Menunggumu Kembali - Bab 43 Apakah Aku Bisa Percaya Kamu?

Keluar dari gedung perusahan Tianbai

Sanfiko melepaskan tangan Jovitasari.

Di bawah bangunan perusahaan Tianbai Jovitasari berdiri dan menarik napas dalam-dalam.

“Sanfiko, ayo kita pulang!”

Selesai berbicara Jovitasari memimpin jalan didepan, dan pada saat keluar dia melambaikan tangan untuk menghentikan taksi.

Sanfiko sambil berjalan menuju taksi yang perlahan-lahan berhenti, dia sambil melirik ke arah bangunan perusahaan Tianbai yang ada di belakangnya.

Dalam hatinya Sanfiko tertawa, awalnya Sanfiko ingin memberi wajah kepada perusahan Tianbai milik keluarga Bai, bagaimanapun dia adalah menantu keluarga Bai, memberi sedikit peluang itu hal yang normal.

Tapi tidak diduga bahwa anggota keluarga begitu tidak suka, jadi dia juga tidak bisa meninggalkan nama baik.

Di dalam mobil, Sanfiko menatap Jovitasari yang duduk di sampingnya.

Mukanya khawatir.

“Jovitasari, jangan khawatir, aku yakin kamu bisa mengubah keadaan industri minuman keras Sorgum Sanjaya saat ini, kamu tidak harus bergantung kepada mereka, orang-orang ini hanya ingin menduduki industri minuman keras Sorgum Sanjaya keluarga kita saja.”

Sanfiko menghiburnya.

Jovitasari melihat keluar jendela, diam untuk waktu yang lama dan perlahan berbicara.

“Sanfiko, jika kamu, apa yang akan kamu lakukan sekarang?”

“Aku….”

“Jovitasari, ini….. aku…….”

Sanfiko sepertinya tidak menduga bahwa istrinya akan tiba-tiba mengajukan pertanyaan ini kepadanya, tetapi dalam hatinya dia berkata, jika aku, pasti ini tidak akan terjadi.

“Sanfiko, kamu sangat bagus hari ini, meskipun kamu agak membual, tapi aku sangat senang.”

Sanfiko menyentuh hidungnya, lalu berbisik: “Jovitasari, jika aku mengatakan bahwa krisis industri minuman keras Sorgum Sanjaya dapat sepenuhnya diselesaikan dalam waktu tiga hari, dan industry minuma keras Sorgum Sanjaya akan maju, dalam beberapa bulan mendatang langsung akan mencaplok industri minuman keras Cakra Surya, dan menjadi perusahaan terkemuka dari seluruh produk minuman keras dikota Penang, apakah kamu percaya?”

Jovitasari perlahan-lahan menyandarkan kepalanya di kursi, lalu tersenyum dan berkata: “Aku percaya, aku percaya semua yang kamu katakan!”

Meskipun Jovitasari mengatakan ini, Sanfiko tahu bahwa Jovitasari sedang bercanda.

“Jovitasari, kali ini aku serius, aku punya teman sekolah sekarang dia adalah pemimpin industri minuman keras Sumedang milik James, dia sebelumnya meneleponku mengatakan bahwa perusahaan mereka ingin mendirikan cabang di seluruh Sumedang, dan aku bertanya tentang kondisi Penang, dia mengatakan bahwa Penang adalah tempat yang paling cocok, karena Penang memiliki sumber air Sungai Xiangjiang, dan Bincheng juga memiliki perusahaan minuman keras.”

Pada saat ini Jovitasari mendengar kata-kata Sanfiko, dia segera menatap Sanfiko yang duduk di sampingnya dan dengan serius bertanya: “Sanfiko, apakah yang kamu katakan benar?”

Sanfiko segera mengangguk, dan kemudian berkata: “tentu saja benar, jika tidak hari ini aku tidak akan mengatakan akan menyelesaikan masalah industri minuman keras Sorgum Sanjaya dalam tiga hari, teman sekolahku sudah mengatakannya, bahwa dia harus datang ke Penang besok atau lusa.”

Jovitasari segera sadar.

Sudah jelas bahwa Jovitasari tahu apa artinya in, sekarang yang paling dibutuhkan industri minuman keras sekarang adalah suntikan modal, tidak masalah jika menyerahkan sahamnya, bagaimanapun tidak peduli sebanyak apa saham tetap selalu ada di tangan sendiri.

Tentu saja sebenarnya dengan kata lain, sekarang industri minuman keras Sorgum Sanjaya telah berada di rawa, jika tidak ada injeksi modal tepat waktu untuk membalikkan situasi, jangankan saham, bahkan industri minuman keras Sorgum Sanjaya akan hilang sepenuhnya.

“Siapa nama teman sekolahmu? Dia menjadi pemimpin apa di industri minuman keras Sumedang……… Ngomong-ngomong, jika itu benar seperti yang kamu katakan, orang-orang dari industri minuman keras Cakra Sanjaya Penang akan mengambil kesempatan in, mengapa nenek sangat cemas dan membiarkan ayah kedua mengambil alih industri minuman keras Sorgum Sanjaya, awalnya dari awal sudah tahu berita ini.”

Sanfiko segera canggung, karena dia benar-benar tidak tahu siapa orang yang membiarkannya datang ke Penang untuk mengatur dengan cara sederhana.

“Jangan khawatir tentang ini, dulu teman sekolahku dan aku memiliki hubungan yang baik, aku pikir jika dia tahu hubungan antara industri minuman keras Sorgum Sanjaya denganku, dia pasti akan langsung bekerja sama dengan industri minuman keras Sorgum Sanjaya.”

jovitasar tidak bisa menahan cemberut dan berkata: “jadi kamu belum memberi tahu teman sekolahmu tentang hubungan antara industri minuman keras Sorgum Sanjaya dan kamu?”

Sanfiko menggelengkan kepalanya, dia belum mengatakan itu, namun Sanfiko berpikir bahwa industri minuman keras Sumedang harus menyelidiki masalah ini dengan jelas, dia seharusnya tidak khawatir tentang hal semacam ini.

“Sanfiko, kamu harus segera menelepon teman sekolahmu itu, dan berbicara baik-baik dengannya tentang masalah ini, jika ada peluang 5 atau 6%, aku dapat mendiskusikan persyaratan dengan nenek dan yang lainnya, apalagi jika benar-benar bisa mendapatkan suntikan modal dari industri minuman keras Sumedang, benar-benar ada kemungkinan sesuai dengan yang kamu katakan.”

Sanfiko segera tersenyum pahit.

“Sekarang, takutnya teman sekolahku lagi sibuk, atau tidak aku kirim pesan kepadanya terlebih dahulu.”

Jovitasari mengangguk kepala.

Sanfiko segera mengeluarkan ponselnya, lalu mengetik pesan dan mengirimnya, dikirim kepada siapa, hanya Sanfiko yang tahu.

Setelah menunggu Sanfiko mengirim pesan, Jovitasari menatap Sanfiko, kemudian dia tiba-tiba menyadari bahwa Sanfiko tampaknya sekarang semakin berbeda.

“Jovitasari, kenapa, apakah ada sesuatu yang kotor di wajahku?”

Ditatap Jovitasari seperti ini, hati Sanfiko merasa bersalah.

Sebenarnya Sanfiko ingin memberi tahu rahasianya kepada Jovitasari, tetapi dia juga tahu bahwa bahkan jika dia mengatakannya, Jovitasari tidak akan mempercayainya.

Sekarang dia hanya bisa sedikit mempercayainya.

“Sanfiko, kamu belum pernah memberitahu apa yang kamu lakukan sebelumnya, bagaimana kamu kenal dengan siswa yang menjadi pemimpin industri minuman keras Sumedang?”

Wajah Sanfiko seketika berubah, dihatinya dia memarahi dirinya sendiri karena tidak teliti.

Sebelum Sanfiko melihat wajah Jovitasari yang cemas, sebenarnya dia ingin memberi tahu istrinya, bahwa masalah perusahaan penyulingan itu mudah diselesaikan, tetapi dia tidak pernah mengatakannya, dia ingin memberi tahu Jovitasari setelah semua ini dilakukan.

Apalagi teman sekelasnya, jika pria paruh baya yang berusia 30 atau 40 tahunan, itu benar-benar memalukan.

“Jovitasari, kita sudah sepakat sebelumnya. Kamu tidak bertanya tentang hal ini, tunggu ada kesempatan aku akan memberitahumu segalanya.”

“Bikin pesaran! Huu, kamu diem aja aku gak suka dengarnya…..”

Saat ini Jovitasari tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik, setidaknya ini hal yang baik.

Jika apa yang dikatakan Sanfiko benar, industri minuman keras Sorgum Sanjaya benar-benar diselamatkan!

Melihat suasana hati Jovitasari yang jauh lebih baik, Sanfiko merasa lega.

Ketika mereka sampai di rumah, Rita tampaknya sudah duduk di ruang tamu lebih awal menunggu Jovitasari dan suaminya.

“Bu, kamu kenapa dirumah? Hari ini gak pergi kerumah sakit?”

Ketika Jovitasri pulang dan melihat ada Rita, dia sedikit terkejut.

“Pergi Ke rumah sakit? Ketika ayahmu mendengar bahwa kamu ingin menolak keluarga untuk mengambil alih industri minuman keras Sorgum Sanjya, dia sangat marah, sehingga dia memintaku segera pulang.”

Ketika Rita sedang berbicara dan marah dia melihat Sanfiko yang berdiri di belakang Jovitasari.

“Bu, apakah itu yang benar-benar dimaksudkan oleh ayah? Apakah benar-benar bersedia menyerahkan industri minuman keras Sorgum Sanjaya kepada keluarga?”

“huu, Jovitasari, kamu masih muda, kamu sangat naif memikirkan banyak hal, industri minuman keras Sorgum Sanjaya adalah darah daging ayahmu, dan satu-satunya kekayaan keluarga kita, bagaimana kita bisa rela, tapi industri minuman keras Sorgum Sanjaya beberapa tahun ini sudah seperti anak ayahmu, bahkan pengeluaran untuk industri minuman keras Sorgum Sanjaya lebih dari pengularan kamu dan Nusrini. Bagaimana mungkin dia rela kasih “anak-anaknya” kepada orang lain. Tapi sekarang industri minuman keras Sorgum Sanjaya, sudah…….ai, lebih baik dari bangkrut, mulai sekarang Industri minuman keras akan menghilang, lebih baik memberikan industri minuman keras ini kepada keluarga, dengan begini bisa melindungi industry minuman keras Sorgum Sanjaya.”

Rita juga tidak rela, tapi seperti katanya, sekarang tidak ada cara sama sekali.

“Bu, Masalah ini….”

Jovitasari secara alami juga mengetahui situasi ini, jika sebelumnya dia tidak mampu bertindak, meskipun dia telah menyangkal keputusan nenek dalam pertemuan sebelumnya, tapi dia juga tahu bahwa keputusan nenek tidak dapat diubah sama sekali.

“Tidak ada yang perlu dipikirkan lagi dengan masalah ini, besok pagi kamu pergi dan serahkan.”

Saat ini Rita hanya merasakan sakit hati.

Tidak hanya Industri minuman kerasnya yang tidak dbisa dijaga, tapi dia kalah dengan keluarga kedua!

Memikirkan senyum bahagia keluarga yusdi, dia tidak sabar mengambil pisau untuk memotong orang.

“Bu ... kayaknya kamu tidak melihat, bahwa ayah kedua lah yang ingin menduduki perusahaan kita secara paksa!”

“Aku tahu!”

“Lalu kamu dan ayah masih setuju? Apakah nanti keluarga kita akan kelaparan?”

Rita memandang wajah serius Jovitasari yang ada didepannya dan berkata: “jika kita memberikan perusahaan kita kepada keluarga kita sekarang, kita akan mendapatkan kompensasi, setidaknya beberapa ratus juta, selain itu kita semua bisa pergi bekerja dan menjalani kehidupan yang damai, tapi jika perusahaan kita mati dan tidak mendapatkan suntikan modal, industri minuman keras Sorgum Sanjaya cepat atau lambat akan bangkrut, dan kita masih harus membayar ganti rugi, kita tidak mampu membayarnya sekarang...”

“Bu, apakah kamu tidak percaya aku?”

Wajah Jovitasari sangat ruwet, sekarang dia sebenarnya sedang berjudi, meskipun dia tidak tahu apakah kata-kata Sanfiko sebenarnya benar atau tidak, tapi jika benar industri minuman keras Sumedang ingin mendirikan cabang di Penang, dia masih memiliki harapan.

Dengan hanya secercah harapan, dia tidak akan pernah menyerah.

“Kenapa aku tidak percaya kepadamu, kamu adalah putriku, tapi kuncinya adalah apa yang terjadi sekarang, aku percaya kamu lebih mengetahui dari aku, michael sudah bilang masalah ini, bahkan keluargapun mungkin tidak dapat mengubah situasi Industri minuman keras Sorgum Sanjaya saat ini, apalagi ...”

Sangat jelas menurut Michael, sangat sulit untuk membalikan keadaan industri minuman keras Sorgum Sanjaya.

Jika tidak ada suntikan modal, dengan segera industri ini akan bangkrut dan hilang.

Inilah nasib industri minuman keras Sorgum Sanjaya, seperti ini, lebih baik buang panasnya selama Industri minuman keras Sorgum Sanjaya masih ada nilainya.

Pada saat ini Sanfiko perlahan-lahan berjalan ke samping Rita dan berkata: “Bu, kamu harus mempercayi Jovitasari, Jovitasari pasti akan menarik investasi, dan kemudian membalikkan situasi perusahaan.”

Rita menatap Sanfiko dengan tidak sabar dan berkata dengan dingin: “apakah masalah ini ada hubungannya denganmu? Karena kau, keluarga kami jatuh sampai ke titik ini, keluarga kami Jovitasari yang cantik dan luar biasa, Jika kamu tidak bisa menikahi dia dan masuk kekeluarga besar kami, kamu akan mengganggu Jovitasari dan keluarga kami, sekarang kamu ada kedudukan apa berbicara!”

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu