Kembali Dari Kematian - Bab 535 Yesica, Kamu Juga Suka Padaku Kan

Setelah didorong secara tiba-tiba oleh Luis, Yesica yang sama sekali tidak waspada hanya bisa terjatuh ke arah depan, sementara pada saat melihat Erha, hati Yesica sudah kekacauan.

Yesica memang bermaksud untuk menghentikan langkahnya, namun tubuhnya sama sekali tidak terkendali dan terus terjatuh ke arah depan. Yesica yang ketakutan hanya memejamkan mata dan sama sekali tidak berani bergerak.

Namun rasa sakit yang diduga dirinya malahan tidak terasa, Yesica merasa sepertinya dirinya sedang dipeluk oleh sesuatu, setelah sadar kembali, seluruh tubuh dirinya sudah berada di dalam pelukan Erha.

Mungkin saja dikarenakan tekanannya yang terlalu besar, dalam seketika itu Erha tidak dapat memeluk dengan stabil, sehingga mereka berdua jatuh terhuyung ke belakang, pada akhirnya Erha menghentikan langkahnya dan memeluk Yesica dengan erat.

“Yesica ?”

Di atas kepalanya terdengar suara yang sangat dikenalnya, namun Yesica tetap saja tidak berani bergerak.

Yesica benar-benar ingin mati, saat ini pemikirannya telah sadar kembali, selain melarikan diri secara langsung, dirinya juga hanya bisa pura-pura mati saja.

Akan tetapi saat ini jelasnya tidak mungkin lagi, Erha yang tidak mendengar jawaban Yesica hanya mengira kalau Yesica terlalu takut, sehingga menahan tubuh Yesica untuk berdiri dan berkata, “Yesica, kenapa ?”

Di dalam malam yang sunyi ini, suara Erha yang lembut terkesan sangat menenangkan batin, sebenarnya Yesica memang sudah kehilangan daya tahan terhadap Erha, sementara Erha yang berada di saat ini berbeda dengan biasanya, hal ini membuat Yesica merasa sedikit tidak terbiasa.

Yesica terpaksa mengangkat kepala sendiri, pemandangan di depan matanya adalah wajah Erha yang menyentuh hati.

Yesica menahan nafasnya, saat ini dia menyadari bahwa dirinya masih berada di dalam pelukan Erha, sehingga wajahnya langsung memerah dan buru-buru mendorong tubuhnya, “Itu ……aku, aku tidak apa-apa ! Haha, sudah sangat malam, itu abang Jing, aku pulang dulu ya !”

“Yesica !”

Erha mana mungkin melepaskan Yesica, apalagi setelah mendengar dari Luis kalau Yesica ada keperluan dengan dirinya, sehingga dirinya semakin tidak mungkin melepaskan Yesica.

Bola mata Erha yang hitam sedang melekat pada tubuh Yesica, Yesica sudah ganti baju, pakaian dirinya pada saat ini berbeda dengan pakaian dirinya ketika di ruang tamu, jelasnya sudah sengaja berdandan.

Di bawah cahaya lampu yang cenderung gelap, tatapan mata Erha malahan terus melekat pada tubuh Yesica dan terus menilai dirinya.

Seluruh tubuh Yesica merasa sangat tidak nyaman, rasanya sepertinya dilepaskan baju oleh seseorang dan terus diperhatikan oleh orang tersebut. Yesica tidak berani menatap mata Erha, apalagi saat ini Erha hanya mengenakan mantel mandi. Setelah kecelakaan mereka pada barusan, saat ini kerah mantel mandi Erha sedikit terbuka dan menampakkan sedikit kulitnya.

Yesica merasa kalau dirinya terus menetap di tempat ini, dia pasti akan hilang kendali.

“Itu abang Jing, aku pulang dulu !”

“Sebentar !”

Erha sedikit memejamkan mata, dia sudah bukan anak muda yang polos dan kaku, malahan adalah seorang pria yang berumur tiga puluhan.

Sebelumnya dia masih belum menyadari perasaan dirinya terhadap Yesica, sehingga tidak memiliki pemikiran di sisi itu. Namun sejak menyadari perasaan dirinya terhadap Yesica, Erha cenderung sering memiliki pemikiran yang aneh, apalagi ketika menghadapi Yesica atau ketika berduaan saja.

Setelah berpikir reaksi Luis dan Jeje yang mendorong Yesica ke kamarnya, lalu memperhatikan lagi penampilan Yesica pada saat ini, Erha sedikit memejamkan mata dan tersenyum.

“Yesica, bukannya kamu mau mencari aku ya ?”

“Aku ……bukan bukan, aku hanya lewat !”

“Oh, lewat ya !” Erha mengangguk, “Benarkah ?”

“Iya !” Yesica langsung mengangguk dengan kuat agar Erha memercayai kata-katanya, setelah itu menggigit bibir dan berkata, “Aku benaran hanya lewat, itu abang Jing, maaf mengganggumu istirahat, aku pergi dulu ya !”

“Tetapi Yesica !” Erha menghalangi jalan kepergian Yesica, kemudian mengangkat kaki untuk menutup pintu kamarnya.

“Apa, apa !” Yesica merasa panik ketika melihat pintu kamar yang sudah tertutup, sehingga menelan air ludah dan berkata, “Abang Jing, aku …..itu ….”

“Barusan temanmu bilang kalau kamu ada perlu denganku ya ? Bilang saja !”

Tatapan mata Erha membawa jejak senyuman, apalagi ketika melihat reaksi Yesica yang sedikit panik dan takut, senyuman di dalam tatapannya semakin dalam, oleh sebab itu dia pelan-pelan menghampiri Yesica.

Jantung Yesica hampir saja akan copot, Erha yang ada pada saat ini sedikit berbeda dengan Erha pada biasanya.

Meskipun Erha sedang tersenyum, namun senyuman dirinya bukan senyuman memanjakan seperti biasanya, malahan menampakkan sedikit kesan tekad terhadap mangsa. Yesica sedikit merinding, sesuatu di otak pemikirannya sepertinya sudah meledak, seolah-olah ada sesuatu yang melalui pemikirannya, namun dirinya tidak dapat menangkap pemikirannya tersebut.

Yesica terus mundur ke belakang, sementara Erha malahan terus mendekati dirinya.

Pada saat Yesica hampir menabrak sofa di belakangnya, Erha mengulur tangan dan menarik Yesica ke dalam pelukannya.

Yesica, “……”

Yesica terjatuh lagi ke dalam pelukan Erha, namun kali ini Yesica sedikit panik dan kaku, otaknya sama sekali tidak sempat bereaksi apapun, Yesica dapat merasakan aroma sabun mandi yang menebar dari tubuh Erha dan juga suhu tubuh Erha.

“Yesica !”

“Ya ?”

Yesica mengangkat kepala dan menatap tatapan Erha yang penuh perasaan, dia menelan air ludah agar dirinya tidak langsung menyerbu ke tubuh Erha.

“Abang Jing, kamu lepaskan aku dulu !”

“Harus bagaimana Yesica !”

Erha berkata, namun Yesica malahan terbengong dan bertanya, “Apa ?”

“Yesica, sepertinya aku tidak sanggup bertahan lagi !”

“Apa ?”

Yesica mengangkat kepala dan sedikit bengong, namun Erha malahan langsung mencium bibirnya.

Otak Yesica meledak secara langsung, perasaan ini membuat Yesica sama sekali tidak dapat bergerak.

Bibir Erha yang sedikit sejuk sedang melekat pada bibirnya dan terus memperdalam ciumannya, seolah-olah tidak akan pernah puas. Rasanya sangat lembut dan juga sedikit gairah.

Yesica benar-benar kekacauan, saat ini otaknya sama sekali tidak sempat memikirkan apapun, dia hanya merasa sepertinya dirinya hampir mati juga pada saat ini.

Erha mencium dirinya, Erha bahkan mencium dirinya !

Yesica ingin mendorong Erha, namun Erha sepertinya mengetahui apa yang ingin dilakukan oleh Yesica, dia menggenggam tangan Yesica dan menarik ke belakang tubuh sendiri, memaksa Yesica untuk memeluk pinggang dirinya.

Sementara Yesica juga tidak melawan, dia bahkan menuruti keinginan Erha dan memeluk pinggangnya, lalu membiarkan Erha berulah di bibirnya.

Rasa ciuman Yesica sangat manis, bahkan lebih manis daripada bayangannya.

Mereka berdua berciuman dalam waktu yang lama dan hingga nafasnya kurang stabil, setelah itu Erha baru melepaskan bibir Yesica.

Sementara Yesica seolah-olah mengalami tekanan yang berat, seluruh otak pemikirannya penuh dengan ciuman Erha dan aroma tubuhnya yang menebar. Yesica tidak dapat berpikir dan hanya bisa menatap Erha dengan tatapan bengong.

Erha mengakui kalau dirinya memang sedikit hilang kendali, dia adalah seorang lelaki yang normal, dia masih tidak bisa tidur juga hingga waktu sekarang, semuanya dikarenakan dirinya tidak sanggup bertahan ketika melihat Yesica pada siang hati tadi. Sementara pada bermain di malam tadi, seluruh perhatiannya melekat pada tubuh Yesica.

Namun hari ini Yesica sepertinya tidak konsentrasi, sepertinya sama sekali tidak memedulikan dirinya. Oleh sebab itu, ketika sedang bermain di malam tadi, Erha sengaja mendekati Yesica dan bahkan melontarkan berbagai kata-kata yang bermaksud lain.

Erha khawatir kalau Yesica tidak mengerti maksud pembicaraannya, sehingga sengaja menekan kriteria yang diinginkannya.

Sebenarnya Erha juga tahu bagaimana mentalitas dirinya dalam menghadapi kejadian hari ini, sepertinya dirinya sedang menanti sesuatu, namun dia juga tidak tahu apa yang sedang dinantikan dirinya.

Malam ini Erha tidak bisa tidur, dia telah merenungkan masalah tersebut. Seandainya Yesica masih belum mengerti perasaan dirinya, mungkin saja dirinya harus bertindak dengan inisiatif, bagaimanapun proses dengan perlahan-lahan sepertinya tidak cocok bagi mereka berdua yang cenderung lambat menangkap.

Namun Erha tidak menyangka kalau Yesica akan memberikan kejutan kepada dirinya, gadis ini sepertinya juga tidak bermaksud menjauhi dirinya, sepertinya juga menyimpan perasaan terhadap dirinya.

Setelah melihat penampilan Yesica dan mendengar percakapan dua sahabatnya, Erha sedikit hilang kendali, dia telah menyaksikan kecantikan Yesica, sehingga tidak sanggup bertahan lagi.

Saat ini Yesica sudah kaku terbengong, dia telah melupakan tujuan kedatangannya. Bibirnya ada sedikit nyeri dan sakit yang tidak pernah dirasakan oleh dirinya.

Erha ….. mencium dirinya ?

“Abang Jing, kamu ….”

Yesica mengangkat kepala dengan tampang tidak percaya, kemudian langsung melihat tatapan Erha yang penuh kegairahan.

Yesica sedikit takut dan memundurkan langkahnya secara refleks.

“Awas !”

Erha memeluk tubuh Yesica, namun mungkin saja dikarenakan pengaruh berat badan, sehingga mereka berdua jatuh bersamaan ke dalam sofa, sementara tubuh Erha kebetulan menindih di atas tubuh Yesica.

Erha mendesah kesakitan, sepertinya tubuhnya telah menabrak pegangan sofa, sehingga reaksi wajahnya juga berubah.

“Abang Jing, kamu tidak apa-apa ?”

Yesica akhirnya sadar kembali dan bangun dari tubuh Yesica. Namun dikarenakan terlalu panik, sehingga sama sekali tidak menyadari kalau tangannya sedang menekan pada bagian tubuh yang tidak pantas.

“Sshhh !”

Erha mendesah lagi, namun suara desahan dirinya mengandung kesan sengsara dan juga bahagia.

Yesica yang mendengar demikian terkejut lagi, “Abang Jing, kamu kenapa ? Aku…..aku…..” Kemudian Yesica melirik tempat yang sedang ditekan oleh tangannya, “Aa ….aku…aku….aku, aku bukan sengaja !”

Apa yang terjadi, kenapa dirinya bsia ….

“Yesica, sekarang harus bagaimana !”

Erha menahan rasa kejanggalan pada tubuhnya, dia memperhatikan tingkah laku Yesica yang terkesan panik dan tersenyum sekilas, kemudian menggenggam tangannya dan berkata, “Yesica ?”

Yesica menggigit bibir sendiri, saat ini pipinya sangat merah. Dia barusan bahkan memegang bagian tubuh Erha yang begitu sensitif, kalau begitu bukannya Erha akan ….”

“Maaf !”

“Gadis bodoh !” Erha melihat reaksi Yesica yang begitu lucu, dalam hatinya merasa sangat puas, dia mengulur tangan dan mengelus wajah Yesica dengan gerakan lembut, kemudian mengelus rambut Yesica yang kekacauan ke belakang telinganya.

Yesica kaku terbengong lagi, kemudian seolah-olah menyadari sesuatu dan langsung bangun dari tubuh Erha, “Itu, aku, maaf ya abang Jing, aku pulang dulu !”

“Yesica !”

Erha bangun dari sofa dan memeluk Yesica dari belakang tubuhnya, “Jangan pergi dulu !”

Tubuh Yesica merinding, dia mengangkat kepala dengan tampang tidak percaya dan langsung menoleh ke belakang, namun satu sisi wajahnya malahan menyentuh pada bibir Erha, sehingga pipi Yesica juga langsung memerah, bahkan jantungnya berdebar dengan kencang. Dia mengepal tangan dan berkata, “Abang Jing, kamu jangan begini, aku…..”

“Yesica, kamu juga suka padaku kan !”

“Ya ?” Yesica terbengong lagi.

Apa maksud Erha ?

Juga ? Suka ?

“Abang Jing, kamu barusan bilang apa ?”

Erha tersenyum dan melihat reaksi Yesica yang begitu lugu, dia benar-benar sangat menyukai reaksi Yesica yang bingung dan kaget.

Erha membungkuk badan dan mengecup pada bibir Yesica, “Yesica, jadi pacarku !”

Yesica, “……”

Yesica mengedipkan matanya, kemudian memejamkan mata dan membukanya lagi. Jantungnya tetap berdebar kencang, sementara wajah Erha juga masih berada di depan matanya.

Tetapi ….”Abang Jing, kamu sedang bercanda ya ?”

“Yesica, aku tidak bercanda, kamu mau jadi pacarku ?”

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu