Kembali Dari Kematian - Bab 469 Nona Jiang, Halo

"Kamu. . . . . Seohyun, kamu jangan keterlaluan dalam membully orang!"

“Ini sudah disebut membully? Kalau begitu, kamu jangan mempermalukan dirimu sendiri!” Heiran memelototi Minglan, sama sekali tidak mempedulikan Minglan. Melihat Minglan gemetaran karena marah, Heiran benar-benar sangat senang, "Nona Minglan, apakah ada masalah lain? Kalau kamu tidak mau belanja, jangan berkerumun di toko orang. Hati-hati mengganggu bisnis orang! "

"Siapa bilang aku tidak belanja . . . . ." Minglan terkejut, tadinya dia terus berpikir untuk menemui Siwon. Dia tidak bermaksud untuk memohon pada Hara. Namun, kemarin Siwon malah ikut campur dalam pernikahan Hesong dan Ming Sheng. Minglan pun perlahan menyadari bahwa ada yang tidak beres.

Tetapi Siwon yang campur tangan hanya bertukar syarat dengan Ming Juan, Minglan tidak ada di sana pada saat itu. Pada saat dia mengetahui hal ini, semuanya telah beres.

Walau Minglan memiliki pemikiran apapun, dia tetap tidak bisa mengubah apapun. Dia mau menemui Siwon Mu, tapi dia tidak dapat menemuinya. Apakah Siwon begitu kejam sekarang? Dulunya, setiap kali dia melakukan sesuatu yang membuat orang salah paham, Siwon selalu berpura-pura tidak tahu apa-apa dan tidak akan bertindak seperti sekarang ini. Dia yang sekarang bahkan sangat sulit untuk menemui Siwon.

Hari ini, dia mendengar dari penguntit Hara mengatakan bahwa Hara keluar. Jadi, dia mau datang untuk menyindir Hara Shen sekaligus mencari celah peluang dari sisi Hara. Walau tidak berhasil, dia setidaknya bisa membuat Hara emosi.

Tapi emosinya sendiri yang malah melonjak, sehingga dia sama sekali tidak menyadari di mana keberadaannya. Sekarang dia sudah melihat dengan jelas, tensi darahnya naik. Kebencian yang menumpuk di dadanya mencapai puncak.

Di area pakaian anak-anak, untuk apa Hara datang ke tempat ini?

Matanya seakan menyemburkan api. Dia tidak menyangka wanita jalang ini hamil. Mengapa wanita ini hamil? Wanita ini tidak layak mengandung anak Siwon.

Minglan mengepalkan tinjunya erat-erat. Matanya tampak berubah menjadi pedang tajam, dia seolah-olah akan memotong Hara ribuan kali.

Heiran mengerutkan alis dan berjalan cepat ke depan Hara, menghalangi pandangan Minglan.

Heiran tidak asing dengan mata dan tatapan Minglan yang seperti ini. Ketika statusnya masih istri Siwon, Minglan sering menatapnya dengan tatapan seperti ini berulang kali. "Nona Minglan sepertinya tidak hanya memiliki otak yang cacat, tapi matanya juga cacat?"

"Seohyun, tidak ada urusanmu di sini, awas!"

"Awas nenekmu! Saat kamu mau bertarung, harap memahami situasi yang ada, jangan berkelakuan seperti anjing gila. Aku tidak heran lagi mengapa Siwon tidak menyukaimu. Kalau aku adalah Siwon, aku juga tidak akan menyukaimu!"

“Seohyun, kamu cari mati!” Minglan mengangkat tangan dan hendak menampar Heiran. Heiran langsung mendorongnya sehingga dia terhuyung dua langkah ke belakang dan menabrak pintu kaca. Dalam waktu sekejap, area pakaian anak-anak dikelilingi banyak orang.

Karena wajah Heiran yang sekarang adalah penampilan Seohyun, jadi ada banyak orang yang langsung mengenali Seohyun. Melihat apa yang terjadi barusan, para penonton mulai berdesas-desus.

"Bukankah itu bintang populer, Seohyun?"

"Bintang populer apaan, aku dengar dia sudah pensiun dari dunia hiburan."

"Chch. Kenapa dia muncul di tempat ini, apakah dia hamil?"

". . . . ."

Mata semua orang tertuju pada perut Heiran. Heiran tiba-tiba merasa masalah sedang berkembang di luar dugaan. Dia secara naluriah memandang Hara. Tangan Hara terentang, mengisyaratkan dirinya juga tak berdaya.

Heiran menggertakkan gigi, menoleh dan memelototi para penonton, kemudian menggandeng tangan Hara untuk meninggalkan tempat.

Namun, bagaimana mungkin Minglan mau membiarkan mereka berdua pergi begitu saja. Hari ini dia sepenuhnya dipermalukan oleh mereka. Melihat Heiran ingin lari, dia tentu tidak akan diam saja. "Semuanya lihat, bintang populer ini hamil dan memanfaatkan anak di perutnya untuk mengancam Tuan ketiga Mu. Ini jelas mau memaksa orang menikahinya. Ah! Orang di sebelahnya adalah istri Tuan muda Mu. Mereka ternyata adalah teman baik! "

“Minglan, kamu cari mati!” Heiran mengertakkan gigi.

Dia tidak takut pada Minglan, tapi Hara sedang hamil, bagaimana jika Hara tidak sengaja dicelakai oleh sekelompok orang ini?

"Kak!" Hara meraih tangan Heiran sambil menggelengkan kepala. "Aku baik-baik saja, jangan menghiraukan dia!"

Tetapi setelah orang-orang mendengar tentang kehamilan Heiran, mereka langsung berkerumun kemari, Hara dan Heiran tidak bisa melarikan diri sama sekali.

"Hei, apa yang terjadi, kenapa begitu ramai!"

Tepat ketika Hara dan Heiran tidak dapat melarikan diri dari kerumunan, suara gurau datang dari luar kerumunan.

Hara dan Heiran sama-sama tertegun. Mereka saling memandang. Di luar kerumunan, terlihat pria menyakukan tangan di celana dengan santai, tubuh jangkung bersandar di pintu kaca, sudut mulut sedikit terangkat, mata yang indah terdapat senyuman dingin.

Para penonton menoleh. Pria itu mengenakan setelan yang agak lebar, rambut tertata rapi, senyuman dingin di wajah menyiratkan kesembronoan.

Dia mengulurkan tangan dan merapikan kerah jas. Matanya melintasi kerumunan dan tertuju pada Hara dan Heiran. "Kebetulan sekali!"

"Tuan muda Yan?"

Hara tidak menyangka akan bertemu Demyuk di sini. Matanya berkedip, melihat sekeliling, tetapi tidak menemukan orang lain. Dia tersenyum pada Demyuk, "Apakah Tuan muda Yan tidak bekerja, kenapa begitu santai?"

"Kangen kamu!"

Demyuk berkedip ke arah Hara. Kemudian, terdengar desahan dari kerumunan.

Hara menarik napas dalam-dalam, memelototi Demyuk, mengertakkan gigi, "Jaga sikapmu, Tuan muda Yan!"

"Haha!" Demyuk tersenyum senang, "Kenapa? Tuan ketiga Mu tidak menemanimu hari ini?"

"Tuan muda Yan tampaknya suka bercanda. Adik iparku dan Leheon adalah orang yang harus bekerja dengan sungguh-sungguh untuk menghidupi keluarga, tidak seperti beberapa orang yang suka mengarang opini publik saat bosan!"

Mata Demyuk memancarkan semacam cahaya, kemudian dia melengkungkan bibirnya dengan lembut, "Kakak ipar, apa yang sedang kalian lakukan?"

"Belanja, apakah Tuan muda Yan ada urusan?"

Demyuk mondar-mandir di depan Hara, "Ada!"

Kedengaran serius. Hara merasa walau Demyuk terkadang kelihatan sembrono, tapi dia hampir selalu terlihat normal. Terlebih lagi, pada saat seperti ini Demyuk tidak bekerja di perusahaan, tetapi malah muncul di sini, "Kamu datang untuk menemuiku?"

Demyuk mengangguk, pandangannya beralih dari Hara ke Minglan yang tidak jauh dari situ.

Minglan sudah merasa takut sebelum Demyuk mendekat. Dia dikatakan berani selama hubungannya dan Siwon bisa dimanfaatkannya untuk berbuat onar selama bertahun-tahun. Tapi tidak ada hubungan apapun antara dia dan Demyuk. Demyuk tentu saja tidak akan memberinya muka. Demyuk bahkan pernah mempermalukannya berkali-kali.

Begitu Minglan hendak pergi, dia bertemu dengan tatapan dingin Demyuk. Dia tidak tahan untuk bergidik. Lalu, langkah kakinya terhenti tanpa sadar.

Ketika Demyuk Yan melihat ini, sudut mulutnya membentuk lengkungan tertentu yang menampilkan senyuman sinis. Senyuman itu membuat Minglan ketakutan.

"Perlukah aku membantumu memecahkan masalah?"

Hara mengerutkan bibir, memandang Minglan, tatapan dingin, menggelengkan kepala, "Tidak perlu!"

Demyuk mengangkat alis, "Sejak kapan kakak ipar menjadi begitu penakut?"

Hara memberinya tatapan putih, "Bukankah kamu mencariku karena ada urusan?"

Demyuk mengangguk, "Ayo ke mobil! Mobilku ada di bawah!"

Hara agaknya bisa menebak apa tujuan Demyuk mendatangi dirinya. Dia melihat Heiran dan ternyata Heiran juga sedang menatapnya. Keduanya melakukan kontak mata. Heiran berkata,

"Hara, kamu pergi saja, aku pulang dulu."

"Nona Seohyun, bareng saja!"

Demyuk berkata, "Bagaimanapun, masalah ini juga berhubungan dengan Nona Seohyun!"

Tubuh Heiran menjadi kaku, jari-jarinya sedikit menekuk, bibirnya terkatup rapat, kilatan cahaya melintas di bawah matanya, tapi semua itu segera kembali ke semula, "Oke!"

"Kakak ipar, kalian pergi duluan!"

Demyuk memberikan kunci mobil kepada Hara dan meminta mereka berdua untuk pergi duluan. Dia memanggil beberapa petugas keamanan mal, jari menunjuk ke beberapa orang dari kerumunan, lalu berakhir pada Minglan, "Ini, ini, dan . . . . . itu, mereka berkerumun untuk membuat masalah, serahkan pada polisi. Selain itu, jika ada berencana menyebarkan ke publik tentang kejadian hari ini, sebaiknya timbang baik-baik sebelum melakukannya. Orang yang menganggu orangku tidak ada yang bisa hidung aman dan nyaman."

“Demyuk, Kota Tong bukan tempat bagimu untuk bertindak sewenang-wenangnya!” Melihat Demyuk sama sekali tidak memberi muka, Minglan tidak tahan untuk berteriak. Tapi, dia tetap ditangkap oleh penjaga keamanan.

Para penjaga keamanan mungkin tidak tahu siapa Minglan, tapi nama Demyuk sudah sangat familiar bagi mereka. Apalagi, bukan rahasia lagi jika Demyuk dan Siwon adalah teman dekat. Semua orang tentu mendengarkan Demyuk.

Demyuk mencibir, "Sini memang bukan tempat di mana aku bisa bertindak sewenang-wenangnya. Tapi memangnya kenapa? Hari ini aku mau bertindak sewenang-wenangnya, apa yang bisa kamu lakukan padaku?"

Demyuk mengangkat rahang Minglan dengan jijik, "Kamu harus bersyukur bahwa orang yang kamu temui adalah aku, bukan Siwon. Jika tidak . . . . . kasus ini tidak akan diakhiri sesederhana membuat onar. Kamu sangat cerdas, tapi malah mau cari mati. Kalau aku tidak membulatkan keinginanmu, aku justru merasa bersalah padamu! "

Minglan ditahan oleh dua penjaga keamanan. Begitu dipermalukan oleh Demyuk, seluruh tubuhnya gemetaran karena marah.

Tapi sekarang dia sudah sadar lagi. Dia baru saja meneriaki Demyuk, tapi Demyuk tidak mengelupaskan kulitnya. Ini sudah amat beruntung baginya.

"Bawa pergi!"

Demyuk kembali ke mobil. Alisya terangkat saat melihat Hara dan Heiran sedang menunggunya dengan ekspresi tegang.

Dia bersandar di pintu mobil, satu tangan menyaku di celana dengan santai, "Hei, untuk apa kakak ipar dan Nona Seohyun menatapku seperti ini?"

Hara dan Heiran memandang Demyuk dengan serius. Setelah beberapa saat, Hara berkata, "Kamu sudah tahu?"

Demyuk mengangkat alis, "Coba kamu tebak?"

"Masuk!" Hara mengertakkan gigi. "Tuan muda Yan, apakah ada yang memberitahumu bahwa terkadang kamu sangat menyebalkan!"

Tangan Demyuk yang memegang kemudi kaku sejenak, "Baru saja ada yang berkata seperti itu!"

"Apakah kamu tidak takut aku tidak pergi?"

Demyuk Yan terkekeh, menoleh untuk melihat Hara yang galak. Dia tiba-tiba merasa lucu, jadi dia mengulurkan tangan dan meremas pipi Hara. Hara sangat marah hingga menampar tangan

Demyuk. “Tuan muda Yan, pria dan wanita seharusnya menjaga jarak, apalagi aku adalah istri Siwon."

Melihat pipi Hara yang menggembung seperti hamster, suasana hati Demyuk membaik tanpa alasan. Dia menatap Heiran, "Nona Jiang!"

Heiran menegakkan punggung, serta mengepalkan tinju, "Sejak kapan kamu tahu?"

Demyuk memiringkan kepala, "Kalian berdua seharusnya memanggilku abang!"

"Iya atau tidak, itu belum tentu!" Hara tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Sejak kapan kamu tahu?"

Selain Siwon dan Leheon, tidak ada orang lain yang tahu tentang ini. Tapi kapan atau di mana Demyuk menemukan hal ini? Mereka jelas merahasiakannya dengan sangat baik.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu