Menunggumu Kembali - Bab 211 Kalian dihukum mati, dan aku sendiri yang akan mengeksekusinya

Apa yang terjadi?

Hampir seluruh orang yang ada disini tidak bereaksi.

Saat itu, Bernard, yang sadar sejenak dari kejadian ekor mobil yang menghempaskannya tiba-tiba, mencoba untuk melihat siapa orang yang di dalam mobil, tetapi ia hanya melihat tangan yang keluar dari jendela pengemudi, semakin lama semakin besar, lalu meraih lehernya.

Ah!

Orang-orang ada disana sama sekali tidak melihat ada orang, tetapi orang yang mereka pikir adalah bos besar, Bernard, telah dicekik lehernya oleh seseorang.

Tipuan apa ini?

Semua mulut orang disana melebar, dan mereka menelan ludah saat melihatnya.

Yang paling menderita adalah Bernard. Dia sangat menderita. Dia ingin membebaskan dirinya dari cekikan itu, tetapi dia sadar sangat sulit untuk lepas dari genggaman tangannya, bahkan saat ini cekikannya semakin lama semakin erat.

Tampaknya semakin ia melawan, kekuatannya semakin besar.

"Kamu, lepaskan aku ... aku ..."

Pintu mobil Porcshe merah langsung ditendang, lalu Sanfiko perlahan keluar dari mobil.

Meskipun saat itu Sanfiko hanya mengenakan pakaian biasa, tetapi saat ia keluar dari mobil Porsche merahnya, semua orang disana langsung melangkah mundur

Bernard yang besar dan tinggi itu dicekik oleh Sanfiko dan diangkat tinggi-tinggi.

"Sanfiko ..."

Jovitasari yang daritadi sudah mengeluarkan air mata.

Sanfiko menoleh, dan dia bahkan tidak melihat orang-orang yang hadir. Dia langsung melempar Bernard dengan keras, setelah terdengar suara jatuh, Bernard langsung dibantu oleh beberapa temannya.

Bernard yang dibantu berdiri di sana, terbatuk-batuk.

Wajahnya yang sudah dipenuhi memar, dan matanya yang penuh darah.

Dia batuk beberapa kali, dan membuang ludahnya yang dipenuhi darah.

Sanfiko dengan cepat berjalan ke arah Jovitasari, dan kemudian mengangakat Jovitasari.

"Sanfiko ... aku ..."

Tampaknya sangat menyakitkan karena Grecia baru saja mencekik lehernya dalam waktu yang lama.

Agak sulit untuknya untuk bicara, Sanfiko lalu melihat bekas jari berwarna merah di wajah Jovitasari dan bekas jari berwarna merah di lehernya. Seluruh wajahnya tiba-tiba menjadi dingin.

"Jovitasari, kamu tidak usah bicara, ini salahku, aku tidak menjagamu dengan baik."

Sepasang mata Jovitasari memerah saat mendengarkannya, dan air matanya terus mengalir di wajahnya saat ini.

"Sanfiko Chen ..."

"Ternyata kamu ... Sanfiko, kamu datang disaat yang, hari ini aku akan membuatmu membayarnya!"

"Kakak Bernard... anak ini, anak ini adalah Sanfiko! Cepat dan bunuh dia! Bunuh dia ..."

Keke ...

Kak Bernard yang berdiri di sana, pandangan matanya penuh dengan amarah, Bernard telah berada di Penang selama bertahun-tahun, bahkan jika dia bertemu Danny, Danny tidak akan memukulnya secara langsung, tetapi sekarang Bocah yang tidak dikenal itu keliatannya sangat membencinya sampai-sampai dia hampir mencekik mati dirinya.

Orang seperti itu adalah orang yang kejam, tetapi karena orang itu kejam, membuat hati Bernard bahkan menjadi lebih takut, dan dia tidak tahan. Dia tahu bahwa orang seperti itu tidak akan melepaskannya begitu saja. Ditambah, menabraknya langsung dengan mobil Porsche nya, membuktikkan jika orang yang memiliki uang dan kejam tidak dapat tinggal!

"Sanfiko, ayo cepat pergi, bawa nenek pergi dari sini ... orang-orang ini ..."

saat ini, Jovitasari mengkhawatir Sanfiko. Meskipun dia tahu bahwa Sanfiko sangat pandai berkelahi, tetapi baru saja dia melihat bahwa orang-orang itu memegang parang, dan juga begitu banyak orang, sedangkan Sanfiko hanya sendirian. Sepasang tangan akan sulit untuk melawan begitu banyak orang.

"Aku tahu ...Jovitasari, aku akan segera membawamu pulang, kamu duduk saja dulu di dalam mobil."

Sanfiko mencium pipi Jovitasari dengan lembut sambil berbicara, mata Jovitasari berkedip karena kesakitan.

kemudian Sanfiko menekan leher Jovitasari dengan keras, dan Jovitasari pun langsung tertidur pulas.

Saat itu juga, Sanfiko perlahan-lahan memasukkan Jovitasari ke mobil Porschenya, kemudian berbalik dan menatap mata yang melihatnya dengan penuh amarah dan benci.

"Sanfiko, kamu ... apa yang kamu lakukan pada Jovitasari?"

Melihat saat ini Jovitasari yang sedang tertidur di lengan Sanfiko, Puspita bertanya dengan gugup.

Sanfiko tersenyum sedikit, ia hanya melirik Puspita.

Sebenarnya Sanfiko sama sekali tidak begitu suka dengan Puspita, tetapi ketika melihat orang tua yang seperti sedang terkurung dan terlihat kesusahan, kebencian Sanfiko perlahan menghilang.

"Siapa yang memukuli wajah Jovitasari ?"

Hati Sanfiko terasa sakit saat melihat wajah putih Jovitasari merah dan bengkak.

Naga memiliki batas kesabaran, begitu juga dengan Sanfiko, batas kesabarannya adalah Jovitasari.

Meskipun suara Sanfiko terdengar pelan saat ini, seperti sedang berbicara dengan teman baiknya, tetapi nada marahnya dapat didengarkan oleh seluruh orang yang ada disini.

"Sialan ..."

"Kamu sialan berani memukul kak Bernard, Ayoo semuanya maju bersama!"

Saat itu juga, seorang pria muda kekar meraih sebatang besi di tanah dan berteriak.

"Kak Bernard, Sanfiko terlalu sombong. Kau harus membunuhnya. Selama kamu bisa membunuhnya, aku akan menambahkan 20 miliar lagi ke nomor yang aku katakan sebelumnya!"

60miliar!

Kali ini Yogi benar-benar keluar, sekarang dia tidak bisa mundur lagi. Ia membuat Sanfiko tetap disini dan membunuhnya. Bukan hanya Sanfiko saja yang akan dibunuh, tetapi Jovitasari dan nenek tua itu juga.

Sekarang ia tidak bisa mengendalikan sebanyak itu.

Uhuk! Uhuk! ...

Bernard terbatuk dengan keras, lalu berdiri diam, menatap Sanfiko, wajahnya dingin berkata: "Anak muda, kau adalah orang pertama yang membuatku, Bernard menerima kekalahan besar, tetapi hari ini karena beberapa orang akan membayar nyawamu, maka aku harus membuatmu tetap di sini. "

Uang dapat membuat iblis, apalagi dengan 60miliar.

Bagi orang-orang seperti Bernard, 60miliar jelas merupakan angka yang mengerikan.

"Meskipun aku dengar bahwa kau memiliki hubungan dengan Danny, tapi hari ini aku akan menghabisi nyawamu!"

Sanfiko sama sekali tidak menghiraukan Bernard, ia hanya mengarahkan pandangannya pada Yogi.

"Yogi, apakah kamu ingin cari mati?"

"Bajingan sial kau Sanfiko, kematianmu akan segera tiba, dan kamu masih berani bermain-main di depan ku! Kak Bernard, bunuh dia! Bunuh dia!"

Tidak tahu mengapa saat mendengar perkataan Sanfiko, Yogi merasa cemas, dan kegelisahannya bertambah. Karena itu, ia akan berteriak menggila pada Bernard agar Cepat membunuh Sanfiko!

Bernard juga tidak banyak bicara lagi, orang-orang seperti Sanfiko sangat jarang ditemui, ia masih bisa menunjukkan ketenangan saat kematian akan menjemputnya. Tapi apa boleh buat, nyawa 3 orang ini bernilai 60miliar

Dapat dikatakan bahwa mereka sangat terampil dalam menangani ini, tidak hanya tiga nyawa, di pandangan mereka seperti itu!

"Semuanyaa, pastikan ia mati!"

Dengan lambaian tangannya, mereka yang di bawah arahan Bernard bergegas menuju Sanfiko sambil membawa parang.

"Ya, Matikan Sanfiko si sampah itu!"

"Berani berurusan dengan keluarga Yogi, harus mati!"

Grecia saat itu melihat gertakan Sanfiko, segera menunjuk sambil berteriak pada Sanfiko.

"Cari mati!"

Sanfiko hanya mengucapkan dua kata, dia sudah turun tangan.

Alasan mengapa Sanfiko membuat Jovitasari tertidur adalah agar ia bisa dengan bebas menggerakan tangan dan kakinya.

Karena hari ini dia ingin membunuh orang!

Orang-orang ini telah diberi kesempatan!

Hah!

Preman-preman yang menuju ke arah Sanfiko langsung ditendang oleh Sanfiko, dan mereka langsung menjerit dan berguling ke samping sambil kesakitan.

Saat ini, Sanfiko seperti pembunuh handal. Preman-preman yang ada di depannya dibuat seperti anak kecil, mereka dihajar dengan mudahnya.

"Bagaimana mungkin!"

Ketika Bernard mengarahkan parang yang ada di tangannya ke kepala Sanfiko, ia langsung ditendang olehnya, membuat dirinya terbanting di meja DJ.

Hah!

Darahnya langsung tersembur keluar.

Saat ini, Bernard gemetar.

Sanfiko jelas tidak memberinya kesempatan, sebelum dia bangun, dia datang kearahnya dan menginjak tulang kakinya.

Ah!

Kemudian, tanpa berhenti, dia menginjak kakinya yang satu lagi.

Ah!

Bernard saat ini sangat kesakitan, dan teriakannya bergema di seluruh bar Hegel.

Semua orang benar-benar tercengang pada saat ini.

"Baik, diamlah ..."

Ketika Sanfiko berbicara, dia menempatkan kakinya langsung di perut Bernard yang kekar.

Bernard hanya merasa seperti ada batu diatas perut kecilnya yang membuatnya sulit untuk berbicara.

Tapi dia tidak berani untuk bersuara.

"Sekarang beri tahu aku, siapa yang melukai wajah Jovitasari?"

"Apakah kamu?"

Sambil Sanfiko bertanya, kekuatan kakinya bertambah sedikit demi sedikit, dan Bernard terus gemetar.

"Bukan ... Bukan saya..."

Dia menggelengkan kepalanya sambil mengucapkan dua kata itu dengan gemetar.

"Itu ..."

Kaki Sanfiko menginjak lebih keras lagi.

"Itu dia, dia ... dia yang terus memukuli Nona Jovitasari dan hampir mencekiknya mati!"

Pada saat ini, dia tidak berani menggerakkan dadanya, ia langsung menunjuk Grecia dan menjawab dengan cemas.

Ketika Sanfiko mendengarnya, matanya dingin, dan ketika dia berbalik, dia membanting kakinya dengan keras dan turun.

Hah!

Darah mengucur langsung dari mulut Bernard. Bernard yang berpikir telah mengalihkan perhatian Sanfiko, segera diinjak berkali-kali oleh Sanfiko.

Membalikkan badan, Sanfiko menatap Grecia, yang sudah tertegun dan terpana.

"Sanfiko ... Sanfiko ... apa yang kamu lakukan, apakah kamu tahu ini melanggar hukum?"

Kamu ...

Grecia terus gemetar saat berbicara, suaranya bergetar.

Tapi Sanfiko tidak berhenti, berjalan kearahnya selangkah demi selangkah.

Mendengar kata-kata Grecia, Sanfiko tertawa dingin.

"Kalau begitu kamu akan dijatuhi hukuman mati, aku sendiri yang akan mengeksekusimu!"

Suara itu dikatakan dengan dingin, Grecia tidak berani menatap mata Sanfiko, dan segera menoleh dan berlari ...

"Tolong! ... Tolong akuu ..."

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu