Menunggumu Kembali - Bab 242 Panggilan Dari Adik Ipar
“Berharap kali ini jangan membuatku repot, Sanfiko kamu seharusnya sudah mati tiga tahun yang lalu!”
Wanita itu berkata pada dirinya sendiri dengan dingin.
Matanya terlihat seperti seorang pembunuh yang ganas.
Seorang Sanfiko, membuat dia dikritik dalam keluarga, jika bukan karena dirinya menikah dengan Sanfiko, sekarang dia telah menjadi menantu keluarga Tian, benar-benar langkah demi langkah.
Ini tidak akan menjadil banyak masalah hanya karena kode genetik darah.
Semua ini karena Sanfiko adalah sampah, sehingga membuat dirinya pergi ke Penang untuk melayani dia, dia hanya ingin mendapatkan kode genetik darah yang dipelajari ibunya.
Semakin memikirkan Isabella dia semkin marah, wajahnya yang dingin menjadi semakin dingin.
……
Malam sangat gelap, ketika Sanfiko tiba di galangan kapal yang berada di selatan kota, hari sudah menunjukan pukul delapan, saat itu, motor listriknya kehabisan baterai.
Untungnya, begitu Sanfiko berhenti, dia melihat mobil Porsche merah berkedip dengan lampu darurat tidak jauh darinya.
Ketika Sanfiko sedang berjalan menuju mobil Porsche, Nusrini turun dari mobil Porsche itu.
“Sanfiko, kenapa kamu baru datang, apakah kamu mendengarkan apa yang aku katakana!”
Ketika Nusrini melihat Sanfiko sampai di depan mobil Porsche, dia segera menegurnya dengan wajah menghina.
“Ada masalah apa kamu mencariku?”
Sanfiko menenggakkan kepala lalu menatap Nusrini yang berwajah marah di depan matanya, tetapi dia tidak mengerti kenapa dia harus mendengarkan gadis kecil ini?
“Tentu saja ada urusan, naik mobil, aku antarkan kamu ke suatu tempat!”
Ketika dia berbicara, Nusrini mengangkat tangannya dan melihat arloji mewah yang baru dibelinya.
“Ah, tidak ada waktu lagi… segera naik mobil! Sambil naik mobil sambil bicara!”
Sanfiko memandangi motor listrik yang diparkirnya di bahu jalan, lalu duduk di kursi pengemudi dengan senyum pahit.
Kemudian, dengan raungan, mobil Porsche bergegas keluar dari kota Penang dan menuju Jalan Nasional ke arah kota Maharayu.
“Kemana ini? Nusrini, sebenarnya apa maksudmu?”
“Malam ini, aku ingin mengikuti lomba balap di atas gunung, aku tidak memenuhi syarat sebelumnya, tapi sekarang aku sudah punya mobil, aku bisa ikut dengan mobil Porsche ini, tetapi ditetapkan bahwa harus ada dua orang untuk ikut lomba ini, Hary sampah itu, tidak berani ikut lomba ini, aku hanya bisa menemukanmu, kamu tidak perlu melakukan apa-apa nanti, duduklah di kopilot dan kencangkan sabuk pengamanmu, untuk pertama kalinya aku mngikuti lomba ini, kali ini Hendra mengundangku secara pribadi, ini kesempatan yang sangat langka.”
Sanfiko duduk di samping sopir, melihat Nusrini berkata dengan begitu semangat, dia tidak bisa berkata apa-apa, ini jelas-jelas bukan tempat yang biasa, bahkan orang-orang Hary yang mengejarnya tidak pergi, pasti di dalam tempat itu ada permainan besae.
“Oh iya, ini ada peraturan dan informasi dasar, kamu harus lihat benar-benar… nanti kamu jangan sembarangan bicara, sudah tahu belum? Aku akan mendapatkan untung selama aku bukan yang terakhir.”
Sanfiko menggelengkan kepalanya, lalu mengambil Ponsel yang ada ditangan Nusrini, lalu melihat standard dan kualifikasi gunung ini, dan melihat keadaan perlombaan sebelumnya.
“Nusrini, gimana kalau kita tidak pergi, tempat ini tidak biasa, dan…”
“Diam kamu, Sanfiko, kamu pria kan, dan kamu adalah kakak iparku, malam ini kamu mau gak mau harus pergi! Percaya atau tidak aku akan segera menelpon kakak dan bilang kamu sedang mengintimidasiku…”
Sanfiko tersenyum pahit, perkataan dia yang sebenarnya belum selesai dikatakan, lomba seperti ini sudah lebih dulu di antisipasi, dan mengambil Porsche mengendarainya. Lomba ini dimainkan oleh orang kaya generasi kedua, orang seperti Nusrini ini hanya untuk tambah-tambahin orang saja.
Dan baru saja Nusrini bilang Hendrs lah yang mengundangnnya, kelihatannya Hendra mempunyai notif tersembunyi!
Namun saat ini Sanfiko tahu bahwa Nusrini tidak akan mungkin mundur, ditambah Sanfiko sudah beberapa tahun tidak mengendarai mobil, hanya untuk melihat kekuatan orang-orang di Sumedang.
“Baik, tapi nanti kita fokus ke keselamatan kita, tidak peduli kalah atau menang, tahu gak?”
Sanfiko seperti orang dewasa yang mengajarkan anak kecil.
“Terserah kamu! Huu!”
Saat berbicara segera pedal gas diinjak dengan keras, seketika mobil melaju seperti macan.
Dan saat ini Di gunung yang berjarak sekitar 30 km dari kota Penang, sudah berkumpul sekitar ribuan orang, dan benar-benar sangat ramai.
Muka orang-orang ini terlihat seperti anak muda.
Gunung ini awalnya adalah pengembangan proyek pariwisata berskala besar, namun karena ditengah jalan proyek ini kehabisan dana, namun perlahan-lahan jalan di gunung ini mulai kasar, tapi masalah ini semuanya sudah di perbaiki karena ada pengemban pariwisata tadi, dan ini sangat berharga bagi mereka yang suka balap mobil, bahkan pada akhirnya Vera membeli tempat ini, dan membuat tempat ini menjadi area khusus balapan mobil.
Namun balapan mobil di gunung ini tidak semua orang boleh datang, harus mempunyai standard, atau mempunyai undangan khusus dari Hendra, dan balapan mobil ini, bukan tempat untuk memamerkan kekayaan atau mendapatkan gadis-gadis, atau meningkatkan hubungan sesama orang kaya.
Lagi pula orang yang bisa datang ke balapan ini adalah orang kaya, dan gadis-gadis yang disukai oleh para bos.
Nusrini selalu ingin datang kesini untuk balap beberapa putaran, karena disini tidak ada aturan jalan, hanya ada kecepatan dan semangat. Dan jika memenangi balapan ini, ada kemungkinan bisa di pandang oleh tim balap dari Sumedang, dan bisa masuk kedalam tim lalu mengikuti pelatihan, dan membawa nama negara.
Nusrini sangat bersemangat setelah memasuki tempat ini.
Karena di trek awal putaran ini, sudah ada banyak mobil mewah, semua jenis mobil mewah yang sangat mahal.
“Wow, ini seperti yang dipikirkan, malam disini sangat ramai!”
“Pergi san dan daftrakan aku! Aku ingin ikut!”
Nusrini memarkirkan Porsche merah di area tunggu dan melihat ke tempat pendaftaran kompetisi yang tidak jauh darinya, dengan bersemangat berkata kepada Sanfiko.
Sanfiko tersenyum pahit, dia tahu bahwa adik iparnya tidak akan mundur untuk ikut lomba hari ini.
Dengan segera ketika keluar dari mobil dan membawa selembar kertas masuk, kartu undangan untuknya dan segera berjalan ketempat pendaftaran.
“Nomor 78, daftar lomba ini!”
Sanfiko menyerahkan kartu undangan itu.
“Untuk pertama kali mendaftar lomba, biayanya 1 miliar!”
Aaa?
Sanfiko kaget, tidak heran Nusrini hanya mengatakan bahwa selama dia bukan yang terakhir, akan ada hadiah sebesar 1 miliar, kompetisi sialan ini ternyata menelan biaya sebanyak 1 miliar, namun melihat lusinan mobil mewah di bawah bersemangat untuk mencobanya, dengan segera mereka tidak bisa mengatakan apa-apa dan langsung membayar biayanya, dengan menggesekkan kartu.
“Ini nomor mobilmu, yang akan ditempelkan di depan mobil nanti, dan kamu bisa membaca nilainya sendiri.”
Sanfiko menganggukan kepala.
Kembali ke trek, Sanfiko menempelkan nomor di depan mobil dan kemudian kembali ke kursi samping pengemudi.
“Sanfiko, tahukah kamu, bahwa selama kita masuk ke 30 besar, akan ada hadiah sebesar 2 miliar, secara total, akan ada kurang dari 50 mobil yang akan bersaing nanti, kita mempunyai peluang sebesar 50%!”
Nusrini menatap layar besar di depan matanya dan sangat bersemangat.
Sanfiko hanya mengangguk dan bersandar di kursinya.
Tepat pada saat ini, baru saja dari tempat daftar, keluar seorang pemuda yang kurus.
“Sudah cukup kan?”
“Hendra sudah cukup, uang taruhan sudah mencapai 60 miliar, hari ini ada lebih dari 30 pemula.”
Saat berbicara memberikan surat undangan untuk mendaftar sebelumnya.
Pria muda kurus hanya meliriknya dengan santai dan terlihat sebuah nama.
“Nusrini?”
Segera Hendra berkata sambil nyengir: “Akhirnya ikut juga!”
“Tuan Hendra, hari ini apakah kamu akan turun ke litas balapan…”
“Haha, tidak perlu ditanyakan, aku punya kesempatan untuk menghasilkan uang sebulan sekali, hari ini aku menggunakan mobil baru, dan aku akan mempunyai tingkat kemenangan yang besar!”
Orang itu segera menganggukan kepala.
Pada saat ini, peluang semua mobil ini mulai muncul di layar lebar, biasanya, kompetesi ini digunakan untuk berjudi, kecepatan dan semangat bisa menghasilkan peluang untuk menang.
Dan sebagian besar orang yang dapat bergabung dalam lingkungan ini tidak kekurangan uang, secara alami aka nada Jackpot yang sangat besar, menurut Konvensi, pemenang pertama akan mendapatkan 30% dari kumpulan hadiah, dan sisanya adalah peluang menang dan kalah, meski begitu, semua orang berpartisipasi dalam balap mobil di sini…
“Aku membeli ‘tornado hitam’ seharga 1 miliar, meskipun aku hanya menang 400 juta, tapi itu benar-benar stabil.”
Sanfiko melihat peluang di layar lebar, lalu dengan santai bertanya.
“ ’Tornado hitam’ mobil siapa itu?”
“Mobil Tuan Hendra lah, tuan muda keluarga Tang di Sumedang, arena balap ini miliknya, dan “Tornado hitam”-nya kudengar-dengar tidak pernah gagal. Meskipun kelipatannya rendah, tapi itu sangat stabil. Tidak akan ada kerugian!”
Sanfiko mengangguk, dan tidak terlalu tertarik.
Nusrini menatap Sanfiko yang sedang linglung, hatinya sedikit tertekan, tetapi Sanfiko bisa menemaninya, dia pikir itu bagus, hati adik ipar Sanfiko perlahan-lahan mulai berubah, tetapi hanya sedikit.
“Duduk, dan mulai!”
Sanfiko sedang memikirkan apa yang baru saja terjadi, Nusrini berteriak, lalu dia menekan pedal gas, suara knalpotnya memekakkan telinga.
“Hari ini, aku akan menunjukkan padamu kemampuan mengemudiku!”
Saat ini Nusrini sangat bersemangat, melihat nomor hitung mundur di layar lebar, matanya penuh kegembiraan.
Sanfiko mendengar suara knalpot yang memekakkan telinga, dan gairah dalam hatinya tampaknya sedikit terangsang, namun Sanfiko perlahan-lahan menutup jendela.
Pang!
Dengan dimulainya penembakan, sebuah mobil tiba-tiba muncul di layar lebar, yang pertama yang melintasi garis awal adalah Ferrari yang penuh warna, itulah yang dikatakan Nusrini tentang “Tornado hitam”, tetapi Sanfiko bingung, dia dengan cepat mengetahui bahwa pengemudi itu seorang wanita.
Apakah Hendra itu cewek jadian?
Sanfiko segera mengerti sesuatu, tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya, berpikir bahwa sepertinya 1 miliar Nusrini seperti air yang mengambang…
Oh ya!
Ketika Nusrini melihat “Tornado hitam” dan adalah orang pertama yang melewati garis awal, lalu menginjak rem dan deru kegembiraan, Porsche merah itu melesat seperti panah bergabung kedalam lintasan balap…
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaAir Mata Cinta
Bella CiaoMata Superman
BrickCinta Tapi Diam-Diam
RossieTakdir Raja Perang
Brama aditioJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPredestined
CarlyMenunggumu Kembali×
- Bab 1 Ketidak pedulian ditengah Hujan yang Deras
- Bab 2 diam diam menerima hinaan
- Bab 3 Kehangatan yang Tak Terkatakan
- Bab 4 pria sampah, sudah siapkah untuk menerima tamparanku?
- Bab 5 Teman Baik yang Dulu sudah Kembali
- Bab 6 Hanya ingin hidup dengan tenang
- Bab 7 Orang hebat sangat merendah
- Bab 8 Sederhana, mewah tetapi bermakna
- Bab 9 Orang banding orang benar-benar sangat mengesalkan
- Bab 10 Ketulusan hati yang asli dan palsu
- Bab 11 Keberuntungan Semata
- Bab 12 Menyimpan Rasa Dendam
- Bab 13 Kamu Masih Punya Muka Datang ke Rumah Sakit!
- Bab 14 Siapakah Orang Muda yang barusan itu?
- Bab 15 Keluarlah, Rumah Ini Tidak akan Menyambutmu Lagi!
- Bab 16 Aku punya kartu VIP disini
- Bab 17 Kamu benar-benar membuly!
- Bab 18 Adegan Melamar Dengan Mobil Mewah
- Bab 19 Kamu Seorang Bajingan
- Bab 20 Menghalalkan Segala Cara
- Bab 21 Datang si pengacau
- Bab 22 Kau tidak seharusnya mencari masalah denganku
- Bab 23 Pelopor
- Bab 24 Penggal!
- Bab 25 Tunggu Ayahku Datang Membunuhmu
- Bab 26 Satu Tendangan buatmu mandul
- Bab 27 Kemalangan terjadi satu per satu
- Bab 28 Cepat panggil 110
- Bab 29 Tidak Dimengerti
- Bab 30 Terlalu Berlebihan
- Bab 31 Keras Kepala
- Bab 32 Air Mata Yang Seperti Turunnya Air Hujan
- Bab 33 Hal Yang Tidak Bisa diperlihatkan
- Bab 34 Aku Mau Pergi, Tidak Ada Yang Bisa Menghalangiku
- Bab 35 Aku Beri Kamu Dua Pilihan
- Bab 36 Adik Ipar Yang Jahat
- Bab 37 Aku Berharap Tidak Mempergunakanmu Lagi
- Bab 38 Memaksa Perceraian
- Bab 39 Ibu, Bisakah Kau Berhenti Membuat Kekacauan?
- Bab 40 Aku Tidak Setuju
- Bab 41 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 42 Apakah Kamu Ingin Melawak Disini?
- Bab 43 Apakah Aku Bisa Percaya Kamu?
- Bab 44 Berita Yang Sangat Bagus!
- Bab 45 Kalian Ingin Bekerja Sama?(1)
- Bab 45 Kalian Ingin Bekerja Sama?(2)
- Bab 46 Tuan Chen? Tuan Chen Yang Mana?
- Bab47 Bekerja Sama Denganmu!
- Bab 48 Jovitasari mabuk
- Bab 49 Jovitasari tertimpa masalah
- Bab 50 Kamu ingin mati dengan cara seperti apa ?
- Bab 51 Tidak ada orang, Aku tidak berani untuk menyinggung
- Bab 52 Bawa Pulang Guci Abu Jenazah ke kota Maharayu
- Bab 53 Wanita cantik dibawah sinar rembulan
- Bab 54 Tuduhan
- Bab 55 Berhasil membuatnya menurut
- bab 56 Ibu mertua yang kasar
- Bab 57 kamu menyukainya itu sudah cukup
- Bab 58 Sanfiko, Terimakasih
- Bab 59 Malam ini tidurlah di ranjangku
- Bab 60 Maaf, Telah Membuatmu Menunggu!
- Bab 61 Kamu Telah Membuatku Menunggu!
- Bab 62 Terlalu Buruk Untuk Dicerna
- Bab 63 Imaginasi Itu Sangat Mengagumkan!
- Bab 64 Situasi Serius Yang Tidak Terduga
- Bab 65 Malam Ini, Apakah Kamu Ingin Tidur Di Tempat Tidur?
- Bab 66 Orang Tidak Berguna, Berani-beraninya Kamu Menutup Teleponku
- Bab 67 Harus Bersombong Sedikit
- Bab 68 Apakah Kami Sekeluarga Mati Kamu Baru Akan Merasa Senang?
- Bab 69 Kalian pergi saja sendiri, Aku Tidak ingin pergi!
- Bab 70 Selamanya Aku Dan Sanfiko Tidak Akan Bercerai
- Bab 71 Berharap Kali Ini Kalian lebih Pintar Sedikit!
- Bab 72 Suka Yang Mana, Aku Akan Membelinya Untukmu!
- Bab 73 Masalah Adik Ipar
- Bab 74 Aku Kasih Kamu, Kamu Berani Ambilnya?
- Bab 75 Tangguh Untuk Sekali !
- Bab 76 Jovitasari, Nenek Datang Melihatmu!
- Bab 77 Berlutut Tetap Harus Berlutut
- Bab 78 Malam ini, Biarkan Kamu Makan Lagi
- Bab 79 Keterbukaan
- Bab 80 Kuijinkan kamu tidur diatas ranjangku
- Bab 81 Menilai orang dari pakaian
- Bab 82 Pembayaran berhasil
- Bab 83 Bukalah dan lihat
- Bab 84 Manusia berprilaku anjing
- Bab 85 Lepaskan Jam Tangan Kasih Ayahmu Pakai
- Bab 86 Kalau Kamu Menyebutnya Seperti Ini Aku Akan Melawanmu!
- Bab 87 Sebenarnya Siapa Kamu?
- Bab 88 Masa Lalu Ayah Mertua Yang Tidak Diketahui Orang
- Bab 89 Akan kuhajar jika bicara sembarangan lagi
- Bab 90 Aku pasti akan membunuhmu
- Bab 91 Melangkah Mundur Untuk Kebaikan
- Bab 92 Keputusan Yang Tidak Terduga
- Bab 93 Tamparan Di Wajah
- Bab 94 Ada Orang Yang Ingin Menghabiskan Uang untuk Membeli nyawamu
- Bab 95 Benar-benar Cari Mati
- Bab 96 Magang Di Posisi Ketua Perusahaan Terlebih Dahulu
- Bab 97 Bos Besar Dari Kota meka
- Bab 98 Saranin Kamu Untuk Bersikap Baik
- Bab 99 Aku Sedikit Haus
- Bab 100 Orang Belakang Yang Hebat.
- Bab 101Tidak ada yang perlu ditakutkan
- Bab 102 Rahasia dibalik Buku Daftar Keluarga Sanfiko
- Bab 103 Michael Yang Ingin serius Menjaga Pabrik
- Bab 104 Agresifnya Kepala Keluarga Bai
- Bab 105 Kaki Ketiga
- Bab 106 aku Ingin Sanfiko Chen mati!
- Bab 107 Keputusan Untuk Menarik Investasi
- Bab 108 Kamu Sangat Membuatku Malu
- Bab 109 Maaf Kamu Aku Pecat!
- Bab 110 Malam ini, sulit untuk siapapun!
- Bab 111 Kembalikan sertifikat tempat tinggal kepadaku
- Bab 112 Hidup Ini Tidaklah Mudah!
- Bab 113 Kak, Jangan Kamu Jatuh Cinta Sungguhan!
- Bab 114 Jovita, Selamat Ulang Tahun
- Bab 115 Kami Sangat Bahagia
- Bab 116 Lebih Baik Naik Mobil Aki Tertawa Bahagia
- Bab 117 Ciuman Tanpa Sadar
- Bab 118 Wanita Yang Paling Bahagia
- Bab 119 Aku Mencintaimu Sanfiko
- Bab 120 Sisi Kelembutan Rita
- Bab 121 Ibu, Ini Kunci Rumah
- Bab 122 Sanfiko, Ayok Kita Punya Anak
- Bab 123 Cerita Apa Yang Kamu Miliki Sebenarnya
- Bab 124, Bu, Kamu yakin Kamu Bukan Bermimpi
- Bab 125 Sanfiko, Buruan Kamu Kemari
- Bab 126 Pertunjukkan yang Puas
- Bab 127 Sanfiko Chen, Kamu Telah Menyakiti Kami
- Bab 128 Bersujud Dan Panggil Aku Kakak!
- Bab 129 Harga Kursi Ini Adalah Sembilan Belas Juta Enam Ratus
- Bab 130 Siap Untuk Bertindak!
- Bab 131 Ubah Nama Kepemilikkan Rumah Ini Menjadi Namaku
- Bab 132 Ma, seharusnya mama bisa memegang omonganmu sendiri
- Bab 133 Tunggu saat malam, aku akan membereskanmu!
- Bab 134 Awal Mula Kehancuran Perusahaan Tianbai
- Bab 135 Yusdi telah diculik?
- Bab 136 Michael, Sekarang Hanya Bisa Berharap denganmu
- Bab 137 Rista yang Sudah Menggila
- Bab 138 Apakah Benar-benar tidak Ada Satupun Harapan?
- Bab 139 Hadiah pertunangan berharga tinggi keluarga Martin
- Bab 140 sudah menemukan titik balik?
- Bab 141 Berita Yang Bagus
- Bab 142 Security juga memiliki cinta
- Bab 143 Kamu yakin mau bermain dengan seperti ini?
- Bab 144 Sangat Terkejut
- Bab 145 Kekhawatiran Rita
- Bab 146 Baiklah, Aku Jujur!
- Bab 147 Serahkan Kartu ATM!
- Bab 148 Siapapun akan Gila Memiliki Ibu Seperti Dirinya
- Bab 149 Keputusan Rapat Perusahaan
- Bab 150 Rista yang Banyak Cakap
- Bab 151 Kesedihan Michael
- Bab 152 Sanfiko adalah Pembohong!
- Bab 153 Jadilah seorang putri yang patuh
- Bab 154 Masalah ini menjadi sangat menarik
- Bab 155 Memang Kamu adalah seekor rubah yang ingin merayu Billy kami!
- Bab 156 Kamu Adalah Direktur Bank ?
- Bab 157 Kalian Pergi Minta Maaf Kepada Jovitasari!
- Bab 158 Terjun Dalam Fantasi
- Bab 159 Ibu, Kamu Jangan Rewel, Inilah Sisa Uangnya
- Bab 160 Lagipula Hatinya Masih Lembut
- Bab 161 Jika Tahu Aturannya, Biarkan Mereka Hidup
- Bab 162 Ini Karena Kalianlah yang Duluan Tidak Jelas!
- Bab 163 Ini Kesempatan Terakhirmu, Semoga Kamu Dapat Menghargainya!
- Bab 164 Bibit Kebencian
- Bab 165 Aku Akan Membeli Semua Saham Kalian
- Bab 166 Kebahagian Dan Kegembiraan Sementara
- Bab 167 Drama Berbalik Dengan Cepat
- Bab 168 Persaingan yang Mengerikan Dimulai
- Bab 169 Tidaklah Mudah Untuk Berbalik Badan!
- Bab 170 Bertemu dengan adik ipar saat melihat mobil
- Bab 171 Membuat onar
- Bab 172 Rencana kejam
- Bab 173 Sanfiko Chen, kamu tidak bisa menyelamatkan istrimu!
- Bab 174 Sekarang kamu bisa mengatakannya!
- Bab 175 Semoga tidak terjadi apa-apa!
- Bab 176. Maaf, aku telat datang
- Bab 177 Kamu sangat terhormat karena aku yang langsung menganugerahkan kematianmu !
- Bab 178. Takdir keluarga ayah dan anak Li
- Bab 179 Orang Itu Tidak Mati?
- Bab 180 Apa Dia Mendengarnya?
- Bab 181 Jovitasari, Ayo Naik Mobil
- Bab 182 Wajah Cantik Juga Baik Hati
- Bab 183 Kota Penang, Aku Datang
- Bab 184 Apa ini artinya sudah membeli Industri Cakra Surya?
- Bab 185 Panggalin Darurat Dari Ibu Mertua
- Bab 186 Kalau Tidak Punya Kemampuan Jangan Berpura-Pura
- Bab 187 Apakah Kamu Tahu Bahwa Kamu Telah Membuat Kesalahan Besar
- Bab 188 Menjauhlah, kamu sudah menghalangi jalan!
- Bab 189 Kamu bukan tuan Sanfiko, untuk apa Berlagak?
- Bab 190 Perubahan ekspresi yang lebih cepat dari membalikkan buku
- Bab 191 Menantu mengajari kamu cara menjadi orang
- Bab 192 Aku Tidak Akan Memberinya Kesempatan Lagi!
- Bab 193 Kenapa Kamu Mengendarai Mobil Ini?
- Bab 194 Mendapatkan Secara Illegal?
- Bab 195 Inilah Hariku Rista Berubah
- Bab 196 Martin, Akhirnya Kamu Datang
- Bab 197 Kemaluan yang Datang Begitu Cepat
- Bab 198 Tunanganku Bernama Jovitasari
- bab 199 Hari ini, Aku Harus Membawanya Pergi!
- Bab 200 Diam Kamu, Wanita Sialan!
- Bab 201 Salah Bicara, Memberimu Tamparan
- Bab 202 Maaf, sudah Geram
- Bab 2013 Mulailah Kalian Meminta Maaf !
- Bab 204 Aku Adalah Orang Yang Tidak Bisa Kamu Singgung
- Bab 205 Pria Misterius Yang Mengendalikan Semuanya Dari Belakang
- Bab 206 Dendam Ini Pasti Akan Ku Balas!
- Bab 207 Harus Menanyakan Sanfiko Chen dengan baik
- Bab 208 Penangkapan Yang Bodoh
- Bab 209 Yogi, Ibu Anak yang Menggila
- Bab 210 Perasaan Puspita yang Membeku
- Bab 211 Kalian dihukum mati, dan aku sendiri yang akan mengeksekusinya
- Bab 212 aku tidak membunuhmu karena kamu adalah nenek Jovitasari
- Bab 213 Sanfiko Chen awalnya sampah
- Bab 214 Jalan Keluar Satu-satunya yang Dapat Dipilih
- Bab 215 Siapapun Yang Berani Menyakiti Anak Johanes, Akan Mati!
- Bab 216 Sebuah Panggilan Telepon
- Bab 217 Segeralah meminta maaf kepada tuan Chen
- Bab 218 Pisau tajam yang tergantung di belakang punggung
- Bab 219 Dengar-dengar, kamu ingin bertemu dengaku?
- Bab 220 Kamu cari mati?
- Bab 221 Kesempatan belum datang!
- Bab 222 Hati terasa berat
- Bab 223 Bahkan Mama sendiri dilawan
- Bab 224 Di buku tamu tidak ada namamu, cepat pergi
- Bab 225 Apakah kamu sengaja?
- Bab 226 Sungguh buat malu!
- Bab 227 Aku Tidak Rela!
- Bab 228 Bahaya yang mengintai dalam kegelapan
- Bab 229 Sebenarnya Siapa yang Menolong Yusdi?
- Bab 230 Hanya Seorang Menantu Laki-Laki, Menantang Apa Kamu!
- Bab 231 Berkelahi Denganku, Sangat Tidak Berpengalaman
- Bab 232 Akibat suka Pamer
- Bab 233 Perbuatan Joy yang Sembarangan
- Bab 234 Berlututlah!
- Bab 235 Tidak tenang!
- Bab 236 Tidak masuk akal
- Bab 237 Sanfiko, aku harap kamu lebih pintar lagi
- Bab 238 orang jahat akan dijahatin orang juga
- Bab 239 Kehidupan normal akhirnya telah dihancurkan
- Bab 240 Di jalur yang tepat
- Bab 241 Sebenarnya apa tujuannya?
- Bab 242 Panggilan Dari Adik Ipar
- Bab 243 Berlutut Dan Aku Akan Biarkan Kamu Pergi
- Bab 244 Bagaimana Kalau Aku Jadi sopir cadangan Kamu?
- Bab 245 Cari mati
- Bab 246 Memecahkan Rekor Sendiri Sekali Lagi
- Bab 247 Jangan Pukul Lagi, Aku Mengaku Kalah
- Bab 248 Dasar Pria Brengsek
- Bab 249 Wanita Cantik Yang Sulit Disingkirkan
- Bab 250 Kakak, Kamu Jangan Ditipu Oleh Dia
- Bab 251 Acara Ulang Tahun Teman Baik
- Bab 252 Tuan Jacky Bersulang Karena Tidak Merendahkan Mu
- Bab 253 Tidak Terkejut Dengan Hinaan Dan Pujian?
- Bab 254 Hubungi Pengawal mu!
- Bab 255 Tidak Mengerti Aturan Makan Di Hotelku?
- Bab 256 Kebisingan
- Bab 257 Tidak Tenang
- Bab 258 Bunuhlah dia, bunuh dia
- Bab 259 Oke, kalau begitu kamu tembak saja!
- Bab 260 Meminta Tuan Sanfiko untuk melepaskan anak itu
- Bab 261 Masih melakukan hal bodoh
- Bab 262 Diikuti orang lain
- Bab 263 Nasib yang Diatur
- Bab 264 Sanfiko Chen sedang Berkencan dengan Wanita Cantik
- Bab 265 Salah paham
- Bab 266 Sudah Menggangguku
- Bab 267 Aku Adalah Calon Istri Sanfiko Chen
- Bab 268 Aku Tidak Setuju!
- Bab 269 Cari Mati!
- Bab 270 Jangan Mendesakku Untuk Membunuhmu
- Bab 271 Jauhkan Tangan Kotormu itu
- Bab 272 Sepertinya Hari Ini Kamu Benar Benar Ingin Membuat Onar Disini
- Bab 273 Kalau Begitu Aku Akan Semakin Mematahkannya
- Bab 274 Orang Yang Tidak Tahu Diri
- Bab 275 Sudah 3 Tahun, Saatnya Kamu Membalas budi
- Bab 276 Aku Hanya Mau Telinga
- Bab 277 Jovitasari Yang Marah
- Bab 278 Hal Yang Sangat Baik
- Bab 279 Harus Menyembunyikan dari Sanfiko Chen
- Bab 280 Bayi yang ditinggalkan dulu telah tumbuh besar
- Bab 281 Apa kedudukanmu? Berlutut dan Katakan
- Bab 282 Dua Ratus Juta untuk Biaya Pengobatan Dua tamparan
- Bab 283 Semua ini adalah salah Sanfiko Chen!
- Bab 284 Sebuah Tamparan
- Bab 285 Memperingatkan
- Bab 286 Area Terlarang
- Bab 287 Siregar dan Nuri
- Bab 288 Menenangkan
- Bab 289 Jika bertemu, Apakah Kamu Masih Ingat Aku?
- Bab 290 Terlalu Arogan
- Bab 291 Mengadu domba
- Bab 292 Persetujuan Kekeluargaan
- Bab 293 Kelembutan
- Bab 294 Tidak Seharusnya Kamu Datang Ke Kota Penang
- Bab 295 Memaksa Membawa Pergi
- Bab 296 Penolakan
- Bab 297 Aku Akan Balas Dendam
- Bab 298 Aku Beri Kamu Kesempatan
- Bab 299 Kamu Yang Tidak Belaskasih Jangan Salahkan Aku
- Bab 300 Jangan Ganggu
- Bab 301 Diberi hal yang baik tidak mau, malah melakukan hal yang merugikan diri sendiri
- Bab 302 Sekuntum bunga yang tidak bisa jatuh
- Bab 303 Beri Aku Pelukan Boleh Tidak? Aku Sangat Kedinginan!
- Bab 304 Telepon Justin Untuk Mengambil Mayat Putranya
- Bab 305 Suasana Tenang Yang Aneh
- Bab 306 Dibuang Seperti Anjing Mati
- Bab 307 Siapapun Yang Berani Maju Akan Mati!
- Bab 308 Ini Masih Tidak Cukup
- Bab 309 Tolong, Ada Orang Yang Ingin Membunuhku
- Bab 310 Guncangan yang besar
- Bab 311 Kepala Juru Bicara
- Bab 312 Beri Kamu Satu Kesempatan Terakhir Lagi!
- Bab 313 Ibu Minta Maaf Kepadamu
- Bab 314 Aku Tidak Ingin Ada Orang Yang Berbicara Lagi
- Bab 315 Kamu mau membunuhku, tapi Aku tahu Kamu tidak Berani!
- Bab 316 Sanfiko Chen, biarkan kamu hidup beberapa hari lagi!
- Bab 317 Bertindak
- Bab 318 Penyelidikan Yang Paling Cerdas
- Bab 319 Siapapun Yang Menghentikannya Akan Mati!
- Bab 320 Kuil Yang Hancur, Paman Buta Yang Tak Terawat
- Bab 321 Aku sudah harus pergi, kamu juga pulanglah!
- Bab 322 Gelang yang berharga
- Bab 323 Sanfiko Chen, beraninya kamu memukulku!
- Bab 324 Ibu mengaku bersalah
- bab 325 Jovitasari jatuh pingsan
- Bab 326 Berani mencelakakan anakku, kau cari mati!
- Bab 327 kamu tidak pantas jadi ibu
- Bab 328 Katakan Yang Sebenarnya
- Bab 329 Kemarahan Sanfiko
- Bab 330 Isabella Mengetuk Pintu
- Bab 331 Perlawanan Yang Hina
- Bab 332 Di mataku, Sanfiko adalah seekor anjing!
- Bab 333 Putera yang di buang dari keluarga Chen
- Bab 334 Masih Tidak Berlutut Kepada Nona isabella
- Bab 335 Inilah Sanfiko Chen yang Sesungguhnya
- Bab 336 Wanita Angkuh yang Tidak Takut Mati
- Bab 337 Dirinya Tidak Tahu Bahwa Dia Akan Mati
- Bab 338 Kamu tahu bagaimanapun? aku tetap tidak ingin dengar
- Bab 339 Senjata Yang Mematikan
- Bab 340 Dia Ditakdirkan Untuk Menjadi Luar Biasa
- Bab 341 Keluarga Long Dalam Bahaya
- Bab 342 Punya Pemikiran Sendiri
- Bab 343 Aku Sudah Terbiasa Memasak
- Bab 344 Ketika Kamu Ingin Pergi Kabari Aku
- Bab 345 Cari Masalah!
- Bab 346 Dia Sudah Lama Tidak Membunuh Orang
- Bab 347 Aku Bersedia Menyerahkan Semuanya
- Bab 348 Pindah ke Rumah Baru
- Bab 349 Penduduk Desa yang Sederhana
- Bab 350 Gadis Gila di Desa Fugui
- Bab 351 Alasan Sebenarnya Menjadi Gila
- Bab 352 Tidak Takut Bermong Kosong
- Bab 353 Memanfaatkan Kesengsaraan Orang Lain
- Bab 354 Datang cari untung malah dipukul
- Bab 355 Tidak Tahu Aturannya? Pukul!
- Bab 356 Ada Masalah
- Bab 357 Bajingan!
- Bab 358 Pria berkacamata ini, sangat hebat!
- Bab 359 Kelompok Zongheng,Kamu tidak mampu menyinggung!
- Bab 360 Sebenarnya apa yang telah terjadi dengan dirimu?
- Bab 361 Kekuatan yang ada dibelakangnya ternyata mereka
- Bab 362 Sulit dipercaya
- Bab 363 Rahasia Grup Zongheng
- bab 364 Hentikan !
- Bab 365 Jika tidak bisa dikendalikan, hancurkan !
- Bab 366 Kematian Wanita Cantik yang Tidak Berdaya
- Bab 367 Kemarahan Yang Meledak
- Bab 368 Menerobos
- Bab 369 Ada Penyusup!
- Bab 370 Tuan Muda Sandy
- Bab 371 Sudah 3 Tahun, Kamu Semakin Tidak Seperti Orang Lagi!
- Bab 372 Effendy Yang Berubah Menjadi Monster
- Bab 373 Sebatang Jari
- Bab 374 Berita Misterius yang Mengejutkan
- Bab 375 Semoga Tidak Ada Yang Terjadi
- Bab 376 Hal Sangat Menyengsarakan
- Bab 377 Satupun Tidak Boleh Tertinggal !
- Bab 378 Aku Kehilangan Keseluruhan Dunia
- Bab 379 Memberikan Pesan
- Bab 380 Lalat tanpa kepala!
- Bab 381 Dia tidak akan datang ke Haidu
- Bab 382 Angin gelap malam memasuki Kota Yanjing
- Bab 383 Cepat juga dia datang!
- Bab 384 Keluarga Chen mengundang.
- Bab 385 Karena mengundang, kalau begitu berlutut dan katakanlah!
- Bab 386 Siapa Orang ini?
- Bab 387 Ini Adalah Kesempatan Terakhirmu!
- Bab 388 Kekuatan Sanfiko Chen
- Bab 389 Rahasia Tubuhmu
- Bab 390 Ini Adalah Barang Peninggalan Ibumu!
- Bab 391 Rahasia yang Sangat Mengejutkan
- Bab 392 Tugasmu sudah selesai!
- Bab 393 Sanfiko Chen sudah mati?
- Bab 394 Merebut Orang
- Bab 395 Terkejut!
- Bab 396 Ingin Menangkap Seseorang Sedang Lengah?
- Bab 397 Hadinata Long Melarikan Diri
- Bab 398 Ini Kesempatan Terakhirmu, Hadinata long
- Bab 399 Bangun
- Bab 400 Ambisi Keluaga Du
- Bab 401 Sebuah Panggilan yang Selamanya Tidak Akan Pernah Bisa Terhubung
- Bab 402 Sebenarnya kenangan-kenangan apa yang bukan milikku itu?
- Bab 403 Pada Akhirnya, Tidak Mungkin akan Menjadi Biasa Lagi!
- Bab 404 Semua pihak berkumpul
- Bab 405 Kakak ketiga keluarga Long
- Bab 406 Kompetisi antar keluarga besar
- Bab 407 Tatapan semua orang
- Bab 408 Sanfiko terkepung
- Bab 409 Katakan Padaku!
- Bab 410 Bunuh Ketiga Anak Keluarga Long!
- Bab 411 Prajurit Genetik?
- Bab 412 Mati Saja, Menjijikan!
- Bab 413 Hari Ini, Singkirkan Pikiranmu Untuk Lari Dari Keluarga Long!
- Bab 414 Di Mana Orangnya?
- Bab 415 Ayo! Kita Bunuh Anak Sombong Ini
- Bab 416 Pemberontakan Terakhir Keluarga Long
- Bab 417 Kemampuan Hadinata
- Bab 418 Jika Mati Maka Harus Mati Besama!
- Bab 419 Pertumbuhan tulang tangan yang gila
- Bab 420 Kamu tidak bisa membunuhku, tidak bakal bisa!
- Bab 421 Saatnya Bertindak
- Bab 422 Sebuah Pedang
- Bab 423 Dari Balik Tirai Muncul Seseorang
- Bab 424 Enggan Untuk menutup Mata
- Bab 425 Aku Ingin Bawa Dia Pergi!
- Bab 426 Masing-masing Memainkan Perannya Sendiri
- Bab 427 Gunung Wolong
- Bab 428 Caspian
- Bab 429 Organisasi yang paling misterius di Huaxia, Naga Sakti!
- Bab 430 Spider
- Bab 431 Ini Akan Menjadi yang Paling Dekat dengan Kebenaran
- Bab 432 Jovitasari Ada Dimana?
- Bab 433 Mencari Masalah dengan Keluarga Du?
- Bab 434 Kesedihan
- Bab 435 Pulau Terpencil
- Bab 436 Egois!
- Bab 437 Memasuki pulau Hoi sham
- Bab 438 Tidak ada banyak omong kosong
- Bab 439 Kekacauan di pulau Hoi Sham
- Bab 440 Pentingnya Pembongkaran dengan Kekerasan
- Bab 441 Lokasi, Koordinat
- Bab 442 Jovitasari, Kamu Harus Menunggu Aku
- Bab 443 Sakit Hati yang Tidak Dapat Dijelaskan!
- Bab 444 Ayah? Siapa Ayahmu?
- Bab 445 Kamu Sudah Terlambat
- Bab 446 Jejak wanita itu
- Bab 447 Memori Jovitasari sudah diambil orang!
- Bab 448 Perubahan Asep
- Bab 449 Mari Tenggelam Bersama!
- Bab 450 Ledakan Besar Dasar Laut
- Bab 451 Seperti Apa Dunia Bawah Laut Yang Dalam Ini?
- Bab 452 Kekacauan Di Laboratorium NASA
- Bab 453 Sandy Kembali
- Bab 454 Apakah rumor itu benar?
- Bab 455 Profesor Nangong yang masih muda
- Bab 456 Bangun
- Bab 457 Apakah Kamu Benar-Benar Ingin Melihatku?
- Bab 458 Ingatan yang Misterius
- Bab 459 Langit Cemburu
- Bab 460 Pasukan Empat Orang
- Bab 461 Apakah Ada Orang yang Datang Untuk Membuat Kegaduhan di Pulau?
- Bab 462 Bunuh saja, Jangan Menghabiskan Waktu Kami!
- Bab 463 Ular Python yang Menjaga Saluran
- Bab 464 Disini, dulu sebenarnya Negeri yang macam apa!
- Bab 465 Melatih Tangan!
- Bab 466 Menginjak punggungku dan mengantar kalian keluar!
- Bab 467 Begitu Aku Menginjakkan Kaki Dan Menjadi Mangsa ?
- Bab 468 Tidak Tahu Hidup atau Mati ?
- Bab 469 Apa Yang Kamu Hitung ?
- Bab 470 Jendral Guicha
- Bab 471 Serangan Ular Python!
- Bab 472 Berkepala manusia tapi punya badan ular(1)
- Bab 473 Berkepala manusia tapi punya badan ular(1)
- Bab 474 Welly Zhou yang tiba-tiba terangkat
- Bab 475 Mulai perlawanan
- Bab 476 Kalian tidak bisa membunuhku! (1)
- Bab 477 Kalian tidak bisa membunuhku! (2)
- Bab 478 Pulau Emas Yang Misterius
- Bab 479 Apakah Ini Mau Mati Bersama?
- Bab 480 Aula Emas Memang Emas Asli!
- Bab 481 Sudah Ketahuan!
- Bab 482 Karena sudah datang, Maka Tinggallah
- Bab 483 Masih belum sampai batas? (1)
- Bab 484 Masih belum sampai batas? (2)
- Bab 485 Enam Jenderal Yaksha menyerang bersama!
- Bab 486 Lemah? Harus mati?
- Bab 487: Kekuatannya Benar-benar Tak Terkalahkan
- Bab 488 Kekuatan Alam yang Super
- Bab 489 Pembuluh Darah sedang Bangkit
- Bab 490 Dewa?
- Bab 491 Di Dunia ini Tidak Ada Orang Yang Bisa Menghianatiku
- Bab 492 Caspian, Tidak Tahu Apakah Kamu Masih Hidup?
- Bab 493 Ini Bukan Lagi Pertempuran Yang Dapat Kalian Ikuti!
- Bab 494 Aku Datang, Hanya Demi Kamu!
- Bab 495 Akhirnya Tiba Di Wilayah Kelompok Orang Ini
- Bab 496 Gunung Wolong, Terus Maju Pantang Mundur (1)
- Bab 497 Gunung Wulong, pertempuran tanpa akhir (1)
- Bab 498 Gunung Wulong, pertempuran tanpa akhir (2)
- Bab 499 Sanfiko, mari kita pulang
- Bab 500 Aku adalah Dewa
- Bab 501 Mencegah Kehancuran (1)
- Bab 502 mencegah kehancuran (2)
- Bab 502 Sekeluarga Bertiga (1)
- Bab 502 Sekeluarga Bertiga (2)
- Bab 503 Menjadi Diri Sendiri! (Bab terakhir 1)
- Bab 503 Menjadi Diri Sendiri (Bab terakhir 2)