Menunggumu Kembali - Bab 208 Penangkapan Yang Bodoh

Nusrini yang duduk disamping merasa senang ketika memikirkan Sanfiko Chen akan di beri pelajaran oleh ibu setelah pulang malam ini.

Nusrini selalu merendahkan kakak iparnya yang murahan ini.

Dari awal Sanfiko Chen dihatinya Nusrini seperti seorang pembantu yang harus menurutinya bagaimanapun dan dibullynya. Lalu orang seperti inilah yang tiba-tiba dalam sehari menjadi kuat hingga ada kemungkinan untuk mengubah takdirnya, bagaimana mungkin dia bisa merasa adil.

“Oh iya ibu, kita kapan pergi mengambil mobilnya dan pindah rumah baru. Sekarang udara dirumah juga sudah lumayan segar dan tidak ada formalin lagi, dan lihatlah Sanfiko Chen sudah mulai mengendarai mobil, kamu hanya tidak melihat gayanya yang senang di tadi pagi.”

“Besok, besok kita pergi ambil mobil itu, kemudian kita pindah rumah setelah mengambilnya.”

Teringat Sanfiko Chen yang membawa mobil porsche baru dan mengantar anak dan suaminya pergi bekerja membuat Rita menjadi terasa nyesek.

“Baik… jadi ibu, aku sekarang pergi kabarin orang dari bagianku dulu, agar besok mereka semua datang bantu kita pindah rumah. Hahaha….”

Setelah mengatakannya Nusrini senang hingga melompat, kemudian naik ke kamar lantai atas yang pernah dimilikinya sebelumnya, kemudian menutup pintu dan mulai menelefon….

“Betul…. Aku juga harus menghubungi teman-temanku untuk beramai-ramai nanti… Karena ini seumur hidupku pertama kalinya aku tinggal di villa yang begitu besar dan mengedarai mobil porsche…”

Teringat sampai sini, suasana Rita mulai membaik, dia langsung mengambil ponselnya dan mulai menghubungi teman-teman yang biasanya bernari bersama-sama. Ini adalah waktu kebanggaannya, bagaimana mungkin dia melewati kesempatan baik ini.

….

Tetapi diwaktu yang sudah larut, di sebuah restoran yang tidak termasuk restoran elit.

Yogi yang sekujur tubuh dipenuhi dengan aroma arak sedang mengambil gelas yang dipenuhi dengan arak dan meminumnya.

“Kak Bernard, masalah kali ini sua bergantung padamu, kamu tenang saja angkanya pasti tetap sama setelah masalah ini sukses, dan kamu langsung meninggalkan kota Penang setelah masalah ini, aku percaya jumlah uang ini pasti sudah cukup.”

Sambil mengatakannya, Yogi yang sedang meminum arak langsung mengeluarkan sebuah jari tangannya.

“Hahaha, tuan muda keluarga Bai memang seru, masalah ini biarkan aku Bernard yang mengurusnya, walaupun Sanfiko Chen memiliki hubungan dengan Danny, tetapi aku tidak takut dengan Danny. Semua orang di kota Penang takut dengannya, hanya aku yang tidak takut. Sebelumnya aku hanya tidak ingin mencari masalah dengannya, karena kita semua keluar untuk bekerja, jadi jika kali ini Danny beneran ingin membantu sisampah ini lagi, aku tidak takut untuk menyentuhnya!”

“Hahaha… ini lah Kak Bernard yang ku kenal. Adanya perkataan dari Kak Bernard membuatku menjadi sedikit tenang, sampai saat itu kamu tangkap Jovitasari itu dulu, lalu ke tempat yang sebelumnya tempat kita bermain perempuan, kemudian sampai saat itu akan kuhubungi Sanfiko Chen untuk datang. Kak Bernard harus hati-hati dengan Sanfiko Chen ini, dia adalah orang yang sangat hebat dan bukanlah orang yang gampang untuk disentuh.”

Yogi teringat dengan keseraman Sanfiko Chen, hatinya tiba-tiba terkejut, lalu dengan serius berbicara dengan Kak Bernard yang tampak sedang mabuk juga.

“Orang hebat? Hahaha, justru karena orang hebat makanya aku ingin pergi melihat, jika bukan orang hebat, aku mana mungkin bisa memedulikannya. Sanfiko yang kamu katakan ini aku sudah pernah dengar sebelumnya, bukankah dia menantu sampah keluarga Bai kalian itu? Bukan aku omong kosong, tuan muda Bai kasih aku 1 jam saja, aku akan membawakan Jovitasari dan Sanfiko Chen itu kedepanmu.”

“Kalau begitu tolong ya dengan masalah ini, ayok minum…”

Sambil berbicara, Yogi menaikkan gelas araknya, saat ini semua bawahan yang berada disana juga mengangkan gelas mereka lalu bersama-sama meminumnya.

“Kak Bernard, kamu katakan kepada teman-teman kita ini dulu, nanti cari sebuah tempat untuk relaksasi, jamin akan membuat kalian semua merasa nyaman.”

Bernard, adalah preman yang dikenal Yogi di kota Penang, Bernard adalah orang yang aneh, dia selalu seorang diri dan tidak pernah bergabung dengan komplotan Danny, dia sendiri menjaga bar tua ini kemudian hidup sampai sekarang.

Jika hari ini bukan karena Yogi mencarinya, dia sudah ingin merusaki semua bar ini lalu meninggalkan kota Penang dan pergi ke tempat lain untuk kehidupan baru.

Tapi tampak Jelas kemunculan Yogi membuatnya memiliki rencana baru.

Yogi langsung memberinya 20milyar untuk menyuruhnya menghabisi 2 orang itu.

Setelah mendengar 2 orang yang tidak memiliki kekuasaan besar atau apapun, dan hanya rakyat biasa yang berada di kota Penang, apalagi anggota keluarga Bai, pastinya bukan apa-apa bagi Bernard. Nyawa 2 orang dibayar dengan 20 milyar adalah penghasilan yang banyak, dan lebih parahnya lagi Yogi masih mengatakan jika berhasil akan memberinya 20 milyar lagi. 20 milyar bagi mereka adalah kesepakatan bagus untuk jual beli 2 nyawa.

“Hahaha, bagus, kamu sangat masuk akal, tetapi karena tuan muda Bai sangat terus terang, aku juga tidak bisa tidak melakukan sesuatu dahulu. Kamu urus tempatnya dulu, aku segera menyuruh beberapa orang untuk menangkap Jovitasari kemari. Aku dengar kabar jika Jovitasari keluarga Bai sangat cantik seperti bidadari. Sebelumnya aku hanya melihat dari kejauhan, kali ini aku harus menikmatinya.”

“Memang, Jovitasari memang siluman yang cantik, nanti terserah Kak Bernard gimana mainnya. Hahaha… paling bagus sekalian merekamnya, nanti aku pasang di internet. Aku mau lihat masih beranikah Jovitasari ini berpura-pura di depan keluarga kita.”

“Ini tidak masalah…”

Bernard berbicara sambil mengeluarkan ponsel dan menghubungi sebuah nomor.

“Kak Bernard, aku sama teman ku pergi dulu ya…”

Lalu beberapa orang yang minum arak hinggu wajahnya memerah berjalan kearah Bernard tersenyum dan berkata.

Bernard menganggukkan kepala dan berkata: “Rambut kuning juga ikut pergi, mobil sudah tunggu didepan pintu, kalian cepat pergi.”

Beberapa orang itu menganggukkan kepala.

“Lakukan dengan baik, hubungi aku jika sudah ditangan kalian.”

Beberapa orang itu tertawa dan berkata: “Kak Bernard, ini hanya masalah kecil, kita pasti akan menyelesaikan dengan baik untuk mu…”

Disaat inilah langit mulai menggelap.

Jovitasari dan Puspita berdua berjalan keluar ke perusahaan.

Walaupun sekarang Puspita belum memberikan posisi direkturnya kepada Jovitasari, tetapi dia sudah menyerahkan semua sahamnya kepada Jovitasari, jadi dalam sekejap Jovitasari memiliki 80% dari semua sahan perusahaan, dan sisa saham itu berada ditangan karyawan lama perusahaan Tianbai.

Supir sudah membawa mobil sampai di bawah perusahaan, tetapi Puspita malah hanya tersenyum.

“Jovitasari, bagaimana jika menemaniku jalan-jalan?”

Setelah perbincangan disore hari, Puspita juga sudah mengeluarkan semua isi hatinya.

Dia sangat jelas jika sekarang perusahaan Tianbai harus berharap dengan Jovitasari agar perusahaan bisa berjalan lancar, dan terhadap pembalasan dendam dari keluarga Martin, walaupun Puspita tidak tahu harus bagaimana menghadapinya, tetapi dia tahu jika ada Industri Bir Sumedang, Perusahaan Group Shen dan bank yang mendukungnya. Walaupun keluarga Martin yang sangat besar ingin mengambil perusahaan Tianbai dalam sekejap, mungkin juga sangat sulit.

Hanya saja karena dia sudah tua, jadi banyak hal yang tidak sejelas diketahui oleh anak muda. Terutama setelah kejadiannya Rista, Puspita langsung mengerti semua kejadian ini.

Dan juga dia rencana berjalan-jalan sebentar, kemudian pergi ke villa keluarga Bai untuk menjenguk Rista.

Lagipula bagaimanapun Rista adalah cucu perempuannya, jadi bagaimanapun dia mengulah, dan tidak masuk akal, dia tetaplah cucunya.

“Baik, nenek… ini pertama kalinya anda menyebrang jalan dengan Jovitasari.”

Puspita menganggukkan kepalanya dengan wajahnya yang dipenuhi dengan senyuman, tetapi senyumannya dipenuhi dengan rasa bersalah.

“Jovita… dulu nenek…”

“Nenek, untuk apa membahas yang sudah berlalu, kamu selamanya adalah nenek yang paling ku hormati. Sini nenek, aku bantu kamu jalan, hati-hati tangga disini…

Puspita menganggukkan kepala.

Tetapi saat dia menghela nafas panjang dan barusan mau berbicara, seketika datanglah sebuah mobil van hitam yang langsung berhenti didepan mereka dua.

Pintu mobil terbuka….

“Apa yang mau kalian lakukan…”

Jovitasari belum selesai berbicara sudah mencium sebuah bau yang sangat menusuk langsung memasuki seluruh lobang hidungnya, kemudian dia merasakan ketidak jelasan didepan mata.

“Kalian… Jovita… tolong....aa…”

Kali ini seorang anak muda yang berbadan kurus langsung memukul di leher Puspita yang barusan mau meminta tolong.

Puspita yang sudah berumur 60 an tahun, biasanya keluar juga harus ada orang yang membantunya berjalan. Mengalami kejadian disaat ini, pastinya dia tidak ada waktu untuk bereaksi sama sekali, seluruh badannya langsung terjatuh dilantai setelah pukulan ini.

“Njir… siapa nenek tua ini…”

“Aih… tidak perduli lagi, bawa saja. Lagipula dia bersama Jovitasari, jadi mungkin dia adalah keluarga Bai!”

“Betul, bawa pulang saja… kalau tidak akan ada bukti, dan jika ketahuan oleh orang dan ada yang melapor polisi, mungkin kita akan gawat.”

Saat itu juga ada beberapa orang yang menganggukkan kepala, kemudian anak muda yang kurus itu langsung membawa Puspita yang sudah pingsan kedalam mobil van hitam.

Yogi dan Bernard berdua jalan keluar dari sebuah tempat pemandian, lalu mereka saling menganggukkan kepala dengan puas.

“Kak Bernard… apakah temanmu sudah ada informasi?”

Saat inilah ponsel Bernard berdering.

“Haha, mulutmu ini sungguh hebat….”

Dia langsung mengangkat ponselnya.

“Kak Bernard, semua sudah selesai dilaksanakan!”

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu