Kembali Dari Kematian - Bab 409 Tentang Ayah Kandung Hara Dan Heiran

"Jika ada yang ingin kamu katakan, langsung katakan saja!" Melihat kesunyian dan keseriusan Siwon yang jarang terjadi, Heiran tahu bahwa masalah ini pasti lebih penting, dia menahan lelucon dan senyumannya dan memandang Siwon dengan serius.

Siwon berpikir sejenak "Apa pendapatmu tentang Leheon?"

Leheon? Bukan masalah Hara? "Biasa saja! Kamu ingin membicarakan masalah Leheon? Jika kamu memiliki pemikiran yang sama dengan Kakek Mu, maka aku rasa kamu tidak perlu terlalu banyak berharap, sebenarnya . . . . ." Heiran tidak melanjutkan, setelah jeda, dia melihat ke belakang "Vivi akan segera kembali, apakah kamu yakin ingin berdiskusi denganku tentang Leheon?"

Siwon memandang Heiran dengan tatapan langka dan mengangguk "Tentang kamu dan ayah kandung Vivi!"

"Apa yang kamu katakan?" Heiran tertegun, dia tidak menyangka bahwa Siwon akan membicarakan tentang masalah ini "Kamu tahu?"

Siwon mengangkat alisnya "Mungkin!"

"Jangan basa-basi lagi, karena kamu bersedia berdiskusi denganku, kamu pasti sudah tahu sesuatu, tetapi kamu ragu-ragu untuk memberi tahu Vivi, kan?" Heiran telah mengalami hidup dan mati, sebenarnya, dia telah mengambil pandangan yang sangat acuh tak acuh terhadap banyak hal, dia berpikir bahwa tidak ada yang lebih penting dari hidup dan mati. "Katakanlah!"

Siwon mengangguk "Vivi telah meragukan siapa ayah kandung kalian sebelumnya dan aku juga telah menyelidikinya, tetapi belum ada hasilnya!"

"Jadi sekarang? Kalian sudah punya jalan keluar?" Heiran berhenti "Siapa itu?"

"Apa yang kalian bicarakan?"

Hara datang dengan membawa sebuah buku besar di tangannya, dia melihat Siwon dan Heiran duduk membelakangi dia, mereka sepertinya sedang membicarakan sesuatu, yang kelihatannya cukup serius.

Dengan kedatangan Hara, ekspresi wajah Heiran berubah sedikit, dia menahan ekspresinya dan tanpa sadar melirik Siwon, Siwon juga kembali fokus, Dia berbalik, melambai dan meraih tangan Hara "Tidak ada, mengenai masalah Leheon, kamu ambil apa itu?"

"Oh, Ini tentang beberapa desain toko kue, serta beberapa toko dan mentor yang pernah aku kunjungi sebelumnya, kamu tertarik dengan ini? ” Hara menatap Siwon dan matanya dengan jelas menunjukkan kamu adalah seorang pria besar, akan tertarik dengan ini?

Benar saja, Siwon bangkit dan berkata "Kalau begitu kalian dua saudara ngobrol saja!" Setelah jeda, dia melihat Heiran lagi. "Kamu pikir baik-baik tentang apa yang aku katakan tadi, jika kamu sudah memikirkannya dengan jelas, maka kamu bisa lakukan sesuai dengan idemu."

"Teka-teki apa yang kalian mainkan?" Hara selalu merasa ada yang aneh antara Siwon dan Heiran.

"Bukankah aku sudah bilang? Tentang masalah Leheon!" Siwon mengusap dahi kecil Hara "Istirahatlah lebih awal, jangan ngobrol sampai terlalu malam, huh?"

“Iya, kamu benar-benar menjengkelkan! Cepat pergi, jangan ganggu pembicaraanku dengan kakakku!” Hara mendorong Siwon dengan tatapan jijik.

Siwon mengerutkan kening, ada sosok Hara didalam kedua matanya, setelah sekian lama, dia baru meletakkan tangannya di saku celananya dan pergi.

"Sungguh, aku pun bukan anak kecil lagi, dia malah terus menyentuh kepalaku!" Hara sambil membuka buku sambil mengeluh "Kakak, kamu lihat ini!"

“Huh? Oh!” Heiran tiba-tiba kembali fokus, melihat buku di tangan Hara, dia tidak bisa menahan senyum, “Kamu sangat perhatian!” Itu bahkan lebih perhatian daripada dia sendiri.

"Tentu saja, itu urusanmu, jadi aku pasti akan mengindahnya. Ngomong-ngomong, Siwon memberitahumu tentang Leheon, ada apa dengan Leheon? " Hara bertanya, "Sebenarnya kak, jika kamu tidak memiliki perasaan semacam itu terhadap Leheon, kamu tidak perlu memikirkan hal-hal lain, aku akan pergi membujuk kakek! "

"Tidak apa-apa!" Heiran menggelengkan kepalanya. "Dia tidak mengatakan apa-apa, dia juga demi kebaikan Leheon, kamu jangan ikut campur dalam masalah ini. Tidak peduli apa yang terjadi antara aku dan Leheon, itu tidak akan mempengaruhi hubungan antara kamu dan Siwon!"

"Kakak, kamu pikir sampai segitunya, aku tidak punya maksud lain!" Hara khawatir Heiran akan salah paham, jadi dia dengan cepat menjelaskan "Aku sudah menikah sekarang, tapi kamu masih sendirian dan kakek juga sangat menyukaimu, selalu mengatakan bahwa kamu sangat disukai oleh orang-orang! Dan juga Leheon, aku dapat melihat bahwa dia serius denganmu! "

"Sudah, apakah kamu orang terlibat yang mereka kirim? Setelah Kakek Mu bilang, Siwon juga bilang dan sekarang kamu!" Heiran mencubit hidung Hara dengan kesal "Aku ini kakakmu, jadi kamu tidak perlu khawatir tentang masalah ini, aku tentu punya pemikiranku sendiri! "

"Baiklah! Kalau begitu, kamu coba lihat ini, lihat kamu puas atau tidak? Ini semua toko yang baru-baru ini aku kumpulkan, aku juga telah menanyakan tentang sekolah-sekolah ini. Ini adalah guru kue terbaik di kota Seoul dan beberapa di antaranya adalah juru pembuat kue baru, aku rasa mereka sangat kreatif. Jika kamu benar-benar ingin membuka toko, menurutku kamu bisa pergi dan belajar dengan mereka dulu! "

"Oke!" Heiran tersenyum dan menyentuh kepala Hara "Vivi, terima kasih! Jarang sekali kamu begitu mengkhawatirkanku, sebenarnya, aku seharusnya melakukan semua ini sendiri!"

"Aiya kak, kita adalah kakak adik! Tentu saja, hal-hal ini harus saling membantu!"

. . . . . .

Ketika Heiran kembali ke kamar yang membuat orang sakit kepala di malam hari, dia merasa lebih sakit kepala lagi.

Dia pergi ke kamar mandi untuk mandi dan kembali, tetapi kata-kata Siwon tentang ayah kandungnya terus bekeliaran di benaknya!

Sebenarnya, dari awal Heiran selalu berpikir bahwa Hamsang adalah ayahnya dan dia bahkan berpikir begitu sejak lama, bahkan sampai dia meninggal, dia masih tidak tahu yang sebenarnya.

Kemudian, sebagai jiwa yang mengembara, dia baru mengetahui bahwa dia bukanlah putri Hamsang, jadi selama bertahun-tahun, sikap Hamsang dan semua anggota di keluarga Jiang terhadapnya, dia dapat memikirkannya dengan jelas dan bahkan ibunya sendiri akan ada reaksi seperti itu, Heiran juga merasa lega.

Hanya saja masalahnya sudah lama berlalu dan Heiran juga hampir lupa tentang masalah ini. Tanpa diduga, Siwon akan begitu tiba-tiba mengungkitnya hari ini, jadi Heiran belum bisa bereaksi dan terbengong!

Ayah kandung?

Dia tidak pernah menerima cinta ayahnya sejak dia masih kecil, jadi dia tidak merasakan apa-apa tentang kata ayah kandung tersebut.

Dulu dia membenci Hamsang, tetapi sekarang mengetahui bahwa Hamsang bukan ayahnya, dia tiba-tiba tidak lagi mempunyai tujuan untuk membencinya dan seiring berjalan waktu dia juga melupakannya.

Siwon tiba-tiba bertanya, mungkin karena dia sudah melihat sesuatu atau Siwon benar-benar sudah tahu sesuatu.

Alasan mengapa Siwon memilih untuk menguji Heiran adalah karena dia tidak ingin Hara menanggung rasa sakit seperti itu!

Siwon ini benar-benar seorang penyayang!

Kecuali Hara, sepertinya dia tidak peduli dengan hidup dan mati orang lain atau perasaan mereka!

Heiran menarik napas berat, berpikir apakah dia ingin tahu hasilnya atau tidak!

Hasil ini seperti kucing Schrodinger, terbuka atau tidak, tetapi masih tetap agak berkontradiktif.

"Tok tok"

"Siapa? "

"Nona, aku Bona!"

Heiran mengerutkan kening "Tunggu sebentar!"

Heiran menemukan kardigan dan mengenakannya, membuka pintu dan melihat bahwa Bona sedang memegang sebuah mangkuk porselen di tangannya dan Kakek Mu berdiri di belakang Bona.

"Kakek Mu?"

“Hei, gadis kecil, belum tidur kan!” Kakek Mu sangat semangat, matanya menyipit dan jatuh ke tubuh Heiran.

Hati Heiran merasa geli, tapi dia hanya bisa tersenyum sedikit "Ada apa?"

"Ya, ya, ada sesuatu! Tidak, tidak apa-apa! Hehe, aku hanya khawatir kamu tidak akan bisa tidur di hari pertama. Jadi, aku meminta pelayan dapur untuk merebus secangkir sup untukmu, sangat ringan, kamu bisa meminumnya selagi panas! "

“Um, Kakek Mu, sebenarnya aku tidak lapar, itu, aku juga tidak insomnia!” Heiran tidak dapat menerima antusiasme dari Kakek Mu. Tidak tahu kenapa, ketika dia melihat senyum Kakek Mu yang begitu menyanjung, Heiran merasa tidak enak di hatinya dan tanpa sadar ingin menolak.

Siapakah Kakek Mu itu? Pengalamannya bahkan lebih banyak dari pada Heiran, dia dari awal sudah tahu bahwa Heiran akan menolak, jadi dia langsung menggunakan triknya "Gadis kecil, apakah kamu tidak menyukaiku?! Aku ini bermaksud baik, apakah kamu benar-benar tidak menerimanya?" Setelah berkata dia berkedip putus asa, meremas air mata, penampilan tak berdaya membuat Heiran tercengang.

Dia menatap Kakek Mu dengan kesusahan, kemudian menatap Bona, dia tidak bisa menahan desahan dalam hatinya "Oke, oke Kakek Mu, aku minum, aku minum. Tapi kamu harus berjanji padaku, setelah aku meminumnya, kamu harus membiarkanku istirahat, oke? "

"Oh, baiklah, kakek janji padamu, kakek akan segera pergi setelah kamu selesai minum!"

Heiran tidak punya pilihan selain memegang mangkuk dan meminumnya dengan bersemangat.

"Ya, gadis kecil, kamu sangat baik, kakek benar-benar sangat menyukaimu!" Kakek Mu menepuk tangannya dan melihat Heiran sambil tersenyum "Baiklah, lumayan lumayan, anak baik! Sudah ya, kakek akan pergi dulu! "

Kakek Mu datang dengan tiba-tiba dan pergi dengan tiba-tiba. Heiran benar-benar tidak tahu apa yang ingin dilakukan Kakek Mu , tetapi dia tetap meminumnya sampai habis.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak cegukan dan menatap Bona "Itu, Bona, bisakah kamu memberitahuku, sup apa yang diberikan kakek tadi?"

Bona menelan air liur dan menyeringai dua kali "Sepertinya . . . . . sup bergizi macam apa!"

Heiran ". . . ." Perasaan tidak enak tiba-tiba muncul di hatinya, tetapi sebelum Heiran bisa mengatakan apa-apa, Bona seperti menyelipkan minyak di telapak kakinya dan melarikan diri dengan cepat.

“Hei!” Heiran memanggil, berdiri tak berdaya di depan pintu untuk waktu yang lama dan merasa ada yang tidak benar.

Dan Leheon juga merasakan ada yang tidak benar, membuka baju dan bersiap pergi ke kamar mandi untuk mandi, tetapi dia merasa panas di sekujur tubuh tanpa alasan dan bahkan ada kecenderungan untuk mengangkat kepalanya ke suatu tempat.

Leheon mengertakkan gigi, seluruh otot tubuhnya pun menegang.

Dia menggenggam mantelnya dengan garis hitam di wajahnya.

“Orang tua sialan! Berani menaruh obat didalam!”

Dia sudah pikir mengapa orang tua itu begitu baik sehingga secara khusus mengirim semangkuk sup untuk dirinya dan berkata bahwa sup ini sangat sehat, benar-benar cari mati.

“Dasar kakek tua!” Leheon meraung, menutup pintu kamar mandi dengan keras dan lima jari tangan kanan mulai beraksi.

Setelah setengah jam, Leheon keluar dengan keringat, mandi tetapi seperti tidak mandi. Dia memukul pintu kamar mandi dengan kepalan tangan dan kemudian keluar dengan handuk.

Setelah keluar, dia hanya mendengar suara desis dari luar dan untuk sesaat, lampu di kamarnya langsung padam.

"Ah!"

Novel Terkait

My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu