Menunggumu Kembali - Bab 10 Ketulusan hati yang asli dan palsu

“Benar, sudah sebesar apa, dan masih tidak tahu malu…………….orang lain memberikan bir anggur, kamu juga memberikan bir anggur, tidak tahu untuk mengganti barang lain. Bukankah ini menampar wajah sendiri? Aku merasa sangat memalukan…….”

Disatu sisi, Nusrini tidak merasa itu masalah besar, malah menambahkan minyak ke dalam api.

Meskipun Albet Saputra yang berdiri didepan pintu kelihatan tenang tetapi hatinya sangat bersemangat, ini adalah hasil yang dia inginkan.

Dalam hati berpikir bahwa hari ini harus menginjak-injak pengecut yang tidak tahu dari mana ini.

“Baiklah, jangan bilang lagi. Makanlah!”

Pada saat ini, Michael melihat Sanfiko Chen yang berdiri disana, dengan perlahan-lahan menurunkan botol bir anggur ditangannya, lalu menggelengkan kepala, tetapi bagaimanapun juga, Sanfiko Chen juga merupakan anggota keluarga Bai, sementara Albet Saputra yang ada didepannya hanyalah orang luar.

Tetapi saat ini, bagaimana mungkin Michael tidak bisa melihat bahwa istrinya yang membuat adegan di ulang tahunnya sendiri, tetapi dia juga tidak menyangka bahwa Sanfiko Chen sangat pengecut.

Michael sudah mengeluarkan suara, dan segera beberapa orang berhenti bicara, lalu mengikuti Michael berjalan langsung ke meja yang penuh makanan dan duduk.

Michael masih memegang kotak kulit itu, dan menyentuh huruf-huruf bahasa inggris yang tidak dikenalnya.

Michael, yang telah berurusan dengan bir anggur untuk sebagian besar hidupnya, secara alami tahu bahwa nilai dari bir anggur merah Petrus.

Barang ini bukanlah bisa langsung dibeli jika ada uang. Tentu saja, pandangan Michael terhadap Albet Saputra juga telah mengalami beberapa perubahan halus.

“Albet, kamu sudah repot. Paman sangat menyukai hadiah yang kamu beri.”

Michael menatapi kotak bir anggur kulit yang cantik itu lagi dan lagi. Semua orang yang hadir dapat melihat bahwa Michael sangat menyukainya.

“Hahaha, selama paman senang maka baguslah. Aku membelinya di gudang bir anggur dirumah temanku ketika aku belajar diluar negeri, ketika mendengar bahwa hari ini paman ulang tahun, aku langsung mengambil sebotol bir anggur dan tidak mempersiapkan barang lain, tidak begitu bernilai, jika paman menyukainya lain kali aku akan mendapatkan beberapa botol lagi untuk paman.”

Setelah mendengar pujian dari Michael, Albet Saputra segera mengangkat kepalanya yang dirasanya tampan, lalu memandang Sanfiko Chen secara provokatif, dan kemudian memandang Michael dengan sopan dan penuh hormat.

“Anak ini sangat sopan, dia memang orang yang berpendidikan tinggi, tidak seperti beberapa orang, tidak tahu berasal dari tempat terpencil mana, dan ketika melihatnya terasa sangat menjengkelkan.”

Rita memuji Albet Saputra sambil memberikan sayur kepiringnya, dan masih tidak lupa untuk membenci Sanfiko Chen yang duduk di sisi lainnya.

Jovita Sari yang duduk disatu sisi, secara alami melihat botol bir anggur biru yang baru saja dipegang Sanfiko Chen ditangannya, lalu tersenyum dan berkata: “Ayah, Sanfiko juga membelikanmu bir anggur, kalau tidak malam ini, kita minum punya Sanfiko saja.”

Selama berbicara, kaki Jovita Sari sedikit menyenggol Sanfiko Chen yang duduk disampingnya, itu sudah sangat jelas, bahwa dia menyuruh Sanfiko Chen untuk perfoma dengan bagus.

“Huh, dengan bir anggur yang dibawanya bisa ada bir anggur bagus apa didalamnya? Gaji sebulan kakak ipar hanya begitu sedikit, takutnya dia bahkan tidak mampu untuk membeli sudut paket bir anggur terkenal yang diberikan oleh pria tampan Albet.”

Nusrini menyindir secara langsung.

“Benar juga, aku pergi membuka pembuka botol. Albet, malam ini kamu harus menemani Michael minum lebih banyak, lalu bertukar pengalaman bisnis…..”

Rita tidak menganggap Sanfiko Chen sama sekali.

Sanfiko Chen yang duduk disana, melihat raut wajah Jovita Sari yang duduk disebelahnya menjadi sedikit suram, dia dengan perlahan berkata: “Baik tidak nya sebuah bir anggur, juga lihat bagaimana mengatakannya.”

Beberapa orang ditempat itu tampaknya tidak menyangka Sanfiko Chen akan berbicara disaat ini.

Mereka semua memandang kearahnya.

Sanfiko Chen lanjut berkata: “Menurutku, bir anggur hanyalah sejenis minuman, dan tidak perlu untuk mengejar merek apapun secara berlebihan. Yang paling penting adalah rasanya sendiri dan suasana hati peminumnya.”

Setelah mendengarkan ini, Jovita Sari yang duduk disampingnya tidak bisa menahan senyum pahit, dan terlebih lagi hatinya sedikit tidak tahu harus mengatakan apa.

Awalnya, ayahnya kembali hari ini dan dia berpikir untuk membiarkan Sanfiko Chen untuk perfoma dengan bagus, dan melihat apakah dia bisa pergi ke pabrik bir anggur keluarganya untuk membantu. Dia bisa bekerja keras selama beberapa tahun, kemudian nantinya akan mencapai tingkat yang lebih tinggi, dan nantinya dia akan membantu ayahnya di perusahaan. Dengan begini maka dia bisa terlepas dari pengecut yang malas, tidak menuntut untuk membuat kemajuan, dan membiarkan kedua orangtua dan adiknya secara perlahan menerimanya.

Tetapi siapa yang menyangka bahwa Albet Saputra juga datang hari ini, perbedaan keduanya sangatlah jelas, tiba-tiba dia merasa sedikit berkecil hati.

Michael sudah mulai membuat bir anggur ketika dia masih sangat muda. Secara alami, dia sangat tertanam dengan budaya bir anggur. Mendengar Sanfiko Chen berkata begitu, dia tidak bisa menahan untuk menggelengkan kepalanya, dan nilai untuk Sanfiko Chen didalam hati telah berkurang.

Pada saat ini, Albet Saputra tidak bisa menahannya dan tersenyum datar, menunjukkan sikap yang anggun.

Lagipula, sekarang dia telah memenangkan permainan, dia tanpa sedikit keraguan menembaknya didepan Jovita Sari, lalu segera menatap Sanfiko Chen dan berkata: “Sanfiko, ini kesalahanmu. bir anggur adalah salah satu dari minuman, itu adalah teori yang sangat dangkal, setiap bir anggur memiliki budayanya sendiri, apakah itu adalah budaya bir anggur negara kita ataupun bir anggur merah luar negeri……”

Sambil berbicara dia perlahan membuka kotak bir anggur kulit yang ditangannya, memperlihatkan satu botol bir anggur merah dengan kemasan yang sangat cantik dan botol bir anggur yang sangat bagus.

“Dan juga hari ini adalah ulang tahun Paman, memberikan hadiah kepada Paman, juga mewakili ketulusan hatinya sendiri.”

Saat berbicara, Albet Saputra menyerahkan botol bir anggur merah cantik itu ke Michael. Disisi lain, Michael juga sangat tidak sabar lagi, bagaimanapun, Petrus adalah bir anggur merah top dunia. Total produksi setiap tahun tidak lebih dari 30 ribu botol, dan harganya mencapai puluhan juta.

Meskipun Michael telah berurusan dengan bir anggur selama bertahun-tahun, dia bahkan tidak pernah melihat Petrus sesungguhnya.

Ini adalah pertama kalinya, secara alami dia akan melihatnya secara teliti….

“Benar, bagaimana kamu bisa membandingan produk murahanmu itu dengan bir anggur merah terbaik dari pria tampan Albet? Apakah ini adalah ketulusan hatimu?”

“Nusrini, sudah cukup.”

Disatu sisi, Jovita Sari semakin merasa malu dan kecewa.

Dan menahan seluruh amarahnya. Ini adalah pertama kalinya dia merasa sangat tidak berdaya.

Hatinya bahkan lebih rumit, tidak tahu apa yang harus dirinya lakukan sekarang.

Dikatain oleh Jovita Sari, Nusrini sudah diam.

Sanfiko Chen selalu memusatkan perhatiannya kepada Istrinya, dia melihat raut wajah rumit memerah nya Jovita Sari, dengan langsung dia juga marah.

Mengulurkan tangan dan perlahan menepuk bagian belakang Jovita Sari.

“Memang benar memberikan hadiah mewakili ketulusan hati, tetapi kamu membawa sebotol bir anggur palsu untuk memberikannya kepada orang, apakah ini adalah ketulusanmu?”

Saat berbicara, Sanfiko Chen melihat bir anggur merah cantik itu yang dipegang dan dipelajari dengan teliti oleh ayah mertuanya.

Awalnya, Sanfiko Chen tidak ingin menghancurkan ulang tahun Ayah mertuanya karena masalah ini. Lagipula, meskipun Michael tidak begitu mempedulikannya, tetapi setidaknya dia tidak menyindirnya secara langsung dan tetap diam.

Dan ketika Jovita Sari berbicara dengannya pada siang hari, Sanfiko Chen juga tahu apa yang dimaksud istrinya. Dia ingin menyuruhnya perfoma dengan bagus, dan kemudian membiarkan ayah mertuanya membantunya.

Kalau tidak, Sanfiko Chen juga tidak akan meminta Vira Saphira untuk mempersiapkan hadiah ulang tahun untuknya dengan serius.

Hanya saja tidak disangka bahwa Albet Saputra juga akan muncul disini, dan tampak jelas itu ditujukan pada dirinya. Dia secara alami, tidak akan peduli pada Ibu mertua dan adik iparnya, tetapi terhadap Albet Saputra, Sanfiko Chen pasti tidak akan melepaskannya. Dari kejadian kemarin dia telah bisa melihatnya bahwa Albet Saputra memiliki pemikiran yang tidak bagus tentang istrinya.

“Apa?”

Mendengar perkataan Sanfiko Chen, dengan langsung mereka semua menatapnya.

Wajah Jovita Sari bahkan lebih terkejut, dan diikuti oleh keraguan dan kekhawatiran.

Dia dan Sanfiko Chen telah bersama selama 3 tahun, dia sangat tahu jelas Sanfiko Chen memiliki kemampuan apa, awalnya dia akan baik-baik saja jika dia tidak berbicara, bukankah ini dia ingin menampar wajahnya sendiri?

Albet Saputra adalah seorang bos perusahaan, golongan atas, dan dibelakangnya masih ada Keluarga Fang, bagaimana mungkin dia bisa memberikan bir anggur palsu kepada orang lain?

Dan disisi lain, itu adalah bos bir anggur Sanjaya, Michael.

Seorang senior yang sudah berurusan dengan bir anggur untuk sebagian hidupnya.

Secara alami, pemikiran beberapa orang sama dengan Jovita Sari.

“Omong kosong, Sanfiko Chen, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu katakan hari ini, beraninya kamu mengatakan bahwa aku memberikan bir anggur palsu kepada Paman? Apakah kamu tahu jenis bir anggur ini? Berapa harganya? Apakah kamu mengerti tentang bir anggur?”

Albet Saputra hampir bangkit dari tempat duduknya, dengan marah menatap Sanfiko Chen, yang masih duduk disana dengan wajah tenang.

“Albet, tenanglah tenanglah, dia hanyalah seorang penjaga keamanan, apa yang dia tahu!”

Rita tidak menyangka bahwa Sanfiko berani berbicara seperti ini hari ini, dan dengan segera menenangkan Albet Saputra.

Sanfiko Chen malah tersenyum datar, mengangkat kepala melihat wajah Albet Saputra yang marah, lalu berkata: “Aku mengatakan bahwa bir anggur yang kamu berikan kepada Ayah, itu palsu! Kenapa, sudah terbongkar dan merasa sangat jengkel?”

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu