Chunli dari atas ke bawah.

Sepasang mata indahnya saat ini malah dingin hingga menusuk tulang, membuat Chunli merasa ketakutan dari dalam hati, dia merasa sepasang mata Demyuk seperti melihat setumpuk sampah dan limbah saja. Semua penyamarannya tampaknya sia-sia di hadapan Demyuk, sama seperti badut, tapi Demyuk malah tidak berniat untuk menggodanya.

Chunli mengatupkan bibir, “Kakak, kedatanganku hari ini selain menjelaskan masalah ini, kakek ingin aku masuk ke perusahaan.”

“Perusahaan ya, boleh juga, lagi pula kamu lulusan ekonomi dan perdagangan, setelah masuk perusahaan maka baik-baik bekerja, jangan sepasang kaki sudah cacat, bahkan otak juga ikut cacat.”

Demyuk berniat baik menepuk-nepuk bahu Chunli, tapi tepukkan ini malah membuat Chunli seperti menghadapi musuh besar.

Setelah keluar dari Bomsangmin, Chunli merasa seluruh tubuhnya dingin, seperti menghadapi malapetaka saja, di sekitar tubuhnya juga terasa dingin tapi malah terus berkeringatan, serta sedikit shock.

“Nona besar.”

Budi melihat ada yang salah dengan Chunli setelah keluar dari ruang kerja Demyuk, tampangnya terlihat panik dan linglung.

“Nona besar.”

Budi membuka pintu mobil, melihat Chunli lama sekali tidak ada tindakan apa-apa, hanya bisa mendorong kursi roda agak menjauh sedikit, kemudian berdiri di depan Chunli, melihat wajah Chunli pucat pasi, bergegas menjongkok dan mengambil sapu tangan untuk menyeka keringat Chunli.

Mengangkat tangan, tapi tangan yang ramping itu malah sangat cepat, langsung menampar wajah Budi, “Kurang ajar.”

“Nona besar, Apakah kamu baik-baik saja?”

Chunli seperti bangun dari mimpi, melihat tampang Budi yang penuh kekhawatiran, bergegas menggeleng, “Aku tidak apa-apa, Budi aku……maaf, barusan aku tidak sengaja.” Dia menatap tangan yang agak gemetar, seolah-olah tidak percaya dirinya bahkan menampar Budi.

Budi menggeleng, “Nona besar, aku tidak apa-apa, sedikit pun tidak sakit, sebaliknya nona besar kamu, sebenarnya kamu kenapa, barusan di dalam ruang kerja apa yang tuan muda pertama katakan padamu.”

Insting memberi tahu Budi, Demyuk pasti telah mengatakan sesuatu, kalau tidak, Chunli pasti tidak akan berpenampilan seperti ini.

Sejak masih kecil dia sudah ikut di sisi Chunli, meskipun mengatakan keluarga Yan yang membesarkannya, tapi pada saat masih kecil nyawanya ini diselamatkan oleh Chunli. Sejak saat itu Budi terus ikut di samping Chunli, tidak peduli apa yang sudah Chunli katakan, Budi tidak akan menolaknya.

Dia sudah lama sekali tidak melihat ekspresi seperti itu di wajah Chunli, terakhir kali juga tiga tahun lalu, pada saat itu nona besar mengetahui bahwa Siwon Mu menikahi orang lain. Sedikit lebih jauh lagi, yaitu lima tahun yang lalu, saat nona besar terjadi kecelakaan.

Dalam hati Budi keberadaan Chunli selalu seperti seorang peri, Chunli orangnya baik, melakukan apa pun selalu akan mempertimbangkan bawahannya, dibandingkan nona Yan satunya lagi, tidak tahu berapa kali lipat lebih baik.

Dalam hati Budi, dia selalu menganggap Chunli orang yang paling baik. Dan orang yang paling baik ini tentu harus mendapat perlakuan paling baik.

“Apakah tuan muda pertama menindasmu?”

Meskipun Budi tidak pernah melayani di sisi Demyuk, tapi saat Chunli masih kecil sering ikut di samping Demyuk, tentu saja tahu bagaimana sifat Demyuk. Budi yakin Demyuk pasti telah melakukan sesuatu, menindas Chunli.

“Tidak apa-apa, Budi, masuk dulu ke mobil.”

“Iya.”

Melihat Chunli tidak ingin banyak bicara, Budi hanya bisa menyerah.

Membuka pintu mobil, kemudian menggendong Chunli, mengantar Chunli masuk ke dalam mobil, baru membuka pintu di jok pengemudi, “Nona besar, selanjutnya kita mau kemana?”

“Pergi jalan-jalan ke Villa King saja!”

Chunli terdiam sejenak, tersenyum tipis, “Boleh juga, sudah lama tidak pulang ke sini, tidak tahu Villa King sekarang sudah berubah menjadi apa.”

Budi mengerutkan kening, tetap merasa agak khawatir melihat tampang Chunli seperti ini, “Nona besar, tidak peduli masalah apa pun, kamu harus beri tahu Budi, Budi pasti akan bantu kamu melakukannya.”

Chunli tersenyum, “Budi, terima kasih. Selama bertahun-tahun kamu selalu menemaniku, bahkan ketika mama masih hidup tetap kamu yang paling baik padaku.”

Chunli berkata dengan ringan, hati Budi terasa hangat. “Nona besar, sudah seharusnya aku melakukan semua ini.”

Chunli malah memejamkan mata, “Budi, aku agak lelah, tidur sebentar dulu, nanti kalau sudah tiba kamu panggil aku.” Selesai bicara langsung memejamkan mata.

Sampah.

Sudah terpikirkan olehnya bahwa Demyuk akan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, tapi tidak menyangka ternyata akan begitu jujur dan langsung.

Apakah sampah?

Bagi keluarga Yan, dia memang sampah. Namun, karena dia masih sedikit berguna, untuk itu tidak dikorbankan. Kemudian, setelah terjadi kecelakaan itu, tampaknya dia benar-benar sudah menjadi sampah.

Apa yang dikatakan Demyuk adalah kebenaran, bagi keluarga Yan, dia memang hanya sampah.

Tapi, dia tidak bersedia menjadi sampah.

Dia sudah bisa menahannya selama lima tahun, maka beberapa kata Demyuk ini, sedikit sikap acuh tak acuh dari Demyuk, dibandingkan dengan kesabarannya selama lima tahun ini, termasuk apa semua itu.

Di dalam mobil yang sunyi tiba-tiba terdengar suara bel yang membuat Chunli membuka matanya, ada sedikit rasa dingin dan jijik di matanya, tapi segera ditutupinya. “Halo, papa.”

“Chunli, kamu ke mana?”

Dari sebelah sana terdengar suara Brian yang penuh kasih sayang, tatapan Chunli agak menegang, tangan yang tiba-tiba digenggam erat menunjukkan pikiran Chunli. Dia segera mengubah ekspresinya, “Hari ini aku pergi ke tempat kakak pertama, sekarang berencana pergi ke kampus untuk lihat-lihat. Aku sudah bertahun-tahun tidak pulang ke kota Seoul, tidak menyangka kota Seoul telah berubah banyak.”

“Pergi ke tempat Demyuk?” Terdengar suara Brian, tampaknya ada sedikit keraguan dan mencoba cari tahu, “Ya, papa.”

“Kamu ke tempat kakak pertamamu, apakah dia mengatakan sesuatu?”

Apakah Brian ingin mencoba cari tahu dari kata-katanya?

Tatapan Chunli dingin, tapi dengan cepat sudah ditarik kembali, dia tahu bahwa dalam keluarga Yan Brian tidak bisa banyak bicara. Walaupun bagi orang luar kelihatannya Brian dan Demina saling mencintai. Tapi hanya Chunli yang tahu, mereka hanya saling mencintai di depan orang lain saja.

“Kakak pertama sudah tahu mengenai kakek menyuruhku pergi ke perusahaan, aku tidak ingin kakak salah paham, jadi ngobrol beberapa kata dengan kakak.”

“Dia tidak menentangnya bukan!” Brian berkata lagi.

Mata Chunli dingin sekali, “Tidak, papa juga tahu kakak orangnya seperti apa, dia tidak akan menghalangi orang dalam keluarga Yan masuk ke perusahaan. Tapi papa, kakak juga mengatakan, karena sebelumnya aku selalu berada di luar negeri, studi juga sudah banyak yang disia-siakan, jadi jangan terburu-buru untuk sukses cepat.”

“Apa maksud dari kata-katanya ini?”

“Aku ingin pergi ke kantor manajer umum kakak dulu.” Chunli berkata, di sebelah sana Brian mendengarnya, mata malah berbinar-binar, “Bagus, anak baik, kamu bisa memikili pemikiran seperti ini, papa lega sekali.”

“Papa, aku sudah hampir tiba di kampus, nanti ingin pergi melihat guru pembimbing, apakah kamu masih ada hal lain?”

“Tidak, tidak ada.” Di sebelah sana Brian menutup telepon, mata Chunli semakin dingin.

Budi duduk di depan mengemudi, melihat situasi ini dia mengepal erat kemudi, “Nona besar, apakah kamu sungguh berencana pergi ke Perusahaan Yan?”

“Pergi, kenapa tidak pergi?” Chunli tersenyum tipis, “Aku pernah mempelajari ini ketika masih kuliah, sekarang anggap bisa menerapkan apa yang telah aku pelajari, juga tidak menyia-nyiakan kebaikan keluarga Yan dalam mendidikku.”

Jelas-jelas Chunli berbicara dengan lembut dan jelas, tapi memberi orang perasaan yang sangat tajam.

Hingga akhirnya Budi tidak mengatakan apa pun, tiba di Villa King langsung membuka pintu lalu menggendong Chunli turun dari mobil, sudah bertahan seperti ini selama lima tahun, sepertinya Budi tidak pernah merasa bosan.

Chunli memegang kursi roda dengan baik, mengangkat kepala tersenyum tipis kepada Budi, “Seingatku di seberang jalan ada jalanan makanan ringan yang menjual es krim kerucut.”

Budi mengerutkan kening, “Nona besar, sekarang adalah musim dingin, kesehatanmu tidak terlalu baik, lebih baik jangan makan makanan yang begitu dingin.” Budi berkata seperti ini, tapi malah melihat tatapan mata Chunli lebih dingin, senyuman juga membeku.

Budi terdiam, “Nona besar, kalau begitu kamu tunggu sebentar di sini, Budi pergi belikan untukmu, segera kembali.”

“Baik.” Chunli menunjukkan senyumannya lagi, Budi melihatnya, hatinya hampir saja meleleh. Hanya melihat seperti ini saja, juga merasa ini adalah hal yang bahagia, seolah-olah bersedia melakukan segalanya untuk dia.

Setelah Budi pergi, Chunli baru menarik kembali pandangannya, dia menatap sepasang kaki itu dalam waktu lama baru menunjukkan senyuman dingin, kemudian mendorong kursi roda masuk ke dalam kampus.

Akhir-akhir ini tugas di kampus Villa King tidak termasuk banyak, karena sudah hampir tiba waktu liburan, Yesica, Luis dan Jeje sekarang mereka sedang memiliki banyak waktu.

Beberapa hari yang lalu mereka sibuk dengan masalah skripsi dan penyelidikan, saat ini sudah santai, bahkan merasa udara juga memiliki aroma kebebasan.

Awalnya Yesica ingin pergi mencari Erha Jing, namun karena mendadak Erha Jing ada sebuah operasi. Tidak berdaya, hanya bisa ingkar janji dengan Yesica, saat ini mereka bertiga sedang berkumpul bersama untuk merundingkan akan pergi ke mana.

“Yesica kamu sudah ada pacar langsung tidak menginginkan kami lagi ya, benar-benar tipikal orang yang melupakan teman begitu ada pacar.”Luis sambil tertawa mengatakannya.

Yesica mendengarnya, menggembungkan pipinya, “Mana ada, bukankah sekarang aku sedang menemani kalian?”

“Huh, jangan pikir kami tidak tahu, kamu ini hanya mengambil jalan kedua, sekarang dokter Jing-Mu sedang sibuk sekali, tidak ada waktu luang menemanimu, Yesica, apa yang kamu lihat?”

“Wanita berpenampilan suci tapi berhati gelap, pelacur licik.”

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu