Kembali Dari Kematian - Bab 460 Pantaskah Sedih Karena Seorang Wanita

Kata-kata ini adalah pertanyaan Erha kepada Demyuk, lagipula dia sebagai penggugat tidak tahu hal ini. Awalnya mengira ini hanya perpisahan yang damai, ternyata Sisi selingkuh, aku tahu hal ini karena Demyuk dan Leheon yang mengatakannya.

Meskipun begini, dia tidak pernah mencari masalah dengan Sisi.

Tapi tidak menyangka bertemu disini, dan Erha tidak semurah hati yang ia pikirkan, ditambah masalah Yesica, suasana hatinya sangat berantakan. Melihat Sisi dan Rayzen bersama, hatinya Erha tidak seimbang.

Demyuk mengangkat bahu, “Aku bukan kamu, jatuh cinta seperti orang bodoh!”

Demyuk mengeluarkan sebungkus rokok, mengeluarkan satu batang untuk Erha, “Kenapa? Menderita?”

Erha menatap Demyuk dengan marah, “Kamu tahu kenapa?”

Wajah Sisi pucat, dia ingin menyuruh Demyuk berhenti berbicara, tapi beranikah dia mengatakan ini di depan Demyuk?

Dia melihat Erha, kemudian melihat Rayzen, dan melihat keduanya tidak memperhatikan dia, Sisi putus asa sesaat.

“Hal apalagi yang sedang terjadi! Dia menggantungmu, kemudian saat bersamamu dia menggantungkan orang lain lagi! Ha ha, memanfaatkan kekayaan dan material abang Erha untuk menyelamatkan keluarganya, kemudian meninggalkanmu, dan bersama cinta sejatinya.”

Yesica lari keluar dari kamar, melihat Sisi dengan marah, “Aku benar-benar sudah menyadari wanita ini, tapi aku tidak mengerti, abang Erha lebih kaya daripada siapa …siapa itu, kenapa tidak terus bersamanya?”

“Aku …”

“Kata-katanya benar?” Wajah Erha pucat, dia mengerutkan keningnya dan menatap Demyuk.

Demyuk memegang rokok, “Benar atau tidak pentingkah bagimu?” Dia mendengus dingin, “Kamu Erha ingin wanita seperti apapun ada, kenapa harus bersedih karena seorang wanita, lagipula aku merasa dia tidak pantas untukmu!”

“Benar, abang Demyuk benar, wanita seperti ini sangat buruk, tidak pantas dengan abang Erha!” Yesica melihat Erha dengan khawatir, Erha yang dulu dia lihat penuh dengan semangat, bahkan saat Erha dengan Sisi bersama, dia tidak merasa menderita.

Namun melihat Erha yang terluka, Yesica sangat menderita, lebih sakit daripada dia sendiri yang terluka.

Yesica tidak mengerti, Erha begitu baik, lebih baik daripada Rayzen, tapi Sisi selingkuh bahkan putus dengan Erha.

“Maaf Erha, benar-benar maaf!” Wajah Sisi pucat, dia tahu bahwa dia tidak dapat berbuat jahat, sekali berbuat jahat, pasti terekspos.

Dia tidak ada pilihan, dia …..

“Apa gunanya meminta maaf, kalau berguna, apa gunanya polisi!” Yesica mendengus dingin, tidak percaya dengan kata-kata Sisi: “Masih tidak mau pergi?”

“Maaf, aku sangat menyesal, “Muka Sisi dibasahi dengan air mata, dia benar tidak tahu harus bagaimana.

Setelah putus dengan Erha, dia sering kehilangan sadar dan membengong.

Erha sangat baik dengan dia, sampai dia sendiri lupa status dia yang sebenarnya, dia begitu baik hingga dia merasa dia bisa memiliki kebahagiaan seperti ini.

Tapi jika dia bersama dengan Erha, hati dia semakin tidak tenang, akhirnya hal yang ditakutkan dia benar terjadi.

“Pergi pergi pergi, aku tidak mau melihatmu lagi, kedepannya jangan pernah muncul dihadapan abang Erha!” Yesica malas melihat tampang tidak bersalahnya Sisi, seakan-akan dia tidak berbuat salah, malahan orang lain yang menghinanya.

Dia takut Erha tergoda oleh wanita itu dan terluka lagi, “Masih tidak mau pergi?”

“Maaf.”

Sisi menunduk, kemudian pergi dengan sedih.

Rayzen merasa canggung, “Maaf Erha, aku benar tidak tahu hal ini. Aku… saat aku bersama dengan Sisi, status dia single, kalau aku tahu dia jadian dengan Erha, walaupun kamu memintaku keberanian berkali lipat aku juga tidak berani merebut dengan Erha!”

Rayzen sudah mengerti, saat Sisi jadian dengan Erha, Sisi juga jadian dengan dia, tapi beberapa hari yang lalu Sisi putus dengan Erha, tertangkap oleh Demyuk.

Baik Erha dan Demyuk, atau gadis kecil Yesica, tidak satu pun dari keluarga Tao dapat menyinggung mereka.

Kalau Erha serius menggali masalah ini, kemungkinan keluarga Tao juga akan terlibat.

Semakin dipikir Rayzen semakin takut, tapi masalah sudah terjadi, dia hanya bisa meminta maaf, berdoa agar Erha tidak melibatkan keluarga Tao karena masalah ini, jika tidak dia akan menjadi orang berdosa bagi keluarga Tao.

“Masih tidak mau pergi?” Yesica berkata dengan marah, berkacak pinggang didepan Rayzen.

Rayzen melihatnya, bergegas meminta maaf dan pergi.

“Emosi kali aku!” Yesica mendengus, memutar badannya menatap Erha, menyadari dari awal sampai akhir Erha tidak banyak berkata, malahan dia sendiri yang berkata lebih banyak. Tanpa disadari mukanya memerah, tapi juga khawatir melihat Erha, “Abang Erha, kamu baik-baik saja? Maaf ya, tadi aku terlalu emosi, wanita itu terlalu kelewatan, dia kok bisa …. sudahlah, tidak bahas hal yang membuat hati tidak senang lagi!”

“Baik!”

Erha sadar bahwa dia tidak begitu marah, malah merasa reaksi Yesica seperti itu kelihatan imut. Apalagi ketika dia marah untuk membela dirinya, pada saat itu Erha benar-benar lupa dengan rasa sakit ditimbulkan Sisi, matanya malah fokus pada Yesica.

Ketika Yesica memaki orang sambil berkacak pinggang, dan ketika dia membela diri, semua ini terlihat begitu jelas.

“Abang Erha?”

Yesica tersipu, merasa sedikit aneh, tapi susah dikatakan aneh pada bagian mana.

“Tidak marah lagi, abang Erha tidak marah lagi!” Dia ketawa, dia tidak dapat menahan dan mengelus kepala Yesica, tatapannya membawa kemanjaan, “Yesica kita kayaknya sudah dewasa, sudah bisa melindungi abang Erha!”

“Abang Erha!” Yesica malu sambil menginjak kaki.

Tapi keingat isi hatinya, dia menggigit bibirnya, berusaha menekan keresahan dihatinya, bersikap tenang, “Aku sudah dewasa dari kemarin? Abang Erha yang menganggapku anak kecil, kalau tidak percaya tanyalah ke abang Demyuk!”

“Benar, Yesica kita sudah dewasa, sudah bisa melindungi orang lain!” mata rubah si Demyuk terkesan mengejek, tersenyum, dengan maksud lain menatap Erha.

Bagaimana mungkin Erha tidak mengerti maksud dari kata-kata Demyuk, merasa pikiran didalam hati terekspos seketika, sedikit canggung, “Sudah, ayo masuklah, apakah pertandingan sudah dimulai?”

“Sudah mulai dari tadi!”

Demyuk memutarkan matanya kepada Erha, “Kamu sendiri tidak sadar sudah berapa lama kamu keluar!”

“Oh, jadi kalian ini?” Erha merasa aneh, kenapa Demyuk dan Yesica keluar.

Demyuk pastinya tidak akan mengatakan alasan sebenarnya, begitu juga Yesica.

“Kenapa? Tidak boleh pergi ke toilet?”

Erha mengangkat bahu, “Boleh boleh!”

Saat mereka kembali, pertandingan sudah berakhir.

“Yo, tidak ingin pulang?” Leheon memainkan gelas anggur ditangannya, tatapannya membawa pertanyaan, tiba-tiba mengangkat tangannya, “Erha, hari ini sangat beruntung, traktir traktir!”

“Apanya beruntung?” Nasib tidak tidak begitu beruntung, kalau iya mana mungkin berjumpa dengan Sisi dan Rayzen.

“Memang beruntung.” Heiran tidak bisa menahan dan ketawa, “Erha dewa keberuntungan turun? Kamu katakan nomor berapa dipilih maka nomor tersebut akan terpilih?

Erha, “….” Terdiam sejenak, “Nomor lima menang?”

“Iya!” Naomi juga berdiri, “Kecepatan nomor lima, membuang yang lain dijauh sana. Erha, bagaimana kamu bertaruh? Dengan begini bukannya melipatgandakan keuntungan!”

“Serius menang?” Erha tidak menyangka bahwa keberuntungannya sebaik ini. Jadi ketika Demyuk bertanya, dia hanya berkata dengan santai, tidak membeli terlalu banyak, hanya iseng saja, kalau kalah juga sedikit saja, tidak terlalu banyak uang.

“Benar!” Naomi menatap Erha dengan meledek, “Bagaimana, hari ini keberuntungan Erha sangat baik.”

Erha merasa lebih baik tanpa alasan, “Baik, kalau begitu, traktir! Tapi sayang sekali abang dan kakak ipar ketiga tidak disini!”

“Dasar kamu, saat ini masih memikirkan abang ketiga buat apa, ayo lanjutkan!”

……

Yesica tidak menyangka Erha datang kesekolah mencarinya, jadi ketika Yesica tahu pria bermarga Jing mencarinya, disaat itu, hatinya serasa mau copot.

Untung teman Yesica menubruk bahunya, sehingga Yesica sadar kembali, “Yesica, kamu masih belum keluar? Tuan Jing, bukannya disaat kamu ulang tahun itu … apa itu?” Teman Yesica, Jeje memandang Yesica dengan ragu.

Jeje Jiang adalah sahabat Yesica, keduanya memilih jurusan yang sama, dan asrama yang sama, walaupun Yesica jarang tinggal di asrama, tapi masih ada tempat untuk Yesica di asrama.

Untuk sementara waktu Yesica tidak ingin dirumah, juga tidak ingin sering bertemu Erha, sehingga pindah kembali. Ditambah lagi mendekati hari ujian, jadi Yesica sangat sibuk, namun tidak menyangka Erha datang.

“Kamu jangan asal ngomong!”

“Asal ngomong apaan?” Jeje mengedip mata, ketawa melihat muka Yesica yang putih menjadi merah, tidak tahan menyipitkan mata, “Aku bilang Yesica, kamu beneran suka dengan dia!”

“Jeje !” Yesica panik, “Kamu omong kosong lagi, aku tidak hiraukan kamu”

“Baik baik, aku tidak ngomong lagi, tidak ngomong masih tidak bolehkah!” Jeje melihat Yesica beneran panik, segera mengangkat tangan, yang artinya tidak berkata lagi, namun tetap menatap Yesica dengan hati-hati, “Jadi, kamu pergi atau tidak! Orang datang untuk mencarimu, kamu yakin tidak pergi melihat, seandainya ada masalah mendesak!”

Yesica menggigit bibirnya, hatinya merasa keberatan. Sangat ragu ingin pergi atau tidak. Saat Yesica sedang bimbang, ponsel Yesica berdering, Erha menelepon.

Jantung Erha melompat, kedua tangannya mengepal ponsel, meragukan untuk menjawabnya.

Jeje melihat Yesica sangat bimbang, dia juga panik, hatinya tahu perasaan dia terhadap tuan Jing, akhirnya menjawab telepon saat Yesica tidak sadar, “Halo, apa kabar!”

“Ai, kamu …”

Yesica ingin merebut kembali, tapi tidak sempat, Jeje sudah menjawab telepon, dan terdengar suara Erha, “Apakah kamu Yesica?”

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu