Menunggumu Kembali - Bab 257 Tidak Tenang

Apa?

Hah?

Tamparan ini, tidak hanya sebelumnya memasukkan tangannya ke saku, seorang asisten melawan orang yang kaya raya Rudi memberikannya kekacauan, bahkan orang-orang yang hadir disini sangat tercengang.

Seseorang menggosok matanya dengan keras, lalu mencubit-cubit kulitnya sendiri.

"Apakah ini semua benar?"

"Lelaki dari Jovitasari, sudah memukul tuan Rudi ?"

"Ini.... sepertinya mau cari mati kah? "

"Ini sama seperti bunuh diri !"

Mendengar perkataan ini, kemudian melihat Rudi yang sedang kesakitan memegang wajahnya disana, dan merasa tidak percaya diri lagi, hati Jovitasari menjadi semakin tidak tenang.

Sebagai warga Kota Sumedang, Jovitasari sudah tahu kedudukan dan status keluarga Tang, kemampuan dan kekuasaannya di Kota Sumedang sama sekali belum ada yang bisa menandinginya, tapi sekarang tanpa terduga Sanfiko Chen malah langsung menampar Rudi, tentu saja Rudi tidak akan membiarkannya begitu saja.

"kamu, berani menampar aku?"

Sanfiko Chen tidak berkata apa-apa hanya menatap dingin Rudi yang sedang tercengang dan kesakitan memegang wajahnya.

Sangat jelas sekali jika bukan karna rasa sakit di wajahnya, Rudi sedikitpun tidak berani percaya kalau dia bisa di tampar oleh seorang pemuda yang tidak dikenalnya.

"Nak, aku tidak peduli kamu siapa, hari ini aku berani menjamin kamu tidak akan bisa keluar dari pintu utama hotel ini, siapa orang yang berani menampar aku Rudi ?"

plak!

Sanfiko Chen tanpa berbicara sedikitpun, melangkah maju dan sekali lagi menampar kembali Rudi yang dari tadi tidak berhenti berbicara.

Saat Rudi menjerit kesakitan, Sanfiko Chen yang setelah menampar wajah Rudi kali ini dia tidak berhenti begitu saja, malahan terus-menerus berjalan menuju ke arah Rudi.

Hehe!

Hah!

Saat ini seluruh badan Rudi gemetaran, dia memegang wajahnya yang sedang kesakitan, mulutnya penuh dengan darah, dan memuntahkan gigi yang telah patah dan penuh darah.

"Kamu......"

Sampai saat ini, orang-orang yang berada disana saling bertatapan, lalu melihat tatapan mata Sanfiko Chen yang begitu menakutkan sehingga mereka merasa seperti melihat hantu.

Berbagai macam tingkah laku Sanfiko Chen telah membuat orang-orang sama sekali tidak mengerti, lebih tidak mungkin lagi menggunakan pandangan orang awam untuk mengerti maksudnya.

Malahan Jovitasari yang saat itu duduk di sana merasa tercengang, lalu tidak menyangka saat melihat Sanfiko Chen yang seperti orang lain, berbeda jauh dengan sikap seharinya yang begitu ramah dan suka mengalah.

"Aku ingin membunuhmu!" kamu bajingan! berani sekali memukulku! aku ingin membunuh semua orang di keluargamu!"

Saat itu Rudi langsung berdiri.

"Reeu, kamu tidak perlu ikut campur!"

Reeu yang sudah berjalan selangkah di depan, langsung segera dihalangi oleh Rudi.

"Nama kamu siapa, aku Rudi belum pernah bermusuhan dengan orang yang tak ku kenal, tapi hari ini pengeculian, karena kamu telah membuatku marah!"

Saat Rudi ingin melangkah maju, Sanfiko Chen sudah terlebih dulu bertindak, dan tiba-tiba tanpa disadari dia sudah berada di depan Rudi, kemudian menendang perut Rudi.

Rudi yang malang, seorang tuan muda keluarga Tang di kota Sumedang yang berpenampilan gagah, dengan mudah langsung ditendang keluar oleh Sanfiko Chen, sedikitpun kesempatan untuk membalas tidak diberikan kepadanya, malahan dia jatuh berlutut di lantai sambil kesakitan memegang perutnya, dan setelah sekian lama sedikit kata pun tidak terucap keluar.

Mengejutkan!

Saat ini suasana di aula tiba-tiba menjadi hening, bahkan terasa sangat tegang.

"Anak muda, sudah sangat keterlaluan?"

Reeu yang sebelumnya disuruh tidak usah ikut campur oleh Rudi melangkah dengan wajah suram, sebagai pengawal yang disewa oleh Keluarga Tang, Reeu bukanlah orang biasa, dia adalah seorang taekwondo sejati, walaupun dalam masyarakat dengan perkembangan teknologi yang tinggi sekarang ini, mereka mengaku menjadi pengawal sepenuhnya di sebuah lembaga taekwondo, padahal mereka tidak sama dengan pengawal biasanya, karena mereka juga punya jurus andalan sendiri.

Dari awal Sanfiko Chen sudah memperhatikan Reeu, saat ini dia menatap dingin ke arahnya, dan tanpa mempedulikannya dia berkata :"mungkin saja."

Selesai berbicara Sanfiko Chen meneruskan langkahnya menuju ke arah Rudi.

Sebelumnya dia sudah mengatakan ingin Rudi berlutut di satu sisi, pasti dia akan membiarkannya berlutut, tapi saat ini Rudi sambil memegang perutnya dan berusaha berdiri tegak.

"Anak muda, jadi orang harus meninggalkan kesan baik, biar kelak mudah bertemu kembali."

Langkah Sanfiko Chen terhenti sejenak, lalu dengan pelan mengucapkan tiga kata.

"Tidak butuh!"

Sewenang-wenang.

Keterlaluan!

Meskipun hati Jovitasari saat ini tidak tenang, tapi diwaktu yang sama dia juga merasa sangat terharu, ini pertama kali dia melihat suaminya Sanfiko Chen begitu berwibawa dan tegas, apalagi ketika dia menangani orang-orang yang bertindak sewenang-wenangnya, membuat penampilannya berbeda, tapi lelaki misterius menaklukkannya.

"Sombong!"

Reeu mulai marah, dia yang semula kedudukannya cukup tinggi di antara para pengawal Keluarga Tang, setiap saat selalu berada di samping tuan muda Rudi, hal ini membuatnya merasa sombong dan angkuh, sehingga selalu menganggap rendah orang lain, dan merasa tidak perlu melakukan apa-apa.

Tapi hari ini, dia tidak akan membiarkan pemuda ini mempermalukan Rudi lagi, ini sama dengan sedang mempermalukan aku Reeu.

Minum!

Satu kata minum, membuat Reeu langsung bergerak.

Walaupun tindakan Reeu tidak begitu kejam, tapi semuanya seperti sudah di rencanakan dengan teliti, dan terkesan alami.

Tidak perlu berpikir untuk belajar taekwondo, bagi Sanfiko Chen hanya dengan latihan sendiri dalam waktu yang panjang dengan cara menyelaraskan antara pukulan dan tendangan maka dia sudah bisa menguasainya.

Menghadapi pukulan yang keras, Sanfiko Chen sama sekali tidak ingin menghindarinya, malahan dia langsung membalikkan badannya membalas pukulan tersebut.

Dua pukulan beradu keras.

Sanfiko Chen perlahan-lahan mundur selangkah, tapi Reeu malah mundur sampai empat lima langkah, disaat yang bersamaan kepalan tangannya mulai memerah, bahkan tidak bisa membuka jari-jari tangannya, dan dia terkejut melihat Sanfiko Chen yang masih berdiri disana.

"Anak muda, kamu ini sebetulnya siapa?"

Kepalan tangan yang kuat, tidak kalah kuat kekuatannya dengan beberapa orang pembunuh tingkat internasional.

Apalagi kehadirannya di Kota Sumedang, tentu saja Reeu telah menjadi perhatian dia.

"Kamu masih tidak pantas untuk mengetahuinya!"

Jawaban Sanfiko Chen membuat Reeu termenung, walaupun dia sudah sering bertemu dengan orang yang kuat, tapi saat ini hampir tidak berani lagi bertindak**, karena satu pukulannya barusan telah menyadarkannya bahwa dia bukan tandingan pemuda ini.

"Reeu, kamu cepat bertindak, segera habisi bajingan ini, hari ini aku ingin semua orang disini melihat mayatnya! "

Emosi!

Rudi memuntahkan darah, dan dengan gemetar berdiri, kelak tidak akan ada lagi dia yang dulunya seorang pemuda anggun, dan pemuda yang mempunyai martabat tinggi.

Tuan muda Tang, tenang saja, aku segera telpon Tuan besar ke-3.

Dalam waktu singkat sudah bisa mengambil keputusan, Robby tidak seperti Reeu yang mengetahui jelas situasi yang sebenarnya, yang dia tahu pemuda di hadapannya mempunyai kemampuan yang tidak biasa, apalagi sejak kehadirannya disini, lebih membuktikan kalau dia mempunyai peranan penting.

Harus diselesaikan dengan hati-hati.

"Bagus, bagus, telpon ayah, biar dia datang membantu aku balas dendam!"

Sanfiko Chen mengangguk kepala.

"Benar juga, suruh saja orang yang biasanya bertanggung jawab menyelesaikan masalah di Keluarga Tang kemari, tapi bagaimanapun juga, kamu, berlutut dulu, karena kamu sudah membuat keributan!"

Sanfiko Chen sambil berbicara selangkah demi selangkah berjalan menuju ke arah Rudi.

"Kamu, kamu bajingan, mau apa kamu?"

"Anak muda......."

Keluar!

Sanfiko Chen membalikkan badan melihat sinis ke arah Reeu, padahal sebelumnya dia sudah menendang perut Rudi, sehingga Rudi langsung jatuh berlutut di lantai, dan menahan sakit untuk berdiri, lalu tangan Sanfiko Chen dengan kuat menekan bahunya, bahkan dia merasakan seperti bahunya akan segera patah.

"Kamu..... tunggu ayahku kemari, pasti kamu akan mati "

Sanfiko Chen mengangguk kepala, kemudian dengan suara pelan berkata : "kalau kamu berani berdiri, akan aku patahkan kakimu!"

Selesai berbicara Sanfiko Chen pelan-pelan berjalan menuju tempat duduknya semula, kemudian duduk kembali.

Semua orang yang berada disana langsung menatap Sanfiko Chen, sedikitpun tidak berani berbicara.

Dan Reeu sudah menelpon ayahnya Rudi, melihat tabiat dan temperamen dari Keluarga Tang, kejadian ini pasti tidak akan dibiarkan begitu saja dan akan diperhitungankan dengan jelas.

Sangat jelas sekali, dalam hati setiap orang, sudah mengerti, jika ayahnya Rudi mengetahui kabar ini dan segera datang kemari, maka saat itu adalah waktu kematian Sanfiko Chen.

"Hehe, Jovitasari, jangan bilang aku tidak mengingatkanmu, jika Keluarga Zhang dan Keluarga Tang sudah datang kemari, kamu tidak perlu mengatakan hubungan kamu dengan pria bodoh ini, jika tidak, kamu juga akan berakhir dengan sengsara dan menderita!"

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu