Menunggumu Kembali - Bab 150 Rista yang Banyak Cakap

Puspita mengangguk dengan pelan. “Karena Jovitasari membawakan pinjaman yang cukup membantu bagi Industri Sorgum Sanjaya.”

“Pinjaman?”

Semua orang tercengang memandang Puspita.

”Nenek, bagi kita pinjaman yang sedikit sama sekali tidak berguna. Lagipual sekarang kita memiliki pinjaman sebanyak 1,2 triliun di bank, bagaimana mungkin bank meminjamkan uang kepada kita? Hati-hati Nenek mau ditipu orang lain.”

Mendengar ucapan itu, Jovitasari mendengus. “Aku sudah pernah mengatakannya, ada orang yang kemampuannya tidak cukup juga merasa orang lain tidak bisa. Itu dilihat dari nama baik Industri Sorgum Sanjaya sehingga bank meminjamkan uang kepadaku.”

“Jovitasari, siapa yang kamu sindir?”

Seketika Yogi sangat kesal.

Ia memang kesal kepada Sanfiko, jadi memindahkan dendam kepada Michael dan Jovitasari.

“Benar, jangan merasa bangga karena sudah meminjam uang dari bank. Apakah kamu tidak mendengar ucapan Nenek? Sekarang uang kamu pinjam sama sekali tidak cukup untuk dipakai, kalau bisa kamu coba suruh bank pinjamkan kamu 2 triliun.”

Ucap Rista kesal, sekarang ia sudah memiliki hidup bahagia dan kaya yang akan datang sebulan lagi. Rista tidak memperboleh siapapun yang tidak peduli mereka.

“Kalau aku bisa pinjamkan 2triliun, apa yang akan kamu lakukan?”

Jovitasari tersenyum memandang Rista.

”Haha, kamu? Jovitasari, bahkan dengan menjual dagingmu, juga tidak cukup menggantikan 200miliar, apalagi 2triliun. Apakah kamu sedang tidak sadar? Apa kamu sudah disiksa hingga bodoh oleh suamimu itu?”

Mendengar ini, Jovitasari dengan kesal langsung berdiri.

“Ucapkan sekali lagi kalau kamu berani, Rista.”

Jovitasari benar-benar marah, ini bukan pertama kali Rista berkata buruk kepadanya.

“Haha, apakah benar kataku, Jovitasari? Kalau begitu aku ulangi lagi.”

“Cukup!”

Michael seketika menepuk meja keras dan berdiri.

”Ibu, ini pertama kali aku menghadiri rapat perusahaan. Meskipun aku tidak tahu mengapa ada orang yang bebas mengucapkan saat rapat, tapi aku bisa dengan jelas mengatakan ini, pinjaman ini diperoleh oleh Jovitasari demi Industri Sorgum Sanjaya. Jika perusahaan sudah memiliki cara penyelesaiannya, maka tidak perlu menyuruh aku dan Jovitasari datang.”

“Haha, apakah Paman sedang menyindirku?”

Rista memandang bapak dan anak yang berdiri di seberang sana, berusaha menahan tawa.

“Aku beritahu Paman, bahwa masalah ini aku akan menyuruh Martin untuk menyelesaikannya. Kalau kalian ingin rapat dengan tenang ya tetap disini. Kalau tidak, ya keluar saja.”

Ekspresi Puspita mendatar setelah mendengar ucapan Rista.

Sebelum ia berkata, Michael mendengus.

“Baik, ini katamu. Kuharap kamu jangan datang berlutut di hadapan Jovitasari.”

Setelah itu, Michael memanggil Jovitasari dan pergi bersama dari ruang rapat.

Sebenarnya saat Michael memasukki ruang rapat, ia sangat tidak nyaman. Ia tidak suka menghadiri acara rapat seperti ini, jadi dulu ia sama sekali tidak pernah menghadiri rapat perusahaan dan menyuruh Jovitasari pergi.

”Ayah...”

“Hmm, Rista, kamu sangat keterlaluan.”

Setelah mengatakan ini, Jovitasari langsung mengikuti langkah Ayahnya, keluar dari ruang rapat.

“Michael...”

“Jovitasari...”

Puspita ingin mencegat mereka, tapi Michael sama sekali tidak berniat untuk berhenti dan langsung keluar dari ruang rapat.

”Hmm, Nenek, untuk apa mengurus mereka. Pergi ya pergi, tidak terlalu penting juga.”

“Benar, Nenek. Coba Nenek lihat sikap Jovitasari, begitupula juga sikap Paman, bahkan tidak peduli kepada Nenek. Untuk apa Nenek mengurus mereka?”

”Kalian berdua diamlah.”

Puspita memandang datar kearah Yogi dan Rista.

Lalu memandang sekitar.

“Apakah kalian punya pendapat lain jika aku membiarkan Jovitasari menjadi Wakil Direktur Jendral? Kalian merasa Rista lebih cocok menjadi Wakil Direktur Jendral?”

“Ketua Dewan Direksi, Jovitasari mereka...”

”Memang tidak, Nenek? Lagipula Jovitasari hanya meminjamkan sedikit uang, itu hanya membantu perusahaan dalam waktu singkat. Sekarang hanya Rista yang bisa menyelesaikan situasi perusahaan, yang penting Keluarga Martin berinvestasi di perusahaan kami.”

“Diamlah kalian.”

Puspita melihat orang-orang dihadapannya.

“Apakah kalian semua memiliki pikiran yang sama? Haha, pinjaman yang dikit? Apakah kalian tahu seberapa banyak yang dipinjamkan Jovitasari? Dana yang mau masuk kedalam perusahaan sekarang, melainkan sebulan yang akan datang. Apakah kalian tahu?”

“2triliun. Jovitasari bantu meminjamkan 2triliun dari bank.”

“Cukup digunakan perusahaan untuk kembali berkembang.”

”Haha, lucu sekali. Apakah kalian hanya mempunyai mulut? Coba kalian lihat apa yang dilakukan Michael dan Jovitasari? Beberapa hari ini... Ah sudahlah. Kalian pikirkan dengan baik-baik. Kalau pinjaman Jovitasari tidak bisa masuk ke perusahaan, perusahaan kita tinggal tunggu bangkrut saja.”

“Ah...”

“Mengapa Ketua Dewan Direksi tidak cepat memberitahu kami?”

“Keponakan Jovitasari sangat hebat.”

“Iya, pinjaman sebanyak 2triliun juga bisa didapatkannya. Sangat tidak mudah.”

“Industri Bir Sumedang juga diperoleh oleh Jovitasari.”

”Benar, lalu bagaimana dengan sekarang?”

“Huh.”

Seketika semua orang membahas.

Rista menjadi kesal setelah mendengar suara mereka dan ada beberapa orang yang menyalahkannya.

”Hmm, Nenek, apakah kamu tidak bisa memberi panggilan kepada Keluarga Martin? Biar mereka langsung memberikan dana untuk perusahaan kita. Lagipula aku juga harus menikah dengan Martin, apakah keluarga mereka tidak mengurusnya?”

“Benar. Coba Nenek hubungi mereka.”

Puspita berdiri dengan pelan-pelan. “Sepertinya rapat hari ini tidak berguna. Sekarang kalau tidak ada 2 triliun dari Jovitasari, kurasa perusahaan kita juga tidak akan bertahan lama. Satu bulan? Haha.”

Setelah mengatakan itu, Puspita keluar dari ruang rapat. Seketika ia merasa lelah, ia merasakan dirinya salah memilih.

Didalam ruang rapat tersisa orang-orang yang tercengang.

Karena Puspita sudah pergi, jadi semua orang langsung mengalihkan pandangan kearah kakak adik Keluarga Bai.

“Huh, bukankah menggunakan tubuh untuk mendapatkan dana?”

“Benar. Rista, nanti kamu balik coba hubungi Keluarga Martin. Jangan-jangan hal yang bisa dilakukan Jovitasari, kamu tidak bisa melakukannya?”

“Betul. Rista, hadiah pertunangan saja sudah diberikan, bagaimanapun kamu akan menjadi menantu Keluarga Martin. Yang penting kamu bersikap baik, kupercaya Tuan Besar Keluarga Martin akan membantumu.”

“Benar.”

“Rista, sekarang perusahaan hanya bergantung kepadamu. Kamu harus semangat.”

“Betul, Rista.”

......

Seketika orang-orang mulai omong kosong. Rista sangat senang mendengar omong kosong mereka dan semakin merasa bahwa dirinya menjadi orang penting bagi perusahaan ini.

Ia merasa senang hingga dirinya seperti melayang setelah dipuji oleh orang-orang.

”Semuanya tenang saja. Kurasa setelah memberitahu masalah ini kepada Martin, ia pasti akan membantu kami. Lagipula pewaris Keluarga Martin. Bukankah hanya ingin 2triliun? Keluarga Martin memiliki banyak uang, ia pasti ikhlas membantu kita.”

Semua orang mengangguk dan pelan-pelan keluar dari ruang rapat.

Setelah kepergian semua orang, Yogi memandang adik perempuannya yang sangat senang dan bertanya, “Rista, apakah kamu benar akan menghubungi Martin untuk meminta bantuan?”

Rista baru saja bereaksi dan menggelengkan kepalanya.

Terlihat ia sangat tidak bisa menyelesaikan masalah ini.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu