Kembali Dari Kematian - Bab 504 Kamu Siapa, Demyuk

Dia dan Demyuk pada dasarnya memang tidak sama. Hal-hal yang bahkan tidak berani dibayangkannya ini merupakan hal yang sangat mudah bagi Demyuk.

Naomi tidak tahu ada apa dengan dirinya, dia tiba-tiba merasa agak putus asa "Tidak perlu, aku akan menyelesaikan masalahku sendiri!"

“Bagaimana kamu menyelesaikannya?” Demyuk marah dan cemas, wanita ini selalu ingin menjauhkan dirinya, tidak bisakah wanita ini percaya pada dirinya sekali?

"Apakah kamu tidak tahu orang macam apa si Hajon itu? Sekarang kamu diancam olehnya tidak lain adalah karena kamu tidak punya pegangan dan tidak bisa menentangnya. Begitu kamu menjadi seseorang yang tidak bisa dia jangkau, dia pun akan langsung jatuh dari posisinya yang tinggi, menurutmu bisakah dia mengendalikanmu? "

Mata Naomi terasa sangat masam "Apa yang bisa aku lakukan?"

“Apa yang harus kamu lakukan sekarang adalah percaya padaku!” Ujar Demyuk “Naomi, percayalah padaku.” Apapun yang diinginkan Naomi, Demyuk akan berusaha yang terbaik untuk memenuhinya.

“Tapi, siapa dirimu bagiku?” Naomi menggelengkan kepala “Demyuk, aku tidak ingin berhubungan apapun denganmu, aku juga tidak ingin memanfaatkanmu!” Sekarang dia tidak bisa menerima Demyuk, juga tidak bisa melupakan penderitaan yang pernah dibawakan Demyuk padanya.

“Benarkah? Tidak peduli seberapa banyak omonganku sebelumnya, kamu tetap saja tidak berpikir untuk bersamaku?” Demyuk tiba-tiba agak frustasi. “Naomi, awalnya aku kira akulah orang yang berhati dingin. Tapi ternyata. . . . . kaulah orang seperti itu!"

Demyuk pergi, Naomi melihatnya menjauh. Punggungnya sangat lebar, tapi juga sangat kesepian. Tak diduga, Naomi bisa melihat hal seperti itu dari tubuhnya. Dia sendiri bahkan merasa konyol.

"Tuan muda!"

Zalka telah berjaga di bangsal sebelah dari tadi. Melihat Demyuk kemari dengan wajah suram, dia agaknya bisa menebak sepertinya Demyuk baru saja ditolak?

“Ada urusan?” Ekspresi Demyuk menggambarkan dengan jelas ‘ada urusan, cepat bilang. Tidak ada urusan, pergi sekarang juga’. Zalka tidak berani menunda sedetik pun, dia buru-buru berkata "Hajon mengutus seseorang untuk menghubungi saya pagi ini, dia bilang dia ingin datang untuk menemui Nona Ye!"

"Heh!" Demyuk mencibir "Akhirnya dia tidak bisa duduk diam lagi?"

"Sepertinya Hajon sangat khawatir, dia juga ingin membawa Nona Ye pulang ke Kota Jeju!"

“Mimpinya indah sekali!” Tatapan Demyuk menjadi semakin dingin. Dia mengambil dokumen yang diserahkan Zalka, sekilas melihatnya, lalu mendengar Zalka berkata “Kemarin dewan direksi mengungkit tentang proyek perkembangan Desa 环南 lagi. Nyonya kedua bermaksud untuk melanjutkan proyeknya. Ketidakhadiran anda selama periode waktu ini menimbulkan cukup banyak kritikan di antara dewan direksi! "

“Cuman cukup banyak kritikan?” Demyuk mengangkat kelopak mata, tampak acuh tak acuh.

“Tuan muda cerdas!” Kelompok orang itu nyaris mengentak-entakkan kaki. Entah siapa yang mendapat kabar tentang Demyuk dan Naomi, lalu mulai mengada-ada dan membesar-besarkannya. Alhasil, rapat dipenuhi dengan kritikan-kritikan terhadap Demyuk. Dikatakan bahwa Demyuk berfoya-foya di antara wanita sepanjang hari, cepat atau lambat Grup Yan bakal runtuh di tangannya.

Meskipun Zalka tidak menyampaikan semua itu, Demyuk juga bisa menebak kasarannya. Namun, dia tidak menganggap penting orang-orang tua itu. Dia menandatangani dokumen dan melemparkannya ke Zalka “Mau menarik aku turun dari jabatan?” Dia amat ingin melihat apa yang bisa dilakukan kelompok orang itu.

"Mereka tentu saja tidak bisa menggoyahkan posisi tuan muda. Mereka tidak memikirkan seperti apa Keluarga Yan jika tidak ada tuan muda dalam tahun-tahun ini. Mereka yang hanya duduk diam dan tinggal menghitung uang malah berlagak segitu sombong, tuan muda seharusnya memberi mereka sedikit pelajaran!"

Demyuk menyipitkan mata "Masalah ini tidak perlu dicemaskan dulu!"

“Tuan muda, sekarang Nona Ye sudah bangun. Apakah anda belum berencana pergi ke perusahaan?” Meski Demyuk cukup percaya diri, tapi Zalka yang merupakan asistennya tetap agak khawatir.

"Tidak usah buru-buru. Biarkan mereka meronta-ronta dulu, main ikan dan udang hidup lebih menyenangkan. Kalau mereka mati begitu saja, itu akan sangat membosankan!"

Zalka menyeka keringat, tuan muda benar-benar bermuka malaikat tapi berhati setan. Tuan muda juga sangat percaya diri, sama sekali tidak menganggap penting kelompok orang itu. Tapi ia memang punya kemampuan untuk bersikap seperti itu.

"Bukankah Hajon juga mau dapat keuntungan? Biarkan dia beberapa hari dulu, lalu biarkan dia merasakan manisnya!"

"Baik!" Zalka mengangguk "Bagaimana dengan usulannnya untuk bertemu Nona Ye?"

“Bilang saja Naomi belum bangun, tidak bisa ditemui!” Demyuk melambaikan tangan “Ngomong-ngomong, bagaimana progres urusan yang aku minta kamu selidiki?”

“Hajon sangat licik, orang-orang kita belum punya kabar.” Zalka juga merasa frustasi, dia belum pernah menemui hal sesulit ini dalam hidupnya. Hajon sepertinya berusaha menyembunyikan sesuatu. Dia menyembunyikan seorang gundik sampai begitu dalam, tidak ada yang percaya bahwa tidak ada rahasia di balik ini.

"Lanjut diselediki. Kalau orangnya tidak cukup. . . . . cari kakak ketiga Mu!"

“Tuan Mu?” Zalka terkejut “Siap, bawahan mengerti!” Meski dia bingung, tapi dia tidak pernah melanggar perintah Demyuk. "Bawahan akan segera melaksanakannya!"

"Tunggu!" Demyuk menghentikan Zalka. "Mengenai persoalan Naomi, kamu sebarkan berita, bilang saja bahwa Naomi masih koma dan belum diketahui kapan dia akan bangun!"

"Siap!"

Setelah Zalka pergi, bangsal kembali ke keadaan hening. Usai perenungan ini, Demyuk yang tadinya masih emosi sudah menjadi tenang.

Kapan dia pernah segitu panik dan tidak berdaya? Tapi dia malah kehilangan kendali saat menghadapi Naomi.

Dia jelas mengetahui bahwa Naomi sedang marah dan tidak akan mendengarkan omongan apapun, tapi dia malah marah pada Naomi! Dia seharusnya membiarkan Naomi memukul dan memarahinya, dia seharusnya terima saja apa yang dilakukan Naomi.

Memikirkan hal ini, Demyuk mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan ke Siwon "Kalau wanitamu marah, bagaimana caramu membujuknya?"

Saat ini Siwon sedang duduk di sofa. Dia mengenakan pakaian kasual abu-abu muda, satu tangan mengambil buku yang sedang dibaca, satu tangan lainnya menyesuaikan posisi tidur Hara.

Hara sedang bersandar di pangkuannya, mata terpejam, bernapas dengan lembut, baru saja tertidur.

Siwon mengesampingkan buku. Dapat terlihat beberapa huruf besar tercetak di sampul buku itu, panduan ibu hamil.

Dia menatap wajah tidur Hara, matanya penuh kelembutan. Jari-jari ramping mengelilingi rambut Hara dan perlahan merapikannya.

Melihat ponsel di atas meja, matanya menyipit. Dia menggerakkan tubuh untuk mengambil ponsel. Membaca pesan di layar, jejak kejutan melintas di matanya. Lalu, dia tersenyum lega. "Menurutmu apakah aku yang memiliki hubungan baik dengan istriku bisa membuat istriku marah?"

Demyuk ". . . . ." Tidak bisa diajak obrol! "Kamu akan mendapatkan karma pada suatu hari nanti!"

Siwon tersenyum "Sepertinya kamu yang sedang mendapat karma!"

Demyuk ". . . . ." Jangan berpikir dia tidak bisa mengalahkan Siwon. Dia menarik napas dalam-dalam, mengetik di ponsel "Kalau kamu tidak mau aku mengganggu adikku. . . . ."

“Demyuk, tidakkah kamu terlalu tidak tahu malu?” Siwon mendengus dingin, tapi dia menerima kenyataan, mengetik beberapa kata. “Bagi pria, yang terpenting adalah harus bermuka tebal. Kalau kamu tidak tahu malu, tidak ada yang bisa mengalahkanmu!”

Demyuk ". . . . ." Apa yang dia lihat? "Ternyata kamu bisa mendapatkan adikku karena tidak tahu malu!"

Siwon tidak ingin mempedulikan si lajang ini lagi. Dia melemparkan ponsel ke samping.

Sepertinya gerakan Siwon terlalu besar, Hara perlahan membuka mata "Siwon, sudah berapa lama aku tidur?"

“Apakah kamu terganggu aku?” Ucap Siwon dengan lirih. Dia meletakkan tangannya di depan mata Hara, membantu Hara menghalangi cahaya yang menyilaukan “Kamu baru saja tertidur, lanjut istirahat! Aku akan membawamu ke tempat tidur!”

Siwon merasa kasihan karena Hara tidak banyak tidur tadi malam. Jadi, setelah Hara sarapan, dia menemani Hara berjalan-jalan, lalu menyuruh Hara untuk tidur.

"Kalau begitu, kamu temani aku!"

"Oke!"

Siwon mengangkat tubuh Hara dan menggendongnya ke kamar tidur.

Hara tidur sampai pukul dua siang, dia membuka mata dengan penuh energi. Terlihat Siwon duduk di tepi ranjang, kaki panjang bersilang, kelihatan santai, tapi enak dipandang.

"Selamat siang!"

"Sudah bangun?"

Siwon mengusap wajah Hara dengan telapak tangan, tapi Hara mendorongnya menjauh "Aku baru bangun, wajahku berminyak, jangan sentuh!"

Siwon bangkit dan pergi ke kamar mandi. Ketika keluar, dia memegang handuk panas di tangannya. Kemudian, dia mengelap wajah Hara dengan lembut.

Hara mendongak untuk melihat Siwon, lalu merentangkan lengan dan memeluk pinggang Siwon "Enak sekali punya suami!"

Siwon tersenyum "Sudah ingat?" Hara mengangguk. Siwon memeluk Hara dari ranjang "Kamu mau makan apa siang ini?"

"Panekuk bawang hijau, boleh?"

Siwon mengernyit, tapi akhirnya tetap mengangguk "Boleh, tapi hanya boleh dijadikan camilan, makan sedikit saja, tetap harus makan nasi!"

Hara tahu Siwon melakukan ini demi kebaikannya "Kalau begitu satu saja, oke?"

“Kucing rakus!” Siwon mencolek hidung Hara “Kamu baring sebentar biar lebih sadar, aku turun ke bawah untuk menyiapkannya!”

“Kamu mau masak untuk aku?" Hara sedikit terkejut, tapi juga amat berharap "Cepat pergi!"

"Tunggu aku."

Setelah Siwon pergi, Hara memutar mata, berguling-guling di atas tempat tidur sebelum menemukan ponsel. Ponsel kehabisan baterai, dia pun mengecasnya. Lalu dia mengambil ponsel Siwon untuk main game.

Kata sandi ponsel Siwon adalah hari ulang tahun Hara, jadi kunci layar pun terbuka dengan cepat.

Layar ponsel Siwon berhenti di obrolan WeChat. Ketika Hara melihat obrolan dua pria besar Siwon dan Demyuk dimulai dengan topik membujuk gadis, mulutnya berkedut.

Tidak tahu malu?

Hara berpikir sejenak. Dulu pikirannya dipenuhi niat balas dendam, saat dia berusaha sebisa mungkin untuk bercerai dengan Siwon, Siwon tiba-tiba menjerati dirinya, melakukan apa saja yang memungkinkan.

Pada saat itu, ketika Hara agak tidak berdaya, dia memang merasa bahwa Siwon memang sangat sulit untuk dijauhi, tidak tahu malu!

Di luar dugaan, Siwon ternyata amat tahu diri. Tapi, dia malah berani menceritakan hal ini kepada Demyuk. Apakah Demyuk berniat meniru cara Siwon?

Hara tersenyum, tidak bisa menahan tawa.

Dia amat menantikan adegan ketika Demyuk menjerati Naomi dengan tidak tahu malu. Dulunya Demyuk sangat jahat, benar-benar sangat jahat. Apalagi dia pernah menyakiti Naomi. Bukan hal mudah bahwa dia ingin mendapatkan Naomi kembali ke sisinya.

Demyuk harus merasakan kesulitan supaya dia tahu betapa jahatnya dirinya.

"Apa yang kamu tertawakan?"

Siwon masuk dengan celemek di pinggang, celemek merah muda yang dibeli Hara dengan iseng, seukuran Siwon.

Saat itu, Hara mengatakan bahwa Siwon harus memakai celemek ini dan memasak untuk dirinya.

Tapi saat itu raut muka Siwon sangat buruk, jelas sangat tidak menyukai celemek ini. Tidak sangka, dia malah memakainya sekarang. Ini membuat Hara terharu lagi.

"Tidak, tidak ada. Ponselku kehabisan baterai, jadi aku akan ambil ponsel kamu untuk main game. Tapi Siwon, aku menemukan rahasia antara kamu dan Demyuk!"

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu