Kembali Dari Kematian - Bab 554 Keromantisan Demyuk

Langit di luar berangsur-angsur menggelap. Berangkat dari Bongsangmin ke kota, ditambah dengan kemacetan karena sekarang adalah jam puncak pulang kerja, Naomi tidak menduga waktu sudah berlalu satu setengah jam ketika Demyuk akhirnya memarkirkan mobil di tempat parkir mal.

Suara pelepasan sabuk pengaman terdengar di telinga Naomi. Dia agak terkejut, wajah tampan Demyuk muncul di depannya, "Kamu..."

"Kita sudah sampai!"

Naomi berkedip, "Sebenarnya kita bisa makan di rumah, tidak perlu keluar!"

“Rumah!” Demyuk menggumam kata tersebut, lalu menatap Naomi. Jari-jari yang ramping mencubit pipi Naomi dan mengusapnya dengan lembut. Sentuhan di ujung jari membuat Demyuk merasa senang. “Kondisi hari ini agak istimewa, kita bisa makan di rumah lain kali!” Dia suka kata rumah!

Naomi tidak tahu persis di mana letak ucapannya yang merangsang saraf Demyuk, dia melihat bibir Demyuk sedikit melengkung.

Harus diakui, Demyuk memang enak dipandang.

"Ayo!"

Demyuk melepaskan tangan Naomi, keluar dari mobil.

Naomi mengikutinya. Setelah Naomi masuk ke lift bersama Demyuk, barulah dia merasakan perbedaan tempat ini. Sini adalah Seoul Tower. Naomi baru tahu keberadaan tempat seperti ini setelah datang ke Seoul.

Konon tak banyak orang yang bisa datang ke sini untuk makan, apalagi resto berbintang tujuh di lantai puncak.

Naomi menatap angka-angka yang ada di layar elevator. Tiba di lantai puncak, dia digandeng keluar dari lift oleh Demyuk. Naomi merasa dirinya masih berada di dunia khayalan.

Tangan Demyuk sangat besar dan lebar, memberikan perasaan yang sangat nyaman. Dia digandeng oleh Demyuk. Saat keluar dari lift, para pelayan di restoran sudah berbaris rapi di depan pintu, "Selamat datang Tuan Demyuk, Nona Naomi!"

Naomi tercengang, mandek.

Demyuk menoleh, melihat ekspresi Naomi yang tampak bengong, dia meremas tangan Naomi, "Kenapa?"

Naomi menggelengkan kepala, seolah-olah ada sesuatu yang meluap di dalam hatinya, tapi dia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya itu.

"Tuan Demyuk, Anda sudah datang!"

Manajer restoran telah menunggu dari tadi. Melihat Demyuk datang, dia bergegas maju, "Kami telah menyiapkan kamar yang diinginkan Tuan Demyuk!"

Demyuk mengangguk, pandangan menyapu sekeliling, lalu melengkungkan bibir dengan perasaan puas. Dia mengangkat tangan dan menjentikkan jari, lalu membawa Naomi ke jendela lantai puncak.

Naomi belum pernah melihat pemandangan malam yang begitu indah. Dengan melihat ke bawah dari lantai puncak, dia merasa seolah sedang memandangi semua makhluk. Bintang-bintang yang berkelap-kelip di langat malam hari, kota terlihat seperti diselubungi lapisan kabut.

"Demyuk, kenapa kamu berpikir untuk membawaku ke sini?"

Suara Naomi terdengar sangat senang, dia melepaskan tangan Demyuk dengan penuh semangat, berlari ke arah jendela untuk melihat pemandangan di bawah. Dia tidak tahan untuk berseru, "Apakah kamu tahu? Aku sangat suka dengan perasaan ketika memandangi cahaya yang berkelap-kelip seperti ini. Setiap malam, aku merasa semua cahaya seperti itu terlihat seperti bintang!"

Demyuk menyipitkan mata. Matanya yang gelap dipenuhi sosok cantik Naomi.

Melihat wajah samping Naomi yang tampak bahagia, Demyuk tahu bahwa perjalanan hari ini tidak sia-sia.

“Demyuk?”

Naomi berbalik, bertemu dengan tatapan Demyuk.

Pada momen ini, mata Demyuk tidak terkandung pengasingan dan keangkuhan, hanya ada ketenangan dan kenyamanan yang belum pernah ditemui Naomi dari mata Demyuk.

Jantung Naomi berdegup kencang, sudut bibirnya terangkat. Dia melihat Demyuk mengulurkan tangan dan tersenyum padanya, "Sini!"

Naomi meletakkan tangannya di tangan Demyuk, membiarkan tanggannya digenggam di telapak tangan Demyuk yang lebar. Untuk pertama kalinya, Naomi merasa segitu nyaman. Itu adalah perasaan yang dulunya selalu didambakan, tetapi belum pernah didapatkannya.

Perasaan ini membuat Naomi berdebar-debar, tapi sedikit takut. Dia ingin menarik kembali tangannya, tapi Demyuk memegangnya erat-erat, "Apakah kamu suka?"

Naomi mengangguk, “Indah sekali! Saat aku masih kecil, aku suka melihat bintang. Sekarang bintang sudah sangat jarang terlihat di kota.” Dia tersenyum ringan, mendongak untuk memandangi langit.

Desain lantai puncak ini seperti rumah kaca bunga, memberi kesan tertentu pada orang. Terutama desain atap, terdapat lapisan langit berbintang dan kabut air.

Baik siang maupun malam, di sini Anda dapat melihat indahnya perpaduan antara air dan langit.

"Aku pernah mendengar tempat ini sebelumnya, tapi aku tidak pernah punya kesempatan untuk datang."

"Sekarang kamu bisa menikmatinya sepuasmu!" Demyuk tersenyum, "Suka?"

Naomi mengangguk, "Aku sangat suka. Tapi kenapa kamu berpikir untuk membawaku ke sini?"

Demyuk hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaannya. "Kamu sudah lapar, kan!"

Naomi mengangguk dengan malu-malu. Demyuk menuntunnya mengelilingi gedung yang mirip labirin, lalu membuka salah satu pintu. Di dalam pintu ternyata adalah sebuah kamar yang ditata dengan sangat indah. Bunga terletak di mana-mana, mawar biru.

Naomi berbalik dengan kaget, "Kamu ..."

Demyuk melepaskan tangan Naomi, perlahan melangkah masuk, mengambil sekuntum mawar biru dari tengah dan menyerahkannya kepada Naomi, "Untuk kamu!"

"Demyuk, kamu ..." Naomi menutup mulut, air mata berlinang di dalam mata. Dia menatap Demyuk tanpa mengambil bunga itu.

Demyuk memandang Naomi sebentar, lalu tersenyum, "Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaanku padamu. Naomi, dulu aku menggunakan cara apapun untuk mengikatmu di sisiku. Aku rasa aku hanya tertarik padamu untuk sementara waktu, bagaimanapun wanita seperti apa yang tidak bisa didapatkan aku? Aku telah bertemu terlalu banyak wanita, mereka mencintaiku, mencintai uangku, atau mencintai kekuasaan di tanganku. Awalnya aku kira cinta tidak lebih dari itu. Cinta mereka memiliki label harga. Selama aku mampu membayar harganya, aku pun bisa mendapatkan semua cinta mereka!"

Demyuk berhenti sejenak, mata yang gelap bertemu dengan mata Naomi, "Awalnya aku kira kamu tidak berbeda dengan wanita-wanita itu. Jadi aku tidak peduli, sehingga aku melakukan banyak hal yang menyakiti kamu!"

"Jangan bilang lagi!"

"Tidak, Naomi!" Demyuk mengerutkan bibir. "Aku membual bahwa aku tidak memiliki kekurangan dalam hal cinta. Aku kira aku mengetahui perihal cinta dengan baik. Sampai aku bertemu denganmu, hidupku sepertinya mulai bermakna. Awalnya aku tidak mempercayainya. Aku ingin bertemu denganmu, ingin bertemu denganmu setiap hari. Aku bahkan mencoba untuk mengikatmu di sisiku dengan cara apapun. Walau kamu terluka, aku tetap tidak ragu! "

Hati Naomi bergidik, tangannya bergemetaran. Tampaknya dia sangat takut dengan perihal yang baru dikatakan Demyuk, itu adalah sikap posesif yang sangat kuat.

"Tetapi ketika aku menerima telepon yang mengatakan bahwa kamu jatuh dari tebing, tahukah kamu apa yang aku pikirkan saat itu?"

Naomi menggelengkan kepala, dia tidak tahu.

Dia hanya tahu bahwa saat itu dia sedang putus asa. Dia mencintai Demyuk, tetapi Demyuk tidak mencintainya dan selalu memperlakukannya sebagai mainan. Jangankan persoalan setara atau tidak, dia bahkan sama sekali bukan apa-apa di depan Demyuk.

Pada hari itu, dia tidak tahu kenapa Demyuk bisa mengajukan hal seperti itu pada dirinya.

Pada saat bersamaan, hujan deras di luar seolah menerpa hatinya dan membuatnya amat terpukul.

Kemudian, dia samar-samar mendengar suara Demyuk. Dia mendengar suara yang menghanyutkan!

"Aku berpikir, kalau kamu mati, aku mungkin tidak bisa hidup lagi!"

Naomi sontak mengangkat kepala, "Kamu ..."

"Naomi, hidup ini sangat singkat. Sebelumnya aku memang bersalah, tapi aku tidak ingin melanjutkan kesalahanku itu! Awalnya aku kira bahwa kamu yang bangun adalah hadiah terbesar bagiku." Demyuk berjalan perlahan ke depan Naomi, mengangkat tangan, menggosok wajah Naomi.

"Aku kira aku akan merasa puas dengan hanya merasakan keberadaan dan detak jantungmu!"

Mulut Naomi terbuka dan tertutup, tapi tetap tidak bisa melontarkan sepatah kata pun.

"Aku pernah berpikir apakah aku harus mengikatmu di sisiku dengan cara khusus." Demyuk mencibir pada dirinya sendiri. "Tapi aku takut kamu akan membenci aku. Aku tidak tahan dengan tatapanmu padaku yang tidak mengandung cinta!"

"Demyuk, aku ..."

"Naomi, awalnya aku kira bahwa formalitas itu tidak penting. Tapi Hara memberitahu aku bahwa wanita membutuhkan rasa aman. Aku mungkin tidak sebaik Siwon dan tidak bisa memberikan rasa aman yang cukup, tapi aku akan berusaha sebaik mungkin."

"Naomi, menikahlah denganku!"

Demyuk berjalan ke hadapan Naomi, berlutut dengan satu lutut. Kemudian entah dari mana dia mengeluarkan sebuah kotak kecil, seakan-akan sedang mempraktikkan teknik sulap.

Hati Naomi bergidik. Sebelumnya, dia tidak pernah menyangka bahwa suatu hari nanti pria yang berposisi tinggi ini akan mengatakan hal seperti ini pada dirinya, apalagi membayangkan bahwa pria ini akan mengutarakan perasaan cinta padanya.

Demyuk membuka kotak itu. Di dalam kotak ada cincin berlian, cincin berlian biru.

“Aku bertanya pada Hara, dia bilang kamu suka biru karena langit dan laut berwarna biru. Dia bilang kamu suka hal-hal yang bersih dan indah!” Demyuk memegang tangan Naomi, “Menikahlah denganku, Naomi!"

"Demyuk."

Naomi menarik kembali tangannya, menatap Demyuk, "Kamu bangun!"

“Tidak, Naomi. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak akan bangun!” Demyuk tetap mempertahankan posisi semula sambil memegang cincin berlian di tangannya.

Di bawah cahaya lampu, cincin berlian agak silau, tampak menawan di pandangan Naomi.

Dia meremas tangan, mengepalkan tinju, menggelengkan kepala, "Kamu bangun dulu!"

"Naomi!"

“Ini terlalu cepat, Demyuk!” Dia tidak menyangka Demyuk akan melamarnya, semua ini terasa tidak nyata. "Kamu bangun!"

“Naomi?” Demyuk tertegun. Dia mengira Naomi akan terharu dan setuju setelah mendengar semua perkataannya. Dia tidak menyangka Naomi malah akan menolak lamarannya? "Apakah kamu tidak suka?"

“Bukan, Demyuk!” Naomi menggelengkan kepala, “Aku sangat suka. Aku suka semua yang kamu atur hari ini!” Dia tidak ingin berbohong kepada Demyuk, “Hara benar, aku memang sangat suka dengan semua ini. Aku sangat terharu dengan apa yang kamu lakukan hari ini. Tapi Demyuk, terharu bukan berarti aku mau menerima lamaran kamu! "

“Kamu… tidak mau menikah denganku?” Demyuk tidak pernah menduga jawaban ini dari Naomi.

"Kamu bangun dulu!"

Naomi tidak tega melihat pria yang sedang berlutut di lantai. "Bukannya aku tidak mau, tapi aku merasa ini terlalu cepat. Kita belum punya hubungan dasar, tidakkah menurutmu sekarang terlalu cepat untuk membicarakan pernikahan?"

“Jadi, maksudmu?” Demyuk masih agak kecewa.

“Aku… Kita pacaran dulu, oke?” Naomi menggigit bibir. “Atau kita bisa saling mengenal lebih dulu. Sesudah kita saling kenal, tidak akan terlambat untuk membuat keputusan lebih lanjut! Mungkin saja nantinya kamu tidak ingin menikah denganku lagi?"

"Itu tidak mungkin!"

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu