Kembali Dari Kematian - Bab 530 Minho Dan Jeje

“Jeje, Jeje?”

Luis memanggil Jeje beberapa kali, ini mengembalikan akal sehat Jeje.

Dia sedikit linglung melihat Luis sejenak, mengedipkan mata “Kenapa?”

“Aku yang mau bertanya padamu kenapa, kenapa tidak fokus!” Luis mendekat ke samping telinga Jeje sambil mengatakan “Jeje, jangan-jangan kamu sedang melihat kakak keempatku!”

Pikirannya ditebak oleh orang membuat Jeje tersipu malu, tapi malah menyangkal, berkata “Luis, jangan bicara sembarangan, aku tidak begitu!”

“Iiihh, benarkah? Lalu untuk apa wajahmu tersipu malu!” Luis tidak percaya, dia selalu merasa di antara Minho dan Jeje pasti ada sesuatu, meskipun kedua belah pihak sudah menyangkalnya, tetapi Luis merasa indera keenamnya pasti tidak salah.

Teringat dengan sebuah hadiah milik kakak keempatnya yang masih ada di rumah, Luis menutup mulutnya dan diam-diam tertawa, dia merasa kedua orang ini pasti ada kemungkinan. Awalnya masih mengira hanya keinginan sepihak dari kakak keempat saja, sekarang kelihatannya, Jeje pasti memiliki perasaan juga terhadap kakak keempat.

Jeje malah tidak tahu pemikiran dalam hati Luis, barusan dia melihat Minho hanya karena masalah pada malam itu.

Namun, masalah pada malam itu juga hanya sebuah kebetulan, dia juga hanya......melihat Minho sebagai kakak keempat Luis, jadi baru turun tangan, tapi tidak pernah memikirkan hal lain.

Hanya saja......

Jeje menepis sedikit keanehan di dalam hatinya, mata terkulai berusaha keras menekan kegelisahan di dalam hati,

Tempat hari ini bukanlah tempat kekuasaannya, selain itu, dia sama sekali tidak akrab dengan orang-orang di sini. Dia hanya berteman dengan Yesica dan Luis, lalu diajak secara paksa oleh Yesica dan Luis ke sini.

Jika Jeje tahu orang yang ada di sini hari ini semuanya adalah orang-orang besar, tidak peduli bagaimanapun Jeje tidak akan datang kemari.

Namun kebanyakan orang biasanya tidak akan bisa bertemu dengan orang-orang besar ini, hari ini dia termasuk mendapatkan berkah, bahkan bisa melihat begitu banyak orang baru yang hebat dan berkuasa di kota Seoul, Jeje merasa hari ini tidak termasuk sia-sia datang.

“Jeje, apa yang kamu pikirkan!”

Yesica juga menyadari keanehan dalam diri Jeje, datang untuk mendorong-dorong bahu Jeje “Apakah merasa bosan!”

“Tidak.”

Kepribadian Jeje tidak seaktif dan seriang Luis, terutama keluarga Jeje tidak sebaik Yesica dan Luis, jadi dia tidak memiliki kebiasaan sombong seperti nona-nona besar lainnya.

Di hadapan Yesica dan Luis dia masih bisa lebih santai, tetapi menghadapi begitu banyak orang hebat, sebenarnya Jeje juga merasa agak gugup.

Yesica mengangguk “Kamu jangan gugup, kakak dan kakak iparku orangnya sangat baik, kamu adalah temanku, tidak perlu takut dengan mereka!”

“Baik!” Jeje tersenyum tipis “Terima kasih Yesica!”

“Tidak perlu terima kasih!” Yesica melambaikan tangan, sepasang mata hitam besar itu saat ini sedang berputar-putar, kemudian tertuju ke Erha, melihat agak lama baru menarik kembali pandangannya.

Jeje juga melihatnya “Yesica, bagaimana keadaan kamu dan Kak Jing saat ini?”

“Apanya yang bagaimana?”

Yesica bergegas menutup mulut Jeje, mengedipkan mata “Kamu jangan bicara sembarangan!”

“Mana ada bicara sembarangan!” Jeje berkata “Bukankah sebelumnya kamu terhadap kakak Jing sangat……” Jeje sambil bicara, juga melirik Erha, tidak tahu mengapa, Jeje selalu merasa apa yang dikatakan Yesica tidak benar.

Yesica sudah mencurahkan isi hati padanya untuk waktu yang lama, jadi mengenai perasaan antara Yesica dan Erha, Jeje tidak berani mengatakan seratus persen tahu, tapi dari seratus persen setidaknya tahu tujuh puluh sampai delapan puluh persen.

Meskipun Yesica selalu mengatakan bahwa dia adalah cinta bertepuk sebelah tangan, tapi dilihat dari sudut pandang Jeje, dia malah merasa Erha pasti memiliki perasaan pada Yesica. Kalau tidak mana mungkin Erha sekali demi sekali ke kampus mencari Yesica, juga tidak mungkin secara pribadi mengundang Yesica makan.

Namun Yesica sepertinya tidak terlalu berpikiran terbuka, selalu merasa Erha menganggapnya sebagai adik baru mengundangnya makan.

Tuhan tahu Jeje benar-benar dikalahkan oleh logika Yesica ini, namun dia juga tahu Yesica berada dalam posisi yang lebih rendah diri di dalam cinta diam-diam ini, dia meletakkan posisinya ke tempat yang terlalu rendah, sehingga dia tidak berani berpikir juga tidak bisa memikirkannya.

Tapi Jeje adalah orang luar, interaksi antara Erha dan Yesica ini Jeje melihatnya dengan jelas, walaupun perasaan Erha terhadap Yesica bukan cinta antara pria dan wanita, tapi itu juga tetap suka, setidaknya memiliki perasaan.

Jeje menghela nafas, merasa jika Yesica masih tidak berpikiran terbuka, tidak tahu apakah cinta diam-diamnya ini akan berakhir sia-sia.

Kedua gadis kecil ini ngobrol di depan sekelompok orang, masih mengira suara mereka sangat kecil, tidak tahu kalau Hara, Heiran dan lainnya juga dengar.

Beberapa orang saling memandang sejenak, membaca sesuatu dari mata pihak lain.

Hara memperhatikan Yesica, mata bolak-balik beberapa kali melihat ke Yesica dan Erha, baru memegang dagu, lalu melihat ke arah Jeje.

Jeje adalah orang yang lebih sensitif terhadap lingkungan, jadi dalam seketika langsung menangkap tatapan di bawah mata Hara yang memperhatikannya. Dia perlahan mengangguk, menunjukkan sebuah senyuman. Di bawah mata Hara menunjukkan ekspresi terkejut, kemudian juga mengangguk dengan ramah.

Teman Yesica ini, memberikan perasaan baik kepada orang, selain itu, di dalam dirinya ada sebuah aura tenang yang sangat disukai oleh Hara.

“Nona Jiang dan Yesica adalah teman kuliah?”

“Iya, Nyonya Mu!” Jeje tersenyum malu-malu.

“Aduh Jeje, untuk apa kamu memanggil kakak iparku Nyonya Mu, ikut aku panggil kakak ipar saja!” Yesica mendengar Jeje begitu asing, bergegas mengatakan “Benarkan, kakak ipar!”

“Iya, yang dikatakan Yesica benar, jika kamu tidak keberatan, ikut Yesica panggil aku kakak ipar saja, atau panggil aku kakak juga boleh!”

“Bukankah tidak terlalu baik?” Jeje merasa agak tidak enak hati, begini seperti dirinya yang ingin dekat dengan orang hebat.

Hara malah tidak terlalu peduli “Di kampus untung kamu yang menjaga Yesica, aku masih harus berterima kasih padamu!”

“Kalau begitu……kakak ipar!” Jeje tersenyum mengatakannya “Sebenarnya Yesica adalah gadis yang sangat baik, sangat mandiri, sama sekali tidak perlu dijaga orang, sebaliknya biasa malah Yesica yang menjaga kami!” Hara mengangguk “Karena kamu memanggilku kakak ipar, maka kita semua adalah satu keluarga, aku juga tidak memanggilmu nona Jiang lagi, panggil kamu Jeje saja?”

“Boleh!” Jeje melihat Hara tidak memiliki gaya nyonya kelas atas sedikit pun, kesan terhadap Hara juga semakin baik.

“Apakah Jeje memiliki pacar?”

Jeje mengedipkan mata “Kakak ipar jangan menertawakanku, sekarang aku belum berencana pacaran.” Jeje sambil tersenyum berkata “Rencanaku setelah lulus, keluar untuk bekerja kalau sudah stabil baru dibicarakan lagi!”

“Aduh, Jeje bagaimana kamu bisa begini, kamu seperti ini bagaimana dengan kakak keempatku!” Luis mendengarnya langsung cemas, tidak bisa menahan diri mengatakannya, selain itu suara juga lebih keras.

Bukan hanya di sebelah Hara yang terkejut, bahkan di sebelah pria, gerakan semua orang juga berhenti.

Jari-jari Minho kaku, jelas sekali tidak menyangka Luis akan tiba-tiba berbicara seperti ini. Matanya beralih melihat ekspresi Jeje, Jeje mendengarnya, raut wajah mendadak berubah memerah “Luis, kamu jangan bicara sembarangan sampai membuat orang lain salah paham.”

“Mana ada salah paham, kamu berani katakan bahwa tidak ada perasaan sedikit pun pada kakak keempatku?” Luis mendengus, merasa Jeje pasti sedang berbohong.

Pokoknya dia merasa Jeje dan Minho sangat cocok sekali, selain itu, dia juga tahu kakak keempatnya ada perasaan terhadap Jeje.

Dalam sekejap Jeje menjadi pusat perhatian semua orang, dia sudah tumbuh sebesar ini, selain di kampus pernah melihat orang sebanyak ini, benar-benar tidak mengalami pengalaman seperti ini, perhatian semua orang tertuju padanya.

Seketika Jeje merasa agak memalukan, sedikit tidak tahu harus bagaimana, tanpa sadar melihat ke arah Minho, melihat Minho juga melihat ke arahnya. Spontan teringat malam itu, gang gelap dan ciuman itu.

Namun sangat cepat Jeje sudah menarik kembali pandangannya, suasana hati juga perlahan ditahan “Tidak, aku hanya mengagumi tuan Song sebagai kakak saja, tidak ada perasaan yang kamu katakan itu!”

Luis tidak berani mempercayainya, membelalakkan mata “Aku tidak percaya.”

Jeje menghela nafas “Tidak apa-apa kamu percaya atau tidak, tapi Luis, lain kali kamu jangan bicara sembarangan, tidak baik!”

“Sudahlah!” Hara juga merasa suasana sedikit rumit, meskipun dia tidak tahu sejak kapan Jeje dan Minho mulai ada hubungan. Tapi melihat rasa malu Jeje saat ini, Hara juga merasa agak tidak tega

“Apa yang dikatakan Jeje benar, berusaha keras untuk sekolah dan belajar, kemudian mencari sebuah pekerjaan, itu barulah hal penting yang harus dilakukan. Tidak peduli kapan pun wanita harus memiliki karirnya sendiri, tidak boleh menjadikan cinta sebagai fokus utama tanpa mempedulikan apa pun!”

“Iya, yang dikatakan kakak ipar benar!” Tampaknya Jeje sangat setuju dengan apa yang dikatakan Hara.

Latar belakang keluarganya hanya termasuk keluarga berkecukupan saja, tidak bisa dianggap sangat kaya. Jadi dia harus mengandalkan dirinya dalam segala hal, sejak awal kuliah Jeje sudah membuat rencana untuk dirinya dan di dalam rencananya tidak ada kata pacaran selama masih kuliah. Juga tidak ada kedatangan Minho yang tak terduga ini.

Mengenai perasaan dia terhadap Minho……mungkin hanya perasaan suka sesaat saja.

Jeje adalah seorang gadis yang lebih rasional, begitu memikirkannya dengan jelas, akan langsung membuat keputusan.

Dia malah merasa sangat beruntung tadi Hara membantunya keluar dari situasi sulit, membuat dia tidak perlu begitu canggung.

Dan di sebelah sana, setelah Minho mendengar ucapan Jeje, di bawah mata terdapat perasaan yang rumit. Namun dia dengan cepat mengabaikannya.

Demyuk dan Leheon saling memandang sejenak, lalu melihat-lihat Minho dan Erha, di dalam mata keduanya sangat kompak melintas sebuah cahaya.

Dalam masalah perasaan hal yang paling dipantangi adalah perasaan yang diungkap oleh orang lain, harus diri sendiri yang mengerti hati sendiri. Jelas sekali dalam hal hubungan antara pria dan wanita Minho dan Erha kedua pria itu berada dalam level siswa sekolah dasar.

Sangat cepat pekerjaan para pria untuk melakukan persiapan sudah selesai. Oleh karena itu para wanita juga sudah mulai bergerak, selain Hara dan Naomi, Heiran, Yesica, Jeje dan Luis bergabung dengan para pria.

Keterampilan Heiran sangat bagus, jadi dia bertugas memanggang, Leheon langsung mendekat ke sana tanpa rasa malu. Bersandar di samping tubuh Heiran, seorang pria dewasa juga tidak merasa malu, membungkukkan badan, sebagian besar tubuhnya menggantung di badan Heiran, menggesek-gesek Heiran “Ran Ran, aku sangat merindukanmu!”

Heiran “……” Dia tidak sakit bukan!

Menabrak Leheon sejenak, mengertakkan gigi berkata “Bangun, apakah kamu tidak memiliki tulang?”

“Ya!” Tidak menyangka Leheon tetap tidak tahu malu mengiyakannya, berkata “Melihatmu diriku langsung mabuk, tulang di seluruh tubuh juga mati rasa! Tidak bisa bangun lagi!”

Heiran “……” Melototi Leheon dengan galak “Otakmu rusak ya!”

“Ada kamu, untuk apa masih memerlukan otak!”

Khalayak ramai “……”

Kata-kata cinta untuk menggoda wanita ini, orang ini mengucapkannya tanpa rasa malu dan tanpa saingan lagi di dunia ini!

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu