Menunggumu Kembali - Bab 183 Kota Penang, Aku Datang

Uhuk uhuk…

Kamar yang buruk, Yudsi membuka matanya lagi.

Kali ini keadaannnya sedikit lebih baik.

Menjulurkan tangannya mengambil ponsel yang berada di samping, dan banyak panggilan yang tidak terjawab.

Melalui kejadian ini Yusdi tahu kalau Sanfiko Chen benar benar boss besar, jika dia masih berada di Keluarga Bai, takutnya dia bisa menimbulkan masalah besar, tapi sekarang dia tidak bisa berbuat apa apa.

Saat ini dia menelfon seseorang.

“Yah, untunglah kamu sekarang menelfon kami, jika kamu tidak ada kabar, kami baru saja ingin lapor ke polisi, kamu sekarang ada dimana?”

Di kediaman Keluarga Bai, Yogi mengangkat telefon, dengan penuh semangat.

“Apa di rumah ada masalah?”

Yusdi menarik nafas panjang dan bertanya.

Sekarang yang dia takutkan adalah Sanfiko Chen yang gila itu pergi membalas dendam kepada keluarganya, jka memang benar begitu, dia benar benar merasa sangat sedih.

“Tidak ada apa apa, Yah… kamu kenapa? Sepertinya suaramu terdengar sangat lelah…”

Yogi mendengar suara ayahnya, hatinya muncul sebuah pikiran, apakah terjadi sesuatu pada ayahnya?

“Tidak apa… selagi rumah kita tidak ada masalah itu sudah bagus.”

Mendengar ini membuat Yusdi menghela nafas panjang.

Sepertinya Sanfiko Chen yang gila ini tidak membalas dendam kepada Keluarga Bai, jika tidak Yusdi benar benar tidak tahu harus bagaimana.

“Yah, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kamu sekarang ada dimana? Yah, apa kamu tahu Jovitasari mereka sombong sekali…”

“Bagaimana keadaan perusahaan dan Industri Cakra Surya?”

Melalui masalah ini Yusdi sudah tahu kalau Sanfiko Chen merupakan orang yang sangat menakutkan, dia tidak bisa mencari masalah dengan orang seperti ini lagi, sekarang dia hanya bisa menunggu dia bisa bergerak lagi, dan lukanya benar benar pulih barulah dia kembali ke rumahnya.

Tapi sekarang dia harus mengetahui keadaan rumah terlebih dahulu, baru bisa memulihkan keadaannya, walaupun dia tidak bisa ke perusahaan, tapi Yusdi tetap tidak terima kalah seperti ini, Perusahaan Tianbai dari awal adalah milik Yusdi, walaupun sekarang Perusahaan Tianbai bukanlah perusahaan yang besar, harga pasaran kedepannya pun bisa mengikuti peningkatan harga dari Industri Sorgum Sanjaya, jika saat itu tiba harga perusahaan itu hanya senilai berapa ratus miliar saja, berapa triliun itu sudah berharga, kemungkinan besar harga itu bisa meningkat sampai ratusan triliun… bahkan Kuadriliun.

Memikirkan ini, membuat Yusdi teringat dengan kekejaman Sanfiko Chen, dia merasa dia harus menahan diri.

Teringat Sanfiko Chen selama tiga tahun ini seperti orang biasa di Keluarga Bai, akhirnya sekali dia meledak, membuat orang menjadi sangat takut.

“Yah, bisa dikatakan sangat aneh, pagi tadi Jovitasari tidak menghadiri rapat direktur, dan Industri Cakra Surya pun pagi tadi mengumumkan pemilik barunya adalah wanita yang bernama Deby, kita sama sekali tidak mengenal wanita ini sebelumnya!”

“Bagaimana dengan Sanfiko Chen…”

Yogi mengerutkan keningnya, dia tidak tahu mengapa ayahnya tiba tiba bertanya tentang Sanfiko Chen.

“Yah, ngapain kamu menanyakan sampah itu?”

Yusdi menghelakan nafas panjang, berkata : “Yogi, kamu tidak bisa memandang rendah Sanfiko Chen, Oh ya tolong beritahu nenek, dalam waktu dekat ini aku ada urusan mendadak, dan tidak bisa kembali ke perusahaan, setelah itu aku baru bisa kembali.”

“Yah…”

“Aihh, jangan banyak Tanya lagi, kamu akhir akhir ini diam diam saja. Tunggu aku kembali…”

“Yah, kita tidak perlu takut dengan Jovitasari lagi, kemarin malam sudah ada kabar dari Keluarga Martin, dalam dua hari ini mereka akan datang ke Kota Penang, ketika Keluarga Martin datang, maka keluarga kita…”

Yusdi yang awalnya memasang muka yang kecewa, tiba tiba merasa ada harapan.

“Apa kamu bilang…. Martin akan datang ke Kota Penang?”

“Iya yah, dalam dua hari ini, jadi jika RIsta dan Martin menikah, kita bisa merajalela di perusahaan, karena nanti kita sudah ada dorongan dari Martin, kita bisa mengambil proyek pembangunan lahan itu, dan Industri Sorgum Sanjaya bukanlah apa apa di mata kita!”

Yogi sambil bicara matanya memancarkan sebuah semangat dan kebahagiaan.

Yusdi hanya berdeham mengiyakan.

“Urusan ini aku serahkan kepadamu dan Rista, aku sekarang sedang tidak berada di Kota Penang.”

“Yah, baiklah… kamu tenang saja, aku bisa atasi masalah ini!”

Yusdi perlahan lahan memutuskan panggilan.

Kedua matanya penuh dengan kesedihan, Yusdi tahu akan hubungan pernikahan antara Rista dan Martin, walaupun Martin bilang ke luar adalah RIsta, tapi sebenarnya yang dia inginkan adalah Jovitasari.

Tapi Jovitasari sekarang sudah…. Hihi… nantinya aku ingin melihat bagaimana kalian menerima Martin yang penuh emosi itu.

Setelah menutup telefon, Yogi melihat Grecia yang berada disampingnya, berkata : “Bu, Ayah bilang dua hari ini ada urusan mendadak, jadi dia tidak berada di Kota Penang, dia menyuruh kita untuk mengatasi urusan rumah.”

“Benar benar tidak tahu berat ringannya masalah, Keluarga Martin akan segera meminang RIsta, dan saat ini dia tidak ada disini, apa maksudnya, jika hal ini membuat mereka marah, bagaiman kita akan mengatasinya!”

Yogi perlahan lahan tersenyum berkata : “Bu, ini bukan masalah, yang pasti kita sudah menerima hadiah dari mereka, jadi Keluarga Martin tidak akan berubah pikiran, ayah mungkin ada urusan mendadak yang harus diatasinya.”

Saat ini Grecia menggelengkan kepala, lalu pergi menuju kamar anak perempuannya.

Orang yang paling bahagia mendengar kabar ini adalah Rista, dia sekarang sedang duduk di depan kaca dan mencoba satu persatu bajunya.

Tapi tidak peduli bagaimana mencobanya, dia merasa tidak cocok.

“Rista…”

“Bu, aku rasa baju ini tidak terlalu bagus, bagaimana kalu kita beli yang baru?”

Grecia langsung menganggukkan kepala, sekarang kata kata Rista mulai meninggi, lagipula kedepannya keluarga ini akan mengandalkan Rista, mengandalkan pernikahan yang membuat orang orang iri.

……

Tapi kali ini benar benar tidak tahu kalau Jovitasari mereka sudah mengganti tempat pertemuan, mereka sekarang berada di tempat parkir villa dekat hutan, tukang parkir itu sedikit curiga melihat Sanfiko Chen yang biasanya sangat rendah diri sekarang telah mengendarai mobil Porsche mewah warna merah.

“Sanfiko, cepat…”

Sanfiko Chen hanya mengangguukan kepala, lalu dia mengunci mobilnya, dia melihat, tersenyum dan menganggukkan kepala kepada satpam yang di kenalnya, setelah itu dia dengan cepat masuk kedalam.

“Aihh, sangat tidak mengerti… Keadaan Tuan sanfiko kali ini…”

Satpam itu salut, lalu mengelus kepalanya dan sedikit binggung.

“Sanfiko, kamu bilang Deby ini adalah adik orang kaya, menurutmu apa dia susah diajak bicara, kali ini kita harus membahas kerjasama kita, jika hari ini tidak bisa membahasnya, maka setiap harinya Industri Sorgum Sanjaya bahkan semua perusahaan kita akan mendapatkan kerugian!”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala.

“Menurutku dia mudah diajak bicara, lagipula Deby itu adalah seorang wanita, kalau kata orang dulu, wanita tidak bisa mempersulit wanita…”

“Semoga…”

Setelah mengobrol ringan, mereka berdua sudah sampai di ruangan pertemuan mereka.

……

Langit sedikit mendung.

Purwokerto.

Ini merupakan kota yang berkembang dengan pesat, dalam waktu beberapa tahun ini sudah terjadi perubahan yang sangat besar, tentunya ini tidak bisa terlepas dengan keluarga perusahaan besar yang ada disana, diantaranya adalah Keluarga Martin yang termasuk didalamnya.

Jadi bisa dibilang Keluarga Martin merupakan orang penting di Kota Purwokerto.

Tentunya Kediaman Keluarga Martin merupakan wilayah terbagus di Kota Purwokerto, Gunung Busan.

Di bagian bawah Gunung Busan ada Sungai Changjiang, di samping sungai Changjiang yang luas terdapat beberapa villa yang sudah dibanguni, dan yang paling mencolok mata adalahnya bagian atas Gunung Busan, dipenuhi dengan banyak awan, dan udara disana yang sangat segar.

Tempat ini adalah wilayah kediaman Keluarga Martin di Kota Purwokerto, dan Johanes sekeluarga juga tinggal disini villa puncak gunung.

Tinggal di villa puncak gunung, bisa melihat Sungai Changjiang yang luas yang mengalir kearah timur laut… ini luarbiasa dan tidak terbatas, membuat orang melamun dengan tenang.

Dan sekarang berdirilah seseorang di villa mewah yang memiliki pemandangan yang indah ini.

Adalah orang yang tinggi dan kurus, memakai kacamata, yang memiliki aura bangsawan, dari jauh bisa merasakan penindasan dari keluarga yang berada.

Berdirilah dua orang dengan jarak 10 meter darinya, satu laki laki dan satu perempuan, laki laki itu berbadan besar, memiliki muka yang tegas. Wanitanya berambut pirang dan memiliki mata biru, terlihat jelas seperti orang barat…

“Tuan sudah lama sekali berdiri disana, menurutmu apa yang sedang dipikirkannya?”

Wanita itu bertanya menggunakan bahasa mandarin dengan lancar.

Pria itu menggelengkan kepala.

“Sudah mau hujan, apa perlu memberitahu tuan……”

Pria itu lagi lagi menggelengkka kepala, menyipitkan matanya, terlihat sedikit lesu, tapi sewaktu waktu bisa membunuh orang.

Saat bicara awan di langit mulai mendung, dan setetes setets turun air hujan….

Pria yang berbadan tinggi dan mengenakan kacamat itu akhirnya perlahan lahan sadar lagi dari lamunannya.

Melihat air sungai didepannya mulai berkabut, dia melihat wanitanya masa kecilnya disana.

“Jovitasari, dalam sekejap mata belasan tahun sudah berlalu, apa kamu sekarang baik baik saja? Apa kamu masih ingat aku?”

Dia menghelakan nafas panjang, menutup matanya dan merasakan kabut air hujan.

“Kota Penang, aku datang….”

“Jovitasari, aku datang menjemputmu……”

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu