Menunggumu Kembali - Bab 132 Ma, seharusnya mama bisa memegang omonganmu sendiri

Sanfiko chen, sejak kecil dirinya tidak pernah dipandang dikeluarganya.

Kemudian setelah Ibunya meninggal karena sakit, Ia bagai ditelantarkan oleh keluarganya.

Namun Sanfiko chen juga sebenarnya meminjam harta keluarganya di kota Yanjing untuk diputar dan mencari keuntungan bisnis.

Sanfiko chen yang berumur sepuluh tahun sudah mulai diam-diam mengontrol sebuah perusahaan real estate yang sangat terkenal di kota Yanjing, hingga ketika berusia 20 tahun Sanfiko chen diam-diam sudah mengontrol tiga puluh lebih perusahaan berskala besar, Pada saat itu jika Sanfiko chen mau, Ia mampu untuk menghancurkan sektor-sektor pasar di kota Yanjing, Namun Sanfiko chen tidak melakukannya, sejak saat itu Sanfiko chen mulaimengetahui satu-persatu rahasia keluarga Chen, dan pada saat itulah Isabella Long dari keluarga Long muncul dalam hidupnya.

Sanfiko chen perlahan-lahan mulai memindahkan aset-aset dan perusahaan-perusahaan miliknya, bahkan hampir 60% perusahaan kuat telah ditransfer ke luar negeri.

Ini juga merupakan alasan mengapa kakak ketujuh, Tommy, yang bekerja diluar negeri bisa untung besar dalam waktu sesingkat 3 tahun.

Namun walau bagaimanapun, Sanfiko chen tahu, yang Ia ketahui masih terlalu sedikit, konsorsium-konsorsium ekonomi yang besar ini, sudah mengontrol seluruh huaxia, bahkan bagian besar dari kekayaan Dunia, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa beberapa konsorsium besar papan atas, bahkan beberapa keluarga aristokrat besar, kekayaan yang mereka miliki dapat secara langsung membeli negara kecil di peta, seperti itu saja, tidak berlebihan.

Tetapi konsorsium-konsorsium ekonomi besar ini masih terus mengumpulkan kekayaan, melakukan berbagai penelitian eksperimental misterius dengan gilanya. Sejak Sanfiko chen memasuki bidang studi misterius ini, Ia mempunyai perasaan sesak yang amat kuat.

Pada saat seperti ini akan selalu ada orang yang lebih kuat darimu, ada kekuatan dan pengaruh yang lebih kuat.

Keluarga Chen di Yanjing termasuk keluarga yang kuat di huaxia, namun di huaxia sendiri saja juga ada banyak keluarga aristokrat lainnya yang lebih kuat dari keluarga Chen, belum lagi konsorsium-konsorsium ekonomi papan atas yang dibentuk oleh keluarga aristokrat tersebut, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia saat ini dikendalikan oleh konsorsium-konsorsium raksasa.

Dunia yang dilihat oleh orang-orang awam pada dasarnya adalah apa yang bos-bos besar penguasa dunia rancang bersama bagi mereka.

Karena inilah, Sanfiko chen akhirnya meninggalkan kota Yanjing.

Bersembunyi dalam sebuah kota kecil bernama Penang.

Agar dirinya dapat menjalankan kehidupan yang tenang dan tentram.

Jika beberapa bulan lalu Isabella Long tidak menemukannya, mungkin selanjutnya tidak akan ada lagi Sanfiko chen yang secara perlahan pulih dan dapat bertahan 3 tahun lalu.

Melihat tangga didepan mata, Sanfiko chen tak dapat menahan perasaannya, Ia menghela napas.

Jika bisa menjalani hidup yang aman tenteram seperti papa mertua, melepaskan semua perasaan cinta, benci, kasih dan dendam, hidup bersama seorang wanita yang dicintai dan menjalankan hidup yang tidak mencolok, mungkin adalah sebuah hidup yang Bahagia.

Tetapi apa Sanfiko chen bisa ?

Ia berpikir, apakah kehidupan yang seperti itu…….jika terwujud, bisa memenuhi dirinya?

Naik ke lantai atas, membuka pintu.

Sanfiko chen sama seperti biasanya, sudah familier dan terbiasa.

“Ma…”

“Sanfiko, Kemari!”

Ketika Sanfiko chen memasuki ruangan Ia melihat Rita, Michael, dan Nusrini sedang duduk di sofa, semua melihatnya, sorot matanya seperti mengandung arti lain.

Jovitasari kemudian berdiri, menarik Sanfiko chen untuk mengikutinya duduk di sofa.

“Sanfiko chen, aku bertanya padamu, siapa yang membeli rumah ini?”

“Apa Jovitasari yang beli?”

Tidak menunggu Jovitasari angkat bicara, Rita mendadak buka suara.

“Ma, Villa ini…..”

Ketika Sanfiko chen ingin berbicara, Nusrini lalu angkat bicara : ”Rumah ini dibeli oleh kakak perempuanku, Sanfiko chen, kamu jangan mengira kakakku melindungimu yah, kamu pasti ingin memanfaatkan rumah ini untuk cari untung kan!”

“Begini saja, Sanfiko chen, sekarang aku memberimu dua pilihan, kamu segera hubungi Xianjiang Property untuk mengganti nama di kontrak ini menjadi namaku, atau kamu segera mengurus proses cerai dengan Jovitasari.”

Dalam percakapan, Rita mengangkat kepalanya sambil menatap Sanfiko chen.

Ketika Jovitasari mendengar perkataan tersebut, Ia sontak marah.

Pada awalnya Sanfiko membeli villa ini untuk keluarga, merupakan hal yang sangat bagus, namun sekarang malah muncul masalah menjadi seperti ini.”

“Ma, bagaimana bisa mama berbicara seperti itu, Villa ini……”

Sanfiko chen tersenyum tipis, menggenggam ringan tangan Jovitasari, lalu berbicara : ”Ma, mama ini berbicara apa, kita kan satu keluarga, dan lagi villa ini kan sebenarnya memang aku belikan untuk mama, bukankah sebelumnya mama sudah bilang? Asalkan aku sudah belikan mama villa Xinjiang Property, seterusnya mama tidak akan membicarakan perceraian aku dan Jovitasari lagi kan, rumah ini memang kubelikan untuk keluarga, nama siapa yang tertulis di surat rumah tidak penting.”

Ha?

Kata-kata yang sudah Rita dan Nusrini rangkai semuanya terpaksa ditarik kembali karena sebuah kalimat yang diucapkan Sanfiko chen.

“Sanfiko……”

Namun ketika Jovitasari mendengar perkataan tersebut, ekspresi wajanya seperti sulit memercayai Sanfiko chen yang sedang duduk disampignya.

“ Tak apa, asal mama Bahagia, Jika beliau ingin tulis namanya tulis saja!”

Sanfiko chen berkata dengan ekspresi cuek.

Mendengar perkataan ini Rita sontak tertawa : ”Sanfiko chen, ini adalah keinginanmu ya, jangan nantinya kamu berkata aku mamamu memaksamu ya.”

Sanfiko chen menggeleng-gelengkan kepala berkata : ”Ma, sesuai omongan mama, dari awal kan memang keluarga, rumah kan memang dibeli untuk ditinggali, atas nama siapa semua sama saja, aku tidak peduli!”

“Dan lagi asal mama Bahagia, jika mama ingin tulis nama mama, tulis saja, tapi sepertinya tidak bisa diurus hari ini, nanti aku akan telepon hubungi bagian manajer sana, untuk diurus besok pagi dengan mama, Nanti mama langsung ganti saja, Mama cukup siapkan kartu keluarga dan KTP mama saja.”

Sanfiko chen mengucapkannya dengan sangat tulus, sebenarnya menurut Sanfiko chen, melihat kondisi keluarga Bai 3 tahun belakangan, memang belum memberikan keluarga Bai fasilitas yang baik, diperlakukan secara dingin oleh Ibu mertua, terutama karena tidak membelikan barang apapun untuk keluarga selama 3 tahun belakangan ini.

Sebenarnya kalaupun Rita sebelumnya tidak membicarakan soal pembelian rumah, Sanfiko chen juga sebenarnya sedang berpikir untuk membelikan rumah yang lebih baik untuk keluarga.

“Sanfiko, benarkah itu?”

Rita yang melihat wajah Sanfiko chen yang tulus Ia bertanya, Ia merasa agak sulit memercayainya.

Ia tidak menyangka bahwa Sanfiko chen semudah itu bisa setuju kepadanya.

Pada saat ini Michael juga agak terkejut sambil menatap Sanfiko chen, Ia merasa semakin lama Ia semakin tidak mengerti sifat menantunya ini.

“Benar, tunggu perabotan rumah dipindahkan, belum beberapa hari kita sudah bisa pindah dan tinggal disini……”

Rita mengangguk-anggukkan kepala.

“Baiklah……”

“Sebenarnya, Sanfiko chen, aku bukannya ingin mempersulitmu, dan lagi rumah ini pada awalnya memang Jovitasari yang membeli, kamu jangan mengira aku tak tahu, tapi bagaimana mengatakannya yah, namun perilakumu hari ini kurasa cukup bagus, aku juga bukannya sengaja ingin kamu berpisah dengan Jovitasari, hanya saja kamu memang tidak selevel, fasilitas yang dimiliki Jovitasari kamu kan juga tahu, kamu sebenarnya memang tidak pantas. Tapi aku bisa memberimu kesempatan, mulai dari sekarang kamu seriuslah bekerja... tunggu nanti hari dimana usahamu sukses aku.....”

“Ma, kamu... sekarang Sanfiko sudah setuju menulis nama mama, mama masih mau bagaimana lagi, mama harus bisa memegang omongan mama dong, mulai dari sekarang mama tidak boleh mengungkit-ungkit lagi soal perceraian aku dengan Sanfiko!”

Rita mengernyitkan alisnya sambil berkata : ”Berbicara soal hal itu atau tidak memangnya tidak bisa melihat perilakunya sekarang? Dan lagi sekarang namanya juga belum diganti kan?, tunggu sertifikat rumah diganti namaku nanti baru bahas lagi saja!”

Walaupun Rita berbicara seperti itu, namun hari ini hatinya terasa amat senang.

villa seharga 60 Miliar rupiah itu, Jika di Penang dapat tinggal di rumah seperti itu, sudah pasti bukan orang biasa, namun sekarang dirinya sendiri tak disangka akan tinggal disana.

Rita lansung terpikirkan sebuah rencana, nanti setelah pindah kesana ingin undang siapa saja.

Apa nanti ingin memberitahu adik perempuannya, atau beritahu adik-adik dan kakak-kakak yang biasa menari bersamanya.

“Ma......”

“Baiklah, Sanfiko, pergilah masak.....”

Sanfiko chen tiba-tiba menarik tangan Jovitasari yang hendak ingin bicara, lalu berjalan ke arah dapur.

Jovitasari melihat Sanfiko chen yang berjalan ke arah dapur, hatinya terasa agak tertekan, pada saat itu Ia tidak bisa berkata apa-apa, lalu langsung pergi memasuki kamarnya.

Nusrini duduk disana,melhat Sanfiko chen yang tidak seperti biasanya, Ia merasa agak curiga.

Namun kembali teringat sebentar lagi Ia akan tinggal di villa mewah itu, tak ada rasa curiga lagi dihatinya, tergantikan oleh kesenangan dan semangat.

Michael duduk disana, tidak mengatakan sepatah kata, lalu pelan-pelan mengambil koran hari ini, sambil mulai membacanya dengan serius...

Sama seperti biasanya, seselesainya Sanfiko chen masak, sekeluarga duduk bersama untuk makan, sewaktu makan Rita khusus menyendokkan sayur ke Sanfiko chen menggunakan sumpitnya, jarang mengomeli Sanfiko chen, malah dengan Michael dan beberapa orang lainnya berdiskusi nantinya akan mengundang siapa saja, lalu menyuruh Michael untuk membolak-balik kalender primbon, atau besok sewaktu senggang mencari orang pintar untuk menghitung waktu.

Jovitasari yang ada disamping hanya makan, tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Hatinya dipenuhi perasaan yang sangat tidak nyaman.

“Oh iya, Sanfiko, besok hanya membawa KTP dan Kartu Keluarga saja sudah beres kan ya?“

Sanfiko chen mengangguk-anggukan kepala.

Setelah selesai makan, Sanfiko chen seperti biasanya berberes-beres sebelum memasuki kamar.

Didalam kamar, Jovitasari sudah selesai mandi dan sedang duduk diatas ranjang.

“Kenapa? Masih belum tidur?”

Melihat Jovitasari yang sudah mengganti pakaiannya dengan setelan piyama pink yang imut, Sanfiko chen tak dapat menahan hatinya yang berdegup sesaat.

“Sanfiko, kamu cepatlah mandi, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu!”

Jovitasari melihat Sanfiko chen dihadapannya, hatinya terasa sakit dan tersentuh pada saat bersamaan.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu