Menunggumu Kembali - Bab 220 Kamu cari mati?

Sebelum Johanes yang berdiri di pintu bisa meraih untuk menghentinkannya, Sanfiko Chen sudah melangkah maju ke ruang tamu.

Segera beberapa orang berpakaian hitam berdiri di pintu ruang tamu meraih dan menghentikan Sanfiko Chen.

“Sanfiko......”

Puspita melihat adegan ini, tangannya sedikit bergetar dan berdiri dengan terkejut.

Tentu saja, dia terkejut dengan tiba-tibanya kedatangan Sanfiko Chen.

Mengetahui Puspita masih berpikir untuk menghubungi Sanfiko Chen, tetapi dalam sesaat, Sanfiko Chen sudah berada di depannya.

“Kamu adalah Sanfiko Chen?”

Secara langsung, Johanes yang sedang duduk di sofa kulit mewah dengan wajah dingin, segera menatap pemuda biasa yang tiba-tiba muncul di depannya, dia benar-benar tidak melihat sesuatu yang cemerlang dari Sanfiko Chen.

Tetapi tepat ketika Johanes membuka mulutnya, Kak Aji telah membawa Danny, Renard dan beberapa orang masuk langsung ke dalam. Beberapa orang ingin menghentikannya tetapi langsung dihalang oleh Danny.

“Kak Aji……tidak disangka kamu juga dating……”

Johanes tidak bisa menahan senyumnya, tetapi matanya berhenti pada Kak Aji yang baru saja dating, dan kemudian tatapannya benar-benar fokus kepada pemuda biasa yang berdiri di depannya.

“Mengapa aku tidak boleh datang? Aku datang bersama Tuan sanfiko, Johanes meskipun kamu seorang pria yang kuat di Purwokerto, tetapi aku wajib memberitahumu bahwa Tuan sanfiko bukan orang yang bisa kamu singgung.”

Sambil berbicara, Kak Aji telah berdiri di samping Sanfiko Chen.

Pada saat itu, Sanfiko Chen hanya sedikit tersenyum, bahkan berputar langsung menuju ke sofa, lalu perlahan-lahan duduk.

“Nenek, kamu masuk dan beristirahatlah, masalah ini biar aku yang menyelesaikannya!”

Puspita yang awalnya masih ingin berbicara, tetapi ketika dia melihat situasinya, dia langsung mengangguk.

Dia merasa bahwa dia tidak melihat Sanfiko Chen lagi.

“Kamu yang menyelesaikannya?”

Mendengar ini, Johanes tiba-tiba marah lagi, ketika dia berpikir bahwa putranya masih terbaring di ruang operasi rumah sakit rakyat, hatinya benar-benar penuh dengan amarah.

Sanfiko Chen tidak melihat ke Johanes, akan tetapi dia perlahan menggangguk kepala, lalu melihat ke Kak Aji dan berkata: “Aji, jangan marah-marah, aku percaya bahwa Johanes bisa terbangun karena bantuan dari Naga Kecil di Purwokerto, dan Naga Kecil pasti menghargai barang-barang yang dia punya, kamu sekarang berdiri di samping dulu.”

Mendengar kata-kata Sanfiko Chen yang tampaknya sedikit ceroboh, Kak Aji sedikit kebingungan. Bagaimanapun, apa yang dikatakan oleh Sanfiko Chen tentang Naga Kecil, level dia terlalu rendah untuk disentuh.

Namun, Johanes yang berdiri dengan wajah muram, tiba-tiba berubah wajahnya.

Pada saat itu, pemikirannya terpikirkan dengan perbincangannya dengan Bang Naga.

“Kamu, kamu mengenal Bang Naga?”

Johanes yang awalnya marah, terkejut ketika mendengar itu, identitas yang berada di depan matanya hanyalah pemuda biasa dari menantu Keluarga Bai, berani memanggil Bang Naga menjadi Naga Kecil?

Pada saat itu, dia hampir tidak mencurigai bahwa Naga Kecil yang dikatakan oleh Sanfiko Chen adalah orang lain.

Karena keluarnya wanita misterius sebelumnya, ditambah lagi panggilan telepon Bang Naga, Kak Aji menghormati pemuda ini.

Sanfiko Chen menatap ke Johanes dan berkata dengan sedikit senyum: “Sudah bertemu beberapa kali, dan itu sudah beberapa tahun lalu, aku tidak tahu bagaimana Naga Kecil sekarang. Semenjak kamu dibantu oleh Naga Kecil, kamu pasti mengetahui kontaknya, hubungi dia dan katakan bahwa aku sedang bersamamu. Jika dia ada waktu, dia bisa datang dari Kota Nanjing kesini dan katakan aku akan menunggunya untuk menyelesaikan masalah ini.”

Suara Sanfiko Chen sangat rendah dan nada bicaranya seperti dua teman dekat yang sedang mengobrol bersama.

Namun, pembicara tidak bermaksud seperti itu, dan tubuh pendengar sudah bergetar.

Johanes bukan orang bodoh, dia bisa tumbuh dari kakak biasa menjadi lelaki sejati di Purwokerto, ini bukan kebetulan saja, tetapi dia memiliki waktu, tempat dan orang, dengan bantuan pengaturan dan dukungan dari Bang Naga, kalau tidak, dia tidak akan bisa memiliki kejayaannya sekarang!

“Kamu……”

Sebelum Johanes dapat berbicara, ada Maserati putih lainnya berhenti di gerbang rumah Keluarga Bai. Mobil hampir berhenti, tiba-tiba dari mobil turun dengan cepat seseorang dengan kepala botak. Seorang lelaki kepala botak dengan tato naga hitam di keningnya dengan cepat masuk ke dalam.

Ketika para pengawal yang awalnya mengikuti Johanes melihat pria itu muncul, satu per satu mereka berdiri, lalu dengan wajah yang terkagum, berpikir bahwa mereka tahu pria dengan tato naga hitam di kepalanya adalah orang paling hebat dari saudara tertua Johanes.

“Bang Naga? Kamu……kenapa datang kemari?”

Johanes yang awalnya sedang duduk berpikir tentang bagaimana Sanfiko Chen bisa kenal dengan Bang Naga, melihat pria botak yang baru saja masuk, tiba-tiba langsung terbangun dengan wajah yang terkejut……

“Plak!”

Ketika Bang Naga masuk melihat Johanes, dia tanpa ragu sedikit pun langsung menampar wajahnya Johanes.

“Bang……”

Ketika Johanes ingin bertanya, dia melihat Bang Naga telah berjalan ke depan Sanfiko Chen, dia membungkuk dengan hormat, lalu berkata sambil tersenyum: “Tuan muda, Johanes ini tidak mengerti aturan, saat kembali, akan aku bersihkan dengan baik nanti, kamu lihat……”

Tetapi sebelum Sanfiko Chen membuka mulut, sebuah suara tiba-tiba terdengar dari ruang tamu.

“Aku bilang Bang Naga, kamu salah……ini hanyalah seorang pria kecil yang tidak tahu diri, aku lebih baik katakana dia segera mati, dari pada nanti tidak baik untuk Tuan sanfiko!”

Seorang pria jangkung, kuat, berkulit gelap berjalan masuk ke ruang tamu. Ketika dia berbicara, di tangannya muncul sebuah pistol. Pistol itu menghadap ke Johanes, yang biasanya tidak kenal takut.

“Lepaskan ketua kami……”

Pada saat itu, beberapa pengawal hampir secara naluriah maju dan sepertinya ingin bergerak, bagaimanapun, mereka telah mengikuti Johanes selama bertahun-tahun, bertemu situasi seperti ini tentu saja akan bergerak.

“Jangan bergerak, bergerak, maka akan mati!”

Akan tetapi, ketika pengawal bergerak, tiba-tiba beberapa orang yang mengikuti pemuda yang membawa pistol itu, menghadap pistol ke Johanes. Beberapa pengawal Johanes tiba-tiba berkeringat dingin.

Pada saat itu, wajah Johanes telah berubah, kerana dia tahu pria yang menghadap pistol ke kepalanya.

Erwin, pemimpin dunia bawah di Kota Maharayu, dapat dikatakan telah mengubah seluruh struktur Kota Maharayu dalam waktu satu tahun saja.

“Erwin……kamu, kenapa datang juga kemari……”

Kak Aji pada saat itu, terkejut dan segera maju ke depan.

Erwin hanya tersenyum, lalu menatap Sanfiko Chen dan berkata: “Tuan sanfiko, menurutmu, apa yang harus kita lakukan dengan pria ini? Jika tidak baik, maka kubawa dia untuk coba ditembak, bagaimana?”

Mendengar ini, Johanes tidak bisa mengatakan apa-apa, karena dia tidak berani.

Sekarang Erwin dan Bang Naga ada disini, dia langsung menyadari dalam hatinya bahwa Sanfiko Chen, seorang pemuda di depannya, jelas bukan orang biasa.

“Erwin, kamu jangan berbuat masalah, sudah kubilang masalah ini biarkan aku saja yang

“Bagaimana ini bisa disebut menambah masalah? Aku jauh-jauh datang dari Kota Maharayu kesini, kamu tidak bisa dengan perkataan seperti itu mengusirku!”

Mendengar itu, Sanfiko Chen tersenyum tipis.

“Sudahlah, Erwin, ini adalah urusan Bang Naga, biarkan dia yang menanganinya.”

Setelah itu, Sanfiko Chen perlahan berdiri dan berjalan ke Johanes, yang sudah berkeringat dingin, lalu dia tertawa dan berkata: “Aku minta maaf atas masalah putramu, saat kamu kembali, bawa dia pergi ke luar negeri saja, selanjutnya aku tidak ingin melihatnya lagi di Negara ini, dan lagi, jika dia mengganggu Jovitasari, lain kali masalah ini akan aku tangani sendiri.”

Johanes melihat penampilan Sanfiko Chen yang biasa, meskipun masih biasa seperti sebelumnya, tetapi saat dia mengatakan kalimat itu, dia merasakan semacam teror seperti Gunung Tai, yang membuatnya takut dan lemas.

“Tuan muda, kamu tenang saja bahwa ini adalah yang pertama dan terakhir. Jika ada seseorang dari Keluarga Martin tidak menghormati kamu lagi, aku pribadi akan menariknya ke kuburan.”

Wajah Bang Naga sangat serius, kemudian berjalan ke depan Johanes, lalu meraih pistol dari tangan Erwin, kemudian melihat ke Johanes dan berkata: “Berlutut!”

Hah?

Johanes hampir merasa dia tidak mendengarnya dengan jelas.

Tetapi sebelum Johanes bisa berpikir, betisnya sudah kesakitan dan dia langsung berlutur di tanah.

“Minta maaf pada Tuan sanfiko!”

Bang Naga menendang ke betis Johanes.

“Bang Naga, aku......”

Tetapi dia tidak bisa berbicara, mata dingin Bang Naga itu memberitahu dia seperti apa situasinya saat ini. Melihat Erwin perlahan-lahan bermain dengan pistol itu, segera Johanes menatap ke Sanfiko Chen yang tidak memandangnya sama sekali, akhirnya menundukkan kepalanya.

“Tuan sanfiko......aku.....minta maaf.....”

Tetapi di dalam hatinya Johanes tetap saja tidak yakin.

Kali ini, Johanes adalah seorang pecundang besar.

Sanfiko Chen tersenyum tipis, tidak berkata apa-apa, dan kemudian berbalik ke Puspita yang terpana.

“Nenek, aku benar-benar minta maaf, sudah larut malam telah mengganggumu, aku akan pergi sekarang......”

Ketika mendengar ini, Puspita sudah terpana di tempat.

Terlebih lagi, Sanfiko Chen menyapa Erwin dan Bang Naga, berkata bahwa dia akan pulang untuk tidur. Setelah itu, dia langsung tampak berjalan keluar dari vila, lalu mengendarai motor akinya yang sudah tua, lalu menghilang dari gerbang vila.

“Tuan sanfiko, aku punya sesuatu untuk dibicarakan denganmu, tunggu aku......”

Pada saat itu, Erwin berbalik badan dan berlari keluar dari pintu tanpa berpikir sama sekali, kemudian dia naik mobil bisnisnya dan pergi mengikuti Sanfiko Chen......

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu