Kembali Dari Kematian - Bab 406 Semua Diputuskan Olehku

Kanggae dibuat murka setengah mati oleh Heiran. Dia dibuat takut oleh Leheon dan kemudian diejek oleh orang asing tak dikenal ini. Bagaimana bisa Kanggae tahan? Ketika dia baru mau berargumentasi dengan Heiran, dia langsung ditangkap oleh penjaga yang bersembunyi di tempat gelap.

“Lepaskan aku!” Kanggae ditindih dengan menyedihkan di tanah, kedua matanya yang merah, dengan benci menatap Heiran. "Siapa kamu? Apakah kamu tahu siapa aku? Beraninya kalian melakukan ini kepadaku, apakah kalian tidak takut pembalasan dari keluarga Mu?"

“Siapa dia?” Leheon yang awalnya sudah pergi. Mendengar perkataan Kanggae langsung berbalik, “Aku menasehati kamu lebih baik kamu tidak tahu siapa dia!” Dia berkata dengan dingin, “Jika dikatakan mungkin akan membuatmu ketakutan setengah mati!"

Kanggae tidak mengenal " Seohyun". Tentu saja dia tidak tahu Seohyun. Tapi ketika dia melihat wanita ini, dia tidak berpikir dia adalah orang yang luar biasa, dia pun mendengus "Membuatku ketakutan setengah mati, yang bisa membuatku ketakutan masih belum lahir! Leheon, tidak perlu kamu takut-takuti orang lain! "

"Benarkah itu?"

Heiran menyipitkan matanya, dia mendengus, berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan Kanggae, matanya pun berubah menjadi lebih tajam "Nona Su apakah kamu benar-benar tidak mengenalku?"

“Kamu, kamu kenal aku?” Kanggae sedikit penasaran dan khawatir. Walaupun dia tidak mengenali wajah ini, Namun Heiran merasa dia sangat akrab. Kanggae tidak bisa mengingat dimana mereka pernah bersinggungan. Namun ketika Heiran mendekat, Kanggae pun menjadi takut dan mulai merasa khawatir.

"Siapa kamu!" Kanggae menggertakkan gigi. "Jika kamu mengenalku langsung katakan, tidak perlu berpura-pura lagi disini!"

“Oh, aku memang sedang berpura-pura, haha!” Heiran tersenyum dingin, “Namaku Seohyun, mungkin kamu belum pernah mendengar namaku, tapi seharusnya kamu sudah pernah mendengar namaku yang lain… Heiran!”

"Heiran!"

Seluruh tubuh Kanggae gemetar "Siapa yang kamu coba takuti? Bukankah Heiran sedang berada di rumah?" Kanggae mendengus "Menurutku kamu hanyalah pembohong kan!"

Heiran mengangkat alis "Oh, kalau begitu kamu perlakukan aku sebagai seorang pembohong saja! Apakah kamu tidak tahu bahwa aku dan Heiran adalah teman baik? Tepat ketika Heiran jatuh ke danau, terluka dan tidak sadarkan diri ..." Heiran mendekat dan mencondongkan tubuh ke depan. Dia berbisik di samping telinga Kanggae dan berkata "Jiwanya melayang keluar, kamu tahu kan?"

"Aa, kamu tidak perlu menakut-nakuti orang lagi, kamu ..."

Heiran hanya menatapnya singkat dan tidak mau berbicara lagi dengan Kanggae, dia pun bangkit dan melihat ke arah Kanggae "Aku menakut-nakuti kamu! Kamu tidak usah datang kesini lagi jika aku sampai mengetahui kamu masih mempunyai niat lain terhadap Heiran atau jika kamu ingin melakukan sesuatu lagi terhadap Heiran, aku tidak akan melepaskanmu pergi! "

"Pergi sana!" Heiran berjalan ke sisi Leheon dan bertemu dengan pandangan mata penuh arti dari Leheon. Dia menolehkan kepala dengan tidak nyaman "Ran Ran pasti sudah menunggu lama!"

“Iya!” Leheon mengangguk. Ketika Heiran membalikkan badan untuk memasuki rumah, dia menyipitkan matanya, berbalik, melirik Kanggae, tiba-tiba sambil tersenyum dan menyentuh dagunya berkata. “Kamu sudah dengar apa yang dikatakan Seohyun barusan kan! Dia sekarang dibawah perlindunganku, Jika mulai hari ini kamu berani melakukan hal yang membuat Seohyun tidak bahagia, musuhmu tidak hanya Siwon tetapi termasuk dengan diriku! "

"Leheon, kamu ..."

"Apa yang masih kamu lakukan disini? Apakah kamu tidak mendengar apa yang Kakek katakan sebelumnya? Tanpa izinnya, tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari rumah utama! Kembalikan dia ke asalnya!"

“Baik, Tuan Muda Mu!” Penjaga ini adalah orang dari Siwon dan secara alami tahu apa yang dikatakan Siwon dan memperlakukannya sebagai perintah, akan melaksanakannya hingga tuntas.

Kanggae tak menyangka Siwon dan Leheon kedua kakak beradik ini tidak memberinya wajah sama sekali. Tiba-tiba dia merasa sangat malu apalagi dihadapan begitu banyak pelayan keluarga Mu. Kanggae pun berteriak, “Siapa kamu? Kamu masih bukanlah penerus keluarga Mu, kamu hanyalah seorang cadangan, kamu ... "

“Tunggu!” Leheon mengangkat tangannya dan penjaga itu pun segera berhenti. "Tuan Muda Mu, apakah ada perintah lain!"

"Saat melemparkannya kembali lakukan dengan kasar, jika tidak dia tidak akan pernah ingat! Oh ya, sekaligus sampaikan ke paman yang tidak berguna itu supaya melihat orang dengan lebih baik, tidak seperti anjing gila yang sembarang menggigit orang!"

"Leheon, beraninya kamu melakukan ini padaku, Jika kamu berani, aku pasti tidak akan melepaskan kamu!"

Teriakan Kanggae yang kencang datang dari luar rumah utama, sedangkan di dalam rumah utama, Hara menggenggam tangan Heiran dengan mesra "Kakak akhirnya datang juga!"

"Ran Ran!" Heiran menggelengkan kepalanya dan menatap pengurus rumah tangga Mu di belakang Hara. "Kamu lebih baik memanggilku Seohyun saja!"

“Mengapa harus memanggil Seohyun, kamu lebih tua dariku dan kamu adalah putri angkat ibu. Jadi memanggilmu kakak adalah hal yang sepantasnya!" Hara tidak senang. Sekarang dia akhirnya memiliki kakak perempuan dan sekarang masih tidak bisa memanggil Heiran dengan terbuka!

Heiran sebenarnya sangat menyukai Hara memanggilnya kakak, tapi statusnya saat ini sangat spesial, dipanggil seperti ini oleh Hara, dia khawatir akan didengar oleh orang lain dan dibuat menjadi sebuah artikel.

Tapi sejak Hara berkata seperti itu, Heiran pun tidak membantahnya.Dia pun melihat kepada pengurus rumah tangga keluarga Mu dan mengangguk singkat "Pak, apa kabar!"

“Halo, Nona Seohyun!” Pelayan ini mengetahui Heiran saat ini sudah menjadi orang terkenal di keluarga Mu, tidak hanya disukai Nyonya Muda , tapi juga memiliki hubungan kerabat dengan Nyonya Muda . Sekarang bahkan kakek juga sangat menyukainya bahkan kemeriahan yang dilakukan hari ini jelas untuk memberi ruang bagi Heiran. Perlakukan kakek ini jelas memperlakukan Heiran sebagai tuan rumah di sini.

Pelayan Mu bagaimanapun telah bekerja di keluarga Mu selama bertahun-tahun. Pemikiran Kakek seperti apa bisa dengan jelas dilihat olehnya, dia mengangguk dengan ramah "Nona Seohyun, kamar di lantai atas sudah disiapkan untuk anda. Kakek sudah memerintahkan jika Nona Seohyun sudah tiba untuk langsung melihatnya. Jika ada tempat yang tidak puas bisa beritahukan kepada saya, supaya langsung menyuruh orang untuk merubahnya! "

“Tidak perlu, tidak perlu, sebenarnya asalkan memberiku tempat tinggal sementara sudah cukup, aku tidak pemilih!!” Heiran buru-buru melambaikan tangannya "Di mana Kakek Mu?"

"Aduh, Seohyun, kamu akhirnya sudah di sini!"

Dia hanya mendengar suara tetapi tidak melihatnya, Heiran mendengar suara keras Kakek Mu dan langsung menaikkan kepala mencarinya dan dia melihat Bona yang menggandeng Kakek Mu berjalan turun dari atas. "Seohyun, ayo, kesini, biar kakek lihat, Beberapa hari aku tidak melihat bagaimana aku merasa kamu menjadi sangat kurus ya!"

Orang tua itu melihat ke kiri dan ke kanan. Kemudian dia menggelengkan kepalanya dan sesudah itu melihat ke arah Leheon. Dia tidak bisa menahan untuk tidak menyapa Leheon dengan tongkat "Kamu anak bocah, beberapa hari lalu sudah menyuruhmu untuk menjemput Seohyun. Dan kamu tidak mendengar. Lihatlah dia, sudah berapa banyak kesulitan yang diderita oleh Seohyun di luar, sudah kurus seperti ini! "

“Pelan-pelan!” Leheon baru saja masuk dan dia disambut dengan pukulan tongkat dari Kakek Mu yang menyapa Leheon dengan pukulan yang tegas.

Leheon menghindar, berlari ke belakang Heiran dan meraih lengan Heiran dengan kedua tangannya "Hei, orang tua, kenapa kamu memukul!"

"Dasar anak bocah, hanya tahu bersembunyi di belakang seorang wanita, kalau berani keluar sendiri, lihat apakah kakekmu ini akan memukulmu setengah mati!"

"Kakek Mu!"

Heiran seakan dibuat tertawa oleh Kakek Mu dan tangan Leheon seperti tertempel padanya tidak bisa dilepas. Dia hanya bisa berkata berhenti dengan wajah yang masam "Aku tidak kurus! Dan selain itu bagaimana aku sekarang tidak ada hubungannya dengan Leheon, bisakah anda berhenti memukul Leheon!"

“Hey, kamu merasa kasihan?” Kakek Mu segera menyingkirkan tongkatnya dan menyeringai. Dengan pandangan sembunyi melihat Heiran dan Leheon dari atas dan ke bawah , kemudian memukul pahanya dan berkata. "Mengerti kasihan, baiklah, benar-benar anak yang baik, sangat peduli pada orang, tidak buruk!"

Heiran "..." Dia tidak ingin mengoreksi Kakek Mu lagi, dia telah melihat trik mengintai Kakek Mu ketika dia masih menjadi Heiran dan sekarang bahkan menjadi lebih buruk.

“Tapi bocah sialan ini, dia tidak akan mengerti jika tidak dipukul. Dia berbeda dengan Siwon! Siwon adalah anak yang mengerti sejak kecil dan ketika sudah dewasa dia sangat matang. Sementara bocah sialan ini, kulitnya sangat tebal!” Kata Kakek Mu sambil menatap tajam Leheon "Apa yang kamu lakukan, cepat suruh Seohyun untuk duduk!"

Leheon dengan tidak berdaya tetapi melihat bagaimana kakek yang sudah sepenuh tenaga membantu supaya Heiran bertahan. Leheon pun tidak banyak memperhitungkannya dan berkata "Duduklah!"

“Kenapa disuruh duduk?” Kakek Mu mengayunkan tangan dengan keras ke arah Leheon, “Bawa Seohyun melihat ke kamar di lantai atas, jika ada sesuatu yang dia tidak suka atau tidak puas, masih ada waktu untuk mengubahnya!”

Leheon tidak bisa berkata apa-apa. Dia menyentuh tempat di mana dia dipukuli oleh Kakek Mu. Kemudian dia menatap Heiran. Heiran juga tampak tidak berdaya dan canggung "Kalau begitu mohon bantuan Tuan Muda Mu!"

"Tuan muda apa, Seohyun, panggil langsung namanya saja!"

"Oke, Kakek Mu!"

Leheon pun membawa Heiran ke lantai atas "Perkataan Kakek, jangan dimasukkan ke hati ya!"

“Ya, tidak aku masukkan ke hati!” Heiran mengangguk.

Leheon tiba-tiba menghentikan langkahnya. Heiran yang tidak menyangka Leheon berhenti tiba-tiba. Sebelum dia bisa mengerem, dia pun membenturkan kepalanya.

Hidungnya tiba-tiba terasa asam dan air mata hampir menetes.

"Apakah kamu baik-baik saja!"

Suara cemas dan khawatir terdengar dari pria yang berada di atasnya, ketika tangan yang ramping itu datang, tepat ketika dia akan menyentuh Heiran, Heiran buru-buru mundur, menatap Leheon dengan berjaga.

Ada suasana canggung dan kaku yang mengambang di udara dan keduanya saling memandang dan tidak ada yang berbicara.

Heiran mengusap hidungnya dan berpikir tulang pria itu benar-benar keras. Baru saja dia hampir merasa bahwa hidungnya menjadi bengkok karena tabrakan." Untungnya, aku tidak punya bantalan hidung!"

Leheon "..." Dia sedikit mengangkat alisnya "Apakah ini ... lelucon?"

Heiran mengangkat bahu "Bukankah kamu bilang ingin menunjukkan kamar itu padaku?"

“Oh, ikutlah denganku!” Leheon menganggukkan kepala dan membawa Heiran masuk ke kamar. “Kamu seharusnya sudah akrab dengan keluarga Mu, jadi aku tidak perlu memperkenalkan mereka satu per satu. Jika ada yang kamu tidak sukai, katakan saja secara langsung. Bagaimanapun kamu dianggap tamu oleh Kakek! "

“Tuan Muda Mu perkataanmu sepertinya tidak senang aku pindah kesini!” Heiran tidak bisa diri dan bergumam.

Leheon menyipitkan matanya dan kembali menghentikan langkahnya, namun kali ini Heiran sudah lebih pintar, dia menghentikan langkah dan tidak menabraknya lagi, tapi dia masih ketakutan.

Leheon menatap mata Heiran "Kamu benar-benar ingin tinggal di dalam?"

Heiran mengerutkan bibirnya "Apakah aku punya pilihan?"

Leheon tiba-tiba tersenyum, “Ya, kamu tidak punya pilihan sekarang!” Karena sudah naik ke kapalku, Semua rute, jarak dan waktu semua diputuskan olehku!

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu