Kembali Dari Kematian - Bab 473 Kakak, Bagaimana Hubunganmu Dengan Leheon?

Hara mengembalikan teleponnya ke Heiran. Senyumnya yang biasanya sudah kembali ke wajahnya "Kakak, aku akan keluar makan dengan Siwon malam ini, apakah kamu ingin makan bersama kita? kamu mau makan apa?"

“Jangan jangan, aku lebih baik tidak usah ikut meramaikan urusan kalian!” Heiran tanpa berpikir langsung menolaknya.

“Kenapa? Apa kamu tidak ingin makan denganku?” Hara berpikir hari ini Heiran telah menemaninya jalan seharian. Jika nanti makan tidak membawa Heiran bersama, itu terasa tidak nyaman baginya.

“Hehe, makan bersama kalian berdua. Aku khawatir, aku belum makan sudah kenyang duluan!” Heiran memasukkan ponselnya dan melihat Hara yang terlihat tidak enak dengannya, dia pun menepuk pundak Hara “Siwon, anak ini cukup baik. Kamu berhubungan yang baiklah dengannya. Aku tidak mau meramaikan urusan kalian berdua ini. Apalagi Leheon baru saja meneleponku. Dia bilang dia mencariku karena ada urusan!”

“Baiklah kalau begitu!” Hara mengangguk “Sekarang masih dini, kalau begitu mau pergi kemana kita?”

“Temani aku dulu pergi ke toko untuk melihat-lihat. Aku mau lihat bagaimana hasil renovasinya. Sekalian lihat apa yang harus dilakukan di tahap selanjutnya. Bukankah kamu belajar desain? Kamu harusnya pasti di berbagai aspek seleramu cukup bagus!”

Mendengar ini, Hara tersenyum “Kakak, aku belajar desain pakaian. Bukan desain bangunan. Ini benar-benar hal yang berbeda!”

“Tidak peduli deh. Pokoknya yang aku tahu adikku ini pasti sangat hebat! Ayo pergi!”

Mereka berdua pun pergi dulu mengelilingi toko Heiran. Sebenarnya, di sini tidak perlu dikhawatirkan sedikitpun oleh Heiran.

Leheon orang ini, walaupun memberikan kesan kalau dia orang yang tak bisa diandalkan. Tapi ini hanya di luarnya saja. Tapi sebenarnya Leheon ini adalah orang yang kemampuannya menangani sesuatu sangat baik sekali. Kalau tidak, tidak mungkin Siwon dulu sampai mempercayainya dengan menyerahkan tugas penting, mengirimnya mengurusi manajemen perusahaan cabang yang ada di Eropa.

Ini adalah masalah sepele bagi Leheon menangani dan mengawasi toko kecil ini. Namun Hara tetap melihat-lihat sejenak, dia sangat puas sekali dengan hasil pekerjaan Leheon “Kakak, menurutku Leheon baik, bagaimana hubunganmu dengannya sekarang?"

Membahas mengenai Leheon, Heiran tampak masih agak canggung.Yang paling penting Heiran sepertinya masih belum begitu mengubah pola pikirannya “Dia, bagaimana lagi, lumayanlah. Kecuali masih suka mabuk, yang lainnya semuanya baik kok!”

Untuk mendapatkan reaksi wajah Heiran yang memerah sangat sulit. Jadi, Hara tersenyum menyeringai bahagia melihat ini, lalu menyenggol lengan Heiran menggodanya “Kakak, kelihatannya Leheon cukup serius denganmu. Jadi, kamu hargai ini baik-baik ya. Menurutku, dia adalah orang yang bisa diandalkan!”

“Sudahlah kamu ini. Apa karena kamu sudah menikah sekarang, jadi kamu mau menggantikan tugasku? Jangan lupa ya, kamu adalah adikku. Mana ada adik yang menggurui kakaknya!” Dikatai seperti ini oleh Heiran, Hara pun jadi malu. Dia pun buru-buru mengganti topik pembicaraan “Oh iya, bukannya kamu sudah janjian dengan Siwon. Sudah jam segini, dia...”

Belum selesai Heiran bicara, dia melihat Siwon membuka pintu dan masuk langsung dari luar ke dalam toko.

Tangannya baru saja memegang ponsel kelihatannya baru saja menutup telepon. Satu tangannya yang lain dimasukkan ke saku celana. Tatapan matanya langsung terkunci di diri Hara.

“Sudah, suamimu sudah datang. Sana pergi!”

Heiran mendorong Hara ke arah Siwon “Hei, aku sudah mengantarkan istrimu dengan selamat ke tanganmu ya. Kalau sudah tidak ada apa-apa lagi, cepat sana pergi! Jangan mengganggu pandangan mataku disini!”

Siwon melengkungkan bibirnya “Baiklah!” mengulurkan lengannya merangkul pinggang Hara. Dia pun mencondongkan tubuh ke arah Hara dengan intimnya “Sudah lama menunggukah?”

“Tidak kok!” wajah Hara memerah dan sedikit mendorong Siwon “Kakak, kamu benar-benar tidak mau pergi bersama kami?”

“Sana sana sudah sana pergi. Aku sudah bilang aku tidak ingin melihat kalian berdua. Cepat sana pergi!” Heiran sudah mulai mengusir mereka.

Begitu naik mobil, dia berbalik dan langsung memeluk Siwon. Tubuh Siwon langsung menegang, lalu dia pun merangkul Hara dengan erat, mencium aroma harum rambut Hara “Kenapa?” suaranya begitu lembut membawa ketenangan.

Hara menghela napas sedalam-dalamnya, kepalanya disandarkan ke pundak Siwon “Tidak apa-apa, aku hanya merindukanmu saja!”

Tampak senyum di mata Siwon, jarinya yang panjang meremas daun telinga Hara, lalu mengelusnya pelan “Dasar gadis bodoh!”

“Kamu itu yang bodoh, seluruh keluargamu yang bodoh!”

“Seluruh keluargaku adalah kamu!” Siwon sedikit menghela napas “Sedang burukkah suasana hatimu?”

Hara menggelengkan kepala, lalu mendorong Siwon melepaskan diri dan duduk dengan tegak, lalu memasang sabuk pengamannya “Aku tidak sedang dalam suasana hati buruk kok. Sudah sana nyalakan mobilnya!”

“Ada apapun, serahkan saja padakku, oke?” Siwon menggenggam tangan Hara dengan erat “Jangan terlalu memberi tekanan yang besar pada diri sendiri!”

“Aku tahu!” Dia juga bukanlah gadis muda berumur tujuh belas tahun yang tidak dewasa. Dia tahu semua ini. Namun, hari ini dia benar-benar cukup emosional. Oleh karena itu, dia sedikit terlihat tidak baik, sedikit manja. Namun, dia sudah kembali menenangkan diri dari semua ini.

“Aku dan kakakku hari ini pergi ke rumah sakit mengunjungi Demkim!”

“Em!” Siwon mengangguk “Maaf ya, hari ini terlalu sibuk di perusahaan. Sampai tidak bisa menemanimu pergi kesana!”

Urusan yang sebesar dan sepenting ini, Siwon tidak bisa berada di samping Hara menemaninya. Hara pasti sedikit punya rasa tidak aman dalam dirinya.

Hara menggelengkan kepalanya “Tidak apa, kamu sibuk lakukan pekerjaanmu saja. Aku tidak terlalu buru-buru dan gugup kok. Aku hanya ingin bicara dan mengobrol denganmu saja. Aku hari ini pergi mengunjungi Demkim. Dan juga....kakek Yan.”

“Masih belum siap mental?” Begitu mendengar Hara berkata seperti ini, mana mungkin Siwon tidak tahu apa yang dirasakan hati Hara sekarang “Tidak ada orang yang akan memaksamu melakukan hal kamu tidak bersedia melakukannya. Tahukan? Jadi, masalah keluarga Yan, kamu sementara ini tidak usah memikirkannya. Masalah ini serahkan saja padaku dan biarkan aku yang menanganinya!”

“Siwon, aku tahu kamu sedang perhatian padaku. Tapi, aku juga tidak bisa hanya diam dan tak melakukan apa-apa kan? Apalagi, masalah ini berhubungan dengan asal usulku dan kakakku. Aku tidak mungkin hanya diam dan melihat saja.”

Siwon diam “Lalu apa yang ingin kamu lakukan?”

“Apa kamu bisa memberitahuku, kondisi keluarga Yan secara detail?”

Keluarga Yan?

Siwon menoleh dengan sedikit keraguan, menatap mata Hara yang penuh rasa ingin tahu. Setidaknya, saat ini dia mengerti kekhawatiran Hara.

“Hubungan Keluarga Yan sedikit lebih rumit daripada Keluarga Mu. Kakek Yan memiliki empat orang anak. Mereka adalah, ayah Demyuk adalah anak yang tertua, Paman Demkim... anak yang keempat dan paling kecil. Di tengah-tengah ada dua anak yaitu Demina Yan anak kedua dan Demora Yan anak ketiga. Anak kedua adalah anak perempuan. Namun suaminya tinggal di rumah keluarga Yan. Mereka punya satu putra dan satu putri. Kalau anak ketiga kakek Yan, dia punya dua putri.”

“Kalau begitu selain Demyuk, keluarga Yan masih punya begitu banyak cucu perempuan dan cucu laki-laki?” Hara mengerutkan kening seperti sedang memikirkan sesuatu.

“Kamu ingin tahu bagaimana hubungan di antara mereka?”

Hara mengangguk.

Aku akan menyuruh Hihon merapikan informasi untukmu. Namun sekarang jangan memikirkan masalah ini dulu ya, oke?”

“Baiklah!”

Hara juga tahu kalau di saat ini pasti itu mengganggu Siwon. Hara mengambil kesempatan ketika lampu merah, dia mencondongkan tubuhnya lalu mencium pipi Siwon “Siwon, aku tahu kamu yang memang yang terbaik kepadaku!”

Setelah Heiran mengantar Hara dan Siwon pergi, dia pun masih tetap di tokonya sebentar. Lalu menyuruh pegawai renovasi untuk pulang. Dia menutup pintu tokonya, lalu duduk cukup lama di bangku di luar pintu toko. Dia mengangkat kepalanya sedikit, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Tiba-tiba ada sosok bayangan yang menutupinya, Heiran mengedipkan mata dan tampak cukup terkejut “Kenapa kamu ada disini?” Begitu ucapan ini keluar, tangan Heiran dipegang oleh seseorang lalu ditarik untuk berlari sangat cepat.

“Leheon, kamu kambuh ya gilanya. Cepat lepaskan aku!”

Heiran terkejut dan bingung dengan gerakan Leheon yang tiba-tiba menariknya untuk berlari. Heiran masih memakai sepatu hak tinggi, tapi ditarik berlari seperti ini oleh Leheon.

Kalau Leheon berbeda. Tangan dan kakinya sangat panjang, dia menarik tangan Heiran dan berlari tanpa memedulikan apapun. Heiran berkali-kali menjerit dengan sangat keras, tapi Leheon malah semakin berlari dengan kencang. Sampai membuat napas Heiran jadi terengah-engah.

Heiran menggertakkan giginya, lalu melemparkan pukulan tangan dengan keras ke punggung Leheon.

“Aduh, wah kamu benar-benar serius memukulku!”

Leheon mengernyit kesakitan dan perlahan berhenti berlari. Tapi dia masih tidak melepaskan tangan Heiran. Dia menoleh dan tersenyum menyeringai menatap Heiran.

Heiran benar-benar ingin langsung merobek wajah Leheon itu. Dia melototi Leheon dengan napas yang masih terengah-engah “Kamu sakit ya!”

“Benar sekali, aku memang sakit!” Leheon mencondongkan tubuhnya hingga mereka berdua berdiri berhadapan. Dia memutar pinggangnya sedikit, hingga jaraknya dengan Heiran hanya beberapa sentimeter saja. Mata keduanya bertabrakan dan ujung hidung mereka juga sangat dekat.

Heiran bahkan bisa mendengar detak jantungnya sendiri, begitu cepat dan sangat tidak teratur.

Dia mengeratkan kepalan tangannya dan memelototi Leheon lagi. Leheon tersenyum lebih lebar “Apa kamu punya obat sakitnya?”

“Sakit gila kamu!” Heiran mendorong Leheon menjauh darinya, tapi Leheon langsung menariknya ke pelukannya.

Hidung Heiran langsung menghantam dada Leheon yang keras. Pada saat itu, Heiran ingin memakinya. Hidungnya terasa sakit sekali hingga air mata akan mengalir keluar, tapi pria di depannya itu masih tidak menyadarinya sama sekali. Leheon masih saja memeluknya erat-erat dan menolak untuk melepaskannya.

"Leheon, lepaskan aku!”

“Tidak mau, aku tidak mau melepaskanmu. Jika aku melepaskanmu, kamu pasti akan mendorongku lagi!” Kata Leheon. Dia menolak untuk melepaskan Heiran, yang ada dia malah memeluknya semakin erat.

Saat matahari terbenam, keduanya tampak mencolok di tengah keramaian. Mereka langsung menarik perhatian orang-orang yang lewat.

Dan Heiran sekarang masih dengan wajah Seohyun, jadi pasti akan lebih banyak menarik perhatian orang-orang.

Begitu mendengar ada orang yang memanggil nama Seohyun dan nama Leheon di tengah keramaian. Seluruh tubuh Heiran menegang, Detik berikutnya ada hembusan angin bertiup di telinganya dan Heiran ditarik lagi oleh Leheon untuk lari lagi.

Angin bertiup di telinganya, Heiran merasa paru-parunya akan meledak dan ada rasa sakit yang berdenyut-denyut di kakinya "Leheon, kamu bajingan, kakiku hampir patah ini!"

Leheon berhenti, lalu berjongkok “Naiklah!”

Heiran ragu-ragu “Apa yang kamu lakukan? Apa yang kamu sudah gila!” Tanpa menunggu kata-kata Heiran selesai, Leheon menarik Heiran dan terus berlari dengan menggendong Heiran di punggungnya. "Ran Ran, berteriaklah, berteriaklah dengan keras!"

"Leheon, kamu sudah gila ya!" Heiran frustrasi dan marah sekali. Dia merasa Leheon benar-benar gila saat ini. Pria yang sudah berumur tiga puluh tahun, tapi masih saja sering melakukan hal-hal gila dan kekanak-kanakan seperti itu “Cepat turunkan aku segera!”

“Tidak, aku dengan tidak mudahnya berhasil mengejar dan mendapatkanmu. Mana mungkin aku mau menurunkanmu. Ran Ran, cepat katakan kalau kamu mencintaiku. Bilang kalau kamu hanya mencintaiku! Bilang kalau kamu tidak akan meninggalkanku!”

“Leheon, otakmu bermasalah ya!” Heiran tidak menyangka Leheon berlari sekencang ini. Dia langsung memiting leher Leheon, lalu satu tangannya menjambak rambut Leheon “Ayo, kamu turunkan aku atau tidak?”

“Tidak mau!”

“Cepat turunkan!”

“Matipun, aku tidak mau menurunkanmu!”

“Leheon, kamu benar-benar kurang ajar ya! Dasar gila!”

Heiran merasa dirinya sudah menggunakan semua tenaganya. Tapi alhasil, Leheon masih saja seperti orang yang baik-baik saja. Pada akhirnya, Heiran pun melepaskan tangannya.

Juga tidak tahu sudah berapa lama punggung Leheon ini menggendongnya sambil berlari. Bagaimanapun Heiran merasa suara angin terus berhembus masuk ke telinganya. Walaupun cukup sakit, tapi yang paling banyak dirasakan adalah rasa puas dan segar.

“Apakah sakit?”

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu