Menunggumu Kembali - Bab 166 Kebahagian Dan Kegembiraan Sementara

Semua orang memandang Jovitasari dan pengikutnya yang memasuki pintu, pada saat ini, setelah Jovitasari masuk dia langsung berdiri di belakang neneknya, Michael duduk di kursi kosong di samping Puspita, Sanfiko juga duduk di samping mertuanya dan Puspita menyisakan kursi kosong untuk Jovitasari.

Melihat ini, saat ini semua pemegang saham saling bertatapan, bukan karena mereka tidak kelan ketiganya, tetapi karena apa yang dikatakan Jovitasari.

Semua saham ditangan mereka, dia bisa membelinya.

Dan ingin membayar di tempat, apakah yang dibawa Sanfiko dalam koper adalah uang?

Tapi koper itu tidak bisa menampung banyak uang…

Rista melihat pemandangan ini, langsung tersenyum, dan tawanya penuh ejekan.

Sekarang di keluarga Bai, dia benar-benar menganggap dirinya sebagai Juruselamat, menurutnya, sekarang tidak ada seorang pun di keluarga Bai yang bisa menyelamatkan Perusahaan tianbai kecuali dirinya.

“Jovitasari, barusan kamu bilang apa, aku gak kedengaran, apakah kamu bilang kamu ingin membeli saham kami? Hahaha… apakah kamu sedang bercanda? Apakah kamu tahu berapa banyak saham yang kami miliki? Satu slot 2 miliar, sepuluh slot 20 miliar, kamu punya uang sebanyak itu?”

“Apakah kamu telah kehilangan akal sehat dan datang ke sini untuk membuat kita bahagia?”

“Hahaha…”

Sekarang, Yogi tidak bisa menahan tawa.

“Rista, jangan begitu, jika seseorang benar-benar memiliki begitu banyak uang, biarkan dia membelinya, jika bisa, aku ingin menjual sahamku, hahaha...”

Selama percakapan, Yogi memandang orang-orang di depannya, pada saat ini, semua orang yang hadir satu persatu menganggukkan.

Pada saat ini jelas mereka tidak percaya, Jovitasari mampu mengeluarkan banyak uang untuk membeli saham mereka.

“Aku ingin menjual sahamku, aku punya 3% saham...”

Pada saat ini, seorang pria paruh baya yang gemuk dengan tubuh besar dan pinggang bundar berdiri dan berkata.

Jovitasari mengangguk.

“Boleh…”

Lalu berkata: “semua orang yang hadir jangan sungkan, jika ingin menjual saham, bisa mengangkat tangan, jika kali ini terlewat, kalian tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lagi, semuanya kalian atur sendiri?”

Saat berbicara, Jovitasari langsung duduk di dekat Sanfiko.

“Ini bukan waktunya untuk berbicara omong kosong dan membuat semua orang bahagia, jika kamu benar-benar punya uang, kamu sebaiknya berinvestasi di perusahaan grup, sekarang ada beberapa debtcollector yang menunggu di luar perusahaan grup!”

Yusdi melihat wajah mereka yang tidak memiliki ekspresi takut, pada saat yang sama, dia melihat bahwa ibunya sepertinya puas dan menganggukkan kepalanya kepada Jovitasari, dan tiba-tiba perasaan buruk muncul di hatinya, jika orang-orang ini mengambil sahamnya, dan Jovitasari benar-benar mengeluarkan uang itu, itu akan sangat buruk bagi mereka.

“Iya…”

“Sekarang perusahaan grup berada dalam krisis, Jovitasari adalah keluarga Bai, jika ditangannya memiliki modal dan uang, tidak bisa berdiri saja, ini adalah industri keluarga Bai kami, ini adalah kerja keras kakekmu...”

“Iya, iya…”

Bagaimanapun, Yusdi masih memiliki bobot di hati mereka.

Dan Yusdi adalah ketua penerus yang mereka kenal.

“Kukkuk, semuanya jangan katakana apa lagi, kali ini keluarga kami datang ke pertemuan ini karena kami adalah keluarga Bai, lalu kami memiliki uang yang sangat terbatas, jika kalian ingin mengubah saham kalian menjadi uang tunai dan memulihkan beberapa kerugian, kalian boleh angkat tangan, aku akan memberi kalian kontrak, jika tidak ingin melakukannya, kalian taruh tangan dibawah, tetapi aku akan bilang dulu, Kami memiliki jumlah uang terbatas di tangan kami, jadi siap cepat dia dapat!”

Sanfiko tidak ingin mengatakan apa-apa lagi, saat berbicara dia langsung berdiri dan membuka koper itu, semua kontrak dalam koper sudah siap.

“Hm! Sanfiko, apakah kamu memiliki hak untuk duduk di sini dan ikut berpura-pura...”

“Diam! Jika tidak ingin menjual taruh tangan dibawah, jangan menghentikan orang lain untuk menjadi kaya oke? Apakah kamu mengerti?”

Sebelum Yogi selesai berbicara, Sanfiko langsung menyela, dan kemudian sepasang mata menatap Yogi, dan kemudian pandangannya tertuju pada Yusdi.

Tidak tahu mengapa Yusdi ketika melihat sorot matanya, dia tiba-tiba bergetar.

Kemudian dengan segera dia tersenyum dan berkata: “karena kali ini keluarga saudara laki-laki tertua yang telah mengeluarkan tabungan mereka untuk menyelesaikan masalah dan mengurangi kerugian, jika ingin melakukannya, kalian bisa melakukannya, lagi pula, saham dari Perusahaan Tianbai ada di tangan kalian, bebas untuk jual beli.“

“Ayah... Kenapa kamu ikutan membuat masalah!”

Rista sejenak berkata.

Pada saat ini, Sanfiko mengambil surat perjanjian dan mulai berjalan ke arah orang yang sebelumnya berbicara.

“Aku ingin menjualnya…”

“Aku juga…”

Tiba-tiba, empat puluh orang di tempat itu mengangkat tangan mereka, Sanfiko langsung menyerahkan surat perjanjian kepada orang-orang ini.

Diperkirakan secara kasar ada lebih dari 40% saham.

“Aku juga ingin menjual sahamku...”

Para pendiri perusahaan juga mengangkat tangan.

Pada saat ini, Jovitasari menghitung saham, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata: “Maaf, kami telah anggaran kami habis, jika kalian masih ingin menjual saham, kami tidak dapat membelinya lagi...”

Yusdi yang duduk di sana, hatinya semakin merasa ada yang salah, tapi sepertinya karena penyiksaan tiga hari yang lalu dia masih belum sepenuhnya tenang, selain itu, Sanfiko yang ada di depannya, hatinya bahkan tumbuh rasa takut, dan dia tidak berani mengungkapkan pikirannya sama sekali.

“Baiklah, semua orang yang telah menjual saham, ikut denganku, mari kita ke seberang untuk mengambil uang!”

Aaa?

Apa?

“Aku katakan padamu Michael jangan berbohong kepada kami, jika kamu punya uang, dari awal kamu bisa menyelamatkan perusahaan...”

Pada saat ini, pendiri perusahaan yang belum dapat menjual saham merasa semakin aneh dan tidak bisa berkata apa-apa.

Melihat berapa banyak orang yang membuatnya terlihat nyata, sekarang wajah Rista penuh dengan senyum, jelas baginya bahwa keluarga Jovitasari yang ada di depannya sama seperti beberapa monyet yang melompat-lompat untuk membuat semua orang bahagia, sementara orang-orang perusahaan seperti sendang bermain dengan mereka.

Pada saat ini, Puspita perlahan berkata: “baiklah, karena kalian telah menandatangani perjanjian, maka Jovitasari, tidak perlu pergi ke kamar lain, di sini, kamu bisa metransfer mereka!”

Jovitasari mengangguk dan berkata: “Oke, nenek.”

Pada saat ini, Jovitasari perlahan mengeluarkan ponselnya lalu menelpon ke satu nomor dan berkata: “Baiklah, kalian kemari!”

Saat ini, semua orang bingung, mereka masih bertanya-tanya lelucon apa yang dimainkan oleh wanita tua itu, ada apa dengan perusahaan Tianbai, mereka para pemegang saham mungkin tidak tahu. Satu per satu, semua menyadarinya, jangankan mengeluarkan begitu banyak uang, bahkan keluaran uang belasan juta mereka kesusahan.

Barusan setidaknya ada 40% hingga 50% dari yang diakuisisi oleh Jovitasari, bahkan saham yang paling tidak berharga yang berjumlah 100 miliar.

Tentu saja, jika harga ini berada di bawah operasi yang stabil dari perusahaan tianbai, itu pasti akan menghabiskan uang perushaan, tapi sekarang Perusahaan tianbai akan segera bangkrut, hanya sedikit kemungkinan untuk bangkit kembali, tentu saja, jika uang dalam perjanjian ini dapat menjadi kenyataan.

Dalam beberapa menit, dengan segera dua staf bank, dan ada seorang pengacara masuk kedalam.

“Baiklah, sekarang dimulai, ketika aku panggil namanya, kalian sebutkan nomor rekening banknya, kita akan mentransfernya sekarang.”

“Benar-benar hebat, aku ingin melihat sampai mana kamu akan berpura-pura….!”

Rista duduk di sana sambil mencibir, orang-orang di sini merasa semakin ada yang aneh sekarang, tetapi mereka benar-benar tidak tahu di mana Jovitasari bisa mendapatkan begitu banyak uang, sebelumnya Sanfiko mengatakan bahwa ini adalah tabungan Michael selama bertahun-tahun, tetapi jika ada uang, pada awalnya industri minuman keras Sorgum Sanjaya tidak akan mengalami masalah.

“Ratno, tiga slot, 6 miliar.”

Namun, jovitasari sama sekali tidak peduli dengan komentar orang-orang ini, dia mulai memanggil nama sesuai dengan urutan surat perjanjian.

Keluarga Bai, yang merupakan orang pertama yang menjual saham, segera berdiri, menyentuh arloji emas di tangan dan pergi ke dua staf bank yang baru saja duduk dan bersiap untuk merekam.

“Tolong tunjukkan nomor kartu kamu!”

Staf bank menyalakan komputer dengan senyum, memasuki web, dan bersiap untuk memasukkan nomor kartu yang akan ditransfer.

“628XXXXXXXXX……”

“Oke, tunggu sebentar…”

Seluruh ruang rapat terasa hening dan sepertinya menunggu hasilnya.

“6 miliar sudah ditransfer ke kartu bankmu, tiba dalam 2 jam, kamu boleh duduk sebentar. Selanjutnya...”

Dengan segera Jovitasari lagi-lagi memanggil nama…

Proses ini tidak lama, sangat singkat, dalam waktu kurang dari 40 menit, lebih dari 30 pemegang saham yang telah menjual saham mereka telah menyelesaikan transfer, pada saat ini, seorang pengacara mengambil selember surat perjanjian, dan menyerahkannya kepada mereka, menyuruh masing-masing dari mereka mengecap.

“Benar-benar seperti nayata, apakah beneran… paman Ratno, kamu yang pertama kalli mentransfer uang, apakah uangnya sudah sampai ke kartumu?”

Pada saat ini, Yogi merasa lucu, tetapi dia masih memeganginya, dan menunggu saat ketika dia dirobohkan, dia benar-benar ingin melihat pemandangan ketika semua keluarga Bai menunjuk ke hidung keluarga Jovitasari dan memarahinya.

Jadi setelah itu, dia tidak sabaran ingin tahu hasilnya.

“Iya… Ratno, kamu adalah yang pertama, buruan lihat sudah sampai apa belum...”

Saat Ratno hendak mengeluarkan ponselnya, ponselnya berdenting.

“Ai, ada pesan… aku lihat apakah pesan dari bank atau bukan…”

Dengan segera Ratno membuka pesannya.

Pada saat ini, hampir semua orang menahan napas dan memandangi Ratno yang berwajah galak.

“Gila… beneran, 6 miliar sudah masuk…”

Ting tong…

Ting tong…

Ratno baru saja selesai berbicara, dan segera ponsel orang-orang di aula pertemuan berdering lagi dan lagi.

“Aku juga sudah sampai…. 2 miliar.”

“Gila, benerar…”

“Tidak menyangka bahwa saham busuk di tanganku bisa ditukar dengan uang...”

“Jovitasari, kamu benar-benar orang yang baik...”

“Hahaha…”

Dan mendengar suara-suara ini, wajah Yusdi menjadi semakin jelek, dan dia tahu bahwa kali ini dia sangat terpukul.

Jangan ditanya betapa jeleknya ekspresi Rista saat ini.

Pertama-tama mereka melihat keluarga yang senang melihat pesan, dan kemudian melihat Jovitasari yang duduk di sana dengan senyum tenang, hatinya tidak percaya.

Ini bukan mimpi kan?

Apakah mereka benar-benar mengeluarkan begitu banyak uang?

Dan mereka yang ragu-ragu dan tidak menjual saham mereka semua satu-persatu merasa terpukul, menyesalinya…

“Baiklah, kalau begitu aku punya beberapa keputusan penting untuk diumumkan...”

Puspita melambaikan tangannya, lalu perlahan berkata.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu