Kembali Dari Kematian - Bab 534 Menghasut Yesica Agar Mengutarakan Perasaan

Mungkin saja dikarenakan takut dengan rasa kecewa, sehingga sebenarnya Yesica masih belum berani percaya total dengan kata-kata Jeje, namun saat ini jantungnya telah berdetak kencang. Ada sebuah suara yang memberitahukan kepadanya bahwa kata-kata Jeje adalah kenyataan, namun suara satunya lagi malahan memberitahukan dirinya bahwa semua ini hanya harapan palsu.

Saat ini dia sangat tidak sabar untuk bertanya pada Erha, sebenarnya siapa wanita yang disukai oleh dirinya ? Namun dalam sisi lain dia juga merasa takut, apabila wanita yang disukai oleh Erha sebenarnya bukan dirinya dan malahan adalah wanita lainnya, maka semua harapan dirinya akan musnah dalam seketika.

Saat ini hati Yesica sangat bimbang, dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan dirinya.

Jeje dan Luis saling bertatapan, mereka berdua tahu kalau Yesica sangat bimbang, dan juga paling membutuhkan bantuan dan dukungan mereka, sehingga mereka langsung menyemangati dan menasihati Yesica.

“Yesica, sebenarnya menurutku kamu harus mencoba dulu, kalau kamu tidak mencoba, kamu tidak akan tahu apakah dokter Jing menyukaimu atau tidak ! Kamu harus tahu, hanya dengan mencoba dulu, baru bisa mendapatkan jawabannya. Daripada kamu mengeluh diri di sini dan memendam perasaanmu terhadap dokter Jing, mendingan langsung berterus terang saja kepada dokter Jing. Meskipun kamu gagal, kamu juga tidak akan mengecewakan perasaan kamu sendiri kan !”

Yesica mengedipkan mata, “Begitu ya ?”

Meskipun Yesica sangat pintar, namun kecerdasan emosionalnya tetap saja sangat terbatas, apalagi sifatnya yang cenderung polos dan tidak pernah pacaran, sehingga tentu saja tidak dapat dibandingkan dengan orang yang sangat berpengalaman di dunia asmara.

Setelah melihat reaksi Yesica yang begitu ragu dan bingung, Jeje merasa dirinya mesti meyakinkan Yesica lagi,”Benar, coba kamu pikir, kalau kamu tidak kasih tahu dokter Jing bagaimana isi hatimu, tandanya selama hidup ini kamu tidak mungkin ada kesempatan lagi. Kamu harus mengutarakan cinta dengan berani, dokter Jing juga tidak bakal tahu kalau kamu tidak mengutarakan perasaanmu. Kamu lihat saja sendiri, sebelumnya sudah ada Sisi yang menjadi saingan kamu, makanya kamu mengalah. Tetapi sekarang tidak ada saingan lainnya lagi, dokter Jing tidak ada pacar, makanya kamu sekarang sudah boleh berani mengejar cintamu. Kalau dokter Jing juga menyukaimu, tentu saja akan sangat bagus, tetapi kalau dia tidak suka, kamu masih bisa terus berusaha lagi !”

“Betul betul betul !” Luis merasa kata-kata Jeje masuk akal sekali, “Aku selalu merasa kamu sangat hebat dalam segi belajar, tetapi dari segi asmara malahan sangat bodoh. Yesica, tidak peduli bagaimana hasil akhir kamu dan abang Jing, setidaknya kamu sudah pernah berusaha kan ! Sekarang dia tidak ada pacar, kenapa kamu tidak memberanikan diri dan mencoba dulu ?”

Luis dan Jeje terus menasihati dan menyemangati Yesica.

Sebenarnya hari ini Jeje dapat begitu berani dalam menasihati Yesica, semuanya dikarenakan dirinya berada di sudut pandang penonton, dan juga karena dirinya turut ikut serta dalam kejadian hari ini.

Meskipun sebelumnya Jeje juga pernah bertemu dengan Erha, namun dia tidak ada berinteraksi dekat dengan Erha, sehingga juga tidak tahu bagaimana perasaan Erha terhadap Yesica.

Namun hari ini dia menyadari tatapan Erha yang terus memperhatikan Yesica pada sepanjang proses, dan juga jawaban Erha dalam permainan hari ini.

Semua jawaban dirinya memang tertuju pada Yesica.

Yesica mungkin saja masih tidak menyadarinya, namun Jeje yang menyaksikan semua proses tetap saja telah menyadari hal ini.

Jeje merasa Yesica sepertinya telah salah paham terhadap jawaban Erha di hari ini, dia tidak ingin melihat sahabat sendiri yang putus asa dan depresi karena masalah tersebut, dan juga tidak ingin melihat Yesica yang menyerah begitu saja, oleh sebab itu dia memutuskan untuk menasihati dan menyemangati dirinya.

“Tetapi …..” Yesica tetap saja tidak berani memercayai pernyataan tersebut, seandainya Erha memang menyukai dirinya, mengapa dirinya malahan tidak mengetahui hal ini ?

Lagi pula ….. sebelumnya Erha bukannya sering menganggap dirinya sebagai adik ya ?

“Aduh, jangan tetapi lagi ! Yesica kamu dengar saja kata-kata Jeje, Jeje begitu pintar, dia juga tidak pernah membohongimu !” Bahkan Luis saja juga merasa gelisah apabila melihat reaksi Yesica yang takut dan tidak yakin, “Menurutku kita harus memanfaatkan kesempatan yang ada, Yesica, kamu berani bertaruh tidak !”

“Apa ?”

Yesica menatap Luis dengan tatapan bingung, “Bertaruh apa ?”

“Begini ….” Luis menghampiri Yesica dan terus menjelaskannya.

“Tidak bisa, aku ….”

“Yesica, menurutku saran Luis benar sekali, seandainya kamu menyukai dokter Jing, lebih baik memberitahukan dokter Jing dengan secepatnya, jangan sampai melewatkan kesempatan yang ada !” Jeje melihat reaksi Yesica yang begitu minder, sehingga buru-buru berkata, “Kamu pikir ya, meskipun dokter Jing tidak menyukaimu, tetapi kamu masih saja ada kesempatan, biarpun sudah tidak ada kesempatan lagi, anggap saja pamit dengan masa lalu. Hidupmu masih panjang, bukan hanya dokter Jing saja yang melalui hidupmu, Yesica, jangan-jangan kamu bermaksud memendam perasaanmu hingga selamanya ya ?”

Yesica menggeleng kepalanya.

Luis yang melihat demikian juga menghela nafas lega, “Kalau begitu tunggu apa lagi, ayo, pergi juga sekarang !”

Masalah mengutarakan perasaan sama saja seperti bertempur di peperangan, sehingga harus mengumpulkan keberanian untuk menggapai kemenangan.

Selagi Yesica masih bersemangat dalam hal ini dan masih tidak memiliki keraguan lainnya, Luis dan Jeje saling bertatapan dan mengangguk, kemudian lanjut menghasut Yesica.

Pemikiran Yesica pada hari ini sangat kacau, dia tidak memiliki waktu untuk merenungkan permasalahan tersebut, ditambah lagi suara Jeje dan Luis yang mengelilingi telinganya, sehingga Yesica seolah-olah telah di hipnotis dan bahkan mengangguk dengan tanpa sadar, kemudian menelan air ludah sendiri dan berkata, “Kalau ….kalau begitu aku pergi sekarang ya ?”

“Betul betul betul, pergi sekarang !”

Luis tersenyum sendiri, kemudian langsung menyeret tubuh Yesica yang masih meringkuk di dalam selimut.

“Jeje, ayo, ayo, menurutmu nanti Yesica harus pakai baju apa ? Kalau menurutku …..”

“Mendingan jangan lagi !” Yesica melihat reaksi wajah Luis yang begitu antusias, sehingga mulai merasa takut, “Menurutku kita tidur saja, sudah begitu malam juga, aku besok baru pergi !”

“Tidak boleh !” Luis tidak mau menuruti keinginannya, kemudian mereka berdua bekerja sama untuk menyeret Yesica dari kasur.

“Jeje, seingat aku kamu ada gaun warna putih kan !”

“Aku tidak bawa !” Jeje berkata, “Luis, seingat aku ada satu baju tidurmu yang lumayan cantik !”

Yesica, “……”

Akhirnya Jeje dan Luis telah selesai mengatur penampilan Yesica, mereka membiarkan Yesica menunjukan penampilan biasanya.

Seandainya Erha memang menyukai Yesica, pastinya juga akan menyukai wujud asli Yesica. Lagi pula mereka juga sangat yakin terhadap kecantikan Yesica. Yesica sudah sangat cantik meskipun tanpa dandan, ditambah lagi setelah hasil kerja mereka berdua, saat ini penampilan Yesica bahkan sangat memesonakan.

“Aduh, bagus bagus, aku berani jamin, kalau abang Jing melihat penampilanmu sekarang, pasti akan langsung menyerbu dan menerkammu !”

“Luis !” Wajah Yesica memerah seketika, “Kamu jangan asal bicara, abang Jing bukan orang yang seperti itu !”

“Aduh, ini masih belum mengutarakan perasaan lagi, malahan sudah begitu membela orangnya ya !”

“Sudahlah Luis, waktu sudah malam !” Jeje mengingatkannya.

Setelah itu mereka bertiga diam-diam keluar dari kamar tamu, dikarenakan sudah tengah malam dan hampir mendekati jam dua malam, sehingga keadaan sekelilingnya terkesan sangat sunyi dan hanya menyisakan suara rintisan hujan.

Luis berjalan di depan dan menarik tangan Yesica, gunanya mengantisipasi Yesica yang ingin melarikan diri secara tiba-tiba. Sementara Jeje hanya berjalan di belakang Yesica dan juga menarik tangannya. Kali ini meskipun Yesica ingin melarikan diri, sepertinya juga tidak ada kemungkinannya lagi.

“Jeje, ini kamar abang Jing ya ?”

Dikarenakan koridor yang sangat gelap, sehingga mereka bertiga hanya bisa berjalan dengan perlahan-lahan, suara bicaranya juga sangat ringan.

“Seharusnya iya, barusan ketika naik tangga, aku ada melirik sekilas.” Ingatan Jeje lebih hebat daripada orang biasanya, sehingga dapat mengingat posisi kamar semua orang.

Dia mengeluarkan ponsel dan menyinari jalan depan, “Yesica, kamu sudah siap ?”

“Aku ...... benaran mau ya ? Tetapi sekarang abang Jing pasti sedang tidur !” Barusan Yesica hanya terlalu bersemangat, namun saat ini dia telah sadar kembali dan juga merasa ragu.

Ditambah lagi waktu sekarang yang sudah terlalu malam, dia merasa saat ini bukan waktunya untuk mengutarakan perasaan.

“Takut apa, bangunkan saja kalau sudah tidur !” Luis sangat antusias, dia berjalan ke hadapan pintu kamar Erha dan menarik nafas dalam, kemudian mengangkat tangan dan bermaksud untuk mengetuk pintu, namun saat ini Yesica malahan menahan tangannya dan berkata, “Luis, mendingan jangan lagi, kita pulang saja !”

“Aduh, kamu …..”

“Sshh !” Jeje menggeleng kepala dan mengisyaratkan Luis untuk mengendalikan nada bicaranya, agar tidak membangunkan orang lainnya.

Luis yang tidak bisa bersabar langsung menggigit bibir dan berkata, “Sudah sampai di sini juga, hanya tinggal satu langkah lagi, Yesica kamu mau menyerah ya ?”

Yesica juga merasa ragu, “Aku hanya merasa ….”

“Sudahlah !” Jeje juga menyadari kesusahan Yesica, lagi pula saat ini memang bukan waktu yang tetap untuk mengutarakan perasaan.

Barusan dirinya yang terlalu antusias, apabila berpikir kembali, mana ada yang mengutarakan perasaan di jam dua malam ?”

Lagi pula seandainya Erha memang tidak menyukai Yesica, kemudian Yesica malahan mengutarakan perasaan di waktu seperti ini, keadaannya akan canggung sekali. Mungkin saja Erha akan merasa tindakan Yesica sangat sembrono, dan juga akan mempengaruhi kesan baik dirinya terhadap Yesica .

“Seandainya Yesica masih belum siap, kita pulang saja dulu.” Jeje berkata, “Ayo !”

“Jeje, kamu buat apa pula !” Luis merasa mereka telah tiba di sini, apabila kembali ke posisi awalnya, bukannya perjuangan sebelumnya akan tersia-sia ? “Jangan pulang, aku yang ketuk pintu ….”

“Luis, ini masalah pribadinya Yesica!” Jeje berkata, bagaimanapun mereka hanya orang luar, masalah ini tetap saja harus membiarkan Yesica yang mengambil keputusan sendiri.

Yesica menggigit gigi, dia tahu bahwa semua perbuatan Jeje dan Luis juga demi kebaikan dirinya. Namun dia benar-benar merasa sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaan, lagi pula seharusnya Erha juga sudah tidur. “Luis, terima kasih niat baikmu, tetapi kita pulang saja dulu !”

Dalam hati Luis sangat gelisah, namun setelah melihat reaksi Yesica, dia juga hanya bisa mengangguk kepala dan berkata, “Baiklah, ayo ayo, pulang !”

Pada saat mereka bertiga bersiap-siap untuk membalikkan badan, pintu kamar yang berada di samping sisi mereka tiba-tiba terbuka.

Seorang pria dengan tubuh tegap dan mengenakan mantel mandi sedang berdiri di hadapan mereka, tangannya masih memegang handuk, air di rambutnya masih menetes.

Lampu yang berada di dalam kamar menyinari tubuhnya, dan menutupi reaksi di wajahnya.

Erha sedikit kaget, barusan dia memang tidak bisa tidur, sehingga ketika kembali ke kamarnya, dia minum sedikit anggur dan duduk sejenak, kemudian baru mandi.

Akan tetapi ketika keluar dari kamar mandi, dia mendengar suara bisikan yang berasal dari luar pintu, meskipun suaranya tidak terlalu kuat, namun pendengaran Erha masih tergolong baik, sehingga dia dapat mendengar sedikit suara pembicaraan yang berada di luar pintu. Oleh sebab itu dia membuka pintu kamarnya, namun dia tidak menyangka kalau orang yang berdiri di luar pintunya adalah tiga gadis tersebut.

Tatapan Erha melirik pada tubuh mereka bertiga dan akhirnya melekat pada tubuh Yesica. Setelah melihat penampilan Yesica, matanya membawa sedikit tatapan terpesona, “Yesica?”

Saat ini seluruh tubuh Yesica sudah kaku, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Dia tidak menyangka kalau Erha bahkan masih belum tidur, juga tidak menyangka kalau Erha akan membuka pintu secara tiba-tiba.

Yesica menelan air ludah sendiri dan berkata,”Aku ….. aku …..”

“Hai abang Jing, itu, Yesica ada sesuatu yang mau kasih tahu kamu, itu, kantuk sekali, Jeje kita tidur saja dulu, tidur !” Luis yang melihat demikian langsung menyeret Jeje dan ingin melarikan diri, namun dia langsung memundurkan langkahnya dan mendorong tubuh Yesica ke sisi Erha, “Itu ….semangat, semangat ya !”

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu