Kembali Dari Kematian - Bab 536 Kak Jing, Kamu Benar-Benar Menyukaiku?

Nyata, ini benar-benar nyata!

Yesica tidak sedang bermimpi, kan?

Yesica tiba-tiba mengulurkan tangan dan mencubit dirinya sendiri "Cih!"

“Buat apa!” Erha meraih tangan Yesica dan dengan marah menatap Yesica yang sedang tertegun

“Sakit?”

“Um!” Sakit sekali!

“Sakit artinya itu bukan mimpi!” Kenapa gadis yang disukainya begitu bodoh, tapi sangat imut.

“Kak Jing, kamu benar-benar ... menyukaiku?" Yesica masih tidak percaya. Bagaimanapun, dirinya selalu berpikir bahwa Erha menyukai gadis yang seperti Sisi.

Dan Erha pernah berkata sebelumnya bahwa dirinya selalu memperlakukan Yesica sebagai adik perempuan dan tidak mungkin menyukai adik perempuannya sendiri.

Justru karena kata-kata Erha itulah, Yesica menjadi ragu-ragu seperti ini dan tidak pernah berani bergerak maju. Tetapi sekarang Erha sudah angkat bicara dan mengatakan bahwa dirinya menyukai Yesica. Ini benar-benar terlihat seperti tidak nyata, Yesica ... "Kak Jing, apakah kamu benar-benar menyukaiku?"

“Benar, aku menyukaimu!” Erha tersenyum dan mencubit hidung Yesica “Apakah kamu ingin mencubitku lagi?”

Yesica menggelengkan kepalanya, meskipun Erha sudah berkata demikian, Yesica masih tidak bisa mempercayainya. Dengan acuh tak acuh mendorong Erha dan berjalan keluar. Erha langsung meraih Yesica "Ke mana?"

"Aku ... sudah larut, aku ingin kembali!"

"Apakah menurutmu kedua temanmu akan membuka pintu untukmu malam ini?"

"Hah?" Yesica terkejut "Aku... Oh, tidak!"

Erha tersenyum “Ada apa kamu mencariku malam ini?” Erha bertanya.

Yesica melirik Erha dengan sedikit malu, sedikit memainkan jarinya. Bagaimana dirinya menjelaskan ini? Apakah mungkin untuk mengatakan bahwa dirinya datang untuk menyatakan cinta? Tapi Erha barusan ... "Kak Jing, apakah kamu baru saja menyatakan cintamu padaku?"

Yesica mengedipkan mata, seolah-olah sedang merenung.

"Iya!"

Erha tersenyum, lalu menarik Yesica, memeluknya ke dalam pelukan, seolah-olah begini saja masih belum cukup, lalu menggendongnya duduk di sofa.

Ini adalah pertama kalinya Yesica memiliki kontak yang begitu dekat dengan Erha. Tubuhnya gemetar, berusaha melepaskan diri dari pelukan Erha. Tapi Erha tidak berencana melepaskan Yesica pergi begitu saja.

Boneka perempuan ini, Erha sudah menginginkannya sejak lama, tetapi selalu tidak berani bertindak, karena khawatir akan menakuti Yesica, jadi selama ini, Erha hanya mencari berbagai alasan untuk meminta Yesica keluar dan membawa Yesica makan makanan lezat, bahkan Erha pun tidak menggandeng tangan kecilnya Yesica.

Tidak ada yang tahu betapa menderitanya Erha, terutama saat menghadapi Siwon, Demyuk dan Leheon, setan-setan gila yang tukang pamer, Erha sudah hampir menjadi gila.

Tapi Erha tidak menyangka Yesica ternyata juga menyukai dirinya, Yesica ternyata akan datang mencarinya dirinya di tengah malam dan juga melihat dandannya yang begitu indah, Erha sudah tahu bahwa gadis kecil ini pasti tertarik pada dirinya dan malam ini juga datang untuk menyatakan cintanya, kan!

Tapi pernyataan cinta ini mana boleh membiarkan seorang gadis yang melakukannya, lalu kemudian Erha berinisiatif.

"Kamu, kamu ..." Yesica menunjuk ke arah Erha "Apakah kamu benar-benar menyukaiku?"

"Iya!" Erha tidak bisa menahan perasaan geli, memainkan jari tangan Yesica dan meletakkan di sudut bibirnya dan mengecupnya.

Ini adalah pertama kalinya Yesica melakukan kontak yang begitu dekat dengan lawan jenis. Saat bibir Erha menyentuh jarinya, Yesica sepertinya tersengat listrik, sedikit tidak terkendali dan mendengus, merasa sedikit tidak nyaman. "Kak Jing, turunkan aku, aku ... aku bisa duduk sendiri, di sana!"

Yesica menunjuk ke arah sebuah sofa, yang jaraknya jauh dari Erha.

Erha menyipitkan matanya, merasa dirinya sepertinya sudah menakuti Yesica?

Tetapi karena Erha sudah menyatakan cintanya, tentu saja dirinya tidak akan membiarkan Yesica begitu saja. Terlebih lagi, Erha juga tahu bahwa Yesica juga menyukai dirinya.

“Yesica, tidak perlu takut padaku.” Erha mendekati Yesica dan nafas hangat berhembus di leher Yesica. Sekujur tubuh Yesica kaku, tidak berani bergerak, lalu berkata dengan nada sedikit ingin menangis “Kak Jing!”

“Patuh!” Erha merasa dirinya seperti sedang menindas anak kecil.

Tetapi wanita yang begitu lemah lembut, yang memiliki kulit mulus dan wangi, jauh lebih baik memeluk Yesica daripada memeluk selimut "Yesica, bukankah kamu menyukaiku?"

"Aku ..." Yesica tidak tahu harus bagaimana.

"Kebetulan, aku juga menyukaimu! Yesica, jadilah kekasihku!"

“Tapi Kak Jing, bukankah menyukai orang lain?” Yesica menggigit bibirnya, hatinya merasa sedikit sedih..

"Orang lain? Siapa yang kamu bicarakan?" Erha terkekeh, melihat kesepian di mata Yesica, tidak tahan dan menghela nafas di dalam hatinya "Yesica, tidak ada orang lain!"

"Tapi ... gadis yang kamu bicarakan hari ini ... apakah itu aku?"

“Bagaimana menurutmu?” Erha melontarkan pertanyaan itu pada Yesica.

Yesica tidak menoleh dan tidak melihat mata Erha, karena dirinya takut begitu melihat mata Erha, maka dirinya akan tenggelam dalam suasana dan tidak bisa berpikir.

"Aku tidak tahu siapa yang kamu bicarakan! Lagipula, bukankah kamu pernah mengatakan bahwa kamu selalu mengganggap diriku sebagai adik perempuanmu? Kamu tidak akan menyukai adik perempuan!"

Erha mengangkat alisnya dan tiba-tiba merasa sedikit lelah. Erha sepertinya sudah menggali lubang untuk dirinya?

“Tapi kamu bukan adikku!” Erha menegakkan posisi Yesica, mengangkat dagu Yesica, memaksa Yesica untuk melihat dirinya “Yesica, dengar, aku tidak tahu sejak kapan itu dimulai, pikiranku semuanya tentang dirimu. Aku selalu memikirkan dirimu kapanpun, saat makan, aku memikirkan dirimu dan saat tidur, aku juga memikirkan dirimu. "

"Aku……"

"Menurutmu sebagai seorang pria, apakah aku akan memikirkan adikku sendiri seperti itu?"

Yesica "..." Bagaimana Yesica tahu "Tapi kamu pernah mengatakan itu sebelumnya dan bahkan lebih dari satu kali." Jika bukan karena Erha mengatakan ini, bagaimana mungkin Yesica selalu takut untuk menyatakan cinta!

“Um, salahku!” Erha melihat tanduk Yesica, lalu berinisiatif mengakui kesalahannya “Ini semua salahku, aku seharusnya tidak mengatakan itu, Yesica bukanlah adikku, tapi wanitaku!”

"Apa wanitamu, bukan!"

Yesica sangat pemalu, saat Erha berkata demikian, Yesica buru-buru membantah.

"Bukankah begitu?"

Erha menatap bibir Yesica sejenak, Yesica tidak tahu kenapa, tapi kedua mata Erha menjadi panas dan mendidih. Erha mengusap bibir lembut Yesica dengan jari-jarinya, matanya menjadi gelap "Semuanya sudah dicap, apakah masih bukan?"

Erha berkata, sebelum Yesica bisa bereaksi, ciuman penuh gairah datang lagi.

Erha tidak memiliki keahlian yang tinggi dalam ciuman, semuanya hanya mengikuti naluri. Harus diakui bahwa bibir Yesica sangat lembut dan ada daya pikat yang mematikan.

Erha tenggelam dalam ciuman seperti itu, memeluk Yesica dengan penuh gairah.

Satu tangan Erha menggenggam bagian belakang kepala Yesica, sementara tangan satunya lagi masuk ke dalam pakaian Yesica. Lapisan pakaian itu, menutupi tubuh halus Yesica.

Yesica merasa mati rasa di sekujur tubuhnya, perasaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Erha menciumnya hingga Yesica merasa pusing. Otaknya kekurangan oksigen dan tidak bisa berpikir sama sekali dan tubuh tinggi dan besar pria itu menekan dirinya.

Tidak tahu berapa lama, suhu di dalam ruangan meningkat, Erha melepaskan mantel Yesica dan menekan tubuh Yesica, lalu menyingsingkan pakaiannya ke atas, bibir hangatnya menempel di bagian perut Yesica. Perasaan asing yang datang menyerang tiba-tiba seperti itu menyebabkan Yesica gemetar, membungkuk dan menggelengkan kepalanya "Jangan!"

Ada sedikit ketidakberdayaan dalam suaranya dan tampak panik.

Erha berhenti, mengangkat matanya, ada api yang menyala di matanya yang panas. Hanya saja melihat wajah Yesica yang tidak berdaya, serta wajah dan pakaian yang berantakan karena ulahnya, Erha menjadi sadar.

Dirinya.... tidak boleh! Setidaknya dirinya tidak boleh melakukan ini sekarang, itu akan menakuti gadisnya!

"Maaf!"

Erha bangkit dari tubuh Yesica, dengan lembut memeluk Yesica, merapikan pakaian dan mengenakan mantel padanya. Namun, Erha tidak melepaskan Yesica, tetapi memeluk Yesica dengan erat di dalam pelukannya. "Takut?"

Yesica menggigit bibirnya, menundukkan kepala dan tidak berani melihat Erha.

Yesica juga tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Dirinya memang benar menyukai Erha dan kebetulan Erha juga menyukainya. Ini seharusnya menjadi sesuatu yang membahagiakan.

Tapi dampak yang di rasakannya malam ini benar-benar terlalu besar dan perasaan berada di awan membuat Yesica merasa sedikit tidak nyata.

Sebelumnya, Erha adalah seorang pria terhormat saat bersama dirinya, tetapi hari ini malah agak sedikit... liar. Itu adalah Erha yang tidak dikenal oleh Yesica dan ciuman serta sentuhannya seperti sebuah sihir, yang membuat Yesica sedikit kehilangan kendali.

Yesica tidak pernah mengalami kehilangan kendali seperti ini sebelumnya, tapi hari ini ...

“Gadis bodoh!” Erha mencium wajah Yesica “Maaf, aku telah membuatmu takut, aku yang terlalu terburu-buru!”

Erha mungkin sudah menginginkannya sejak lama, tetapi lupa bahwa Yesica sebenarnya masih seorang anak jika dibandingkan dengan dirinya. "Yesica."

"Um?"

"Maukah kamu menjadi kekasihku?"

Suara lembut Erha sangat mempesona, Yesica memandang Erha dengan bingung, menggigit bibir bawah, seketika tidak tahu bagaimana menjawabnya.

“Tidak terburu-buru memberiku jawaban!” Erha juga tahu bahwa Yesica pasti ketakutan hari ini.

Bagaimanapun juga, Erha sudah tahu pemikiran Yesica sekarang, jadi tidak terburu-buru. Sambil memeluk Yesica, satu tangannya memegang tangan kecil Yesica, Erha seketika merasa puas.

"Lalu aku ..."

“Tidurlah!” Erha berkata, setelah mendengar ini, Yesica langsung ingin pergi, tetapi Erha sepertinya tidak ingin melepaskannya “Kak Jing?”

“Tidurlah di sini!” Erha berkata dengan suara serak. Melihat mata Yesica melebar, Erha tidak bisa menahan tawa. “Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apapun padamu sebelum kamu menjadi kekasihku! "

Yesica menggigit bibirnya, dalam hatinya berpikir kamu itu sudah melakukannya!

Erha mengangkat Yesica dengan satu tangan, lalu memeluknya dan berjalan dengan hati-hati ke tepi tempat tidur, mengangkat Yesica ke atas tempat tidur, membantu Yesica melepaskan mantelnya. Kemudian membaringkan Yesica yang tampak linglung dan menutupinya dengan selimut.

Yesica tampak kaku sepanjang waktu, mengedipkan mata "Bagaimana denganmu?"

“Mau tidur denganku?” Erha terkekeh, meremas wajah Yesica.

"Bukan, aku ... aku tidak bermaksud begitu!" Yesica tergagap, wajahnya memerah.

Erha tersenyum dan membungkuk ke arah Yesica "Patuh, tidurlah, jika ada sesuatu, bicarakan saja besok!"

Sekarang sudah larut dan itu benar-benar tidak cocok lagi.

Yesica saat ini merasa sangat canggung bersama Erha, tetapi saat ini juga tidak bisa pergi, jadi hanya bisa mengangguk, berusaha untuk tidak melihat mata Erha, lalu menoleh ke arah lain dan menutup matanya.

"Selamat malam, Yesica!"

"Selamat malam, Kak Jing!"

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu