Menunggumu Kembali - Bab 202 Maaf, sudah Geram

Semua ribut.

Penampilan Sanfiko Chen hari ini benar-benar di luar ekspetasi mereka, seolah-olah seperti orang bisu yang sebelumnya tidak bisa berbicara tiba-tiba memarahi orang, itu membuat mereka terkejut sampai tidak bisa berkata-kata sama sekali.

Sampai-sampai Jovitasari yang siang dan malam selalu bersama Sanfiko Chen, pada saat itu melongok melihat punggung familiar yang berdiri membelakanginya.

Ini adalah Sanfiko Chen, Sanfikoku.

Melihat Sanfiko Chen yang perkasa, hati Jovitasari terus berdebar-debar.

Wajahnya yang halus kemerah-merahan, begitu menawan, membuat orang ingin terus melihat.

Martin yang berdiri disana, meskipun Alice menghalanginya, tapi sepertinya bagi Sanfiko Chen tidak ada dapat menghalanginya sama sekali, Bahkan jika sekali lagi berkata yang tidak benar, bisa-bisa akan ditampar lagi.

“berhenti kamu, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?”

Alice membungkuk menghadang di depan tubuh Martin, wajahnya penuh kewaspadaan, otot-ototnya mengencang, perasaannya mengatakan bahwa pemuda bernama Sanfiko Chen ini kekuatannya telah melampaui pembunuh biasa, dan telah mencapai tingkat pembunuh hebat.

“hehe, apakah kamu ingin seperti dia? Sebenarnya aku biasanya tidak memukul wanita, tapi jika kamu masih menghalangi, aku tidak segan-segan membuatmu sama seperti dia…..”

Sanfiko Chen menunjuk Ferdinand yang sudah berlutut kesakitan.

“kamu…..”

“Alice, minggir kamu…. Aku ingin melihat apa yang bisa dilakukannya padaku hari ini?”

Martin mengingat dirinya telah ditampar 2 kali, saat itu dia merasa sangat malu dan malu. Sebagai penerus keluarga Martin di Purwokerto nantinya, Martin masih memilih tenang.

“Tuan muda….”

“Minggir, kamu tidak mendengar perkataanku?”

Wajah Alice yang khawatir, ketika dia bergerak dengan hati-hati ke satu sisi, dia bergerak dengan sangat hati-hati, saat sanfiko Chen bergerak, dia tidak akan ragu-ragu mengeluarkan jurus pembunuh terkuatnya.

“Sanfiko Chen, aku……”

Plakk!

“aaa…….aku…..”

Martin baru mau berbicara, tanpa ragu-ragu Sanfiko Chen langsung menamparnya lagi, langsung menjiplak di wajahnya, karena 3 kali tamparan semua di wajah sebelah kiri, saat itu Martin yang sebelumnya berpakaian rapi, bahkan pipi dengan riasan ringan nampak sedikit lucu.

Seluruh wajah kirinya memerah dan bengkak, rambutnya juga sedikit acak-acakan.

“Bahkan anak sekolah dasarpun mengerti cara menjawab pertanyaan, kamu tidak bisakah?”

Saat berbicara Sanfiko Chen mengangkat tangannya lagi.

“Sanfiko Chen, aku akan mengingatmu, Jovitasari adalah tunanganku ‘Martin’, aku hari ini akan menjemputnya, kamu sembrono, bahkan tidak mengetahui seberapa kuat keluarga Martin, jika kamu masih mau hidup silakan tinggalkan aku disini, kalau tidak saat aku pulang ke Purwokerto, aku akan membalas dendam pada keluarga Bai, saat itu aku pasti akan membuatmu mati! ”

Berbicara dengan kejam, bahkan saat ini, Martin masih menununjukkan ekspresi ganasnya.

Tapi ucapan ini didengar oleh orang dari keluarga bai yang ada di tempat, seluruhnya gemetar, satu per satu meminta Sanfiko Chen untuk segera berhenti.

“Sanfiko Chen, jangan karena menguasai beberapa jurus, kamu bisa menjadi sok hebat di depanku, selama aku Martin mau, keluarga Bai dalam satu hari bisa menghilang sepenuhnya, saat itu kalian semua jangan menyalahkanku, semua ini karena kalian membela Sanfiko Chen!”

“semua karena kamu……”

Pada saat itu Martin berdiri di depan Sanfiko Chen, berteriak keras, tidak ada yang sebelumnya tidak terpesona pada tuan muda.

“Sanfiko Chen, apakah kamu sudah cukup membuat keributan !”

Yang pertama membuka mulut adalah Puspita.

Sebenarnya saat Sanfiko Chen mau mulai menyerang, dia sudah ingin menghentikannya, karena sebagai pemimpin dia sangatlah paham keadaan keluarga Bai sekarang, jika keluarga Martin ingin melenyapkan keluarga Bai, takutnya hanya dengan menggerakan jari saja.

Tapi Sanfiko Chen menyerang dengan sangat cepat, bahkan dari awal tidak ada kesempatan untuk menghentikannya.

Sudah seperti ini, Puspita harus menghentikannya, jika tidak akan ada kesempatan untuk pemulihan.

“benar, Sanfiko Chen, kamu menyakiti Martin seperti ini,bukankah kamu sama saja mendorong kami ke lobang api?”

“benar benar…..”

“Sanfiko Chen, ayo cepat berlutut meminta maaf pada Martin.”

“Martin, kami keluarga Bai sama sekali tidak pernah mengakui Sanfiko Chen , dia sendiri yang datang ke kami, kami keluarga Bai tidak satupun mengakuinya.”

“betul itu, Martin, Jovitasari adalah wanita cantiknya Penang, juga merupakan pemimpin masa depan perusahaan Tianbai, bagaimana mungkin keluarga kami mengizinkan anak yang semberono yang tidak jelas menikah dengannya.”

“betul itu, di hati kami, hanya Martin calon terbaik bagi keluarga Bai.”

“Jovitasari keponakanku, ayo cepatlah minta Sanfiko Chen meminta maaf pada Martin, kamu......apakah ingin melihat perusahaan Tianbai kita hancur?”

“iya benar......benar.....”

“cepatlah....cepat minta Sanfiko Chen si pembuat masalah itu berlutut dan meminta maaf pada Martin.”

“apakah kamu benar-benar ingin melihat perusahan Tianbai keluarga kita hancur ditangan pemuda tidak berguna ini!”

Pada saat itu, semua orang di keluarga Bai dipenuhi dengan amarah, orang yang membuat kesalahan dalam masalah ini adalah Sanfiko Chen bukanlah Martin.

Di mata mereka, nampaknya jika tidak dapat mengatasi kemarahan Martin, perusahaan Tianbai benar-benar akan hancur sepenuhnya.

Apalagi bagi mereka yang selama ini menikmati kesejahteraan hidup dari perusahaan Tianbai, ini benar-benar tidak bisa diterima.

“Sanfiko Chen, kamu si pembawa sial, karena kamu keluarga kami menjadi seperti ini, kalau bukan kamu Martinku tidak akan memukulku? Ini semua karena kamu......semua ini kamulah penyebabnya, Martin cepatlah urus dia.... dia telah berani memukulmu, kamu haruslah balas dendam!”

Saat itu Rista menahan air matanya, menatap Sanfiko Chen yang berdiri disana, suaranya penuh dengan kemarahan dan kebencian.

“ayah......aku.....”

Saat itu Jovitasari berdiri disana, setelah mendengar ucapan dari keluarga Bai, dia ingin memarahi mereka semua.

Dulu ketika kita dianiaya, tidak ada satu orangpun yang membantu, berbicarapun tak ada, sekarang Sanfiko Chen telah berdiri memberi pelajaran pada Martin yang sombong ini, iya, dia juga mengetahui keluarga Martin memiliki kekuasaan yang besar, dan mungkin saja hanya dengan menggerakkan jarinya dapat membuat Tianbai bangkrut.

Tapi bagaimana dengan......

“hahahaha.....”

Tepat ketika Jovitasari ingin berdiri dan berbicara, Martin yang setengah wajahnya membengkak dan merah itu tiba-tiba tertawa.

“Sanfiko Chen, sudah lihat? Kamu adalah orang tidak berguna, menjilat ludah sendiri, tidak ada satupun calon menantu yang tidak memiliki jabatan, orang sepertimu ingin bersaing denganku memperebutkan Jovitasari, kuberitahu bahwa Jovitasari adalah milikku, hanya aku Martin yang dapat membahagiakannya, dan kamu hanyalah barang pengganti.”

“adakah orang dari keluarga Bai yang membelamu? Hahaha.....bahkan, Jovitasaripun tidak mau membantumu berbicara, hahaha.....Sanfiko Chen, kamu benar-benar menyedihkan.”

“hari ini, aku Martin menyampaikan disini, aku selama hidup ini belum pernah dipukul orang seperti ini, jika hari ini kalian keluarga Bai tidak memberikan penjelasan yang masuk akal, maka jangan salahkan jika kami keluarga Martin tidak berbaik hati lagi.

Mendengar ini, semua orang di keluarga Bai tiba-tiba menjadi gugup.

“Sanfiko Chen yang sialan......kamu bilang kamu tidak akan lagi mencuci baju ataupun memasak, apa yang mau kamu di perusahaan?”

“betul..... kalau bukan kamu yang menyinggung Martin, kami......”

“Jovitasari, kenapa masih berdiri saja, cepat suruh Sanfiko Chen minta maaf pada Martin....”

Pada saat itu tatapan Puspita mulai menunjukkan kekhawatiran.

Dengan susah payah perusahaan Tianbai selamat dari krisis, apakah hanya karena ini akan benar-benar bangkrut?

Dia tidak rela.

“Martin, kamu ingin penjelasan yang seperti apa dari keluarga kami? agar kamu puas!”

Puspita tahu bahwa jika tidak berhasil menenangkan Martin, takutnya perusahaan Tianbai akan benar-benar hancur.

“hahaha...sangatlah mudah, saya mau bocah ini berlutut meminta maaf, lalu aku akan mematahkan kakinya, dan Jovitasari hari ini juga harus ikut aku pergi, dia adalah tunanganku, aku tidak akan membiarkan siapapun mengacau!”

“kamu.....”

Setelah mendengar ini, Jovitasari menunjuk Martin sambil berteriak.

Plakkk!

Tapi belum sempat dia berkata-kata, terdengar suara tamparan yang keras.

“umm maaf, sudah geram......”

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu