Kembali Dari Kematian - Bab 553 Tidak Begitu Waras

Mata yang dalam terkandung keterkejutan, kemudian bibir melengkung.

Jari-jari ramping yang berkontur jelas mengait rambut halus di dahi Hara. Tatapan Siwon dalam, tampak sedang mencermati sesuatu.

Dia tidak berbicara. Hara memandanginya, mengerutkan bibir. Tadinya Hara menanyakan itu dengan maksud bercanda, sekarang dia menatap Siwon dengan tatapan yang jauh lebih dalam. Terdapat secercah harapan di matanya.

Dia tiba-tiba ingin tahu jawaban Siwon. Meski kejadian tersebut tak bisa terulang, dia tetap ingin tahu.

Siwon juga memandangi Hara. Lama kemudian, Siwon tak bisa menahan tawa setelah melihat sikap Hara yang kukuh, "Perumpamaan semacam ini tidak ada di dunia ini!"

"Maksudku jikalau, bagaimana jika aku masih aku, kakakku masih kakakku?"

"Hara, kamu seharusnya tahu bahwa perlakuanku padamu sudah berbeda sejak awal!"

Hara berkedip, “Mana ada berbeda. Awalnya, sikapmu seolah ingin mencekikku sampai mati!” Hara teringat waktu ketika dia baru bangun, Siwon benar-benar memancarkan aura yang tidak bisa didekati oleh siapapun. Saat itu, Siwon sangat membenci dirinya!

“Kamu tahu itu?” Siwon bertanya balik. “Siapapun yang melihat seseorang yang berulang kali menggunakan cara bunuh diri untuk menarik perhatiannya, dia pastinya akan memiliki respons yang sama denganku!” Siwon menjelaskan, “Saat itu, aku benar-benar tidak memahami pemikiranmu!"

"Bukan aku," Balas Hara.

Siwon mengangkat tangan untuk mengalah, “Oke, saat itu aku kira kamu adalah Heiran.” Siwon terdiam, seolah melamun, “Padahal, saat aku baru menikah dengan Heiran, aku ingin menjalani hidup yang tenteram bersamanya!"

"Hah?" Hara mengangkat alis. Meskipun dia tahu bahwa Siwon tidak mencintai Heiran, tapi dia merasa tidak nyaman saat mendengar Siwon mengatakan ini. "Kemudian, apa yang terjadi? Kenapa hubungan kalian menjadi seperti itu?"

“Dia tidak begitu waras!” Siwon menunjuk kepalanya sendiri, “Sebenarnya kakekku yang memaksaku untuk menikah, katanya itu demi kebaikanku. Saat itu, aku tidak suka siapapun. Sementara kakekku memperlakukanku dengan sangat baik. Meski aku muak dengan metode seperti ini, tapi kakekku sudah tua. Saat itu aku juga tidak muda lagi, jadi aku pun setuju. Sesudah menikah, aku memang ingin hidup tenteram bersama Heiran. Tapi di malam pernikahan, dia sangat."

"Hah?" Hara penasaran, "Sangat apa?"

“Aku tidak begitu paham sebelumnya. Sekarang, aku mungkin sudah bisa memahaminya. Sebenarnya, dia juga tidak ingin menikah denganku. Di malam pernikahan, dia menampakkan banyak kekurangan yang membuatku jijik. Di permukaan, dia bersikap seolah dia ingin dekat denganku. Setelah dipikir-pikir, kami sepertinya tidak pernah dekat! "

Hara berkedip, "Lalu bagaimana kalian bisa tidur bareng?"

Siwon memelototi Hara, tatapan itu sepertinya memiliki jejak kesal?

Hara tidak puas, dia mengulurkan tangan dan mencubit Siwon dengan kuat, "Jangan kira aku tidak tahu, saat itu kamu belum tahu bahwa aku bukan Heiran. Saat itu kalian masih bersama."

"Apakah kamu pernah melihat aku menyentuh kamu?"

Hara berpikir sejenak, sepertinya memang tidak pernah.

"Saat itu aku menderita insomnia dan sakit kepala."

“Kenapa aku tidak tahu?” Hara menoleh ke arah Siwon, “Apakah sekarang masih sakit?” Setelah bertanya, Hara merasa aneh, “Apa hubungannya tidur dengan kamu yang menderita insomnia dan sakit kepala?”

"Aku mengetahuinya secara tidak sengaja. Meskipun aku tidak menyukai beberapa perilaku Heiran, tetapi ketika aku berbaring untuk tidur di malam hari di mana itu adalah waktu Heiran paling tenang, aku malah tidak mengalami insomnia!"

Hara seketika tanggap, “Jadi, meskipun kamu tidak mencintai Heiran, kamu tidak berencana untuk menceraikannya karena dia dapat mengobati insomnia dan sakit kepala jamu?” Hara merasa Herian akan meledak jika mengetahui alasan ini!

"Dalam arti tertentu, ini memang merupakan alasannya."

“Apa yang terjadi selanjutnya? Kenapa kamu malah mau bercerai?” Hara teringat ketika dia baru saja pulih, dia langsung menerima surat perjanjian cerai dari Siwon begitu dia keluar dari rumah sakit.

Hara berpikir untungnya saat itu dia belum mencintai pria ini. Jika dia sangat mencintai pria ini, tapi malah menerima surat perjanjian cerai, agaknya dirinya bakal sangat sedih.

“Dia terlalu menyiksa!” Siwon teringat bahwa Heiran selalu mencoba untuk bunuh diri, sehingga selalu muncul di rumah sakit. Selain itu, Tuan tua Mu sering menyusahkan dirinya dengan alasan ini. Jadi, dia tidak bisa tahan lagi.

“Ngomong-ngomong, kakakku pernah bilang bahwa dia sebenarnya tidak bunuh diri!” Hara teringat masalah ini, “Setelah berinteraksi sekian lama dengan kakakku, apakah menurutmu kakakku terlihat segitu bodoh? Apakah dia terlihat seperti orang yang akan bunuh diri?”

“Aku sudah bilang, tujuannya hanyalah untuk berpisah denganku. Saat itu, orang yang disukainya adalah Daewon!” Ujar Siwon. Kemudian, dia menatap Hara dengan menyiratkan maksud tertentu. Hara gemetar, "Aku tidak memiliki pemikiran apapun terhadap Daewon!"

"Siwon, kakakku pastinya tidak akan melukai dirinya sendiri. Lalu, menurutmu siapa yang memiliki kemungkinan paling besar?"

“Bukankah kamu sudah menebak seseorang?” Siwon menggenggam tangan Hara. “Kenapa? Mau balas dendam untuk kakakmu?”

Hara cemberut, “Ini adalah urusan kakakku, semuanya tergantung dia. Sepertinya dia tidak bermaksud begitu, tapi aku bukan kakakku. Siapapun yang menyakiti aku, aku harus balas dendam!” Hara mendengus, "Setelah aku menjadi pemilik tubuh ini, kekasih masa kecilmu itu sering muncul di hadapanku!"

“Aku tahu!” Siwon tersenyum, “Karena dia tidak tahu aturan, maka aku tentu harus memberinya pelajaran. Tapi, bagaimana preferensimu untuk menanganinya?”

“Apa yang paling dipedulikan dia?” Hara memiringkan kepala, menatap Siwon dengan serius. “Kamu adalah orang yang paling dipedulikannya. Sekarang, aku adalah istrimu. Kamu adalah milikku. Aku juga sedang mengandung anakmu. Sepertinya ini adalah hukuman terberat untuk Minglan! "

"Belum cukup!"

Kalau Siwon bilang tidak cukup, berarti itu memang tidak cukup.

Mengenai apa yang akan dilakukan Siwon, Hara sama sekali tidak peduli. Bagaimanapun, Minglan akan mendapatkan hukuman yang sesuai dengan perbuatannya, bukan?

Setelah Hara dan Siwon pergi, Naomi merasa agak canggung. Dia menarik kembali tangannya, "Um ... aku mau naik untuk beristirahat."

Melihat Naomi pergi dengan terburu-buru, mata Demyuk diwarnai dengan senyuman dan kelembutan.

Dia mengambil ponsel dan menelepon Zalka, "Apakah semuanya sudah siap?"

“Tuan, sudah hampir selesai. Kapan Anda akan datang?” Zalka bertanya dengan hati-hati dari ujung lain telepon.

"Tunggu sebentar lagi!"

Demyuk menyimpan ponsel, berjalan ke lantai atas.

Naomi sudah melepas jaket, memeriksa bagian siku.

Karena mengenakan pakaian tebal, dia tidak terluka. Tetapi sikunya terbentur siku meja, sehingga agak memar.

Naomi melepas mantel, menyingsingkan lengan baju dan mengambil kotak obat untuk mengobati lukanya.

Terdengar ketukan pintu dari luar. Setelah beberapa saat, Demyuk membuka pintu. Dia melihat ada sebuah kotak obat kecil di depan Naomi.

Matanya yang hitam pekat agak meredup, arus dingin melintasi matanya.

Naomi sedikit terkejut, "Kenapa kamu masuk?"

“Kamu bilang kamu tidak terluka?” Demyuk mengambil langkah cepat, mengambil kapas dari tangan Naomi, membantu Naomi mengoles obat.

Tangan Naomi bergetar. Dia ingin menjauh, tapi ditahan oleh Demyuk, "Jangan gerak!"

"Aku bisa melakukannya sendiri!"

Demyuk tidak mendengarkan perkataan Naomi, dia hanya sekilas memelototi Naomi, “Ke depannya jangan berkelahi dengan orang. Kalau kamu mau memukul orang, biarkan bawahan yang beraksi!” Demyuk tidak tega.

Hati Naomi agak tergerak, tapi dia tidak memberi balasan.

“Di mana lagi yang terluka?” Demyuk ingin membuka baju Naomi untuk memeriksa bagian tubuh lainnya, tapi Naomi menghindar. Dia tersipu, "Tidak ada lagi!"

Demyuk terdiam sejenak, "Aku tidak memikirkan setiap detail dengan matang sehingga terjadi hal seperti tadi!"

“Itu bukan salahmu!” Siapa tahu bahwa mereka akan bertemu Minglan dan Nagisa hari ini, “Tapi Nagisa sudah tahu tentang Hara, Keluarga Yan tidak akan mencari masalah dengan Hara lagi, bukan!”

Mata gelap Demyuk diwarnai dengan sensasi tegas, "Aku akan memberi penjelasan pada Hara!"

"Hmm!" Naomi mengangguk, "Hara sedang hamil, Nagisa malah berani memukul dia. Bagaimana sikap Keluarga Yan? Kalian tidak menyambut Hara?"

“Kamu sangat peduli dengan Keluarga Yan?” Demyuk tersenyum. Naomi menarik tangannya sendiri dengan malu, mengenakan mantel, “Aku tidak bermaksud begitu, aku hanya mengkhawatirkan Hara!”

“Jangan khawatir, kakek dan aku sama-sama berada di pihak Hara!” Demyuk menyimpan kotak obat sambil menatap Naomi.

Di dalam ruangan dinyalakan mesin pemanas, sehingga suhu ruangan tidak serendah suhu di luar. Naomi mengenakan jeans berwarna terang, bagian atas tubuh ditutupi sweter putih, memperlihatkan pinggangnya yang ramping dan sosok yang sangat proporsional. Ini membuat orang tidak dapat mengalihkan pandangan darinya.

Naomi sepertinya menyadari tatapan Demyuk, dia berbalik dan melirik Demyuk.

Demyuk menarik kembali tatapannya yang membara, "Pakai bajumu, aku akan mengantarmu ke suatu tempat nanti!"

“Mau ke mana?” Naomi heran, “Sekarang sudah jam enam!”

“Pergi makan!” Jawab Demyuk, lalu mengambil mantel dan memakaikannya pada Naomi. Naomi merasa tidak nyaman. Dia mengambil mantel dari tangan Demyuk, mengerucutkan bibir, "Aku bisa memakainya sendiri!"

Demyuk mengusap wajah Naomi, lalu mengambil syal untuk Naomi, "Di luar dingin, pakai ini!"

Hati Naomi bergidik, dia tidak terbiasa dengan Demyuk yang begitu lembut.

"Tunggu, aku ganti baju dulu!"

Melihat sosok Demyuk yang pergi, Naomi menghela napas. Aliran panas yang tak bisa dijelaskan menjalar di seluruh tubuhnya, membuatnya sulit untuk mengendalikan diri.

Demyuk bergerak dengan cepat. Dia mengenakan mantel panjang berwarna coklat, memasukkan satu tangan ke saku mantel, berdiri di depan pintu kamar tamu, "Aku sudah siap!"

Naomi berbalik, mata berbinar.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat Demyuk berpenampilan seperti ini, kelihatan stabil dan anggun, ketegasan dan aura kuat biasanya tidak begitu menonjol lagi.

Melihat Naomi tidak bergerak, Demyuk melambaikan tangan padanya, "Ayo!"

Naomi melangkah maju. Demyuk meraih tangannya dengan gerakan yang sangat natural, lalu membungkus tangannya dan memasukkannya ke dalam saku mantel.

Hati Naomi bergidik lagi. Dia ingin menarik kembali tangannya, tapi tangannya dipegang erat oleh Demyuk. Telapak tangan Demyuk yang lebar menempel pada telapak tangannya, seolah-olah itu adalah penghangat. Sentuhan panas tersebut menjalar ke seluruh tubuh, jantung berdebar kencang.

Demyuk berjalan di depan, Naomi yang digandeng olehnya berjarak setengah langkah di belakangnya.

Tinggi Demyuk 187, sedangkan Naomi hanya 163 dan memakai sepatu datar. Jadinya, Naomi yang berdiri di sebelah Demyuk kelihatan pendek dan lucu!

Naomi menatap wajah samping Demyuk, hati terasa hangat.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu