Menunggumu Kembali - Bab 114 Jovita, Selamat Ulang Tahun

Totem Square adalah pusat perbelanjaan yang sangat besar, aula utama lantai satu sangat besar, karena di sana sering ada acara, biasanya Totem Square sangat ramai.

Selain itu, terdapat juga lapangan besar di luar gedung Totem Square, sangat ramai, karena banyak pembisnis yang sering membuat acara di sini.

Pada saat ini, banyak orang telah berkerumunan di aula utama lantai satu Totem Square, tidak hanya itu, menyusuri jalan menuju alun-alun di luar, terdengar suara peluit dan gemuruh orang-orang.

Ketika itu Jovitasari dan Nusrini juga telah sampai ke aula utama lantai satu.

Tepat pada saat itu, balon demi balon merah berbentuk hati melayang memenuhi aula utama, kemudian terdengar suara pekikan.

Tidak hanya itu, di tengah kerumunan muncul seorang pesulap diantara kerumunan dan mulai melakukan berbagai pertunjukan.

Suara tepuk tangan dan siulan tidak hentinya bergeming.

"Wow, Kak, ramai sekali..."

Nusrini sangat bersemangat.

Seketika suasana hati Jovitasari juga sangat baik, apalagi ia tahu adik kecilnya ini dari kecil sangat suka keramaian, dan hari ini juga adalah hari ulang tahunnya, sebenarnya hati Jovitasari sangat berharap Sanfiko Chen berada di sisinya saat ini, ia merasa balon-balon berbentuk hati yang melayang-layang di sekelilingnya seperti sedang tersenyum padanya.

Balon-balon tersebut seolah-olah memberitahunya, hari ini adalah ulang tahunmu, semoga kamu berbahagia.

"Kak, ayo kita ke sana..."

Pada saat itu, Nusrini menarik Jovitasari naik ke atas panggung dimana pertunjukkan sulap sedang berlangsung.

Seorang pria muda tampan yang sedang melakukan pertunjukan sulap, seketika dari dalam tangannya yang lembut bak air perlahan muncul setangkai mawar, bunga mawar itu tampak tumbuh perlahan dari dalam tangannya.

"Setiap mawar itu indah, namun ia berduri, jadi pertumbuhannya sangat menyakitkan, itu seperti mencintai seorang gadis, kamu menjaganya setiap hari dan melihatnya tumbuh perlahan, perlahan-lahan keluar dari tanah, perlahan-lahan kecantikannya menjadi tidak ada tandingannya, namun meski begitu kamu hanya bisa memandangnya... Karena kamu tidak berani memberitahunya, takut jika saat ia tahu, bunga mawar ini tiba-tiba akan pecah dan hancur..."

Pesulap muda tampan itu sembari berbicara, kelopak bunga mawar di tangannya juga sembari pecah dan hancur.

Tiba-tiba semua orang di kerumunan berseru, dan banyak di antaranya bahkan menangis.

Namun momen selanjutnya.

"Tapi hari ini aku akhirnya punya keberanian untuk memberi tahu gadis itu bahwa setelah bertahun-tahun, aku akhirnya berhasil menunggunya..."

Segera, mawar yang hancur di tangan penyihir tampan itu perlahan pulih kembali, seolah-olah yang rusak itu hanya ilusi.

Dengan perlahan bunga mawar pulih kembali, lambat laun mawar itu tumbuh dari dalam tangannya, dan kemudian mawar itu mekar, lembut dan indah menawan.

Tampak seperti cinta.

"Wow..."

"Luar biasa..."

Para pria dan wanita yang hadir pada saat itu semuanya antusias, terdapat beberapa pasangan saling berpelukan sekarang, dan hampir berlinang air mata.

Karena ketika mawar itu mekar perlahan dari dalam tangan penyihir muda, balon-balon berbentuk hati terbang lagi memenuhi seluruh aula, yang luar biasa indahnya.

"Itu romantis, romantis sekali, kak, romantis 'kan!"

Nusrini sangat bersemangat seperti anak kecil sekarang.

Hary berdiri di samping Nusrini tertegun sesaat.

Orang ini pasti kaya raya, cara pengakuan cinta seperti ini takutnya wanita sedingin gunung es pun akan dibuat leleh oleh romansanya.

Jovitasari mengangguk.

Dia sebenarnya memang tidak terlalu suka kata-kata manis seperti ini, sesaat di dalam kepalanya muncul pria yang muncul di sisinya saat ia tidak berdaya dan kesepian, dan diam-diam menemaninya.

Pria yang akan bergegas datang ketika ia meneriakkan namanya dalam hatinya saat bahaya menghampiri.

Dia yang tidak menyilaukan di mata orang lain, bahkan seperti batu dekil yang gelap dan tidak bercahaya, namun ia justru adalah bintang yang paling bersilau baginya.

Pada saat ini Jovitasari tidak dapat menahan air mata membasahi pipinya.

"Kak, ada apa denganmu?"

Nusrini memperhatikan Jovitasari yang berada di sisinya tiba-tiba menengadahkan hidungnya.

Jovitasari buru-buru menyeka matanya.

"Tidak apa... hanya sedikit terbawa perasaan..."

"Romantis seperti ini, sepertinya ada seseorang yang mengakui cintanya hari ini, benar-benar romantis ya, kak, benar tidak?"

Jovitasari mengangguk.

"Jika suatu hari, jika ada yang mempersiapkan pengakuan seperti ini untukku, aku pasti akan berjanji untuk menikah dengannya!"

Di sisi lain, Hary langsung bersemangat, bibit-bibit cinta dalam hatinya mulai tumbuh.

Ketika itu, penyihir perlahan berjalan menuju Jovitasari dan Nusrini, kemudian ia mempersembahkan kuntum bunga mawar itu ke tangan Jovitasari.

"Wanita cantik, bolehkah aku mengundangmu untuk menyelesaikan keajaiban selanjutnya bersamaku?"

"Wow..."

Seketika semua orang memandang ke arah Jovitasari.

"Kakak, pergi... sana pergi..."

Air mata Jovitasari hampir berlinang.

Wajah Jovitasari mendadak merona merah, meskipun bukannya ia tidak pernah berada di tengah kerumunan, namun ini pertama kalinya ia berada di tengah acara seperti ini, saat itu ia belum sempat menolaknya, sementara Nusrini terus mendorongnya langsung naik ke atas panggung.

"aku merasa sangat terhormat, bolehkan aku bertanya nama nona siapa?"

Pesulap santun dan sopan, sungguh seorang pria sejati.

Jovitasari sedikit tersipu malu.

"Bai..."

"Nona Bai, suatu kehormatan nona berpartisipasi dalam sulapku."

Kemudian Jovitasari belum sempat menjawab, dan ia merasa sekuntum demi sekuntum bunga mawar mulai tumbuh di bawah telapak kakinya, meski ia tahu sihir itu palsu, namun mawar-mawar yang bertumbuhan di antara kakinya sungguh mengejutkannya.

"Wow..."

Sekejap orang-orang bersiul.

Terdengar suara tepuk tangan bercampur sorakan.

"Karena Nona Bai berdiri di atas panggung ini, bunga-bunga mawarku tak bisa menahan diri bermekaran untukku..."

Saat berbicara, dia menyerahkan mawar yang baru saja tumbuh dari telapak tangannya untuk Jovitasari.

Jovitasari mengulurkan tangannya dan meraih bunga mawar tersebut.

Hatinya sekali lagi tertegun, sihir sungguh ajaib.

Pada saat ini, suasana terasa sangat hidup dan meriah di seluruh aula, banyak pria dan wanita yang bersemangat, dan di antaranya ada yang mulai mengalirkan air mata.

"Baik, semuanya, sebenarnya hari ini aku tampil untuk pria tampan yang sudah lama menunggu pasangannya menikah dengannya, bersediakah kalian berantusias memberkati mereka, memberkati kedua pasangan baru ini?"

"Oke!"

Seketika kerumunan di tengah aula sangat antusias dan bergairah.

Karena saat ini seluruh panggung perlahan terasa mulai menyusut.

Orang-orang berkerumunan dari tengah aula sampai keluar dari aula.

Segera penonton yang mengelilingi merapat ke panggung.

"Romantis... Romantis sekali... say, coba kamu lihat mereka..."

"Jika ada orang yang menyatakan cinta padaku seperti ini, aku pasti akan langsung menikahi dengannya!"

"Hmm..."

"Hmm... Apa yang aku lakukan, wanita yang sudah 30 tahun seperti aku ini..."

"Ah, bibi tua sepertiku, melihat semua ini nangis juga rasanya..."

"Anak gadis keluarga siapa ya yang begitu beruntung dan bahagia..."

Tiba-tiba suara perbincangan kerumunan mulai terdengar.

Pada saat ini, Jovitasari terpaku di atas panggung dan sangat kebingungan.

Dia melirik ke arah penyihir muda.

"Nona Bai, jangan bergerak dulu ya, tunggu sampai pasangan baru itu muncul, bolehkah nona mempersembahkan bunga mawar di tanganmu?"

Di tengah pembicaraan itu, penyihir tersebut meniup sekuntum bunga mawar yang digenggam oleh tangan Jovitasari, seketika yang awalnya hanya sekuntum bunga mawar itu tiba-tiba terus bermekaran, dan berubah menjadi sebuket bunga mawar, tidak kurang atau pun lebih, tepat sembilan kuntum.

Yang berarti cinta selama-lamanya!

Jovitasari awalnya merasa sangat tidak nyaman, namun ketika ia mendengar perkataan penyihir muda, dia langsung merasa lega. Menurutnya, hari ini pas hari ulang tahunnya dan baik baginya untuk menyaksikan cinta seperti ini.

Namun Jovitasari tidak terlalu suka dengan suasana pengakuan cinta yang besar-besaran seperti ini, karena dia adalah orang yang tidak terlalu menyukai keramaian.

Tepat di luar panggung Totem Square, tiba-tiba sebuah panggung besar yang berbentuk hati, pada saat itu di luar orang-orang telah berkerumunan, seorang pemuda jangkung dan tampan menggenggam mawar di tangannya dan berdiri di tengah panggung berbentuk hati tersebut, dan panggung pelan-pelan bergeser masuk merapat ke panggung dalam aula utama.

Pada saat ini hampir semua orang menahan napasnya...

Karena Jovitasari yang memakai gaun putih panjang, berdiri di atas mawar yang bermekaran, saat ia perlahan berjalan menuju ke tengah panggung yang berbentuk hati, dua spanduk merah besar tiba-tiba mendarat di dalam gedung raksasa Totem Square.

"Jovita, aku mencintaimu"

"I Love You Jovita!"

Seketika orang-orang akhirnya mengerti, ternyata wanita cantik yang diundang pesulap muda untuk tampil di atas panggung adalah pemeran wanita utama hari ini.

Sesaat orang-orang yang mengelilingi panggung tersebut mulai membincangkannya, lebih-lebih lagi ada beberapa wanita karena terlalu syok dan mulai bercucuran air mata, seolah-olah dirinya sendiri yang sedang mendapat pengakuan cinta tersebut.

Namun kali ini Jovitasari benar-benar dibuat tercengang, ia melihat ke sekeliling dan baru sadar pesulap itu sudah menghilang dari tadi, di sisi lain mawar yang ada di genggamannya juga ikut menghilang dan berubah menjadi sepasang sarung tangan putih yang berjaring dan berenda.

Pria jangkung dan tampan di hadapannya tersenyum padanya.

"Jovita, selamat ulang tahun!"

Pria itu setengah berlutut, lalu mempersembahkan mawar segar dan indah padanya.

Diantara kuntum bunga mawar itu terdapat sekuntum bunga mawar yang sangat menyilaukan mata, di atasnya terdapat sebuah cincin berlian.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu