Menunggumu Kembali - Bab 179 Orang Itu Tidak Mati?

Ketika Jovitasari mengingatkannya lagi, dia baru sadar kalau dia sedang berbaring di tempat yang asing.

Bukan hanya itu, disampingnya pun kosong melompong.

Dia pun bisa merasakan seluruh badannya sangat lelah, dan bokongnya pun merasa sakit.

Pelan pelan dia membuka selimutnya.

Hah?

Aahh!

Saat itu Jovitasari langsung berteriak.

Lalu mukanya yang merah itu langsung meneteskan air mata.

Walaupun dia tidak terlalu mengingat kejadian yang terjadi pada kemarin malam, tapi dia ingat dia pergi dengan ayah keduanya untuk mencari Erwin yang membahas tentang sumber mata air, lalu…

Lalu…

Apakah dia…

Saat ini Jovitasari perasaan seorang wanitanya mulai muncul, lalu dia dengan hati hati berdiri.

Dia membalut dirinya dengan selimut, lalu dia menggertakkan giginya, air matanya tidak berhenti keluar, dia sedang mencari apakah di daerah sini masih ada orang, di ingatannya dia bisa merasakan pelukan yang dikenalnya, dia tahu jika dia sudah ditipu, jadi dia menggigit giginya untuk menyadarkan pemikirannya, dalam keadaan yang lemah dia bisa hanya menginginkan Sanfiko hen datang kepadanya dia baru bisa tenang.

Tidak mungkin!

Tidak mungkin!

Jovitasari lagi lagi mencari orang disana, tapi hasilnya tetap sama, tidak ada orang.

Lalu dia pun berbaring kembali ke atas kasur.

Saat ini hatinya merasa sangat kecewa.

Dia bisa merasa dirinya yang masih sadar ditangkap oleh orang, dan Jovitasari yakin kalau dirinya sudah di…

“Sanfiko….. maaf, maaf…”

Air mata Jovitasari sudah mengaburkan pandangannya.

Dia sudah tidak berani bertemu dengan Sanfiko Chen, ayah ibu dan keluarganya lagi…..

Saat memikirkan ini Jovitasari tiba tiba terpikirkan sesuatu, yaitu mati!

Ketika dia memikirkan pemikiran ini pintu kamarnya tiba tiba terbuka.

Badan Jovitasari langsung gemetaran, dia langsung mengambil bantal untuk melindungi tubuhnya, lalu Jovitasari berdiri di sudut ruangan.

Saat ini Jovitasari sangat gugup dan gemetaran, dan matanya memancarkan sebuah amarah dan kekecewaan.

“Jov…”

Heng!

Sekali Sanfiko Chen masuk ke kamar, melihat Jovitasari yang menutupi dirinya dengan selimut yang sudah sadar, ketika Sanfiko Chen baru memanggil namanya setengah, dia sudah dilempari dengan bantal.

Lemparan bantal itu cukup kuat, tapi tidak menyebabkan luka apapun, hanya membuat susu kedelai dan roti yang dibawanya jatuh ke lantai.

“San…. Sanfiko….”

“Sanfiko….. huhuhu…..”

Setelah dia sadar dari lamunannya, Jovitasari langsung berlari memeluk Sanfiko Chen, lalu air matanya pun tidak tahan lagi untuk turun, dia menumpahkan semua kejadian buruk yang baru saja terjadi dengan menangis.

“Huuhuhu….”

“Sanfiko, aku… aku…”

Jovitasari sudah tidak bisa berkata apa apa, dia hanya bisa menangis sebesar besarnya.

“Sudahlah, tenang… sudah tidak apa, tidak apa!”

“Ini salahku yang tidak bisa menjagamu, ini tidak akan terjadi lagi.”

“Tidak, ini karena aku tidak mau mendengarkanmu, tidak mendengar kata katamu…”

Saat mengatakan ini, Jovitasari merasa ada yang tidak beres, karena ketika dia menggerakkan bokongnya, dia merasa perih disana.

Ketika melihat muka Jovitasari yang memerah, Sanfiko Chen bercanda kepadanya : “Bukankah kalau tidak menurut harus dipukul pantatnya ya…. Hmmm, lalu sepagi ini sudah memelukku seperti ini, aku merasa tidak kuat loh…”

Ahh!

Mendengar kata kata ini, seluruh badannya merasa sangat panas.

Sekarang dia baru sadar, kalau dia tidak mengenakan pakaian sehelaipun, lalu dia pun langsung berlari kearah kasur, lalu mengambil selimut dan menutupi tubuhnya, dan hanya tersisa mukanya yang memerah.

Ini…

“Aahhh… Malu sekali!”

Kejadian ini dilihat oleh dua orang.

Jovitasari langsung berteriak untuk menghilangkan rasa canggung ini, tapi Sanfiko Chen merasa baru kali ini istrinya bisa mempermainkannya.

Lalu dia pun membawa roti itu ke kasur.

“Aaaahhhhh… kamu jangan kemari…”

Saat ini mukanya Jovitasari sangat merah, dia merasa sangat malu, lalu langsung bersembunyi dibalik selimut.

“Hahahaha, sepertinya kemarin malam ada orang yang tidak seperti ini.”

Sanfiko Chen membawa roti isi itu untuk menarik perhatiannya : “Roti isi ini sangat enak, apa kamu mau, kemarin malam kamu yang menguasi permainan, jika bukan karena aku Sanfiko Chen yang kuat, sekarang pasti tidak akan berdiri dengan tegap… jika tidak percaya coba lihat tanganku ini habis karena gigitanmu…”

“Aaaaahhhhhhh…..”

Tidak menunggu Sanfiko Chen selesai bicara, Jovitasari langsung keluar dari selimutnya, lalu berteriak sekuat mungkin untuk menutupi suara Sanfiko Chen, tidak membuatnya melanjutkan kata katanya.

Lalu Jovitasari langsung membuka mulutnya dan mengigit roti isi yang berada ditangan Sanfiko Chen.

Sebelumnya dia tidak merasa apapun, tapi sekarang setelah perasaannya sedikit lega Jovitasari mulai merasa lapar, kemarin malam dia tidak makan apa apa, dan kemarin malam tidak berhentinya bermain.

Jadi ketika mencium aroma roti isi, membuat air liurnya keluar.

“Kamu pelan sedikit… lihat kamu makannya sangat rakus!”

“Aku makan…. Rakus kenapa….”

Saat ini Jovitasari memakan roti isi itu dengan gigitan yang penuh.

“Cantik… sangat menyukai istri yang makan roti isi seperti ini!”

Godaannya mulai muncul.

Roti isi yang dibawa oleh Sanfiko Chen satu persatu masuk kedalam mulut Jovitasari, lalu susu kedelai yang awalnya milik Sanfiko Chen pun di minum habis olehnya. Lalu dia barulah merasa puas….

“Sudah kenyang?”

Jovitasari menganggukkan kepala, dia menatap Sanfiko Chenn yang penuh cinta kepadanya.

Sanfiko Chen membuanng bungkus roti isi dan susu kedelai itu kedalam kotak sampah, lalu dia pun mengambil roti isi dan susu kedelai yang jatuh ke lantai tadi dan di buang juga ke kotak sampah.

“Aaahhhhh… kenapa bisa seperti ini…. Malu sekali….”

“Sudahlah….”

Ketika jovitasari yang sedang berada dalam dekapan selimut dan sedang berpikir macam macam, Sanfiko Chen langsung membuka selimut itu.

“Aaahhh… apa yang kamu lakukan…. Dasar jahat…”

Sanfiko Chen saat ini melihat muka Jovitasari yang memerah, dengan tatapan mata yang lembut.

“Apa aku yang jahat? Sepertinya kemarin malam ada orang yang sengaja menyuruhku untuk memukul pantannya…. Dan juga menyuruhku…”

Huhuhu…..

Saat Sanfiko Chen masih ingin melanjutkan kata katanya, Jovitasari langsung menarik kedalam pelukkannya, lalu dengan mulutnya memberhentikan kata kata yang akan dilanjutkan oleh Sanfiko Chen, saat itu dalam mereka berdua hanya saling memandang.

“Sanfiko, sakit tidak?”

Jovitasari sudah melihat bekas gigitan di tangan Sanfiko Chen, dan sudah jelas hal itu dilakukan olehnya.

Sanfiko Chen menggelengkkan kepala.

Saat ini Sanfiko Chen perlahan lahan sudah berbaring di atas kasur, dan Jovitasari mencium dengan pelan bekas luka gigitan itu.

“Kemarin malam…”

Jovitasari bertanya disamping Sanfiko Chen, karena dia benar benar tidak mengingat kejadian kemarin malam.

“Apa yang kamu ingat…”

“Yang aku ingat kemarin malam ayah kedua memberitahuku hasil akhir pembicaraanku dengan Erwin, saat itu aku tidak ada cara lain dan dipaksa pergi, karena masalah itu harus segera dibahas, jika tidak bisa berpengaruh besar untuk kita, tapi aku malah… seharusnya aku mendengar kata katamu, siapa sangka Erwin sudah merencanakan ingin menyakitiku… aku…”

“Lalu…”

“Lalu aku tidak tahu lagi, aku hanya ingat kamu memlukku.”

“Tidak ada lagi…”

Jovitasari merasa dia sudah dipermainkan, lalu dia langsung memukul dada Sanfiko Chen dan berkata : “Lalu apa yang terjadi… katakan…”

Saat ini Jovitasari langsung melihat Sanfiko Chen, dipikirannya jika dia tidak mengatakan hal itu, maka dia akan memberinya pelajaran!

Sanfiko Chen perlahan lahan menjulurkan tangan.

Aaahh….

“Apa kamu tidak ingat ketika kamu memohon padaku untuk memukul bokongmu?”

Sanfiko Chen yang menyeringai jahat langsung menutup mereka berdua dengan selimut.

Sanfiko Chen dan Jovitasari yang sedang menikmati kehidupan mereka dihotel, di sebuah klinik pribadi yang sederhana.

Yusdi yang berlumuran darah berada di ruang operasi yang sederhana membuka matanya.

“Untung kamu sudah sadar, jika kamu tidak sadar, maka aku akan membakarmu hidup hidup!”

Pria gendut yang berada disamping Yudsi memegan alat suntik dan berkata.

“Uhuk uhuk.... uhuk uhuk...”

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu