Menunggumu Kembali - Bab 254 Hubungi Pengawal mu!

Juni melihat wajah Jovitasari yang memerah membuat hatinya merasa bahagia, dia merasa akhirnya dendam dalam hatinya selama ini sudah bisa dikeluarkan.

Setelah berhasil membuat Jacky tertarik, apakah kamu mengira kamu bisa meninggalkan sini dengan tenang!

Teringat gayanya yang sombong saat sedang kuliah, berbagai macam penolakan Jovitasari terhadap penggemar yang disukainya, dia sudah mulai melihat gayanya Jovitasari yang sengsara karena ditahan oleh Jacky

Dia sudah mendengar kabar jika Jacky ini sangat hebat saat bermain wanita.

“Hehe, tuan Sanfiko bagaimana rasa kue yang dibuat dari hotel Emerald Internasional?”

Jacky menanyakan dengan tersenyum.

Bagi dia, Sanfiko Chen hanya sebuah hiburan saja, terhadap dengan Jovitasari yang wajahnya memerah tampak semakin menggoda di hatinya, bagi dia wanita secantik itu, Jacky tidak akan melepaskannya, dan harus mendapatkannya.

Dia sangat percaya diri terhadap masalah mendapatkan wanita, karena ini bukan pertama kali juga.

Sanfiko Chen menganggukkan kepala lalu tersenyum dengan biasa, kemudian mengambil kue lagi.

Sekarang Jovitasari langsung menarik baju Sanfiko Chen karena terpaksa dan dengan jelas dia menyuruh untuk tidak makan lagi.

Sanfiko Chen malah tersenyum dan menganggukkan kepalanya terhadap Jovitasari.

“Sungguh memalukan, Juni kamu juga, hari ini adalah acara ulang tahunmu. Lihatlah orang apa saja yang datang kesini, seperti tidak pernah makan kue saja.”

“Hehe, ini tidak apa-apa, tuan Sanfiko juga bukan sengaja, karena dia juga suami dari nona jovita, jadi kamu pikir saja orang sehebat apa nona jovita, tidak mungkin suaminya adalah sampah.

“Mungkin tuan Sanfiko tidak pernah melihat kue seperti ini. Hahaha, tidak apa-apa, makan saja… jika tidak cukup makan, nanti aku akan menyuruh hotel untuk menyiapkan beberapa porsi untuk bawa pulang.”

Saat Jacky berbicara, wajahnya dipenuhi dengan senyuman dingin.

Tampak jelas semua orang ini melihat Sanfiko Chen seperti melihat monyet.

“Betul, tidak apa-apa kok, makan saja… yang penting hari ini aku mentraktir semua, makan saja ya. Makanan sampah seperti ini terserah padamu makan seberapa banyak pun tidak masalah. Hahaha…”

Suasana hati Juni sekarang sangat bahagia, dalam hatinya ini adalah ulang tahun paling senang selama ini.

“Sudah cukup, Juni kamu… apakah kamu merasa hebat karena punya uang?”

Jovitasari melihat Juni dengan dingin, dia tidak bisa menyangka kenapa Juni berubah menjadi begitu, dia bukan lagi Juni yang dulu dia kenal.

“Hehe… tidak hebat kok karena kaya, tetapi semua tidak bisa dilakukan tanpa uang.”

“Jika tidak punya uang, kamu tidak bisa kuliah keluar negeri, kamu juga tidak bisa mengenal pemikiran mordern dan teknologi modern di luar negeri, semua ini tidak bisa dinikmati oleh mu Jovitasari. Karena kamu hanyalah seorang bos kecil yang selalu tinggal di kota Penang yang kecil itu, jadi apa yang bisa kamu tahu?”

“Kamu….”

Lalu beberapa pria yang belum berbicara langsung saling bertatapan, kemudian mereka berdiri dan mengangkat gelas bir mereka.

“ Ayok ayok, tidak bahas yang tidak senang dulu. Hari ini adalah ulang tahun Juni, kita semua teman lama mu mengucapkan selamat ulang tahun, bahagia setiap hari dan selalu berusia 18 tahun!”

Karena tema hari ini adalah ulang tahun Juni, jadi semua orang yang berada disana langsung berdiri dan menaikkan gelas bir.

Hanya Jovitasari dan Sanfiko Chen yang tidak berdiri.

Jovitasari beneran sudah marah, emosinya sudah memenuhi seluruh tubuhnya dan tidak ada suasana senang lagi. Jika bukan karena Sanfiko Chen tidak pergi, dia sudah meninggalkan tempat ini, karena ulang tahun seperti ini tidak ada arti untuk dihadiri.

“Kenapa, hari ini adalah ulang tahun Juni, apa tidak memberinya muka?”

Saat ini Jacky menatap Sanfiko Chen yang sedang menggunakan tissue menyeka mentega ditangannya membuat dirinya merasa tidak senang.

Bocah ini, beraninya dia tidak menjawab saat aku berbicara dengannya, dan dia masih saja tampak sombong, seakan-akan tidak menganggap semua orang yang berada disini, terutama tidak menganggap keberadaannya. Sebagai orang yang memiliki identitas paling tinggi disini, Jacky mana bisa menahannya.

“Hehe, kasih muka? Apakah kamu punya muka? Apakah kalian patut untuk ku beri muka?”

Dia langsung membuang tissue yang dipakai untuk menyeka mentega ditangannya ke meja, sambil berdiri perlahan.

Apa?

Apa yang dikatakan kampungan ini?

Api yang berada dalam emosi dihati semua orang yang berada disini hampir meledak, terutama ekspresi Juni yang berdiri disamping Jovitasari langsung berubah menjadi dingin.

Tetapi Sanfiko Chen tidak melihat Juni sekilaspun, dia langsung berjalan selangkah demi selangkah kearah Jacky.

“Hubungi pengawalmu, suruh mereka datang menolongmu!”

Hah?

Nada bicara Sanfiko Chen yang datar membuat semua orang yang berada ditempat merasa ketakutan.

Sekarang wajah Jovita yang duduk disana dipenuhi dengan kekhawatiran, dia tahu jika biasanya suaminya Sanfiko Chen sangat pandai dalam berkelahi.

Dan karena dia sangat ingin memukul Jacky ini, jadi dia juga tidak melarangnya. Menurutnya akan hubungi direktur Luiz yang berada di Industri Bir Sumedang untuk membantunya mengurusi semua ini.

“Hei, apakah kamu cari mati?”

Tidak ada orang yang berbicara, hingga ada beberapa orang yang sudah perlahan menggelengkan kepalanya dan duduk untuk menonton.

Mereka tahu jika bocah yang tidak tahu kehebatan orang akan segera dipukul dengan tragis hingga terbaring dilantai.

“Huh, beneran tidak tahu kehebatan orang ya, Jacky adalah anggota taekwondo Sumedang, sebelumnya mewakili kota Sumedang mengikuti lomba taekwondo senasional dan mendapat juara beberapa kali.”

“Betul….

“Masih menyuruh tuan Jacky menghubungi pengawalnya, sungguh lucu sekali!”

“Nona jovita, apakah suamimu adalah orang bodoh?”

“Haha, itu tidak pasti loh, bagaimana jika suami nona jovita adalah ahli bela diri yang tersembunyi… hahaha….”

Lalu Juni menunjuk Sanfiko Chen sambil menjerit: “Sanfiko Chen, apa yang kamu lakukan, tuan Jacky hanya dengan sopan memanggilmu tuan Chen, sekarang kamu beneran mengira dirimu adalah seorang tuan? Kamu hanyalah orang kampungan, jika kamu bukan pria milik Jovitasari, aku tidak akan memberi mu masuk kedalam hotel ini, beraninya kamu mencari masalah dengan tuan Jacky, kamu cari mati ya!”

Juni yang sedang berbicara langsung melihat ke Jovitasari dan berkata: “Jovitasari, apa yang kamu lakukan, cepat suruh suami sampahmu balik duduk disini. Jika dia menyinggung tuan Jacky, aku jamin hari ini kamu tidak akan keluar dari sini!”

“Hehe, dasar berengsek, aku jujur saja padamu ya, aku jatuh cinta kepada istrimu. Jika kamu bisa membaca ekspresi orang, kamu cepat balik dan duduk dengan baik, kalau tidak aku tidak akan memberimu kesempatan keluar dari sini.”

Tanpa menunggu Jovitasari berbicara, Jacky sudah langsung mengatakannya, dan disaat seperti ini dia tidak berpura-pura sok berbahasa halus lagi.

Dia langsung begitu kasar dan terus terang....

Sanfiko Chen tetap dengan tenang berjalan kearah Jacky setelah mendengarnya.

Melihat adegan ini, semua orang yang berada ditempat seperti orang bodoh saat melihat Sanfiko Chen, bukankah dia sedang mencari mati?

Juga bukan begitu cara menjadi pahlawan didepan wanita !

Jacky mengeluarkan suara hentakan dingin, kemudian dia mengeratkan kedua telapak tangannya, tiba-tiba terdengar suara kretek yang muncul dari suara gesekan tulang.

Dia bukanlah orang kaya yang biasa, nama dia juga tercatat di tim taekwondo kota Maharayu.

Berkelahi, Jacky tidak pernah takut dengan siapapun.

Apalagi seorang kampungan yang bodoh baginya.

Melainkan Sanfiko Chen malah tetap dengan ekspresi tenang berjalan kearahnya, diwajahnya tidak terlihat ekspresi galak sedikitpun.

“Bocah, tampaknya kamu ingin berkelahi denganku!”

Jacky tertawa dingin, tatapan kedua matanya juga tampak sangat menyeramkan.

Orang yang duduk satu meja dengan Jacky langsung berpindah duduk ke meja sebelah, tatapan mereka terhadap Sanfiko Chen tampak sangat kasihan.

Karena menurut mereka Sanfiko Chen akan langsung kalah karena tumbukan Jacky dan tergeletak dilantai, tidak bisa berdiri lagi.

“Dasar sampah yang tidak tahu takut, berbaring kamu dilantai!”

Sanfiko Chen yang berjalan kesini dengan ekspresi meremehkan membuat Jacky marah, dalam hatinya sudah memutuskan untuk menumbuk Sanfiko Chen dan langsung membuatnya terjatuh dilantai tanpa memberinya kesempatan untuk menyerang.

Saat jarak Sanfiko Chen dengannya tidak sampai 1 meter, Jacky langsung menginjak lantai dengan kuat, kemudian genggamannya yang berbunyi kretek-kretek langsung menumbuk kearah dada Sanfiko Chen diikuti dengan suara siulan angin....

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu