Menunggumu Kembali - Bab 5 Teman Baik yang Dulu sudah Kembali

piak!

suara tamparan yang nyaring itu memenuhi pos satpam.

ah....

ah....

terdengar dua teriakan keras. namun yang terlentang dilantai bukanlah Sanfiko melainkan Rinardo yang sombong itu.

" sh*t. berani beraninya kamu..."

dia tidak menunggu Rinardo selesai berbicara dan dia pun membuar Rinardo kembali menelan semua perkataannya. dia menatap pria paruh baya berpakaian hitam itu dengan ekspresi wajah yang ketakutan. pandangan seram itu membuatnya semakin ketakutan.

itu bisa dikatakan juga kalau dia bisa membunuh Rinardo hanya dengan satu tatapan.

Rinardo merasa sangat marah karena dia diinjak oleh orang itu dilantai. dan juga dia sudah menjadi satpam selama beberapa tahun dan dia pun merasa kemampuannya melihat orang sangatlah tepat. pria berbaju hitam yang muncul ini, kemungkinan besar bukanlah merupakan orang baik.

" Tuan Sanfiko, bagaimana kalau aku bunuh saja dia biar dia tidak mengganggumu lagi!"

ketika berbicara, Arivin menginjaknya semakin kuat dan Rinardo merasa dadanya sudah mau koyak lalu dia pun meminta ampun padanya.

" maafkan aku, akulah yang salah mengenali orang. tuan Sanfiko, bebaskanlah aku. aku tidak berani lagi bertentangan denganmu lain kali. aku...."

saat ini, Rinardo sudah tahu bahwa pria itu datang karena Sanfiko.

jangan jangan Sanfiko memiliki latar belakang yang hebat?

ini tidak mungkin..

" diam!"

setelah mengatakan itu, Arivin langsung menampar wajahnya. Rinardo merasa tubuhnya mulai bergetar dan wajhnya mulai membengkak.

wajahnya sangatlah panas dan air matanya segera jatuh keluar.

" sudahlah Arivin, tidak perlu memukul bocah ini."

saat ini, Sanfiko mulai berkata sesuatu dan dia pun memandang Rinardo yang terlentang dilantai itu dengan wajah yang datar.

" namun....."

" namun dia mengetahui beberapa hal tentangmu, Tuan Sanfiko. kalau dia menyebar luaskannya...."

Arivin tidak melanjutkan perkataannya. baik Sanfiko maupun Rinardo, mereka memiliki hati yang lembut.

" aku percaya dia tidak berani melakukan itu!"

setelah mengatakan itu, Sanfiko melirik Rinardo dengan pandangan yang cuek.

Rinardo seketika merasa kalau dirinya sudah masuk kedalam neraka. pandangan yang dingin itu tiba tiba membekukanya. itu merupakan sebuah aura pembunuhan.

apakah Sanfiko didepanku ini merupakan satpam yang dikenalnya selama beberapa tahun itu?

Rinardo tidak bisa lagi menahan sakitnya dan wajahnya mulai pucat.

setelah Arivin melihat Sanfiko keluar dari ruangan itu, dia pun menginjak perut Rinardo dengan kuat dan mengancamnya :" sebaiknya kamu mengerti apa yang harus kamu lakukan. kalau tidak aku tidak akan membiarkanmu hidup!"

setelah mengatakan itu, dia langsung keluar dari ruangan itu dan mengikuti Sanfiko lalu membuka pintu mobil BMW yang diparkirkannya disebelah pos satpam itu.

" ini...."

Rinardo yang duduk didekat pintu pos satpam itu mulai berkeringat dingin. dia tak tahu yang dirasakannya merupakan kesakitan atau ketakutan.

namun dia sudah berjanji pada diriinya kalau dia tidak akan mengganggu Sanfiko lagi.

didalam mobil, Sanfiko melepas topi satpam miliknya.

" Arivin, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk kembali semalam? kenapa kamu masih belum pergi?"

wajah Arivin sedikit canggung. dia sambil mengemudi dan berkata :" Tuan Sanfiko, Tommy sudahlah kembali dan dia tahu kamu ada diPenang. ketika dia baru saja sampai di koya YanJing, dia tidak keluar dari bandara dan langsung membeli terbang ke kota RongCheng. sebentar lagi dia akan sampai ke Penang.

Sanfiko terdiam setelah mendengar perkataan Arivin.

Tommy yang dikatakan Arivin merupakan sahabat baiknya yang pernah bersekolah di kota YanJing. mereka bisa menjadi sahabat baik karena mereka sama sama melewati beberapa masa.

dulunya mereka 8 orang dan Sanfiko merupakan ketua mereka. namun setelah itu satu diantara mereka melakukan kesalahan dan mengganggu salah satu orang penting dikota YanJing. mereka berdelapan pun di keluarkan dari sekolah dan bersembunyi ke luar negeri. Sanfikolah yang menyelesaikan masalah ini pada akhirnya.

dan dia meninggalkan YanJing juga karena memiliki pertentangan dengan keluarganya. dia berkata jikalau mereka tidak lagi menganiaya dirinya, dia tidak akan lagi kembali ke YanJing selamanya.

setelah pergi dari kota YanJing, Sanfiko seperti hilang dari bumi dan dia tidak berkomunikasi dengan siapapun.

" tuan Sanfiko, Tommy berkata kalau kepulangannya kali ini karena ada yang mau dia sampaikan kepadamu. dia menyuruhku harus mendapatkanmu. jadi, kejadian tadi...."

Sanfiko melambaikan tangannya sambil berkata :" tidak apa apa, mengemudilah dengan baik."

setelah mengatakan itu, Sanfiko bersandar di mobil yang lembut itu dan memejamkan kedua matanya.

tiba tiba dia membayangkan kehidupan masa sekolahnya bersama beberapa teman baiknya itu.

waktu itu, meskipun dirinya tidak dianggap oleh keluarga Chen bahkan dirinya dihina oleh saudara sepupunya sendiri, tapi dapat dikatakan bahwa dia lebih pintar dari orang sejak ia kecil. bahkan dia sudah berbisnis bersama teman baiknya ketika bersekolah. kalau bukan karena kejadian itu, mereka berdelapan sudah menjadi orang kaya di kota YanJing.

masa itu, Sanfiko memilih untuk menanggung semua itu karena dia ingin membalas budi kepada para teman baiknya. dan juga sebagai seorang ketua, dia harus berdiri didepan untuk menyelesaikan semua masalah bawahannya.

tiga tahun yang lalu, ketujuh temannya sudah perg keluar negeri dan menyisakan dirinya sendiri di kota YanJing....

setelah dia melalui berbagai hal, dia hanya ingin melewati kehidupan layaknya orang biasa. dia ingin hidup bersama dengan orang yang dicintainya. dia tidak memperdulikan pandangan orang disekitarnya.

waktu itu, dia juga tahu dengan melakukan hal ini, teman baiknya barulah bisa berkembang dengan baik diluar negeri.

kalau bukan karena Arivin dan Isabella berhasil menemuinya, dia sudah mengunci erat semua kejadian itu di pikirannya. dia merasa kehidupannya sekarang sudah lumayan baik. meskipun lelah dan bahkan hidup dibawah hinaan orang, namun Sanfiko malah menikmati kehidupan yang begini.

namun semenjak semalam, Sanfiko mulai merasakan sesuatu. dia merasa kehidupannya yang sekarang sepertinya akan dihancurkan.

lupakan saja.

hidup selama tiga tahun di mata orang lain, Sanfiko merasa dirinya sudah menjadi seorang suami yang baik. Sanfiko merasa sangat sedih ketika membayangkan bayangan diri Jovitasari ketika menangis di tengah malam.

masa sekolah, Tommy merupakan salah satu bawahannya yang sangat nakal. namun dia memiliki otak bisnis. waktu itu, perusahaan kecil yang mereka kelola bisa berkembang dengan cepat bisa dibilang karena bantuan Tommy.

dia tidak tahu bagaimana kehidupan bocah itu selama tiga tahun di luar negeri sana?

Sanfiko membuka matanya perlahan dan melihat mobilnya sudah hampir sampai disebuah villa mewah yang ada di Penang. ini merupakan sebuah villa kelas atas termewah.

hanya orang kaya lah yang bisa tinggal di villa seperti ini. dan bisa dibilang bukan semua orang kaya bisa membeli villa ini. villa diarea ini sangatlah sedikit. disekitar sini ada sebuah bukit kecil, dibelakangnya terdapat sebuah sungai. jumlah villa diarea itu tidak lebih dari 9 villa.

villa termewah disana merupakan milik orang terkaya dikota Penang, yaitu Kevin Wijaya. bagaimana pun dialah yang mengembangkan area villa ini. dia menyisakan sebuah villa termewah untuk dirinya sendiri.

dia pun melihat Arivin mulai mengemudi kearah villa mewah itu.

" tuan Sanfiko, kita telah sampai..."

Arivin merupakan orang yang peka. ketika melihat wajah Sanfiko dipenuhi keraguan, dia mulai menjelaskannya :" karena Kevin Wijaya ingin memasuki bisnis perumahan yang ada dikota Jun Rong, dia harus berurusan dengan kakak Amira. semalam, hanya lewat satu telepon dari kakak Amira, Kevin Wijaya langsung membersihkan villanya dan meminjamkannya untukmu agar kamu bisa tinggal disini untuk sementara. ketika villa lain diarea ini sudah selesai direnovasi, dia akan memberikan satu vilaa untukmu."

Sanfiko tidak mengatakan apapun, dia hanya menganggukkan kepalanya.

setelah Sanfiko turun dari mobil itu, dari jauh terlihat seorang pria berpakaian mewah mulai berjalan mendekatinya dengan cepat. namun orang itu merasa aneh ketika melihat pria yang turun dari mobil itu mengenakan pakaian satpam.

dia memandang cepat kedalam mobil, setelah sadar bahwa mobil itu sudah tidak ada orang, pria itu lalu berjalan kearah Sanfiko dengan senyuman pada wajahnya.

lagipula pakaian yang dikenakannya lebih mahal berkali lipat dari satpam yang ada didepan matanya itu. kalau bukan karena dia melihat pria yang berbisnis dengan kakeknya semalam membukakan pintu mobil untuknya, dia sama sekali tidak percaya kalau pria muda berpakaian satpam itu merupakan tamu penting yang dikatakan oleh kakek semalam.

ketika dia berjalan kearah Sanfiko, tiba tiba dari kejauhan terlihat sebuah mobil balap BMW berhenti dengan bagus dihalaman villa yang luas itu....

Novel Terkait

The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu