Menunggumu Kembali - Bab 8 Sederhana, mewah tetapi bermakna

Sanfiko Chen yang mengenakan pakaian penjaga keamanan, dan mengendarai sepeda listriknya langsung pergi ke wisma pribadi paling eksklusif di kota Penang sesuai dengan alamat yang disebutkan ditelepon.

Wisma Hutan.

Sebenarnya tempat ini sangat jarang diketahui oleh orang-orang di kota Penang, dan Sanfiko Chen pasti juga tidak mengetahuinya. Ketika dia tiba di Wisma Hutan, dari kejauhan dia sudah dihentikan oleh penjaga keamanan di luar Wisma Hutan.

“Disini adalah wisma pribadi eksklusif, dilarang masuk.”

Sanfiko mengangkat kepalanya, memandangi pintu kuno kayu yang di ujung jalan berbaris pohon, dan tampaknya sangat pribadi.

“Aku punya janji disini, apakah disini adalah Wisma Hutan?”

Penjaga keamanan yang berdiri dipintu memandangi Sanfiko Chen yang mengendarai sepeda listrik, dan hatinya penuh dengan penghinaan.

Berpikir dalam hati, tempat apa ini, bahkan dia hanya memasukinya beberapa kali. Semua orang yang bisa masuk kesini adalah orang-orang besar di kota Penang, tetapi orang yang didepannya ini sangat jelas, dari kepala sampai kaki, bahkan rambutnya juga tidak terlihat seperti orang yang bisa masuk kesini.

Tetapi orang yang bekerja disini kualitasnya jauh lebih tinggi daripada orang biasa.

Meskipun hatinya penuh dengan penghinaan, juga tidak akan langsung menunjukkannya.

“Disini memang adalah Wisma Hutan, tetapi…….kamu sebaiknya melihat lagi apakah ada kesalahan tempat, dimana temanmu mengajakmu. Lagipula, ada Pertanian Hutan yang tidak jauh dari sini.”

Sanfiko Chen tidak bisa tersenyum, tetapi mentalnya telah berubah banyak dalam 3 tahun ini. Dia melirik seragam penjaga keamanannya sendiri yang tidak sempat diganti, juga sudah tahu apa alasannya. Mungkin tempat ini lebih mewah, dan dia yang hanya memakai seragam penjaga keamanan, lalu mengendarai sepeda listrik, secara alami pasti akan ditahan orang.

Pada saat itu, dia juga tidak berbicara banyak lagi dengan orang yang didepannya, lagipula, itu adalah pekerjaan orang lain.

Mengeluarkan ponsel lalu membuat panggilan kembali ke nomor tadi.

“Aku sudah sampai, tetapi tampaknya aku tidak bisa masuk, kalau tidak kamu keluar untuk menjemputku.”

Sekarang, Vira Saphira yang sedang duduk didalam kamar yang didekorasi dengan gaya eropa menutup teleponnya, dan dengan cepat berjalan keluar ke Wisma Hutan.

Pada saat siang hari, Vira Saphira dengan khusus dipanggil oleh Kevin Wijaya dan langsung memberitahunya bahwa dia harus melakukan hal ini dengan baik.

Sekarang villa mewah yang di daerah Santana telah memiliki pemilik, dan dia adalah orang yang didalam telepon, Sanfiko Chen, Tuan Sanfiko.

Awalnya, Kevin Wijaya akan mengurus hal ini secara langsung, tetapi karena ada beberapa pertemuan penting yang harus diadakan, jadi dia menyerahkan hal ini kepada Vira Saphira.

Dan terakhir juga mengatakan bahwa Kak Sanfiko sangat merendah diri, harus melayaninya dengan baik, dan jangan sampai menyinggungnya, lalu dengan segera lapor jika terjadi sesuatu.

Dalam pandangan Vira Saphira, tampaknya ini adalah pertama kalinya Kevin Wijaya dengan begitu hormat memperlakukan seseorang.

Secara alami, dia juga sangat mementingkan itu. Sebagai orang yang paling dipercaya Kevin Wijaya, Vira Saphira adalah Ketua eksekutif Grup Wijaya, dan bukanlah dapat dijumpai oleh orang biasa di kota Penang.

Dia sangat penasaran dengan Sanfiko Chen yang dikatakan oleh Kevin Wijaya, dan ingin melihat di kota Penang kapan muncul sosok orang ini yang begitu hebat.

Ketika Vira Saphira sampai ke gerbang pintu, penjaga keamanan yang sebelumnya menghentikan Sanfiko Chen itu dengan senyum professional dan dengan hormat memanggil: “Nona Vira.”

Membungkuk 90 derajat, sikapnya yang sangat berbeda dengan sebelumnya ketika dia menghadapi Sanfiko Chen.

Vira Saphira malah tidak melihatnya dan berjalan terus ke jalan, dan kemudian dengan wajah yang penuh ragu melihat penjaga keamanan didepannya yang mengendari sepeda listrik dan memegang ponsel.

Ini sudah terlalu umum, orang ini adalah Sanfiko Chen?

Orang besar yang dikatakan oleh Tuan Kevin?

Ini terlalu….

Untuk memastikan, Vira Saphira mengeluarkan ponselya, lalu menekan nomornya.

“Jangan menelefon lagi, kamu yang baru saja berbicara denganku di telepon, kan? Kevin Wijaya yang menyuruhmu mencariku?

Sanfiko Chen sedikit tidak pasti ketika dia melihat Vira Saphira pada pandangan pertama, tetapi ketika kedua orang itu saling memandang, dan disaat gadis cantik yang di depannya ini mengambil ponsel untuk menelefon nomornya, Sanfiko Chen sudah memastikannya bahwa orang yang berbicara dengannya di telepon adalah gadis cantik ini.

“Hmm…. Anda adalah Tuan Sanfiko, Sanfiko Chen?”

Vira Saphira memang sudah terkejutkan, dan ponselnya hampir terjatuh.

Karena Sanfiko Chen yang muncul didepannya, dengan pria besar misterius yang dikatakan oleh Kevin Wijaya sangat berbeda, perbedaannya terlalu besar…..

“Iya, bukankah kamu mengatakan ada masalah dan ingin mencariku? Bicarakan disini saja. Setelah selesai berbicara, aku masih perlu pergi membeli sayur, malam ini perlu pulang lebih awal untuk masak.”

Hha?

Mendengarkan ini, hati Vira Saphira tersenyum masam, ini terlalu konyol, apakah bosnya sendiri, Kevin Wijaya yakin bahwa dia tidak salah?

Tetapi karena sebelumnya Kevin Wijaya sudah menginstruksikannya, jadi Vira Saphira dengan segera tersenyum dan melangkah maju dengan cepat lalu berkata: “Tuan sanfiko benar-benar minta maaf, tidak disangka kamu begitu rendah hati, mari kita bicarakan didalam."

Berdiri disamping, penjaga keamanan yang baru saja menghinanya dalam hati, sekarang sangat terkejut.

“Kemarilah, dan parkir kendaraan Tuan Sanfiko dengan baik.”

Vira Saphira berbalik mengahadap penjaga keamanan yang berdiri disana yang dengan wajah terbodoh, tidak disangka, lalu melambai-lambaikan tangan kepadanya.

Dengan segera penjaga keamanan berlari dengan cepat, dengan ekspresi rumit diwajahnya, tetapi segera diganti dengan senyum profesionalnya.

“Tuan, aku akan membantumu parkir.”

Sanfiko Chen melihat sepeda listrik dibawah kakinya, dan segera melambaikan tangannya lalu berkata: “Tidak apa-apa, aku bisa mengendarainya masuk sendiri dan asal mencari tempat untuk memarkirnya.”

Saat itu, Sanfiko Chen dengan langsung mengendarai sepeda listriknya masuk ke Wisam Hutan.

Saat parkir, Sanfiko Chen baru mengetahui bahwa tempat ini tampaknya bukan tempat eksklusif yang normal. Tempat parkir mobil yang bersih dan rapi penuh dengan mobil-mobil mewah, dan yang terendah adalah BMW dan Audi.

“Tuan Sanfiko, namaku Vira Saphira, kamu dapat memanggilku Vira. Tuan Kevin yang menyuruhku untuk membantumu mengurus prosedur ini, kamu hanya perlu tanda tangan disini, dan kepemilikan villa di daerah Santana adalah milikmu.”

Vira Saphira menatapi Sanfiko yang didepannya, dan disisi lainnya hatinya ragu.

Dia benar-benar tidak mengerti bahwa anak muda yang lebih muda darinya didepannya ini, sebenarnya misterius darimana?

Tetapi dia percaya 100% dengan penglihatan dan perkataan Kevin Wijaya.

Sanfiko Chen agak terkejut, kunjungan utama Kevin Wijaya kali ini adalah memberikannya villa yang dipuncak gunung?

“Ini terlalu mahal, aku tidak bisa menerimanya. Oh iya, dimana Tuan Kevin?”

Vira Saphira dengan segera menjelaskan: “Tuan Kevin tidak bisa datang karena ada pertemuan penting sekarang, jadi dia membiarkanku untuk melayani Tuan Sanfiko. Tuan Sanfiko, kamu harus menerima villa ini, kalau tidak, aku…..”

Sebenarnya, Kevin Wijaya tidak muncul, karena juga tahu jika dia secara langsung ditolak oleh Sanfiko Chen, maka itu benar-benar sedikit canggung.

Lagipula, Vira Saphira adalah ketua eksekutif Grup Wijaya, dan juga adalah seorang gadis cantik, jika pria maka akan berkata begitu. Jadi Kevin Wijaya menyuruh Vira Saphira untuk menyelesaikan misi ini.

“Ini…….aku tidak bisa menerima villa ini, aku tidak melakukan apapun untuknya. Selain itu, tidak ada gunanya bagiku untuk memiliki villa ini.”

Mendengar perkataan ini, Vira Saphira sedikit terkejut. Harga villa mewah daerah Santana itu setidaknya ada puluhan miliar. Banyak orang yang menginginkannya tetapi tidak bisa mendapatkannya. Orang yang didepannya, Sanfiko Chen yang misterius itu malah dengan langsung menolaknya.

Ini benar-benar adalah emas dan perak sungguhan.

“Tuan Sanfiko, ini adalah sedikit maksud baik dari Tuan Kevin, kamu menandatanganinya saja.”

“Aku tidak sanggup merawat villa ini. Gajiku sebulan menjadi penjaga keamanan hanya 5 juta, dan masih mau membeli sayur untuk masak, lalu masih perlu mengurus kehidupan satu keluarga, ini……..sudahlah, ketika kamu kembali, membantuku untuk berterima kasih kepada Tuan Kevin.”

Selesai mengatakan perkataan ini, Sanfiko Chen akan berdiri, lalu pergi. Suasana disini benar-benar sangat memikat, selain itu, badan Vira Saphira yang ada didepan matanya sangatlah panas, dan pakaiannya juga begitu…… Jika dari posisi Sanfiko Chen melihatnya, maka sedikit tidak bisa tahan.

Menjadi penjaga keamanan, 5 juta, membeli sayur untuk masak?

Dalam hati Vira Saphira hanya merasa bahwa apakah dia telah menemukan orang yang salah.

“Tuan Sanfiko, Anda jangan pergi. Anda juga tahu bahwa kita semua melakukan sesuatu untuk orang lain, dan Tuan Kevin telah berulang kali mengatakan padaku bahwa aku harus membuat Anda menandatanganinya.”

Sambil mengatakan tangan Vira Saphira sudah menahan Sanfiko Chen, dan postur ini benar-benar ambigu.

Secara diam-diam, Sanfiko Chen telah mengutuk Kevin Wijaya dalam hati, tetapi dia juga bermaksud baik. Mungkin juga takut bahwa akan ditolak olehku, jadi dia mengutuskan gadis cantik ini untuk menyuruhku menandatanganinya.

“Hmm, aku ada suatu hal, jika kamu dapat melakukannya dengan bagus, maka aku akan tanda tangan.”

Hati Vira Saphira langsung senang, lalu bertanya: “Tuan Sanfiko, ada masalah apa Anda boleh mengatakannya, selama aku dapat melakukannya maka aku akan mengurusnya dengan baik untukmu.”

“Malam ini adalah ulang tahunnya Ayah mertuaku, dia suka minum alkohol. Tolong bantu aku menyiapkan kado ulangtahunnya, jangan terlalu berlebihan, tetapi juga harus terlihat jangan tulus.

Mendengarkannya, ini benar-benar adalah hal kecil bagi Vira Saphira.

“Berarti itu hadiah ulang tahun yang sederhana, mewah dan bermakna?”

Sanfiko segera sedikit tersenyum, lalu mengangguk-angguk kepala.

Berpikir dalam hati bahwa dia adalah orang sampingnya Kevin Wijaya, otaknya juga berputar sangat cepat.

“Tuan Sanfiko, hal ini biarlah aku yang mengurusnya. Berikan aku waktu 20 menit, dan aku akan selesai mengurusnya untukmu…….”

Selesai mengatakannya, mata Vira Saphira dengan langsung berpaling, lalu berjalan keluar dari ruangan dan mulai melakukan panggilan telepon.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu