Kembali Dari Kematian - Bab 463 Kak Jing, Apakah Sebagian Orang Bisa Katakan Tidak Cinta Langsung Tidak Cinta Lagi?

Yesica mengatupkan bibir “Aku juga tidak tahu!”

Tentu saja dari keegoisannya dia tidak berharap Erha ada hubungan apa-apa dengan Sisi, jika seperti ini, walaupun sekarang Erha masih belum menyukainya, tapi setidaknya saat ini Erha masih lajang, bukankah dia masih memiliki kesempatan?

Tetapi melihat sikap Erha terhadap Sisi, sebenarnya Yesica juga tidak yakin.

Bagaimanapun, pada waktu itu Erha terlihat sangat bahagia bersama Sisi, saat itu dia juga tulus ingin mendoakan mereka bisa bahagia, jika memungkinkan, mereka berdua bisa bersama lalu menikah dan melahirkan anak, Yesica pernah berpikir ingin mendoakan mereka.

Hanya saja Sisi tidak cocok dengan Erha, Yesica berpikir seperti ini, seolah-olah merasa Erha adalah korban, tampaknya tidak ada yang salah dia seperti ini sekarang.

Erha tersenyum tipis “Sudahlah, masalah antara orang dewasa, kamu seorang anak kecil lebih baik jangan urus! Sudah malam juga, aku antar kamu pulang saja!”

“Aku tidak kecil lagi!” Yesica tidak bisa menahan diri untuk membantah, setiap kali saat mendengar Erha mengatakan dia adalah anak kecil dan tidak mengerti apa-apa, Yesica selalu tidak bisa menahan diri berpikir bahwa dirinya sungguh tidak kecil lagi “Teman satu asramaku juga sudah pacaran!”

Awalnya wajah Erha masih ada senyuman seketika langsung membeku, mendadak dia menoleh, mata agak dingin memandang Yesica, spontan Yesica terkejut, menelan ludah “Kak Jing, untuk apa kamu melihatku seperti itu?”

“Kamu sudah memiliki pacar?” Erha berkata, suara dingin sekali.

Secara tidak sadar Yesica menggeleng “Tidak ada!” Bagaimana mungkin ada. Di dalam hatinya sudah ada orang yang dia sukai, bagaimana mungkin masih bisa menerima orang lain?

Erha merasa lega, mengangkat sudut bibir “Benar juga, kamu masih kecil.”

“Kak Jing, aku benar-benar tidak kecil lagi. Meskipun aku tidak memiliki pacar, tapi bukan berarti aku tidak boleh berpacaran. Ada lagi, bisakah kamu jangan setiap kali menganggapku sebagai anak kecil!” Yesica tidak bisa menahan diri mengatakannya, dia berharap Erha bisa lebih serius memperlakukannya, ingin membuat Erha menyukainya, maka langkah pertama seharusnya membiarkan Erha memahami fakta bahwa dia bukan anak kecil lagi.

Erha perlahan mengangkat alisnya, tampaknya sedang memikirkan sesuatu, dia menatap wajah halus Yesica, begitu belia memang usia muda yang cemerlang, selain itu, yang dikatakan Yesica juga benar, usianya ini memang sedang labil dan lugu-lugunya, tampaknya sangat normal jika ada orang yang disukai dan ada pemikiran ingin pacaran.

Tapi tidak tahu mengapa, mendengar Yesica berbicara seperti ini, tanpa sebab dia merasa tidak nyaman, secara tidak sadar menolak kemungkinan seperti ini. Setiap kali berpikir bahwa Yesica memiliki pacar atau orang yang disukai, Erha tanpa sebab akan merasa tidak senang.

“Hmm, kamu ini, memang masih kecil, usiamu ini memang harus baik-baik belajar, jangan fokus pada hubungan seperti itu!” Erha mengulurkan tangan menjitak kening Yesica “Patuh ya, tunggu setelah kamu lulus, pemikiran sudah matang baru pacaran juga tidak terlambat!”

“Tapi, kak Jing, berdasarkan apa kamu bicara seperti itu, kakakku saja tidak mengaturku, mamaku juga tidak mengaturku akan hal-hal ini!” Yesica memonyongkan bibir, dalam hati malah meluap-luap.

Sebenarnya saat mendengar Erha mengatakan tidak ingin dirinya pacaran, dia masih sedikit menaruh harapan. Hanya saja sudah ditakdirkan akan membuatnya kecewa, Erha selalu menganggapnya sebagai seorang adik, bagaimana mungkin ada pemikiran seperti itu padanya!

Erha bisa berbicara seperti itu, sungguh hanya menganggapnya sebagai adik saja!

Adanya pemahaman semacam ini, Yesica semakin merasakan kesedihan dalam hatinya, bahkan jika orang ini adalah Erha, Yesica juga tidak bicara dengan nada yang baik. “Ini adalah masalah pribadiku.”

Erha mengerutkan kening, seolah-olah tidak pernah memahami Yesica.

Dalam ingatannya, Yesica adalah anak yang pintar, patuh dan penurut, setiap saat selalu lemah lembut, hanya sesekali akan menunjukkan sedikit kegalakannya. Misalnya, terakhir kali saat membela dirinya di depan Sisi. Tapi sebagian besar waktu Yesica bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Erha juga pertama kalinya bertemu dengan dia yang seperti ini.

Sebelumnya dia juga belum pernah pacaran, wanita pertama yang dia sukai adalah Sisi, jadi, terhadap pikiran wanita, dia tidak terlalu memahaminya, berbeda dengan Demyuk si playboy romantis itu, tentu saja dia tidak mengerti dengan pikiran dalam hati wanita.

“Sudahlah, aku adalah kakak Jing-mu, kakakmu tidak peduli padamu bukan berarti aku juga tidak peduli padamu! Patuh, sekarang usiamu masih kecil, tidak cocok pacaran, kampus adalah tempat untuk belajar, kamu baik-baik belajar, tunggu setelah kamu lulus, kakak Jing akan memenuhi satu permintaanmu, bagaimana?”

Yesica mengatupkan bibir, tidak ada perubahan apa-apa di wajahnya, tapi di dalam mata menjadi lebih suram.

Dia juga tidak ingin bertengkar dengan Erha, hanya bisa mengangguk “Kak Jing apakah kamu ingin menjadi kakakku saja? Apakah dalam keluarga Jing kalian tidak ada anak perempuan?”

“Gadis bodoh!” Erha juga tidak ingin melihat Yesica sedih “Apakah sudah terpikir kamu menginginkan apa?”

“Tidak!” Yang dia inginkan, mungkin Erha tidak ingin memberinya, yang lainnya dia juga tidak menginginkannya “Kak Jing, aku……”

“Kalau begitu sementara aku hutang dulu padamu, lagipula sekarang kamu juga belum lulus!” Erha mengangkat tangan, melihat sejenak jam tangan, terdiam sejenak “Sudah malam, pulang ya?”

“Oh!”

Dibandingkan dengan tadi, jelas sekali sekarang suasana hati Yesica lebih rendah.

Dia menggunakan sabuk pengaman dengan ekspresi tenang, juga tidak mengatakan apa-apa, suasana dalam mobil agak dingin.

Bagaimana Erha tidak menyadarinya, hanya merasa pemikiran gadis kecil ini terlalu berlebihan, teringat tentang permintaan yang dia ajukan padanya tadi, sepertinya Yesica mulai saat itu merasa tidak senang.

Dia ingin berpacaran? Atau sudah ada orang yang dia sukai?”

Tanpa sadar Erha memegang erat setir mobil, hati terasa agak sumpek.

Dia meraba saku celana, mengeluarkan kotak rokok, sangat alami mengeluarkan sebatang rokok dijepit diantara jari-jarinya dan menyalakan api.

Yesica agak tersedak, menoleh untuk melihat Erha.

Jas yang dipakainya tadi sudah dibuka dan dilempar ke jok belakang, saat ini Erha hanya mengenakan kemeja putih, celana panjangnya cukup lebar, kelihatannya sangat serius.

Dia memiringkan kepala, rahang bawah sedikit terangkat, rokok yang ada di tangan sudah terbakar setengah. Tampaknya dia sedang memikirkan sesuatu, sepasang mata gelap itu tidak tahu sedang melihat apa melalui kaca.

Yesica hanya melihatnya saja, jakun indahnya terus bergerak ke atas ke bawah, mendadak menoleh, mata itu tertuju ke dirinya.

Seketika Yesica menjadi tidak tahu harus bagaimana, dia mengatupkan bibir, batuk kecil sejenak.

Erha mengerutkan kening, kemudian mematikan putung rokok “Maaf!” Dia menurunkan jendela mobil, angin sepoi-sepoi di luar sedikit menghilangkan bau rokok. Jari-jari rampingnya mengetuk setir, merasa sedikit kacau dan kesal.

Jelas-jelas dia tahu dirinya tidak ada hubungan apa-apa dengan Yesica, hanya karena statusnya yang lebih tua saja. Tadi sungguh konyol sekali, bahkan menggunakan status senior untuk meminta Yesica, bagaimanapun dia masih kecil, takutnya tidak akan mengerti suasana hatinya!

Jangan lihat Erha biasanya sangat santai dan ceroboh di hadapan Siwon dan Demyuk, tapi di hadapan junior, setidaknya dia termasuk serius.

Dia menarik nafas, berpikir sejenak “Marah ya?”

Yesica bersikap dingin, kemudian menggeleng “Tidak ada!” Bagaimana mungkin dia akan marah pada Erha? Dia hanya merasa tidak berdaya, menyukai Erha, sepertinya sangat tidak berdaya.

“Lalu, kenapa tadi kamu merasa tidak senang?”

“Aku tidak merasa tidak senang!” Yesica menjawab.

Ada senyuman di mata Erha, lalu menggosok rambut Yesica dengan santai, setelah menggosok rambutnya hingga agak berantakan baru menarik kembali tangannya “Kakak Jing tidak ada maksud lain, jika kamu tidak suka, maka kak Jing tidak akan mengatakannya lagi!”

Awalnnya dia ingin memanfaatkan statusnya sebagai senior untuk menekan Yesica agar dia tidak pacaran.

Hanya saja……gadis kecil ini tampaknya merasa tidak senang. Dan dia berbuat seperti ini, sama saja sedang mencari masalah sendiri.

Erha tidak bisa menahan diri untuk tersenyum pahit, sejak kapan dia menjadi begitu banyak pertimbangan dalam melakukan sesuatu?

“Oh!” Suasana hati Yesica sangat berantakan, juga tidak tahu harus bagaimana mengekspresikannya “Aku tahu kakak Jing demi kebaikanku, tadi……tadi itu salahku! Tapi kak Jing, hal seperti pacaran, ada kalanya juga tidak bisa dikontrol oleh diri sendiri, jika memang menyukai seseorang, tidak akan bisa mengontrol diri!”

Mata Erha berbinar “Apakah sudah ada seseorang yang kamu sukai?” Dia bertanya dengan santainya.

Yesica menggigit bibir, juga tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.

“Kenapa? Apakah tidak ingin mengatakannya dengan kak Jing?”

“Bukan!” Yesica menggeleng, berpikir-pikir “Memang ada satu orang!”

Erha mengerutkan kening, tidak lama kemudian bersembunyi lagi “Oh, lalu kenapa masih belum jadian, kamu tidak menyatakan cinta padanya? Atau pria itu……”

“Aku hanya diam-diam mencintainya!” Yesica mendadak bicara, membuat Erha terkejut, ketika Yesica sadar, kata-kata itu sudah diucapkan, selain itu, Erha juga menatapnya dengan aneh.

Yesica merasa gugup, menggenggam erat tinjunya, kemudian merilekskan diri. Lagipula sudah diucapkan, lebih baik dikatakan saja!

“Aku hanya diam-diam mencintainya, selain itu aku……aku juga tidak pernah berpikir akan terjadi apa-apa dengannya! Sebelumnya dia memiliki pacar, dia dan pacarnya saling mencintai, juga sangat romantis!”

Erha mengerutkan kening “Pria seperti itu tidak pantas kamu cintai.”

“Pantas!” Yesica bersikeras.

“Tapi dia sudah memiliki pacar! Yesica!” Erha mengingatkan, benar-benar tidak ingin gadis kecil ini terluka.

“Aku tahu, jadi aku sudah berencana untuk menyerah. Tapi, kak Jing, mereka sudah putus, belum lama ini mereka putus, menurutmu apakah aku harus……”

“Yesica, kamu juga sudah mengatakannya, belum lama ini mereka putus, bagaimana kamu yakin dia pasti akan mencintaimu? Ada lagi, jika pria itu begitu mudah berpindah hati, sulit dipastikan dia juga akan berbuat begitu padamu. Yesica, kamu masih kecil, masalah cinta mungkin masih belum terlalu mengerti. Mungkin kamu hanya tergila-gila padanya untuk sementara waktu, kemungkinan beberapa waktu lagi kamu akan melupakannya, ya? Jika kamu bersikeras mau jadian dengan pria itu, bagaimana kalau sampai terluka? Bagaimana kalau dia hanya menjadikanmu sebagai tempat pelarian saat dia kesepian?”

Erha bagaikan orang tua yang memberi bimbingan dengan tulus dan sabar, hingga akhir Yesica tidak bicara.

Mobil berhenti di depan pintu kampus, Yesica membuka sabuk pengaman “Kak Jing, aku turun dulu ya!”

“Yesica, tunggu dulu!” Erha menghentikan Yesica, secara tidak sadar tangan juga memegang Yesica.

Seluruh tubuh Yesica terasa kaku, sedikit tidak nyaman berbalik untuk melihat Erha “Kak Jing, masih ada yang ingin kamu katakan?”

Erha terdiam sejenak, berpikir harus bagaimana mengatakannya agar gadis kecil ini tidak terluka “Dengar apa yang kak Jing katakan, sementara jangan menyatakan perasaan pada pria itu dulu, tunggu beberapa waktu lagi, jika lewat beberapa waktu hati dan pikiranmu masih ada padanya, maka kamu baru mencobanya, ya?”

Tangan Yesica agak gemetar “Kak Jing kamu......”

“Pergilah, pulang dan istirahat lebih awal!”

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu