Kembali Dari Kematian - Bab 594 Bertemu Keluarga Song, Sikap Dingin Demyuk

Naomi mengangguk dengan canggung, "Iya, tadi aku minum beberapa gelas di pesta perayaan akhir pembuatan film." Ujar Naomi sambil mengulurkan tangan dan mencubit pinggang Demyuk. Demyuk mengerutkan alis, mengangkat kepala, dan meremas wajah Naomi, "Naomi, nakal."

Naomi, "…"

Orang-orang dari Keluarga Song, "…"

"Ehem" Naomi batuk, "Demyuk, Tuan Song ada di sini."

Demyuk seolah baru menyadari keberadaan Minho. Dengan separuh tubuh bersandar di tubuh Naomi, dia mengangkat kepala. Tidak ada bekas mabuk di bawah mata gelap itu. Sebaliknya, mata itu sekilas menyapu Minho dengan sentuhan cahaya tajam, lalu beralih ke samping Minho.

Sekelompok orang yang ramai, benar-benar membuat sakit kepala.

"Tuan Muda Yan." Melihat raut muka Demyuk tidak begitu baik, Minho buru-buru menyapa, "Kebetulan sekali, aku tidak menyangka akan bertemu Tuan Muda Yan di sini."

Demyuk tersenyum, bibir tipisnya menyunggingkan senyuman ringan, tetapi senyuman itu membuat orang merasa takut.

Demyuk selalu tampan, bahkan lebih enak dipandang dari kebanyakan wanita. Penampilannya ini sangat mencolok di kerumunan. Sekarang dia kelihatan agak terganggu, tatapannya terkandung hinaan, "Bukan kebetulan."

Orang-orang dari Keluarga Song, "…"

“Bocah Yan, lama tidak bertemu.” Nyonya Besar Song berbicara lebih dulu, namun matanya tertuju pada Naomi. Dia seolah ingin menemukan sosok lain dari tubuh Naomi. Tatapannya itu membuat Naomi merinding.

“Ternyata Nenek Song, apakah ini adalah perjamuan Keluarga Song?” Demyuk memijat kening, sepertinya sakit kepala, tapi dia masih belum bangun dari tubuh Naomi. Dia yang bertingkah sesuka hati sama sekali tidak menganggap penting Keluarga Song.

Dia punya modal untuk bersikap sombong, Keluarga Song memang tidak ada apa-apanya bagi Keluarga Yan. Kata-kata Nyonya Besar Song barusan jelas agak membesarkan diri.

Demyuk bukan orang biasa. Dia tidak menjawab perkataan Nyonya Besar Song, melainkan hanya sekilas memandangi orang-orang dari Keluarga Song, "Aku dan istriku punya urusan lain, kami pamit dulu supaya tidak mengganggu perjamuan Nenek Song dengan keluarga."

Nyonya Besar Song, "…" Bocah ini sungguh sangat menyebalkan.

Minho, "…"

Luis, "…" Kemudian dia berseru, "Kak Naomi, Bang Demyuk, kalian sudah menikah?"

Naomi, "…" Capek mental.

Dia merasa bahwa sejak dia setuju untuk bersama dengan Demyuk, Demyuk selalu suka membuat onar, suka menyebarkan hubungan mereka berdua ke mana-mana.

"Itu."

"Iya, tapi pesta pernikahan kami belum diadakan. Saat pernikahan diadakan, aku pasti akan mengundang kamu, gadis kecil." Demyuk sangat baik dan ramah terhadap Luis.

Mendengar kata-kata Demyuk, mata Luis berbinar-binar, "Bagus sekali, Bang Demyuk. Bolehkah aku menjadi pengiring pengantin untuk Kak Naomi?"

"Pengiring pengantin?" Demyuk mengelus dagu, "Boleh, aku juga khawatir nantinya tidak ada gadis kecil yang lincah dan imut seperti kamu. Oh, panggil dua sahabatmu itu juga."

“Oke, Yesica dan Jeje pasti akan suka. Sepakat ya.” Luis terlihat sangat senang, dia berkedip pada Naomi. “Kak Naomi, nanti aku akan memberimu amplop merah besar."

Naomi, "…" Perkataan Demyuk benar-benar dianggap serius oleh Luis. "Terima kasih." Naomi tersenyum sambil menoleh ke Demyuk, “Kamu sudah sadar?”

"Tidak, aku mabuk lagi." Ujar Demyuk. Sehabis berkata, dia bersandar pada tubuh Naomi lagi. Naomi tak berdaya, mengulurkan tangan untuk menahan kepala Demyuk agar Demyuk tidak bersandar padanya, "Demyuk, jangan banyak tingkah, apakah kamu segitu tidak kuat minum? Cepat bangun. Kalau tidak, aku akan meninggalkan kamu di sini."

Naomi memapah Demyuk sambil mengomelinya dan berjalan melewati orang-orang dari Keluarga Song, "Demyuk, jangan usil, kamu terlalu berat, aku tidak bisa menahan kamu."

"Aku benar-benar mabuk, Naomi. Kalau kamu tidak percaya, coba sentuh wajahku, panas."

Minho, "…" Dia menatap kedua orang itu meninggalkan tempat tanpa bisa berkata apa-apa. Kemudian dia menopang dahi, menoleh dan melihat bahwa orang-orang di Kelugara Song juga agak bengong, "Ehem, itu, ayo kita pulang juga."

"Oh." Perhatian semua orang tertarik kembali. Nyonya besar mengawali pembicaraan, "Ayo pulang, waktu sudah tidak pagi."

Luis ikut di belakang, meraih tangan Minho dengan penuh semangat, "Abang keempat, aku tidak menyangka bahwa Bang Demyuk punya sisi usil seperti itu. Dulu aku selalu merasa bahwa dia sangat mengerikan. Setelah interaksi beberapa kali, aku merasa bahwa dia tidak mengerikan sama sekali. Terkadang dia amat menggemaskan "

Minho, “…” Apakah kata ‘menggemaskan’ pantas digunakan untuk mendeskripsikan Demyuk? "Ehem Luis, jangan tertipu dengan penampilan luar." Sisi lembut Demyuk hanya diperlihatkannya pada Naomi.

"Aku tahu, pria seperti inilah yang menarik, sangat romantis dan setia. Apakah kamu pernah melihat dia memperlakukan orang lain seperti ini? Dia cuman memperlakukan Kak Naomi seperti ini. Orang lain hanyalah sekadar orang biasa di matanya, Kak Naomi berbeda dari orang lain. Aduh, romantis sekali di mana dia cuman memilih satu dari sekian banyak orang yang ada di dunia ini. Aku mau cari pacar seperti ini di masa depan."

Nyonya Besar Song, "Bocah Yan memperlakukan Si Nao- apa itu?"

"Naomi." Kata Luis, "Nenek, biar aku kasih tahu kamu bahwa Kak Naomi benar-benar hebat, kemampuan aktingnya sangat bagus. Aku selalu menangis setiap kali menonton drama yang dimainkan Kak Naomi."

“Benar, Naomi.” Nyonya Besar Song berkata, “Bocah Yan seharusnya serius dalam hubungan kali ini.” Reaksi dan sorot mata Demyuk barusan tidak bisa menipu orang.

Bagaimanapun Nyonya Besar Song telah hidup sampai umur segitu tua. Dia pernah bertemu orang apa pun. Bocah Yan tidak playboy seperti yang dirumorkan. "Mereka berdua terlihat seperti pasangan serasi yang disatukan alam."

"Ibu, apakah kamu tidak merasa Nona Ye itu …"

"Ibu." Minho memotong perkataan Jiso, tatapannya jelas menunjukkan ketidaksetujuan.

Tanpa sadar, hati Jiso menegang. Firasat buruk menyebar di dalam hatinya. Dia melihat ke Minho lagi dan menemukan bahwa Minho sudah kembali normal.

Nyonya Besar Song malah terdiam. Gadis barusan memang terlihat familiar, serta terasa akrab. Tadi dia juga berpemikiran serupa, sebuah sosok melintas di benaknya.

Tapi kedua orang itu sama sekali tidak mirip, baik dari kepribadian maupun suara.

Orang dalam ingatannya lemah lembut, serta memiliki keuletan yang tegas. Sementara gadis barusan terlihat agak bebas, serta memiliki sifat malu dan dingin yang dimiliki kebanyakan wanita.

"Ayo, pulang."

Naomi membawa Demyuk ke dalam mobil. Dengan emosi, dia memandangi pria yang tergeletak di kursi penumpang. Demyuk memang kelihatan mabuk. Jika tidak ada adegan di depan Keluarga Song, Naomi nyaris percaya bahwa Demyuk benar-benar mabuk.

Keganasan Demyuk saat memandang Keluarga Song tidak luput dari pandangan Naomi, sehingga Naomi yakin bahwa Demyuk pasti berpura-pura mabuk. Namun, pria ini tampaknya kecanduan berakting, dia masih tidak bergerak.

Naomi duduk di kursi pengemudi, menatap pria yang bersandar di kursi, menggertakkan gigi, "Demyuk, kalau kamu masih berpura-pura mabuk, aku tidak akan menghiraukan kamu lagi."

Demyuk, "…"

Naomi mendengus, matanya yang indah tertuju pada wajah Demyuk yang sedikit kemerahan. Kemudian dia mencondongkan tubuh ke depan, mencubit pipi Demyuk dengan kedua tangan dan mulai menggoyang-goyangkan wajah Demyuk.

Dia tampak asyik. Dia benar-benar tidak mengampuni Demyuk, kekuatan di tangannya menjadi lebih berat.

Mata Demyuk terpejam, tetapi alisnya agak berkerut. Jarak keduanya semakin dekat, nafas berangsur-angsur menjadi lebih berat. Saat Naomi merasakan bahaya dan ingin melarikan diri, semuanya sudah terlambat.

Lengan besi yang panas melingkari pinggang ramping Naomi. Naomi meronta, tapi tak berhasil. Begitu ditarik oleh Demyuk, dia langsung jatuh ke dalam pelukannya.

Dia memegang lengan Demyuk dengan gugup, menggigit bibir, memelototi Demyuk dengan gelisah, "Lepaskan."

Mata gelap terbuka, tatapan tampak membara. Demyuk memeluk pinggang Naomi dengan satu tangan, mencubit dagu Naomi dengan tangan lainnya. Kemudian, ciuman panas pun melanda Naomi.

Aroma anggur yang lembut menyebar di rongga mulut, bagai mimpi yang tidak bisa dibangunkan. Naomi sedikit mabuk, mabuk dalam ciuman panas yang menghangatkan. Tangannya meremas baju Demyuk, tubuh mulai berayun. Sekujur tubuhnya seperti terbakar api.

Dia tidak minum alkohol, tapi dia malah mabuk.

Tangan Demyuk menyalakan api di tubuhnya, membuatnya agak tidak tahan sehingga berusaha untuk melepaskan diri. Namun, Demyuk menahannya dan meneruskan ciuman yang mesra.

“Jangan, Demyuk. Jangan di sini.” Naomi tersadar, menahan tangan Demyuk dengan tidak berdaya, menggelengkan kepala, “Pulang.”

"Oke."

Ada api yang berkobar di tubuh Demyuk. Mereka sudah berpacaran, tapi karena kondisi luka Naomi dan konflik di antara mereka berdua sebelumnya, sehingga mereka sudah lama tidak berhubungan intim.

Naomi sepertinya agak tidak tahan, sementara Demyuk tidak seagresif dulu lagi. Dia ingin mendapatkan tubuh Naomi, tetapi dia tidak ingin memaksanya. Makanya dia tahan sampai sekarang.

Hari ini, tampaknya mereka berdua sama-sama berada di luar kendali.

Setiap bagian tubuh seolah-olah meraung. Demyuk mencintai Naomi, jadi dia ingin memilikinya.

Mendapatkan persetujuan Naomi, Demyuk seakan-akan mau terbang. Seluruh sel di sekujur tubuhnya melompat kegirangan, "Naomi, ayo kita pulang."

Naomi, "…" Dia bangkit dari tubuh Demyuk dengan malu-malu, tampak menyesal. Apakah dia tidak seharusnya setuju? Dia melihat Demyuk yang tampak kegirangan serta mengingat masa di mana mereka berdua baru bersama. Demyuk sangat berpengalaman dalam hubungan intim, dia tahu kapan bisa memaksimalkan kepuasan kedua belah pihak.

Dalam hal ini, Naomi seperti anak SD yang masih culun. Pengalamannya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Demyuk. Naomi sudah beberapa kali tergoda oleh Demyuk, dia sepertinya telah berubah menjadi sosok yang tidak mirip dengan dirinya.

Naomi menggigit bibir, "Itu"

"Uhm?" Demyuk menoleh, melihat wajah Naomi yang memerah, langsung mengerti, "Jangan khawatir, malam ini aku akan sangat lembut."

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu