Menunggumu Kembali - Bab 137 Rista yang Sudah Menggila

Saat makan malam, hanya ada Rita yang membahas tentang renovasi villa dan masalah lain, selain itu yaitu dengan Michael membahas kapan pindah ke villa, lalu masalah mengajak mereka makan.

3 orang yang lain tidak mengatakan apapun, Jovitasari sudah bekerja sepanjang hari, ditambah lagi beberapa hari ini bermain hingga tengah malam, terlihat kelelahan diwajahnya, lalu setelah selesai makan, diapun mengatakan lelah dan ingin lebih cepat istirahat dam masuk kedalam kamar.

Rita pun sendiri pergi dengan senang karena Michael yang tidak begitu memedulikannya.

Dan yang berada dimeja makan hanya tersisa Michael dan Sanfiko Chen.

Michael dari rak bir mengambil sebotol bir putih yang beralkohol tinggi, kemudian membukanya.

“Ayah, dokter sudah mengatakan jika kamu tidak boleh minum bir….”

“Tidak apa, sedikit saja, kamu juga temani aku minum… aku ingin memintamu membantu sesuatu….”

Sanfiko Chen tidak mengatakan apa-apa setelah mendengarnya, dia pun menerima bir yang diberi oleh mertuanya.

Tetapi Sanfiko Chen tidak makan lauk lagi, melainkan dia menatap mertuanya yang makan sayur didepannya, mengangkat gelas bir dan bersulang, kemudian sendiri meminumnya.

“Sanfiko, kamu kenal orang yang berada di penang kan?”

Sanfiko Chen menganggukkan kepala.

Didepan mertuanya, dia tidak perlu untuk menyembunyikannya.

“Apakah kamu boleh membantu ku mencari tahu nomor ini?”

“Lihat apakah dia adalah orang di Penang!”

Sanfiko Chen dengan terkejut menerima kertas itu, kemudian melihat nomor dikertas itu.

“Ini…”

“Karena kamu bukan orang luar, jadi aku terus terang aja, tidak lama ini Yusdi ditangkap orang, dan dia menelpon dengan nomor ini.”

Saat Michael mengatakannya, hatinya tampak jelas sedang khawatir.

Walaupun dia sangat kecewa dengan adiknya, tetapi saat dia melihat ibunya, Michael tetap dalam hati mengatakan pada dirinya ini adalah saudara kandung, jadi ampunilah dia sekali walaupun dia berbuat kesalahan besar.

“Paman ditangkap?”

Sanfiko Chen tampak sangat terkejut saat mendengar kabar ini.

Tampak jelas memang hati mertua tampak sangat kacau.

“Ayah, apakah kamu ingin menolong paman…”

Sanfiko Chen mengambil nomor itu, hanya menanyakan itu tanpa berkata lain.

Michael menaikkan kepalanya menatap Sanfiko Chen, alasan dia mencari Sanfiko adalah karena dia tahu di kota Penang ini hanya Sanfiko Chen yang dapat mendapatkan pemilik nomor ini dalam waktu pendek.

“Tolong saja jika bisa ditolong, lagipula kita adalah saudara kandung, haih….”

Sambil berbicara, Michael meminum habis bir putih itu, lalu berdiri dan menoleh menatap Sanfiko Chen: “Sanfiko, coba kamu cari saja, kabarin aku jika sudah tahu.”

Sanfiko Chen dapat melihat perasaan kacau di balik mata sang mertua yang berada didepannya, tetapi dia tidak mengatakan apapun dan hanya menganggukkan kepala.

“Baik ayah, aku akan berusaha!”

Michael menganggukkan kepala, lalu berjalan kekamarnya….

Melihat nomor ditangannya, Sanfiko Chen menghela nafas panjang.

Setelah membereskan semuanya, Sanfiko Chen menghubungi kak Aji, karena Michael sudah tertangkap, tampak jelas hanya kak Aji yang dapat mencari tahu masalah ini dengan cepat.

Setelah Sanfiko Chen membereskan semua ini dan masuk kedalam kamar, dia melihat Jovitasari yang sudah tertidur.

Dia berjalan kedepan tempat tidur lalu mengulurkan tangannya mengelus rambut Jovitasari, wanita yang berturut-turut beberapa hari disiksanya ini, sekarang tampak indah menawan.

“Sanfiko…. Kamu sudah datang….”

Jovitasari yang awalnya tertidur lahap dibawah sinar rembulan seketika membuka mata, menatap Sanfiko Chen yang sedang melihatnya dengan rasa sayang, Jovitasari menggeserkan tubuhnya hingga menunggu Sanfiko terbaring, dia baru tidur kembali lagi.

Tetapi dia yang sudah tiduran, tangannya mulai mengulah….

Sanfiko Chen mengulurkan tangan memeluk Jovitasari, lalu mendempetkan dengan erat.

“Sudahlah, hari ini kamu sangat lelah, malam ini kita tidur dengan diam-diam saja ya….”

“Aku… tidak lelah….”

Jovitasari tiba-tiba membuka matanya menatap Sanfiko Chen.

“Belum lelah, aku saja ingin berkelahi saat melihat matamu, oh iya, apa hasil dari perbincangan mu dengan direktur Luiz di Industri Bir Sumedang?”

Agar Jovitasari dan dirinya bisa istirahat dengan tenang, Sanfiko Chen langsung mengganti topik.

Karena hanya ada sapi yang mati kelelahan tetapi tidak ada sawah yang rusak dibajak.

Permainan yang dijalankan berhari-hari membuat Sanfiko Chen merasakan sedikit kelelahan.

“Hmm… lumayan, hanya saja ayah menghubungiku saat malam hari mengatakan bahwa sudah dipastikan untuk menjual Industri Sorgum Sanjaya kepada Industri bir Sumedang, dan yang kita bahas sebelumnya adalah kerjasama. Direktur Luiz mengatakan sementara ini tidak perlu melakukan pendekatan hukum, tetapi harus memenuhi semua dana itu, dan kamu tahu juga uang itu sudah digunakan nenek untuk kekurangan perusahaan. Tidak hanya begitu saja, penilaian terhadap perusahaan sekarang sangat rendah. Mungkin karena hubungan teman baikmu itu, syarat yang diberi oleh direktur Luiz untuk kontrak kita lumayan baik, dan sudah menempati 60% saham industri Sorgum Sanjaya, dan membantu menyelesaikan masalah kristis industri Sorgum Sanjaya.”

“Tetapi saat malam, ayah menghubungiku mengatakan jika direktur Luiz bisa membeli perusahaan ini, maka berikan saja perusahaan ini kepada Industri bir Sumedang. Ayah berkata jika jual kepada Industri Bir Sumedang lebih baik daripada orang yang tidak mengerti.”

Sampai sini, Jovitasari mulai menjadi gelisah.

“ aku taku jika ayah pasti berpikir begitu, perusahaan sekarang sudah mau bangkrut, dan tampaknya ayah pasti tidak tahan untuk melihat nenek lagi, jadi dia membuat keputusan ini.”

Sanfiko Chen juga menghela nafas panjang.

Kali ini dia baru tahu maksud dari ayah sambil minum bir sambil mengatakan “tolong lah kalau bisa”.

“Sebenarnya kalian sekarang boleh meminta pinjaman!”

Sanfiko Chen sambil meredakan emosi istrinya sambil mengatakan.

“Mana mungkin segampang ini. Sanfiko, kamu bukannya tidak tahu jika perusahaan masih hutang 1.2 triliun dengan bank, dan pihak bank sudah mulai mengejar hutang dengan perusahaan, jadi kedepannya juga tidak mungkin meminta pinjaman untuk perusahaan lagi.”

“Sebenarnya kita boleh mencari kak Vira untuk menjamin dan meminta pinjaman, dan setelah keadaan kantor membaik, kita bayar ke bank lagi.”

Jovitasari menggelengkan kepala.

“Keadaan perusahaan tidak mungkin membaik, sekarang masalah bangkrut perusahaan juga hanyalah masalah waktu saja.”

“Kecuali ada perubahan lagi…”

Sanfiko Chen mencium keningnya Jovitasari dengan lembut berkata: “Jangan pikirkan itu lagi, tidurlah…”

Jovitasari menganggukkan kepala lalu memeluk Sanfiko Chen dan menutup mata.

Dan Sanfiko Chen terbaring dan menutup mata, dia bukan tidak memedulikan perusahaan Tianbai bangkrut, tetapi dia sedang menunggu keluarga Martin beraksi, jika mereka beraksi, maka dia akan memulainya!

“Apa? Abang tidak bercanda kan?”

Rista sedang duduk di sofa menonton TV, seketika dia menerima telefon dari abang besar.

“Betul, nenek sekarang sedang dirumah sakit, ibu juga sedang menjaganya disana.”

“Kalau ayah?”

“Aku mana tahu, aku sekarang sedang mengurus utang buruk kantor, kamu sedang ngapai?”

“Aku juga sedang sibuk?”

Rista langsung menutup tv.

“ jika kantor masih tidak bisa melewati rintangan ini, takutnya kita harus mengemis dijalan.”

“Apa yang kamu takutkan bang? Bukankah kita masih memiliki Martin? Kita hanya perlu menunggu Martin datang, dan saat aku menikah dengannya, usaha keluarga Bai kita akan bangkita dalam sekejap.”

Yogi yang sedang duduk didepan komputer melihat bon, seketika menjadi cerah.

“Aku hampir melupakannya jika kamu tidak mengatakannya, Rista kamu sibuk dulu ya, aku tutup dulu!”

“Memang lah… untuk apa begitu buru-buru?”

Setelah menutup telefon, Rista langsung mengambil cermin melihat wajahnya sendiri, beberapa hari ini dia sangat hati-hati, bekas tamparan yang dipukul oleh Sanfiko Chen sudah tidak ada, dan luka dikening juga sudah menghilang.

“Huh, kalian tunggu saja….”

“Jovitasari, bukankah kamu merasa jika dirimu adalah orang muda yang paling berprestasi dikeluarga Bai? Sekarang disaat perusahaan sedang dalam bahaya, bukankah tetap harus mengharapkanku untuk membereskannya. Tunggu saja saat Martin datang ke Penang, aku akan memberitahumu siapa lah yang pantas berbicara dalam keluarga Bai.”

“Dan si brengsek Sanfiko Chen, beraninya kamu memukulku. Sampai saat itu aku pasti akan meminta Martin untuk balas dendam, aku mau menginjak wajahmu, dan merusakkan kedua tanganmu… lihat kedepannya bagaimana cara mu memukul orang!”

Semakin berpikir, Rista semakin bangga, wajahnya tiba-tiba muncul ekspresi yang senang,

Semenjak keluar dari rumah sakit, Rista selalu berada dirumah. Setiap hari yang dia lakukan adalah menjaga tubuhnya, dan membaca buku yang berhubungan dengan sopan santun didepan umum, hingga setiap malam sambil mandi sambil belajar ilmu pria dan wanita, malam hari ditempat tidurnya sendiri belajar pose dari internet, video… hingga demi mempelajari pose ini, dia mulai belajar yoga untuk menarik tubuhnya sendiri.

Apalagi saat dia tahu kantor sedang dalam keadaan krisis, dia dengan tergila menjaga postur tubuhnya, belajar segala macam kekuatan, untuk menunggu kedatangan Martin dari keluarga Martin di Purwokerto.

Berdiri didepan jendela, Rista pelan-pelan mengangkat paha dan menariknya sambil melihat pemandangan diluar, cahaya bulan melewati jendela masuk kedalam kamar dan membuat bayangan postur tubuhnya tampak begitu menarik perhatian……

“Tunggu saja, waktu balas dendam ku akan tiba secepatnya….”

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu