Menunggumu Kembali - Bab 80 Kuijinkan kamu tidur diatas ranjangku

Ketika Sanfiko selesai mencuci, dia berdiri di balkon dan melihat ke bawah.

Mobil porsche mewah berhenti di bawah seperti ular perak yang berkelok-kelok di malam hari.

Jovitasari keluar dari mobil.

Sanfiko merasa lega, lalu pergi ke kamar dan menyiapkan secangkir teh untuk menetralisirkan alkoholnya.

"Bu, apa yang kamu bicarakan? Tuan luiz hanya kebetulan mengantarku pulang ..."

Begitu pintu terbuka, Jovitasari, yang sedang masuk tergesa-gesa terlihat emosi.

"Ngomong-ngomong, aku baru saja melihat orang orang berbalik, ada pria yang baru saja membawamu kembali. Pria muda itu tampan. Siapa namanya, ia mengendarai mobil mewah, seharusnya seorang bos perusahaan bukan?"

wajah Rita penuh kejutan. Lagi pula, di matanya, ia semakin tidak senang pada Sanfiko. Sekarang yang paling dia inginkan adalah membuat Sanfiko dan Jovitasari bercerai. Hanya dengan cara inilah Rita benar-benar dapat merubah nasib anak perempuannya itu.

Dan sekarang Rita semakin merasa bahwa putrinya harus menikah dengan pria kaya dan hidup bahagia.

Keluarga mereka harus tinggal di villa dan mengendarai mobil mewah.

Sebelumnya Albet Saputra dan Billy sudah dalam pertimbangannya.

Dan sekarang muncul bos misterius lain yang mengantar putrinya pulang.

"Bu, apa yang ibu pikirkan, Tuan luiz adalah orang yang bertanggung jawab atas Industri Bir Sumedang, dan kami akan menjadi orang yang bertanggung jawab atas Kerjasama Industri Sorgum Sanjaya dengan Tuan Kota Penang."

saat itu Jovitasari telah berada di sebelah Sanfiko, dan kemudian menatap Sanfiko dengan mata meminta maaf.

Sanfiko tidak peduli, dan kemudian menyerahkan upacara minum teh pada Jovitasari: "Minumlah teh ini sedikit."

Jovitasari mengangguk.

"Jadi bisa dibilang, orang yang menemanimu makan malamini adalah pemuda itu?"

Rita sama sekali tidak peduli apa yang dikatakan Jovitasari, matanya sudah bersinar keluar.

"Orang itu sudah mengantarmu pulang, bisa dilihat Tuan luiz masih sangat peduli padamu, Jovitasari kau jangan menyerah. Pemuda yang begitu baik ... lebih baik dari beberapa orang!"

Ia ia mengucapkan itu, ia sambil melihat Sanfiko.

Sanfiko tersenyum sedikit, dan tidak peduli apa kata ibu mertuanya.

Untuk Luiz ia merasa lega.

Jovitasari tidak ingin mendengarkan ocehan ibunya lagi, dia langsung menarik Sanfiko masuk ke dalam kamar.

"Yah ... Jovitasari, Wanita ini ..."

Saat itu Michael baru masuk.

"Michael, kemarilah, aku akan memberitahumu ..."

Michael menggelengkan kepalanya untuk sementara waktu, tetapi dia tidak punya pilihan selain mengikuti Rita duduk di sofa dan mendengarkan berbagai ocehan Rita tentang Luiz.

"Michael, aku dengar dari Jovitasari bahwa pemuda itu adalah orang yang bertanggung jawab atas industri bir Sumedang, apakah betul?"

Michael mengangguk.

Dia juga sangat terkejut melihatnya, bahkan saat makan malam, ia sudah mengetahui bahwa putrinya sudah berhasil menegosiasikan kontrak.

Dia juga merasa sangat senang. Bagaimanapun, Industri Sorgum Sanjaya benar-benar akan kembali hidup.

Ini adalah kerja kerasnya.

"Apa pendapatmu jika anak kita Jovitasari bersama dengan Luiz? Ku pikir ini adalah pasangan yang cocok, tidak seperti Sanfiko, semakin lama aku semakin kesal melihatnya."

"Kamu, kamu ..."

"Aku bilang Lao Bai, bagain=mana denganmu?"

Michael menghela nafas: "Jika itu benar-benar terjadi, itu akan sangat bagus. Lagipula, aku tahu bahwa Tuan luiz itu muda dan menjanjikan. Setelah tiga tahun kuliah, dia telah mencapai keberhasilannya hari ini. Dia mungkin sedikit lebih muda dari Jovitasari. "

"Haha, itu tidak masalah. Jika ada waktu kosong aku akan menemui Tuan luiz untuk membicarakan ini, Jovitasari sangat hebat."

"Kau jangan membuat kekacauan?"

"Bagaimana aku membuat kekacauan ..."

"Ngomong-ngomong, dalam kurun satu bulan ini sampah itu akan bercerai dengan Jovitasari. Begitu banyak pemuda yang menyukai Jovitasari, aku tidak bisa memilih. Ngomong - ngomong, lusa, Billy akan membeli Perusahaan kosmetik Indobeauty, dan juga ia Meneleponku dan mengajak keluarga kita pergi ke konferensi pers saat dia tiba. Apa kamu akan pergi? Disana akan ada banyak hadiah yang akan diberikan, Billy juga bilang, ia sudah menyiapkan kursi VIP dan menyiapkan hadiah besar. "

Michael melirik istrinya.

Ia semakin merasa bahwa istri nya benar-benar mengerikan.

"Aku tidak pergi, jika kamu ingin pergi, pergilah sendiri!"

Setelah selesai, Michael berdiri dan berjalan menuju kamar.

Rita mendengus dingin.

"Yasudah kalo kamu tidak mau pergi, aku akan pergi senidiri! Huh!"

...

setelah lampu di kamar tidur dimatikan, detak jantungku terus berdebar kencang.

"Sanfiko, itu ..."

Jovitasari berbalik untuk melihat Sanfiko, dan ingin berbicara tapi terpotong.

Sanfiko, yang sedang berbaring di ranjangnya, tidak berbicara. Dia membalikkan punggungnya ke samping dan membelakangi Jovitasari.

"sanfiko ..."

Jovitasari memanggilnya lagi.

"Apakah kamu akan tidur di atas sini?"

Sedikit malu, Sanfiko merasa malam ini Jovitasari yang minum terlalu banyak menjadi sedikit berani.

"Tidak , nanti kamu tidak bisa tidur."

Kata Sanfiko sengaja menjawab dengan nada terpaksa.

"Itu ... aku memakai lipstik kesukaanmu malam ini."

Suara Jovitasari semakin lama semakin kecil, mendengarnya, sanfiko merasa hatinya bergetar.

"Aku akan membiarkanmu tidur di tempat tidurku lah ..."

Suara Jovitasari sedikit marah.

Sanfiko berbalik dan melihat Jovitasari dibawah sinar bulan, tidak tertutup selimut. Lekukan yang indah membuat Sanfiko merasa agak tidak tahan.

Bagaimanapun, dia juga seorang laki-laki. Bagaimana mungkin ia bisa menahan godaan dari seorang wanita seperti Jovitasari, dan lagi seorang wanita yang hanya dengan piyama tipis, dan sedang sedikit mabuk.

Sanfiko berbaring dengan sedikit menahan diri di depan Jovitasari.

saat ini Jovitasari juga agak terkendali. Meskipun dia sedang sedikit mabuk dan berani, tetapi ini pertama kalinya ia melakukan ini.

Jovitasari meletakkan tangannya di dada Sanfiko.

Merasakan detak jantung Sanfiko.

Membuka mulutnya dan berbisik di telinga Sanfiko: "Sanfiko, terima kasih."

Sanfiko hanya merasakan badannya terasa panas. Dengan napas panas dan lembab di telinganya menyebar ke seluruh tubuh, dia sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan Jovitasari, ia berbalik dan meletakkan tangannya pada Jovitasari.

saat itu, Jovitasari tidak melarikan diri, tetapi memandang Sanfiko, mukanya memerah ... Sanfiko bisa merasakan semacam cinta yang menyebar di bawah sinar bulan.

"Jovitasari, untukmu, aku bersedia melakukan apa saja, selama kamu bahagia!"

Sambil bicara Sanfiko yang selama tiga tahun ini baru pertama kali berbaring memeluk Jovitasari di tempat tidur.

Saat itu juga, Jovitasari meletakkan kepalanya di dada Sanfiko. Meskipun dia tidak terbiasa, perasaan itu membuat jantungnya berdebar kencang.

Dengan ini kedua orang itu tidak bicara dalam waktu lama.

Menunggu keberanian Jovitasari untuk bicara, terdengar suara jantung Sanfiko yang berdebar-debar.

Melihat keatas, ternyata Sanfiko yang sedang memeluknya telah terlelap.

Jovitasari menatap Sanfiko dengan jarak yang sangat dekat, pria yang tidur di samping tempat tidurnya selama tiga tahun.

Tiga tahun yang lalu, Jovitasari menikahi pria ini hanya karena ia bilang “Jovitasari, aku mencintaimu, aku akan membuatmu bahagia nanti”. Meskipun Jovitasari tidak melihat Sanfiko mengasilkan banyak uang seperti pria lainnya, tidak membelikan ia villa atau mobil mewah, tetapi selama tiga tahun ini ia mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, dan tetap membuat rumah tetap terjaga.

Tidak peduli apa yang orangtuanya lakukan padanya, dia tidak pernah mengeluh.

Dia bergegas keluar untuk melindungi dirinya sendiri saat dia benar-benar tertekan.

Hanya di pelukannya, Jovitasari benar-benar dapat merilekskan tubuh dan pikirannya.

Meskipun kadang juga ada sedikit emosi, ia tetap memberikan yang terbaik untuknya.

Pria seperti itu, persyaratan apalagi yang dia perlukan?

Seandainya Sanfiko menyelesaikan kerja sama dengan Industri Bir Sumedang melalui panggilan telepon, mungkin Jovitasari tidak akan memikirkan masa lalu Sanfiko, tetapi sekarang ia hanya ingin mengenal pria yang memeluk dirinya dan tidur di tempat tidurnya, pengalaman apa yang pernah ia lalui.

Dengan lembut ia menaikan kepalanya, menciumnya tepat di bibir tebal Sanfiko.

Wajahnya memerah, dan dia segera kembali ke pelukan Sanfiko dan menutup matanya dengan erat.

Pada saat ini, jantungnya berdetak sangat ...

Tetapi yang Jovitasari tidak ketahui adalah Sanfiko yang daritadi belum tidur. Ketika Jovitasari mencium bibirnya, jantung Sanfiko berdetak sangat kencang.

Ketika Jovitasari tampak tertidur di pelukannya, dia mengulurkan tangannya dan memeluk erat istrinya yang selama tiga tahun ini tidur bersama dalam satu kamar tapi beda ranjang.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu