Menunggumu Kembali - Bab 293 Kelembutan

Sebuah taksi berhenti di depan Hotel Central.

Saat ini Feiya masih memikirkan Sanfiko Chen yang tadi berpura pura tidak mengenalnya dan lewat begitu saja.

Walauun dia tahu mengapa Sanfiko Chen tadi ketika bertemunya seperti orang asing, tapi Feiya sama sekali tidak menyalahkan Sanfiko Chen, karena dia tahu kalau pria yang pernah meninggalkan Keluarga Long ini dari awal tidak pernah mengingatnya.

“Heii nona, sekarang sudah sampai…… 30 ribu.”

Supir taksi melihat wanita yang sedang duduk di kursi penumpanng itu merasa sangat cantik, tapi dia tidak menyangka wanita ini adalah artis yang sedang naik daun, karena dia terlalu cantik jadi dia tidak tega untuk menganggunya, jadi dia hanya diam diam melihatnya saja, lagipula dia masih ingin bekerja. Setelah itu dia mengingatkan wanita itu….

Saat ini Feiya baru teringat kalau kehidupannya biasa diurus oleh Tante Yenny, jadi dia tidak memiliki uang sama sekali.

Oh ya, ada pembayaran dari ponsel……

Sangat kebetulan saat ini ponselnya tidak tahu sejak kapan sudah kehabisan baterai.

“Ini……”

Saat ini dia sangat malu, muka Feiya mulai merah berkata : “Pak, saya……”

Supir itu mulai memasang muka murung berkata : “Nona… jangan bilang kalau kamu tidak membawa uang ya?”

“Emmm….”

“Aku akan membayarnya, ambil saja kembaliannya.”

Ketika supir taksi itu ingin memarahinya beberapa kata, tapi dia pikir sudahlah, anggap saja kali ini dia sedang berbuat baik, siapa suruh yang naik ke taksi dia adalah wanita yang cantik, tapi bagaimana pun dia ingin sedikit menegurnya untuk menghilangkan rasa kekesalan ini.

Tapi sebelum dia sempat membuka suara, dan ingin membuat jendela mobil, tiba tiba ada sebuah tangan yang masuk dan memberinya selembar uang seratus ribu.

Pria ini terlihat biasa saja, tapi ketika dia berbicara membuat orang merasa sangat tenang.

“Hmm, iya, iya……”

Tentu saja supir taksi itu sangat senang jika ada orang yang memberinya uang seratus ribu dan tidak perlu dikembalikan lagi, lagipula inilah yang namanya masyarakat, ada orang yang harus bekerja keras untuk melewati hari, tapi ada juga orang yang dengan berkata kata saja bisa menghasilkan uang yang banyak.

Inilah perbedaan setiap orang.

Perbedaan seperti ini tidak akan pernah dirasakan oleh Feiya, karena dia adalah bagian dari Keluarga Long jadi dia bisa hidup di dunianya, dia selalu bisa mewujudkan semua cita citanya, walaupun dari lahir dia sudah kehilangan banyak barang, tapi dia juga memiliki banyak hal yang tidak akan bisa dirasakan oleh banyak orang dalam hidupnya.

“……”

Melihat pria yang dia rasa sedikit familiar tapi juga merasa asing yang berada di depan mobil, membuat Feiya sangat terkejut.

“Kenapa kamu diam saja, apa kamu ingin menyuruh supir taksi ini untuk mengantarmu balik lagi?”

“Emmm…. Terima kasih, pak…”

Ketika Feiya sudah sadar kembali, pipinya langsung memerah, lalu dengan cepat dia mengatakan sesuatu dan turun dari mobil.

Supir taksi melihat pria muda yang berada di depan mobil itu, seketika sedikit tersenyum.

“anak muda jaman sekarang sangat memiliki etika, masa depan yang baik…”

Setelah mengatakan beberapa kata terkesannya, mobil itu langsung pergi meninggalkan hotel itu.

Dan Feiya yang sudah turun dari mobil masih belum merespon apa yang terjadi, dia masih melamun diam disana melihat Sanfiko Chen yang berada tidak jauh darinya sama dengan Sanfiko Chen yang tadi dia temui.

Dia bahkan tidak berani membayangkannya kalau hal ini benar terjadi.

“mengapa masih belum masuk ke hotel, kedepannya berpikir dulu saat melakukan sesuatu, dasar wanita tidak berguna!”

Sanfiko Chen perlahan lahan tersenyum, memutar badan bersiap untuk pergi.

Sebenarnya ketika bertemu Feiya di kedai kopi tadi, tidak tahu mengapa Sanfiko Chen merasa sayang dengan anak ini, walaupun hanya bertemu sejenak, tapi apa yang dialami oleh Feiya sangat mirip dengan pengalamannya, hanya saja sebelumnya dia belum menyadarinya, setelah Sanfiko Chen memberinya support, dia baru menyadarinya, tapi kelihatannya dia masih saja seperti wanita yang bodoh.

Setelah mengantar Jovitasari pulang kerumah, Sanfiko Chen langsung menghubungi seseorang, lagipula sangat mudah baginya untuk menemukan tempat tinggal Feiya dan Yenny di Kota Penang ini, setelah Sanfiko Chen pergi dari kedai kopi, dia mendapat kabar kalau Feiya di bawa pergi oleh orang, jadi dia langsung menuju ke Xiangjiang Property untuk mengantar Jovitasari pulang, setelah itu dia langsung pergi ke hotel, karena Sanfiko Chen sediki khawatir dengan keadaan Feiya, sebenarnya Sanfiko Chen memiliki nomor telepon Feiya, dan dia juga sempat menghubunginya, tapi ponselnya dalam keadaan mati, dan hal ini membuatnya semakin khawatir.

Sekarang Sanfiko Chen sangat tidak tertarik lagi dengan Isabella Long, apalagi kedudukan Isabella Long di dalam keluarganya sangat tidak mudah, jadi karena itulah Sanfiko Chen tidak langsung turun tangan kepada Isabella Long dan hanya memperingatinya saja, dan kedatangan Feiya ke Kota Penang kali ini walaupun sedikit kebetulan, tapi Sanfiko Chen kali ini ingin membujuknya agar tidak menjadi bintang iklan “Anggur Sanjaya” lagi.

Bukannya Feiya tidak cocok untuk menjadi bintang iklan ini, tapi dia tidak ingin Feiya terlibat dalam masalah ini.

Jika terjadi masalah padanya, pasti akan sangat merepotkan.

“Sanfiko…”

Ketika melihat Sanfiko Chen yang bersiap untuk pergi, Feiya langsung memanggilnya dengan keadaan sedikit gugup.

“Ada apa?”

“Aku…”

Saat ini banyak yang ingin dikatakan oleh Feiya, tapi ketika Sanfiko Chen menoleh melihatnya, dia malah tidak tahu mengatakan apa, kata kata yang ingin dikatakannya hanya sampai ke tenggorakannya, dan tidak berhenti disana.

Apalagi dia sekarang merasa sangat gugup dan tidak nyaman, mukanya juga sangat merah.

Semua perasaan dalam hatinya berkumpul menjadi satu, dia sama sekali tidak tahu apa yang dilakukannya sekarang dan apa yang harus dilakukannya.

“Ada apa?”

Sanfiko Chen melihat Feiya yang ada didepannya, dia sekarang adalah artis yang terkenal, jika ekspresinya saat ini di foto oleh orang, maka pasti akan ada gossip yang menyebar.

“AKu… kamu…. Apa bisa kita berbicara sebentar.”

Akhirnya Feiya dengan sedikit gagap bisa menyelesaikan kata katanya, setelah dia menyelesaikan kata katanya, tangannya merasa sangat dingin.

“Ayo jalan…”

Awalnya Sanfiko Chen memang ingin membahas sesuatu dengan Feiya, tapi rasanya jika berada di depan hotel sedikit tidak enak.

Mendengar kata kata Sanfiko Chen, Feiya hanya mengikutinya dari belakang.

Saat ini seorang wanita paruh baya dengan perut sedikit buncit jalan kemari, secara kebetulan juga melihat keadaan ini.

“Ini adalah…”

“Feiya…..”

Dengan sedikit bergumam Yenny jalan mendekati mereka, hanya saja Yenny saat ini mengenakan sandal, ketika dia baru jalan sedikit Sanfiko Chen dan Feiya sudah menghilang dari kegelapan itu.

“Aku….”

Saat itu Yenny langsung menghubungi ponsel Feiya.

“Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif!”

“Mengapa ponsel Feiya bisa tidak aktif, bukankan aku sudah katakan kepadanya, beraninya dia tidak mendengar kata kataku dan bersikeras ingin mengambil iklan “Anggur Sanjaya” ini, aku awalnya ingin bertemu dengan pria lain disini, tapi siapa pria ini, bisa-bisanya dia menarik perhatian Feiya.”

“Tidak bisa, aku harus segera menghubungi Tuan David!”

Memikirkan ini Yenny langusng mengeluarkan ponsel dan ingin menghubungi David.

Dan ketika Yenny menghubungi David, kebetulan David sudah hampil memasukki Kota Penang.

Bagaimanapun dari Kota Nanjing ke Kota Penang memiiliki jarak yang jauh, apalagi dia mengendarai mobil kesana, jadi pasti membutuhkan sedikit waktu.

“Apa katamu……”

David yang duduk di kursi penumpang mendengar apa yang dikatakan oleh Yenny membuatnya sangat marah.

“Cepat awasi dia, aku akan segera sampai di Kota Penang!”

Setelah selesai bicara dia langsung memutuskan panggilan itu.

David berpikir di kota sekecil ini beraninya ada orang yang menganggu wanitanya, apalagi Feiya sudah menerima menjadi bintang iklan sebuah bir, jadi kemungkinan besar dia berhubungan dengan pria ini.

Dan baru saja Yenny katakan padanya kalau dia tidak sengaja membiarkan Feiya keluar, lalu sekarang dia diam-diam sedang keluar dengan seorang pria dan ponselnya dalam keadaan mati!

Marah!

“Kendarai dengan cepat! Lebih cepat lagi!”

David yang sedang dalam keadaan marah besar, langsung meneriaki supirnya……

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu