Kembali Dari Kematian - Bab 404 Strategi Penyamaran

“Jadi apa yang kamu mau !” Heiran juga tidak berdaya, dia tidak mungkin bersembunyi selamanya di dalam apartemen ! Lagi pula makanan yang tersedia di dalam apartemen sudah tidak banyak lagi, awalnya Heiran bermaksud untuk keluar rumah setelah berbagai wartawan ini pergi meninggalkan tempat, namun sepertinya wartawan ini tidak bermaksud untuk pergi, oleh sebab itu Heiran sendiri juga sangat risau.

Leheon mengangkat alis, “Kamu tunggu sebentar !”

Heiran memutuskan sambungan telepon, sebenarnya dia sangat ragu dengan jawaban Leheon, namun beberapa saat kemudian Heiran langsung mengerti maksud Leheon.

Tidak lama kemudian ada yang mengetuk pintunya, Heiran mengintip sekilas, rupanya orang yang datang ada seorang gadis yang memiliki tinggi badan setara dengan dirinya, rambut gadis tersebut terikat di belakang kepalanya.

“Kamu siapa ya ?”

“Nona Yin, aku diperintahkan oleh tuan muda Leheon untuk datang ke sini, anda buka pintu dulu !”

Heiran membuka pintu dan menilai gadis tersebut dari ujung ke ujung, “Apa kabar, jadi maksud kamu ?”

“Nona Yin, aku boleh masuk dulu ?”

Heiran mengangguk dan membawa gadis tersebut masuk ke dalam rumahnya, gadis tersebut memperhatikan keadaan apartemen dan berkata, “Nona Yin, di mana kosmetik anda ?”

“Sini !” Heiran menunjuk ke arah keberadaan kosmetik, “Buat apa ya ?”

“Nona Yin boleh mengeluarkan sepasang pakaianmu ? Tidak perlu yang menonjol, tetapi mesti persis seperti gayamu !”

Heiran mengangguk, saat ini dia sudah mengerti, “Leheon menyuruhmu menyamar sebagai aku ?”

Gadis tersebut mengangguk, tidak lama kemudian dia mulai berdandan. Sedangkan Heiran juga tidak berdiam diri, saat ini dia langsung beranjak mencari baju sendiri, pada saat dia mengambil bajunya dan berjalan keluar lagi, gadis tersebut sudah hampir selesai berdandan dan berhasil menyamar sebagai Seohyun.

Heiran melotot gadis tersebut dengan tatapan kaget, setelah itu baru mengangguk dan berkata, “Mirip, mirip sekali !” Jika bukan karena Heiran sudah lumayan mengerti bentuk wajah Seohyun, dia mungkin saja sudah salah mengenal pada pandangan pertamanya ! Kemampuan berdandan dari gadis ini memang luar biasa sekali !

“Nona Yin segan sekali ! Aku juga hanya sekedar berdandan, masih jauh apabila dibandingkan dengan anda !” Gadis tersebut masih sedikit segan, namun gerakan di tangannya sama sekali tidak berhenti, sehingga tidak lama kemudian dia sudah selesai berdandan.

Heiran memberikan bajunya kepada gadis tersebut, gadis tersebut juga mengenakan pada tubuh sendiri, apabila tidak memperhatikan dengan teliti, saat ini gadis tersebut memang sangat mirip dengan Heiran. “Kamu hebat sekali !”

“Kalau begitu nona Yin, aku keluar dulu ! Aku mengalihkan perhatian para wartawan ini, sampai saat itu anda baru pergi dengan tuan muda Leheon !”

“Terima kasih !”

Gadis tersebut meminjam topi Heiran dan mengenakan pada kepala sendiri, “Nona Yin, aku mungkin perlu meminjam mobilmu !”

“Aku mengerti !” Heiran memberikan kunci mobilnya kepada gadis tersebut, “Mobilnya sedang parkir di basemen, maaf merepotkan kamu !”

Gadis tersebut membawa mobil Heiran dan berhasil mengalihkan perhatian para wartawan, Heiran berdiri di belakang gorden sambil mengintip keadaan di bawah gedung, setelah melihat para wartawan tersebut benar-benar pergi meninggalkan tempat, Heiran akhirnya menghela nafas lega.

Tidak lama kemudian dia menerima telepon yang berasal dari Leheon, “Sudah boleh turun !”

Heiran langsung mengganti pakaian dan buru-buru turun ke lantai bawah.

Pada saat turun, Heiran langsung melihat mobil Leheon yang sedang parkir di tepi jalan, Heiran berlari menghampiri dan mengetuk pintu mobil, Leheon menurunkan jendela mobil dan menilai Heiran dari ujung ke ujung, setelah itu dia mengangguk dengan gaya puas dan berkata, “Masuk !”

Heiran masuk ke dalam mobil, akhirnya dia bisa menghela nafas lega, “Terima kasih !”

Leheon mengangkat alis, “Hebat juga ya kamu, diam-diam sudah bikin heboh !”

Heiran mengerut alis, jelasnya tidak suka dengan nada bicara Leheon. Namun dia tetap saja tidak menjawab apapun. Dikarenakan tidak mendapatkan jawaban dari Heiran, Leheon menoleh ke arahnya dan berkata, “Emosi ya ?”

“Kamu mau bawa aku ke mana ?”

“Sekarang baru mau tanya, bukannya sudah sedikit terlambat ya ?” Leheon bercanda dengannya, “Sekarang kamu sudah di dalam mobilku, tidak mungkin juga meskipun kamu ingin menyesal !”

Heiran mengerut bibir dan terdiam sejenak, “Kamu boleh serius bicaranya ?”

“Kalau begitu kamu boleh serius menghadapi perasaanku ?” Leheon menatap Heiran dan berkata, Heiran sudah tidak memiliki emosional apapun dalam menghadapi Leheon, sehingga juga malas melayani kata-kata Leheon, akhirnya dia hanya memejamkan matanya sambil istirahat.

Leheon menatap wajah Heiran, padahal Heiran yang saat ini sama sekali berbeda dengan dulunya, namun rasa seperti ini malahan sangat menggoda hatinya.

Padahal dia mengetahui bahwa Heiran masih belum bisa menerimanya, namun dia malahan sangat tersentuh dengan sikap Heiran yang menolak perasaannya !

Kadang kalanya Leheon juga sangat bimbang, apakah dirinya sudah sakit ?

Namun pertanyaan ini pada dasarnya tidak memiliki jawaban yang pasti, mungkin saja dia sudah memiliki penyakit ketagihan terhadap Heiran.

Heiran memejamkan mata untuk istirahat, namun akhirnya malahan benar-benar ketiduran di dalam mobil. Dalam dua hari ini dirinya sangat tegang, dia sangat khawatir kalau ada wartawan yang menyelinap ke dalam rumahnya apabila dirinya tidak berhati-hati. Oleh sebab itu pada dasarnya dia tidak terlalu banyak istirahat, sekarang akhirnya sudah bisa memiliki kesempatan melegakan hati, sehingga seluruh tubuh Heiran juga menjadi tenang.

Leheon melihat tampang Heiran yang begitu kelelahan, sehingga juga tidak membangunkannya, malahan membawa Heiran mengelilingi sepanjang jalan.

Pada saat waktu telah mendekati senja, Heiran masih menyandar di kursi samping pengemudi sambil tidur nyenyak.

Setelah membuka mata, dia terbengong sejenak setelah melihat jaket yang sedang menutupi tubuh sendiri, setelah itu dia baru menyadari ternyata dirinya sudah ketiduran di dalam mobil.

Heiran membuka jaket, saat ini Leheon tidak ada di dalam mobil. Heiran melirik sana sini, ternyata mobilnya sedang memarkir di bundaran tepi jalan. Heiran membuka pintu mobil, cahaya senja menghiasi di atas langit, kesannya sangat indah.

Leheon sedang berdiri di ujung jalan sambil menatap ke arah bawah gunung, tidak tahu apa yang sedang diperhatikannya.

Dalam seketika itu Heiran merasa tidak tega untuk merusak adegan yang indah ini, oleh sebab itu dia terus menatap bayangan punggung Leheon untuk beberapa waktu.

Leheon menyadari ada sebuah tatapan yang terus memperhatikannya, sehingga menarik sudut bibir dan tersenyum sekilas.

Leheon berbalik badan dan melihat wanita yang hanya dibatasi oleh jalan raya, sejenak kemudian baru tersenyum dan berkata, “Sudah bangun ya ?”

Heiran mengangguk, “Kenapa tidak membangunkanku !” Waktu saat ini sudah terlalu malam !

“Kamu sedang tidur nyenyak, aku tidak tega !” Leheon jeda sejenak, lalu melambaikan tangan dan berkata, “Ke sini !”

Heiran ingin menolak secara refleks, namun setelah melihat tatapan mata Leheon dan keadaan saat ini. Pemikiran di benak hatinya bahkan sudah mengalami sedikit perubahan.

Heiran bahkan berjalan menghampiri Leheon dengan tanpa sadar, dia perlahan-lahan menghampiri sisi Leheon, lalu mengembalikan jaket kepada Leheon, “Terima kasih !”

Leheon melirik sekilas, “Tetap pakai saja !”

Awalnya Heiran bermaksud untuk menolaknya, namun Leheon malahan terlanjur mengenakan jaketnya pada tubuh Heiran, “Bagaimanapun kakak iparku juga tahu kalau aku membawamu keluar, kalau kamu sakit atau flu, aku bisa habis dihajar dia !”

Ternyata memang Hara yang memberitahukan nomor ponselnya kepada Leheon.

Akan tetapi Heiran juga tidak dapat emosi terhadap Hara, sehingga hanya bisa menatap Leheon dengan tatapan tidak berdaya, “Sebenarnya kita boleh menjadi teman baik !”

“Dalam persepsi aku, tidak ada kata teman baik ! Antara lelaki dan wanita, hanya akan menjadi kekasih maupun suami istri, aku dan kamu, tidak ada kemungkinan yang lain lagi !”

Heiran, “……” Di bawah cahaya senja, dia bahkan tidak dapat membantah apapun apabila menatap wajah Leheon yang begitu tampan. Dia sama sekali tidak dapat emosi dan hanya bisa terus menatap Leheon, beberapa saat kemudian dia mengeluh nafas dan berkata, “Kenapa kamu mesti begitu nekat ?”

“Aku tidak mesti langsung mendapatkan jawaban, kamu tidak perlu begitu menolakku !” Leheon memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, dia berbalik badan dan melihat ke arah bawah gunung, “Bagus ? Pernah melihat senja di sini ?”

Heiran menggeleng kepalanya !

Pada saat menjadi Heiran, dia tidak ada waktu dan kesempatan untuk menghayati keindahan senja. Sedangkan pada saat menjadi Seohyun, dia masih belum sempat merasakan hal tersebut.

“Aku menyadari tempat ini pada saat kecil, aku pernah ke sini lagi sebelum keluar negeri, setelah itu aku terus berpikir, ke depannya aku pasti harus membawa wanita yang aku cintai datang ke tempat ini !”

Hati Heiran sedikit tersentuh, saat ini dia bahkan sulit mengutarakan perasaan di hatinya. Dia menatap Leheon dengan tatapan kesusahan, namun reaksi Leheon seolah-olah tidak pernah terjadi apapun, “Cuaca hari ini sangat baik, sehingga senja juga sangat indah !”

“Iya !” Heiran mengangguk.

“Kamu juga sangat indah !”

Heiran, “……”

Heiran terbengong sejenak, lalu menatap Leheon dan berkata, “Kamu dulu sering membujuk anak gadis ya ?”

Leheon memiringkan tubuh dan terus menatap Heiran. Hingga beberapa saat kemudian juga, Heiran sama sekali tidak berani bergerak, sehingga hanya bisa terus menerima tatapan Leheon, Heiran tidak tahu bagaimana bereaksi, perasaan kaku dan canggung membuat hati Heiran terasa sedikit panik.

“Aku tidak ingin membohongimu, kamu benaran adalah wanita pertama yang pernah aku cintai, tetapi bukan wanita pertama yang aku miliki !”

Heiran, “….” Sekarang aku juga buka wanita milikmu !”

Leheon tertawa dan menjawab, “Ke depannya kamu bakal menjadi milikku !” Tatapan Leheon yang sangat nekat terus melekat pada tubuh Heiran, “Setelah meninggalkan kota Seoul dan keluar negeri, aku sebenarnya pernah mencari pacar, aku merasa seandainya tidak bisa memilikimu, maka setidaknya aku harus mencoba untuk memulai hubungan yang baru !”

Heiran mengerut bibir, dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, juga tidak tahu bagaimana reaksinya.

“Tetapi aku baru tahu setelah mencobanya, ternyata kami memang tidak cocok. Sementara aku juga tidak ingin menghalangi masa depan mereka atau menipu mereka !” Leheon mengeluh lagi dan berkata, “Benaran mesti kamu, biarpun… aku tidak akan mempedulikan akibat, tidak apa-apa juga kalau kamu benci padaku ! Aku sangat egois, dalam sisa hidupku, aku tidak ingin berpapasan denganmu lagi !”

“Leheon, kamu…..”

Heiran juga seorang wanita biasa, dalam menghadapi seorang lelaki yang mengutarakan perasaan terhadap dirinya, dia tentu saja akan tersentuh.

Meskipun Heiran merasa terharu dan tersentuh, namun perasaan dirinya terhadap Leheon tetap saja sangat aneh, rasanya bukan seperti rasa suka, namun juga bukan rasa benci.

Seolah-olah dua perasaan yang saling bertolak belakang, bahkan Heiran sendiri juga tidak dapat mengendalikannya. “Maaf !”

“Tidak apa-apa !” Leheon mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, ketika baru saja ingin menyalakan rokok tersebut, dia melirik Heiran yang sedang mengerut alis, sehingga buru-buru menyimpan bungkusan rokoknya, hanya saja jari tangannya masih terus menjepit sebatang rokok, namun dia tidak menyalakannya, setelah keheningan sejenak, Leheon berkata, “Ayo pulang, sudah malam juga !”

“Baik !” Heiran juga merasa sedikit canggung, namun setelah masuk ke dalam mobil, dia baru menyadari sesuatu dan berkata, “Pulang ke mana ? Apartemenku ?” Heiran mengerut alis, sepertinya dia telah berjumpa dengan permasalahan baru, “Atau kamu boleh antar aku ke swalayan dulu ? Aku ingin membeli barang kebutuhan hidup, aku….”

“Sabuk pengaman !” Leheon memutuskan pembicaraan Heiran, “Aku sudah berhasil menjemputmu, kalau mengantar kamu pulang ke apartemen lagi, bukannya usaha hari ini akan menjadi sia-sia ? Lagi pula aku hari ini keluar dengan membawa tugas, sudah duduk baik-baik ?”

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu